• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Psikologi Yang Terkandung Dalam Mantra Pintu

METODE PENELITIAN

D. Metode Analisa Data

4.2. Nilai-Nilai Psikologi Yang Terkandung Dalam Mantra Pintu

Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa manusia, ternyata banyak mendapatkan kesulitan karena objek penyelidikannya adalah abstrak. Tidak dapat diselidiki secara langsung tetapi diselidiki keaktifan-keaktifannya yang terlibat melalui menifestasi tingkah laku atau perbuatan. Misalnya : bila kita mempelajari tentang angin , objeknya sendiri secara lansung tidak dapat dilihat, namun dari keaktifan-keaktifannya. Bila ada daun yang bergerak atau debu

beterbangan maka akan jelas terlihat, seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa.

Jiwa bersifat abstrak maka kita dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah suatu yang tidak Nampak, tidak dapat dilihat oleh mata kita. Demikian juga hakikat jiwa, tidak seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang melalui tingkah lakunya.

Psikologi mempelajari yang meliiput i kekuatan-kekuatannya, modusnya, fungsi-fungsinya serta aktivitas-aktivitasnya. Begitu juga dengan mantra yang mempunyai kekuatan pada bait mantranya maupun makna mantra tersebut serta penjiauan dari sipengguna

mantra.kekuatan jiwa manusia sama dengan mental.mental merupakan jiwa yang meliputi kekuatan, keinginan, kekuatan, kemauan dan kondisi.

Kekuatan keinginan adalah kekuatan untuk mewujudkan objek pada sasaran. Kemauan adalah kekuatan sadar dan hidup atau menciptakan suatau yang berdasarkan perasaan dan pikiran. Kondisi adalah kekuatan untuk menyadari sesuatu. Kondisi dan perasaan dan bekerja sama dalm diri manusia. Setiap orang dapat kekuatan jiwa dengan cara yang berbeda dan dengan pendapat yang berbeda pula. Kekutan jiwa meliputi :

1. kondisi raga yaitu: kondisi jasmaniah yang mencakup keadaan kesehatan dan pertumbuhan jasmaniah. Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

2. kondisi intelektual yaitu kondisi intelektual yang mencakup kekuatan akal, kemauan, dan emosi. Kondisi intelek yan lemah menyebabkan aktifitas jiwa pun menjadi lambat dan kurang produktif.

Bekerjanya jiwa untuk badan berupa penggunaan fungsi-fungsi kejiwaan yang bukan mental. Dengan demikian tubuh digerakkan oleh jiwa untuk kelangsungan fungsi jasmaniah dengan tidak melibatkan kondisi, kemauan atau pun keinginan adapun bekerjanya jiwa dalam sistem saraf dan pikiran berupa penyerahan kekuatan-kekuatan jiwa yang lebih banayk melibatkan gerakan moral.

Demikian antara jiwa dengan raga terdapat fungsi timbal balik, yang satu melestarikan yng lain karena dekat jaraknya dan hubungan antara jiawa dan raga sehingga menjelma dalam suatu kepribadian.dengan perkataan lain, pribadi di warnai oleh keduanya yakni jiwa dan tubuh. Oleh karena itu jiwa itu tidak mungkin diamati secara langsung dengan indra kita, maka kita cenderung menilai atau mengamati pribadi seseorang dengan apa yang terwujud dalam diri orang

itu melalui penampilan dan gerakan-gerakan badaniahnya. Itu tingkah laku yang menjadi objek pengamatan.

Jiwa bekerja dengn kekuatan tertentu yang dimilikinya.tanpa kekuatan-kekuatan itu jiwa akan tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya. Soemanto, (1988;62) mengatakan ada tiga bagian jiwa manusia yang menjadi kekutan jiwa itu sendiri yakni:

1.Akal sebagai kekuatan yang terpenting dari jiwa manusia. Akal adalah bagian dari jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Dengan akal manusia dapat mengarahkan seluruh aktifitas jasmaniah dan kejiwaannya sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera.

2.Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. Spirit merupakan kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang lebih disimpulkan atau diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan.

3. Nafsu sebagai kekuatan yang menjadi stimulus gerakan fisik dan kejiwaan manusia. Nafsu itu terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi jasmaniah.

Ketiga kekuatan di atas bekerja saling menunjang bagi kelangsungan dan pertimbangan hidup manusia. Kehidupan individu yang seimbang terwujud apabila tiap-tiap kekuatan itu tidak saling mendominasi. Misalnya: nafsu mendominasi akal, maka keliruan dan kerugianlah yang dialami individu. Sebaliknya bila akal mendominasi nafsu dan spirit maka penyakit dan ketidakseimbangan psikis dan psikologi dialami oleh individu. Apabila tiga kekuatan jiwa manusia yaitu akal, spirit, dan nafsu berfungsi secara seimbang dan dinamis maka jiwa menjadi sehat dan kuat.

Aktivitas itu meliputi: pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi dan pikiran.

4.2.1. Pengamatan

Pengamatan di sini adalah pengamatan indera bukan pengamatan langsung tidak langsung.

Pengamatan merupakan fungsii sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu aktivitas prima dan jiwa dan menjadi awal dari intelektual. Objek pengamatan memiliki sifat-sifat keinginan, kesendirian, loyalitas, dan bermaterai. Subjek dapat mengadakan orientasi terhadap suatu objek karena objek itu dapat ditanggap dengan tidak tergantung pada adanya saja, namun dapat dipelajari secara langsung. Untuk memungkinkan subjek mengadakan orientasi maka dapat menggambarkan dunia pengamatan menurut aspek pengaturan.

Pengamatan masing-masing individu bersifat khas dan unik, artinya setiap pengamatan bagi setiap orang meskipun perangsangnya sama,hasilnya serta kesan-kesan yang diterimanya tidak sama benar. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan apersepsi dan proses-proses pengolahannya berbeda-beda pada setiap orang juga daya psikis yang lain (perasaan,perhatian,minat dan sebagainya) yang menyertai aktivitas pengamatan itu intensitasnya tidak sama.

Cara kerja dunia pengamatan berjumlah sama dengan jumlah alat indera. Setiap orang membedakan lima macam alat indera menurut lima macam modalited pengamatan yaitu penglihatan, pendengaran, pembauan dan pencecakan.

Mantra pintu ini cara kerja dunia pengamatan berdasarkan penglihatan. Penglihatan luar biasa yang bersifat halusinasi, misalnya :

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku! Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

(Mantra pintu, narasumber : Budiman).

Mantra di atas halunisasi terjadi pada penulis. Penulis melihat suatu objek pada hal objek itu tidak ada. Misalnya : Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku/ karena telah ade penjaga pintu/ berduka kau membinasa rumahku/ berkat kalimat laillahlah.

Kalimat di atas memperlihatkan bahwa ada kuasa yang menjaga halaman rumah beserta isinya berkat Allah. Halunisasi penulis melihat bahwa bahwa siapa pun dengan sengaja maupun tidak hendak masuk ke rumahnya akan durhaka.

4.2.2. Tanggapan

Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran, kesan, ide yang dihasilkan dari penggamatan. Tanggapan merupkan unsur dasar jiwa manusia. Tanggapan dianggap sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan. Tanggapan yang diperoleh dari pengindraan atau pengamatan ada yang masuk ke dalam kesadaran dan bertahan di dalamnya, namun kebanyakan berada di bawah sadar.

Tanggapan yang mengendap di bawah kesadaran dapat muncul kembali ke alam kesadaran. Tanggapan-tanggapan yang semula memang berada di ambang kesadaran selalu ada dan sering pula muncul secara mekanis ke alam kesadaran. Tanggapan-tanggapan yang lemah adalah statis/diam, sedangkan tanggapan-tanggapan yang kuat lebih besar u tuk kembali kea lam kedadaran. Munculnya tanggapan-tanggapan ke alam kesadaran menunggu adanya perangsang yang relevan atau dapat bersatu dengan tanggapan yang bersangkutan. Hal ini terjadi dengan menggunakan tanggapan ingatan ataupun antisipasi tanggapan yang akan datang, kecuali pada bayi yang tanggapan ingatan, dan fantasi yang belum berfungsi.

Tanggapan yang dapat penulis lihat pada mantra pintu (narasumber, Budiman) adalah jika seseorang ingin aman dari segala bentuk kejahatan dari rumahnya maka boleh memakai mantra ini. Seseorang harus mempunyai ingatan yang baik agar mantra tersebut akan berfungsi. Sebelum itu mantra tersebut harus dipakai agar aman (tidak mampan dari jenis kejahaan, misalnya : kemalingan, perampokan kedalam rumah dan lain-lain. Dengan mempergunakan mantra ini kita akan aman.

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu

Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku! Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

4.2.3. Ingatan

Menggingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan mencapkan secara aktif. Kesan-kesan yang tertingal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian itu disimpan untuk sewaktu-waktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kean-kesan itu disebut daya ingatan.

Sifat-sifat daripada yang baik adalah cepat, kuat, luas dan siap. Sifat cepatt berlaku untuk aktif mencamkan. Sifat setia, kuat, dan luas itu berlaku dalam hal menyimpan. Sifat berlaku dalam hal memproduksi kesan-kesan. Dengan demikian kita dapat menyebutkan adanya berbagai sikap ingat itu yang baik. Ingatan dikatakan cepat, bila dalam mencamkan kesan-kesan itu tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan lama. Ingatan dikatakan luas apabila kesan-kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah diproduksikan ke alam kesadaran.

Sifat-sifat ingatan pada tiap-tiap orang berbeda-beda. Ada orang yang dapat menyimpan kesan-kesan dalam waktu yang lama, tidak lekas dilupakan dan ada yang sebaliknya. Ada yang

mudah menginggat dimana saja, tetapi ada juga yang sukar mengingat sesuatu setiap saat jika tidak pada waktu dan tempat yang tertentu, misalnya : mantra pintu (narasumber, Budiman) mempunyai bait yang lumayan panjang. Jika mantra tersebut ingin digunakan, maka si pemakai mantra harus memoliki sifat ingatan yang baik yaitu bersifat ingatan yang cepat, setia, kuat, luas, dan siap. Setiap bait tidak boleh hilang karena bila satu kalimat (kata) dalam setiap bait terlupakan maka mantra tersebut tidak memiliki kekuatan gaib lagi untuk dipergunakan.

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

4.2.4. Fantasi

Fantasi merupakan daya cipta untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Di dalam fungsi daya fantasi menyertai daya pengamatan dan daya berpikir manusia. Di dalam penyertaan terhadap penggamatan yang baik, tetapi kadang-kadang juga merusak atau mengacau proses dnhasil penggamatan.

1. Fantasi sengaja secara pasif, yaitu yang tidak dikendlikan oleh pikiran dan kemauan

2. Fantasi sengaja secara aktif, yaitu yang dikendalikan oleh fikiran dan kemauan.

Fantasi bersifat mengabstraksikan, apaabila fantasi itu membentuk gambaran dengan menghilangkan bagian-bagian diantaranya. Fantasia bersifat mendeterminasikan, apabila fantasi itu membentuk gambaran baru dengan menggunakan skema tertentu. Fantasi bersifat mengkombinasikan, apabila fantasi itu menggabungkan beberapa tanggapan.

Fantasi memiliki faedah dan keburukan bagi manusia. Adapun faedah fantasi bagi manusia ialah :

1. Untuk menerima, menambah dan memajukan ilmu pengetahuan

2. Untuk menciptakan kesenian dan teknik

3. Untuk membentuk watak dan pribadi yang baik

4. Bagi kehidupan fants, memungkinkan kita menghindarkan diri dari kesusahan dan kesulitan hidup, menimbulan cita-cita dan perasaan yang luhur.

Dengan singkat, adanya fantasi maka kebutuhan manusia akan semakin berkembang maju dan semakin tinggi.

Keburukan fantasi bagi manusia adalah :

1. Dapat menyebabkan orang meninggalkan relitas, kemudian menjadi pelamun, menjadi apatis, takut menghadapi kesukaran dan kepahitan hidup.

2. Dapat menimbulkan pikiran dan perasaan yang rendah, yang bersifat asusila dan social. 3. Dapat menimbulkan rasa takut dan takhul yang merugikan diri seseorang.

Di dalam pikiran kita, mantra pintu ini (narasumber, Atok Oka botol) berfantasi secara aktif. Di dalam isi mantra ini merupakan memagari seluruh rumah agar orang yang ingin berbuat kejahatan tidak boleh masuk ke dalamnya. Dalam pekirannya timbul fantasi bahwa orang yang ingin berbuat jahat itu, terkena kutukan atau cercaan dari kalimat yang keluar dari si pengguna mantra.

Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi

Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman

Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa

Dengan apa yang kau lihat.

4.2.5. Pikiran

Suatu kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang terkontrol oleh akal. Akal merupakan sebagai kekuatan yang berguna mengendalikan pikirin. Berpikir berarti meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang

dimaksud dengan pengetahuan disini mencangkup segala konsep, gagasan, dan pengeeertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia itu sendiri.

Berpikir merupakan daya yang paling utama dan merupakan cirri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Sala satu modus daripada jiwa manusia adalah perhatian . perhatian merupkan pemusatan pikiran yang tertuju kepada sesuatu hal. Ini sebenarnya kurng tepat dan bahkan perhatian itu bukan suatu fungsi, melainkan modus suatu fungsi.

Terciptanya mantra pintu ini (narasumber Budiman), disebabkan ketidaktenangan seseorang untuk meninggalkan rumahnya. Maka terpikirlahh bagaimana caranya agar rumah itu dapat aman walaupun ditinggalkan pemiliknya.

Dengan mempergunakan mantra ini, rumah tersebut dapat aman walaupun ditinggal pergi oleh pemiliknya.

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah.

Hubungan antra manusia dengan alam di luar kesadaran manusia atau dunia gaib sebagaimana dalam praktek perbuatan religious dan magis dapat dilaksanakan oleh siapapun, namun jika urusan berkomunikasi dengan dunia gaib itu berkenaan dengan urusan yang penting, orang akan meminta bantuan kepada orang yang dianggap ahli, berwenang atau professional. Mantra dapat dipakaai oleh siapapun namun, dalam hal-hal khusus yang luar biasa, pada saat seseorang merasa tidk mampu untuk melaksanakannya urusan penggunaan mantra diserahkan kepada pemilik mantra yang professional. Dalam hal demikian pemilik mantra berfungsi sebagai perantara antara seseorang yang memiliki maksud tertentu dengan dunia gaib. Pemilik mantra sesuai positif dan negative dari hasil pekerjaannya itu, pawang dan tukang sihir.

Dukun atau pawang adalah orang yang memiliki keahlian untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan tenaga gaib, baik dengan meminta pertolongan roh-roh atau mahluk halus maupun dengan kekuatan gaib yang dimilikinya sendiri. Pawang itu ada dua macam yaitu, pawang famili dengan pawang mediamik. Pawang famili kedudukannya sebagai kepala dari suatu persekutuan, baik itu besar maupun kecil sehingga berperan memegang pemimpin dalam upacara-upacara keagamaan atau magis.

Pada Masyarakaat Melayu, seorang pawang famili mengetahui perihal rumus-rumus keagamaan/magis, resep-resep obat dan petunjuk sihir. Tukang sihir adalah dukun yang menghormati kekuatan hitam atau mahluk-mahluk jahatt lainnya. Maksudnya ialah untuk meminta pertolongan dalam melakukan magis hitam dengan rahasia sekali. Oleh karena itu, perbuatan tukang sihir banyak merugikan orang lain demi keuntungan pribadi, sehingga dianggap musuh masyarakat. Pada upacara ritual pawang atau dukun melakukan mediasi. Dalam mediasi seseorang mencapai perubahan dengan melakukan ritual dan latihan tertentu. Latihan tersebut antara lain mengendalikan dan mengatur pernafasan, membatasi lapangan perhatian ,

mengambil posisi yoga dan membentuk citra mental terhadap suatu peristiwa atau symbol. Hasilnya adalah perubahan status subjektif ringan namun menyenangkandimana individu merasa rileks secara fisik maupun mental. Sebagian individu setelah banyak berlatih mediasi, memiliki pengalaman mistik dimana mereka kehilangan kesadaran terhadap dirinya sendiri dan merasa terlibat dalam kesadaran yang lebih besar.teknik meditasi yang dapat menyebabkan erubahan kesadaran tersebut berasal dari jaman kuno dan direpresentasikan pada banyak kehidupan religius di bumi.

Dokumen terkait