PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
7. Pemilihan Tindakan
5.2.2.6. Analisis Cabang Logika (LTA)
Analisis Cabang Logika (LTA) memberikan prioritas pada setiap mode kerusakan dan melakukan peninjauan terhadap fungsi dan kegagalan fungsi. Prioritas suatu mode kerusakan dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA.
LTA mengandung informasi mengenai nomor dan nama kegagalan fungsi, nomor dan mode kerusakan, analisis kekritisan dan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Analisis kekritisan menempatkan setiap mode kerusakan ke dalam satu dari empat kategori. Empat hal yang penting dalam analisis kekritisan yaitu sebagai berikut:
- Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi gangguan dalam sistem?
- Safety, yaitu apakahmodekerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? - Outage, yaitu apakahmodekerusakan ini mengakibatkan mesin berhenti? - Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori, yakni:
1. Kategori A (Masalah Keselamatan) 2. Kategori B (Masalah Gangguan Sistem) 3. Kategori C (Masalah Ekonomi)
4. Kategori D(Masalah Tersembunyi)
Penyusunan Analisis Cabang Logika (LTA) berdasarkan wawancara dengan operator bagian perlengkapan teknik pada PT. Intan Suar Kartika mengacu
pada pertanyaan yang ada pada struktur Analisis Cabang Logika (LTA), gambar 5.6 berikut adalah Analisis Cabang Logika (LTA) untuk komponen electric motor.
Gambar 5.6. Struktur Analisis Cabang Logika (LTA)ElectricMotor Tabel 5.7. berikut menunjukkan Analisis Cabang Logika (LTA) dari setiap komponen mesin pada subsistem dalam bentuk tabel.
5.2.2.7. Pemilihan Tindakan
Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Jika tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan, tindakan standar yang harus dilakukan bergantung pada konsekuensi kegagalan yang terjadi. Pemilihan tindakan didasari dengan menjawab pertanyaan penuntun
(selection guide) yang disesuiakan pada road map pemilihan tindakan. Beberapa kategori tindakan pencegahan tersebut antara lain:
7. Berdasarkan Kondisi (CD), tindakan yang diambil yang bertujuan untuk mendeteksi kerusakan dengan cara visual inspection, memeriksa alat, serta memonitoring sejumlah data yang ada. Apabila ada pendeteksian ditemukan gejala-gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen.
8. Berdasarkan Waktu (TD), tindakan yang bertujuan untuk melakukan pencegahan langsung terhadap sumber kerusakan yang didasarkan pada waktu atau umur komponen.
9. Berdasarkan Menemukan Kegagalan (FF), tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala.
Contoh pengisian tabel pemilihan tindakan untuk komponenelectricmotor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komponen yang mengalami kerusakan adalahelectricmotor
2. Gejala yang mungkin dapat diidentifikasi adalah electric motor tidak berfungsi.
3. Selection guide(mode kerusakanelectricmotor tidak berfungsi):
1. Apakah hubungan kerusakan denganage reliabilitydiketahui? : N 2. Pertanyaan 2 dilewat
3. Apakah tindakan CD dapat digunakan? : Y
5. Pertanyaan 5 dilewat
6. Apakah tindakan yang dipilih efektif? : Y
7. Pertanyaan 7 dilewat
4. Selection Task : berdasarkan waktu (CD)
Gambar 5.7.Road MapPemilihan Tindakan KomponenElectricMotor Tabel 5.8. menunjukkan road map pemilihan tindakan komponen dalam bentuk tabel.
Tabel 5.6. FMEAWorksheet
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
No Komponen KegagalanMode KegagalanPenyebab Efek Kegagalan
Subsistem Local System Plant S O D RPN
Pencucian Wirerod
1 ElectricMotor Electric motortidak berfungsi
Overheated Blower tidak aktif Wirerodbasah akan menumpuk di bak dryer Jumlahwirerodke bagian penarikan kawat menjadi berkurang Produksi paku menurun 10 2 1 20 Sambungan dengan power supply terputus Target produksi tidak dapat dipenuhi 2 Kumparan Kumparanmeleleh Overheated Wirerodmenumpuk di bakbasah akan
dryer Jumlahwirerodke bagian penarikan kawat menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 4 4 128
3 Kipas Kipas tidakberfungsi
Korosi Blower tidak aktif
Wirerodbasah akan menumpuk di bak dryer Jumlahwirerodke bagian penarikan kawat menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 3 4 96
Kotor
Grease kurang
Penarikan
Kawat 1 ElectricMotor Electric motortidak berfungsi
Overheated
Drawing machine tidak aktif
Kawat tidak dapat ditarik menjadi ukuran yang diinginkan Pasokan kawat ke bagian pembuatan paku menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
10 2 1 20
Sambungan dengan power supply terputus
Tabel 5.6. FMEA (Lanjutan)
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
Subsistem No Komponen KegagalanMode KegagalanPenyebab Efek Kegagalan
Local System Plant S O D RPN
Penarikan Kawat
2 Lubricationsystem Oil tersendat Kotor
Komponen mesin menjadi cepat rusak karena panas Mesin berhenti
Kawat tidak dapat ditarik menjadi ukuran yang diinginkan Pasokan kawat ke bagian pembuatan paku menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi 6 2 3 36
3 Bearing Gerakan mesintidak stabil Aus
Mesin berhenti Pasokan kawat kebagian pembuatan paku menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi 9 4 4 144 Overload Pemasangan tidak tepat
4 Chuck Chuck tidakdapat berputar
Korosi Kawat putus Kawat tidak dapat
ditarik menjadi ukuran yang diinginkan
Produksi paku menurun
8 2 3 48
Grease kurang wirerodakan menumpuk di bagian tarik kawat
Pemasangan
tidak tepat Pasokan kawat kebagian pembuatan paku menjadi berkurang
Target produksi tidak dapat dipenuhi
Tabel 5.6. FMEA (Lanjutan)
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
No Komponen KegagalanMode KegagalanPenyebab Efek Kegagalan
Subsistem Local System Plant S O D RPN
Penarikan
Kawat 5 Dies Dies patah
Aus
Ukuran kawat tidak dapat diperkecil
Kawat tidak dapat ditarik menjadi ukuran yang diinginkan Produksi paku menurun 8 6 3 144 Pemasangan tidak tepat
overload Pasokan kawat kebagian pembuatan
paku menjadi berkurang
Target produksi tidak dapat dipenuhi Grease kurang
Pembuatan Paku
1 ElectricMotor Electric motortidak berfungsi
Overheated
Nail making machine tidak aktif
Paku tidak dapat dibentuk
Pasokan paku ke bagianpolishmenjadi berkurang
Produksi paku menurun
Target produksi tidak dapat dipenuhi
10 2 1 20
Sambungan dengan power supply terputus 2 Lubricationsystem Oil tersendat Kotor
Komponen mesin menjadi cepat rusak karena panas Mesin berhenti
Paku tidak dapat dibentuk
Pasokan paku ke bagianpolishmenjadi berkurang
Produksi paku menurun
Target produksi tidak dapat dipenuhi
6 2 3 36
3 Bearing Gerakan mesintidak stabil
Aus Gerakan perputaran
mesin tidak stabil Mempengaruhi pergerakan/perputar an chuck
Waktu produksi menjadi lebih lama Chuck menjadi cepat rusak
Produksi paku menurun
Target produksi tidak dapat dipenuhi
9 4 4 144
Overload
Pemasangan tidak tepat
Tabel 5.6. FMEA (Lanjutan)
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
No Komponen KegagalanMode Penyebab Kegagalan Efek Kegagalan
Subsistem Local System Plant S O D RPN
Pembuatan Paku
4 Chuck Chuck tidakdapat berputar
Korosi wirerod menumpuk di bagian pembuatan paku Mesin berhenti Pasokan kawat ke bagianpolish menjadi berkurang Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 2 3 48
Grease kurang
Pemasangan tidak tepat Overload
5 Gears Gear rusak
Korosi Kawat yang masuk ke mesin pembuat paku tidak lurus Paku yang dihasilkan tidak lurus Cacat produksi bertambah Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 2 3 48
Grease kurang
Pemasangan tidak tepat Overload
6 Die grip Die grip patah
Grease kurang
Paku tidak dapat dibentuk Pasokan paku ke bagianpolish menjadi berkurang Cacat produksi bertambah Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 2 3 48
Pemasangan tidak tepat
7 Hammer Hammer patah
Overload
Topi paku tidak terbentuk Paku yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan Cacat produksi bertambah Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 6 3 144
Aus
Tabel 5.6. FMEA (Lanjutan)
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
No Komponen KegagalanMode Penyebab Kegagalan Efek Kegagalan
Subsistem Local System Plant S O D RPN
Pembuatan
Paku 8 Cutter Cutter patah
Aus
Ujung paku tidak terbentuk Paku yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan Cacat produksi bertambah Produksi paku menurun Target produksi tidak dapat dipenuhi
8 6 3 144
Pemasangan tidak tepat Grease kurang
Polish
1 ElectricMotor Electric motortidak berfungsi
Overheated
Polish machine tidak aktif
Paku tidak dapat dipolish
Pasokan paku ke bagianpacking menjadi berkurang
Target produksi
tidak dapat dipenuhi 10 2 1 20 Sambungan dengan
power supply terputus
2 BantalanPolish Gerakan mesintidak stabil
Grease kurang Gerakan perputaranmesin tidak stabil Waktupolish menjadi lebih lama Mesin
mengeluarkan suara bising
Waktu produksi menjadi lebih lama Mesinpolish menjadi lebih cepat rusak
Target produksi
tidak dapat dipenuhi 6 2 3 36
Overload
4 Jaring Polish Jaring polishkoyak
Overload
Paku jatuh keluar
Proses produksi delay karena operator harus mengumpulkan paku yang bercampur dengan sekam padi Target produksi
tidak dapat dipenuhi 7 2 2 28
Tabel 5.6. FMEA (Lanjutan)
FMEA WORKSHEET SISTEM: PRODUKSI PAKU
No Komponen KegagalanMode KegagalanPenyebab Efek Kegagalan
Subsistem Local System Plant S O D RPN
Packing
1 ElectricMotor Electric motortidak berfungsi
Overheated
Conveyor tidak aktif Waktu produksimenjadi lebih lama Target produksitidak dapat dipenuhi 10 2 1 20 Sambungan dengan
power supply terputus 2 Roller Gerakan rollertidak stabil Grease kurang
Conveyor tidak berfungsi
Paku menumpuk di bagian pengepakan
Waktu produksi
menjadi lebih lama Target produksitidak dapat dipenuhi 6 2 4 48 overload
3 Belt Belt kendur Pemasangan tidaktepat
Conveyor tidak berfungsi
Paku menumpuk di bagian pengepakan
Waktu produksi
Tabel 5.7. LTA (Logic Tree Analysis) Major
Subsistem No. Parts FailureMode Failure Causes Critically Analysis
Evident Safety Outage Category
Pencucian Wirerod
1 Electric Motor Electricmotor tidak berfungsi
Overheated
Y Y - A
Sambungan dengan power supply terputus
2 Kumparan Kumparanmeleleh Overheated Y N Y B
3 Kipas Kipas tidakberfungsi
Korosi Y N Y B Kotor Grease kurang Penarikan Kawat
1 Electric Motor Electricmotor tidak berfungsi
Overheated
Y Y - A
Sambungan dengan power supply terputus
2 Lubrication system Oil tersendat Kotor Y N Y B
3 Bearing Gerakanmesin tidak stabil
Aus
Y N Y B
Overload
Pemasangan tidak tepat
4 Chuck Chuck tidakdapat
berputar
Korosi
Y N Y B
Grease kurang
Pemasangan tidak tepat Overload
5 Dies Dies patah
Aus
Y N Y B
Pemasangan tidak tepat overload
Tabel 5.7. LTA (Lanjutan) Major
Subsistem No. Parts FailureMode Failure Causes Critically Analysis
Evident Safety Outage Category
Pembuatan Paku
1 Electric Motor Electricmotor tidak berfungsi
Overheated
Y Y - A
Sambungan dengan power supply terputus
2 Lubrication system Oil tersendat Kotor Y N Y B
3 Bearing Gerakanmesin tidak stabil
Aus
Y N Y B
Overload
Pemasangan tidak tepat
4 Chuck Chuck tidakdapat
berputar
Korosi
Y N Y B
Grease kurang
Pemasangan tidak tepat Overload
5 Gear Gear rusak
Korosi
Y N Y B
Grease kurang
Pemasangan tidak tepat Overload
6 Die grip Die grippatah
Grease kurang
Y N Y B
Tabel 5.7. LTA (Lanjutan) Major
Subsistem No. Parts FailureMode Failure Causes Critically Analysis
Evident Safety Outage Category
7 Hammer Hammerpatah
Overload
Y N Y B
Aus
Pemasangan tidak tepat
8 Cutter Cutter patah
Aus
Y N Y B
Pemasangan tidak tepat Grease kurang
Polish
1 Electric Motor Electricmotor tidak berfungsi
Overheated
Y Y - A
Sambungan dengan power supply terputus 2 Bantalan Polish Gerakanmesin tidak
stabil
Grease kurang
Y N Y B
Overload
3 Jaring Polish Jaring polishkoyak Overload Y N Y B
Korosi
Pzcking
1 Electric Motor Electricmotor tidak berfungsi
Overheated
Y Y - A
Sambungan dengan power supply terputus 2 Roller Gerakanroller tidak
stabil
Grease kurang
Y N Y B
overload
Tabel 5.8. Pemilihan Tindakan
Major Subsistem No. Parts Failure Mode Selection Guide Selection Task
1 2 3 4 5 6 7