• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dijelaskan sebelumnya maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis cluster, yang digunakan untuk mengkombinasikan pengukuran secara keseluruhan kasus yang bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi gaya hidup konsumen Discovery Shopping Mall. Perhitungan analisis cluster mempergunakan program komputer SPSS for Windows.

Menurut Malhotra (2010 : 320), analisis cluster dalam pemasaran dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

a. Segmentasi; misalnya mengelompokkan konsumen atas

dasar mencari keuntungan dalam pembelian sebuah produk.

b. Memahami tentang perilaku konsumen; analisis cluster dapat digunakan untuk mengidentifikasi grup-grup homogen dari pembeli. c. Mengidentifikasi peluang produk

baru; analisis cluster dapat menentukan penggolongan promosi dan produk, pesaing, dan pasar.

d. Pemilihan pasar uji; pengelompokan kota menjadi

cluster homogen, memungkinkan

untuk dapat diperbandingkan dalam memilih kota bagi uji variasi-variasi strategi pemasaran.

e. Mengurangi data; analisis cluster dapat digunakan sebagai alat pengurangan data secara umum,

untuk mengembangkan penggolongan atau sub-grup

sehingga data itu lebih dapat diatur daripada observasi secara individual.

Malhotra (2010 : 319) menguraikan bahwa, seperti halnya analisis faktor, dalam analisis cluster dilakukan pengujian terhadap hubungan

interindependen dari serangkaian

variabel. Dalam analisis cluster tidak dibedakan antara variabel dependen dan variabel independen. Tujuan utama dari analisis cluster adalah untuk mengelompokkan obyek berdasarkan variabel atau kriteria yang dipertimbangkan. Obyek dalam satu

cluster memiliki penilaian yang relatif

homogen terhadap suatu variabel/pernyataan, dan penilaian ini benar-benar berbeda dengan penilaian obyek yang ada di cluster lainnya.

Analisis cluster digunakan mengingat analisis ini merupakan suatu

prosedur multivariate untuk

mengelompokkan individu-individu ke dalam cluster-clustrer berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu.

Cluster juga biasanya digunakan untuk

melakukan proses segmentasi sejumlah responden berdasarkan ciri-ciri sejumlah atribut yang ada. Analisis

cluster pada dasarnya melakukan pembentukan sub kelompok berdasarkan prinsip kesamaan (similarity). Responden yang saling berdekatan atau memberi jawaban/respon yang kurang lebih sama

akan masuk ke dalam sub kelompok (cluster) yang sama. Sedangkan mereka yang berjauhan akan dikelompokkan pada sub kelompok lain yang memberi respon mirip-mirip dengan dirinya.

Tahapan-tahapan yang termasuk dalam penentuan analisis

cluster pada Malhotra (2010 : 322)

dapat ditunjukkan sebagai berikut : a. Formulasi Permasalahan

Bagian penting dari formulasi penggolongan permasalahan adalah memilih variabel dimana

penggolongan itu berbasis. Penggolongan dari satu atau dua variabel mungkin menyimpang, namun penggunaan itu merupakan solusi dari penggolongan. Pada dasarnya seperangkat dari penyeleksian variabel seharusnya menggambarkan kesamaan antara obyek dalam jangka waktu yang relevan untuk permasalahan riset pemasaran, dimana variabel harus dipilih berdasarkan pada riset sebelumnya, teori, atau sebuah pertimbangan dari pendugaan yang sedang diuji. Pada riset

exploratory, peneliti harus

mempergunakan pertimbangan dan intuisi.

b. Pemilihan Pengukuran Jarak (Distance)

Tujuan dari clustering adalah untuk kesamaan kelompok yang mempunyai maksud yang sama,

beberapa pengukuran dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana kesamaan atau perbedaan tujuan tersebut. Pada umumnya, pengukuran jarak yang digunakan adalah pengukuran dari kesamaan

euclidean distance. Euclidean distance merupakan penjumlahan

pangkat dua dari perbedaan kuadrat dalam nilai untuk tiap variabel. Jika variabel yang diukur dalam perbedaan unit luas, pemecahan

clustering akan dipengaruhi oleh

unit dari pengukuran. c. Pemilihan Prosedur Cluter

Terdapat dua macam prosedur

cluster, yaitu : hierarchical

clustering dan nonhierarchical clustering atau sering disebut

sebagai pengelompokkan dengan rata-rata sebanyak k. Dalam penelitian ini digunakan analisis

merupakan karakteristik dari pengembangan hirarki atau struktur pohon, hal ini dilakukan mengingat analisis hierarchical hanya menghasilkan jumlah seed dari

cluster yang terbentuk, sehingga

akan kurang memberikan informasi secara menyeluruh terutama dalam penentuan nama cluster.

Pendekatan ini dimulai dengan semua responden sebagai satu kesatuan cluster, kemudian

membelah dan saling membagi membentuk kelompok-kelompok, dimana dalam bentuk yang ekstrim, seluruh sampel itu akan membentuk cluster-cluster yang masing-masing hanya akan terdiri dari satu responden (a single objek

cluster).

Analisis cluster akan

mengelompokkan responden-responden berdasarkan kedekatan

satu dengan yang lainnya, dimana pengelompokan ini diistilahkan dengan linkage. Metode linkage ada beberapa yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik dan dari berbagai metode tersebut, terdapat lima metode

linkage yang lazim digunakan

dalam riset-riset pemasaran (Kasali dalam Dewi, 2002 : 73), antara lain:

a) Single linkage atau pendekatan tetangga terdekat (nearest

neighbor approach) adalah

metode yang paling sederhana yaitu setiap responden yang letaknya paling dekat, akan digabungkan terlebih dahulu dengan pasangannya masing-masing. Kemudian, responden lain yang berada diluar pasangan ini yang jaraknya paling dekat akan digabungkan

lagi ke dalam cluster yang sudah terbentuk tadi.

b) Complete linkage atau metode bersahabat pada tetangga jauh (futher neighbor approach), pendekatan ini mengukur jarak antara cluster berdasarkan titik pada masing-masing cluster yang letaknya berjauhan. Tetapi bukan berarti anggota-anggota yang berjauhan masuk dalam satu cluster yang sama, dimana untuk memasuki satu

cluster, seorang responden harus memenuhi tingkat kesamaan tertentu pada seluruh anggota yang sudah lebih dahulu bergabung.

c) Average linkage, pendekatan ini hampir sama dengan kedua metode diatas, hanya saja disini digunakan jarak rata-rata antara individu (responden).

Jarak rata-rata seorang responden terhadap sebuah

cluster mencerminkan rata-rata

kesamaan terhadap mereka yang sudah berada lebih dahulu dalam sebuah cluster. d) Metode ward, metode ini

didasari oleh informasi yang hilang (yang tercermin dari TTS/total sum of squared

deviation) dari setiap

responden terhadap nilai rata-rata cluster yang akan dituju

dalam pengelompokan responden. Masing-masing responden pada dasarnya memiliki TTS = 0 terhadap dirinya sendiri karena deviasi jaraknya adalah nol (pengelompokan responden-responden dengan criteria deviasi TSS yang minimal.

e) Metode centroid, dalam pendekatan ini, jarak diukur antara titik-titik pusat masing-masing cluster. Centroid

adalah titik tengah yang diukur melalui rata-rata dari seluruh responden di dalam cluster tersebut. Jika cluster hanya memiliki satu responden, maka

centoidnya adalah dirinya

sendiri dan prosesnya dilakukan melalui kombinasi kelompok-kelompok

berdasarkan jarak antara masing-masing centroid.

Kelompok-kelompok yang memiliki jarak antara centroid terpendek akan digabungkan lebih dahulu menjadi satu

cluster baru.

Dari metode-metode yang ada, maka yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang

paling sederhana, yaitu : single

linkage, mengingat jumlah

responden tidak begitu besar. d. Penentuan Jumlah Cluster

Isu utama dari analisis cluster merupakan penentuan pada jumlah

cluster. Beberapa garis besar yang

perlu diperhatikan, antara lain :

a) Teori, konsep, atau pertimbangan praktis mungkin menentukan jumlah cluster yang pasti. Contohnya : jika maksud cluster untuk menyamakan segmen pasar,

manajemen mungkin menginginkan sebagian jumlah

cluster.

b) Pada hierarchical clustering, jarak cluster yang

dikombinasikan dapat digunakan sebagai kriteria, informasi ini dapat berlaku dari

angglomeration schedule atau dendogram.

c) Pada nonhierarchical clustering, rasio penyimpangan

kelompok secara keseluruhan

digabungkan kembali jumlahnya pada cluster.

d) Ukuran relatif dari cluster harus berarti.

Pada penelitian segmentasi pasar, biasanya profesional pemasaran menetapkan antara dua hingga delapan cluster (jumlah segmen ini adalah jumlah yang dianggap

manageable). Pada penelitian ini

penentuan jumlah cluster didasarkan pada hasil penelitian VALS 2 dari SRI yang membedakan delapan tipologi gaya hidup, yaitu : actualizer, fulfilleds,

achievers, experiences, believers, strivers, makers, dan struggles.

Dalam analisis nonhierarchical

clustering, setiap responden dapat

keluar-masuk kembali ke dalam

cluster yang sudah dimasuki sebelumnya dengan tujuan memperbaiki homogenitas cluster. Namun demikian, untuk menjalankan program ini, pemasar harus menentukan lebih dahulu kelompok-kelompok yang akan dijadikan cluster, dengan tujuan untuk mendapatkan salah satu responden sebagai anggota yang pertama kali dimasukkan ke dalam masing-masing cluster (disebut

seed/bibit), dimana fungsi seeds ini

adalah sebagai pusat sementara pada masing-masing cluster dengan seluruh responden, lalu membawa pasangannya masing-masing berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Memilih seeds adalah suatu pekerjaan istimewa, karena seeds ini harus benar-benar dapat diandalkan untuk pembentukan

cluster. Punj dan Stewart (dalam

Kasali, 2000), menganjurkan agar menggunakan dua tahap (two stage

cluster analysis) untuk memilih seeds yang baik, antara lain :

pertama, jalankan dulu analisis

hierarchical clustering, lihat cluster-cluster yang diberikan, lalu

ambil responden yang dapat dijadikan seeds pada program selanjutnya (nonhierarchical

clustering); kedua, dengan

menugaskan komputer untuk memilih seeds dengan prinsip

random assignment, yaitu setiap

responden memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai

seeds, sehingga dengan prinsip ini

diharapkan akan dapat diperoleh

seeds yang representatif.

e. Menafsirkan dan Membuat Profil

Cluster

Menafsirkan dan menyusun profil kelompok melibatkan pengujian sentroid-sentroid kelompok. Sentroid-sentroid mewakili

nilai-nilai rata-rata objek yang terkandung dalam kelompok atas setiap variabel. Sentroid-sentroid memungkinkam kita untuk menerangkan setiap cluster dengan memberikan sebuah nama atau label padanya. Pembuatan profil lebih jauh bisa dilakukan menurut variabel-variabel demografis dan psikografis untuk membidik upaya-upaya pemasaran untuk masing-masing cluster.

f. Menentukan Reliability dan

Validity

Prosedur formalitas untuk menentukan reliability dan validity dari solusi cluster merupakan hal yang komplek dan tidak dapat dipertahankan. Prosedur tindakan pemeriksaan yang memadai untuk kualitas hasil dari cluster, yaitu : a) Kinerja analisis cluster pada

data yang sama menggunakan pengukuran jarak yang berbeda. Membandingkan hasil pengukuran silang untuk menetapkan solusi yang stabil. b) Menggunakan metode cluster

berbeda dan membandingkan hasilnya.

c) Memecah data random menjadi dua bagian kinerja tiap-tiap bagian cluster. Membandingkan cluster center

dengan menyilangkan dua bagian sampel.

d) Menghilangkan variabel

random. Kinerja cluster

didasarkan pada berkurangnya

variabel tertentu. Membandingkan hasil dengan

didasarkan pada cluster yang berlaku pada variabel tertentu. e) Pada nonhierarchical

clustering, solusi mungkin tergantung pada jenis kasus dalam data tertentu. Membuat berbagai cara dengan menggunakan jenis kasus yang berbeda sampai solusi yang stabil.

Tipe prosedur nonhierarchical

clustering meliputi :

a) Sequential threshold, yaitu

cluster center yang dipilih dan

semua obyek diikuti dengan penilaian sebelum penetapan

ambang (prespecfied

threshold) dari pusat kelompok

yang sama. Sebuah cluster

center baru atau seeds kemudian dipilih, dan proses berulang untuk unclustered

points.

b) Parallel threshold, yaitu

pengoperasiannya sama kecuali bahwa beberapa cluster

center yang terpilih secara

serentak dan obyek pada tingkat ambang (threshold) dikelompokkan pada pusat yang terdekat.

c) Optimizing partitioning, yaitu perbedaan dari dua prosedur

threshold pada obyek dapat

ditentukan kembali untuk mengoptimalkan semua kriteria cluster.

Salah satu kriteria penting dalam segmentasi adalah masing-masing

cluster harus unik, berjauhan letaknya, dan dapat dibedakan (distinguishable) atau

cluster-cluster harus distinguishable

dengan cluster-cluster lainnya. Oleh karena itu, program-program

cluster dalam analisis segmentasi

harus dilengkapi dengan alat tes hipotesis untuk melihat bahwa nilai rata-rata (mean) pada masing-masing cluster berbeda secara signifikan.

Menafsirkan dan menggambarkan jumlah cluster melibatkan pengujian pusat cluster. Pusat mewakili nilai yang berarti dari sisi obyek cluster pada variabel yang tidak dapat digunakan pada saat mengcluster, seperti demografi, psikografi, penggunaan produk, atau variabel lainnya.

48   

Dokumen terkait