• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

7. Pemilihan Tindakan

5.2.2.3. Penjelasan Sistem dan Blok Diagram Fungsi

Dalam tahap ini informasi yang harus dikembangkan yaitu penguraian sistem, blok diagram fungsi, danSystem Work Breakdown Structure(SWBS).

Suatu sistem dapat dideskripsikan dengan berdasarkan fungsi dari subsistemnya. Fungsi dari sistem produksi paku adalah untuk membuat paku sesuai dengan ukuran yang diinginkan dari wirerod. Sedangkan fungsi subsistem yang mendukung jalannya fungsi utama adalah:

1. PencucianWirerod

Proses pencucian wirerod di PT. Intan Suar Kartika menggunakan alat berupa pickling (acid Boxes),yaitu sederetan bak yang terdiri dari tiga buah bak yang digunakan untuk membersihkan wirerod dari kotoran berupa karat, minyak dan debu. Masing-masing Bak-bak ini berisi larutan asam sulfat, air dan larutan kapur tohor (Ca(OH)2).

Bahan baku wirerod diangkut satu persatu dari bak yang satu ke bak berikutnya dengan menggunakan alat material handling berupa hoist crane. Wireroddalam bentuk gulungan besar dimasukkan ke dalam bak yang berisi asam sulfat untuk dibersihkan dari karat dan kotoran lainnya. Wirerod direndam dalam larutan asam sulfat tersebut kurang lebih 1 menit. Setelah itu wireroddimasukkan ke dalam bak berikutnya yang berisi air untuk dicuci dan dibilas supaya bersih dari sisa asam yang masih melekat. Proses pencucian berlangsung selama 5 menit. Setelah itu, dilanjutkan ke bak berikutnya yang berisi larutan kapur tohor dan dipasang pemanas gas untuk memanaskan campuran serta kipas pengaduk untuk memutar larutan kapur agar tidak mengalami pengendapan. Panas yang dialirkan

oleh pemanas gas berkisar 80OC selama 5 menit yang bertujuan untuk menetralisir wirerod agar tidak terjadi proses oksidasi logam yang dapat menyebabkan pelapukan dan perkaratan padawirerod.

Kawat yang telah bebas dari karat dikeringkan dalam bak dryer dengan jalan mengalirkan udara panas ke dalam bak dengan menggunakan 2 buahblower. Panas pengeringan sekitar 150OC selama 20 sampai 40 menit.

2. Proses Tarik Kawat

Setelah dari bak dryer, wirerod selanjutnya diangkut dengan lory ke stasiun tarik kawat (drawing machine). Drawing machine adalah mesin khusus untuk penarikan wirerod menjadi kawat dengan ukuran diameter tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Drawing machine dilengkapi dengan sejenis alat yang disebut dengan dies box yang terdiri dari dua buah dies berbentuk cincin dengan ukuran diameter yang berbeda. Diameter tempat masuknya kawat lebih besar dari diameter untuk keluar. Dengan adanya perbedaan diameter yang semakin kecil, akhirnya didapat kawat dengan ukuran yang dikehendaki.

Gulunganwireroddimasukkan ke dalam keranjang besi dimana keranjang ini berada diatas piringan besi yang dapat berputar. Ujung wireroddipasang pada drawing machine dan dimulailah proses tarik kawat. Setiap melewati dies box diameter kawat akan berkurang secara bertahap. Misalnya untuk menghasilkan kawat diameter 3,76 mm, maka wirerod diameter 5,5 mm akan berkurang secara bertahap pada dies kedua menjadi 5 mm, kemudian 4,27 mm, sampai akhirnya menjadi 3,76 mm.

Apabila dalam proses penarikan dijumpai kawat yang terputus atau terpisah, maka dapat dilakukan penyambungan dengan menggunakan welder (sejenis alat las listrik). Kualitas kawat yang mengalami penyambungan sama dengan kualitas kawat yang tidak disambung. Kawat yang dihasilkan setelah melewati proses drawing machine disebut bahan setengah jadi. Dari proses tersebut, kawat dibawa ke tempat pembuatan paku.

3. Proses Pembuatan Paku

Pada proses pembuatan paku, paku akan dicetak atau dibentuk dengan mesin khusus pengubah kawat menjadi paku dengan ukuran tertentu. Mesin pembuat paku ini bekerja secara otomatis dimana kawat yang masuk ke dalam mesin ini keluarnya sudah berupa paku.

Kawat gulungan yang berasal dari drawing machine dimasukkan dalam keranjang besi yang terletak diatas piringan besi yang dapat berputar. Piringan besi tersebut kemudian dibawa ke stasiun pembuatan paku. Ujung kawat dari piringan besi tersebut dipasang pada working tools mesin yaitu wire feeding rollersatauchucksatau penarik kawat untuk menarik kawat. Kawat ditarik masuk ke nail box yang membentuk leher paku kemudian die grip menjepit kawat, sementara itu martil memukul kawat sehingga terbentuk kepala paku. Setelah itu cutter membentuk ujung runcing dari paku dan memotongnya. Kemudian paku bergerak ke arah crank shaft dan connecting rod untuk dialirkan ke tempat keluaran pada mesin. Paku yang terbentuk ditampung dalam kotak aluminium untuk dibawa ke stasiun kerja berikut untuk proses selanjutnya.

Padanails making machineatau mesin pembuat leher paku terdapat empat working tools yang sangat mempengaruhi mutu paku, yaitu feeding rollers (chucks), die grip, hammer dan cutter. Keempat working tools ini harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan jenis paku yang akan dibuat agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Ukuran dari setiap working tools bervariasi sesuai dengan tipe mesin pembuat paku. Paku yang rusak berat dibawa ke tempat penumpukan, sedangkan paku dengan kualitas yang baik dibawa ke mesin polish paku untuk mengilatkan paku.

4. ProsesPolish

Proses polish berfungsi untuk mengilapkan paku yang telah selesai dikerjakan dimesin paku dan untuk menanggalkan sayap-sayap yang terdapat pada ujung runcing paku. Proses ini menggunakan mesin polish yang terdiri dari tong polish persegi delapan, motor penggerak dan tutup jaring. Paku dimasukkan ke dalam tongpolishlalu dicampurkan dengan sekam padi. Dengan alat angkut hoist crane, tong polish yang telah ditutup rapat dipasangkan pada poros motor penggerak dan diputar selama 30 menit. Setelah itu tutup tong polish ditukar dengan tutup jaring, fungsinya untuk mengeluarkan sekam padi sehingga yang tertinggal hanya paku yang sudah bersih.

Paku-paku yang telah selesai dipolishdikirim ke bagian pengepakan untuk dikepak sesuai dengan berat dan ukurannya dan kemudian ditimbang dan dilanjutkan ke gudang produk jadi.

5. ProsesPacking

Setelah proses polish, paku diangkut dengan lori ke bagian pengepakan. Paku-paku tersebut kemudian dituang ke dalam sebuah bak khusus yang selanjutnya sedikit demi sedikit jatuh ke atas mesin magnetik conveyor yang bergerak ke atas tempat timbangan berada. Pada saat terjadi penimbangan paku sesuai dengan ukurannya, dari arah yang berlawanan conveyor membawa kotak-kotak kosong yang nantinya terisi setelah paku yang telah ditimbang di bagian atas berjatuhan.

Setelah kotak-kotak tadi terisi paku,conveyormembawanya ke timbangan kedua. Pada timbangan kedua diperiksa oleh satu operator apakah telah sesuai dengan berat yang diinginkan, jika berlebih akan dikurangi dan jika kurang akan ditambah. Selanjutnya kotak-kotak paku yang telah selesai pada penimbangan kedua diberikan band tape dan dilem listrik sehingga bersih dan kuat. Untuk sementara kotak-kotak itu diletakkan diatas rak-rak papan yang selanjutnya diangkut ke gudang dengan menggunakanforklift.

Blok diagram fungsi dari sistem produksi paku dapat digambarkan seperti gambar 5.4 berikut ini

Berdasarkan penjabaran sistem ke dalam subsistem maka dapat dibentuk suatu System Work Breakdown Structure (SWBS). Pada SWBS, akan digambarkan komponen-komponen utama yang berhubungan dengan fungsi sistem. Gambar 5.5 berikut adalah struktur System Work Breakdown Structure (SWBS) dari sistem produksi paku.

System Work Breakdown Structure (SWBS) untuk setiap subsistem dari sistem produksi paku dapat diuraikan masing-masing dalam bentuk tabel pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. SWBS Sistem Produksi Paku

Kode Mesin Kode Part

A Blower A.1 Electric Motor

A.2 Kumparan A.3 Kipas

B Drawing Machine B.1 Electric Motor B.2 Lubrication System B.3 Bearing

B.4 Chuck B.5 Gear B.6 Dies

C Nail Making Machine C.1 Electric Motor C.2 Lubrication System C.3 Bearing C.4 Chuck C.5 Gear C.6 Die grip C.7 Hammer C.8 Cutter

D. Polish Machine D.1 Electric Motor D.2 Bantalan Polish D.3 Jaringpolish

E Conveyor E.1 Electric Motor

E.2 Roller E.3 Belt

Dokumen terkait