• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Analisis dan Pembahasan PCK

Berikut adalah analisis dan pembahasan PCK yang didapatkan dari hasil transkrip video, hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil analisis RPP dari

masing-masing subjek yang mengacu pada kerangka kerja Barker & Chick (2006:61):

1. Subjek 1

a. Strategi Pembelajaran

Selama proses pembelajaran pada materi induksi matematika sudah cukup baik. Menurut RPP yang telah dibuat, subjek menggunakan model pembelajaran discovery based learning dengan pendekatan

scientific dan menerapkan metode tanya jawab, diskusi, ceramah dan

penugasan. Namun, pada pertemuan pertama, ketiga dan kelima, subjek tidak menerapkan langkah-langkah dalam model discovery

based learning, subjek hanya menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, diskusi dan juga presentasi. Subjek mengawali pembelajaran dengan memotivasi peserta didik menggunakan ice breaking. Kemudian memberikan indikator pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut. Subjek juga beberapa kali memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada pertemuan tersebut (S.1.1.1 dan S.1.2.1). Selanjutnya subjek memberikan penjelasan singkat mengenai materi dan kemudian membentuk kelompok diskusi serta mempersilahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka (S.1.1.3 dan S.1.5.1). Keadaan yang hampir sama juga diterapkan oleh subjek pada pertemuan kedua, namun subjek hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan wawancara, subjek memang

tidak menerapkan model discovery based learning karena kurangnya waktu dan pendekatan pertama yang ingin difokuskan adalah keaktifan peserta didik di dalam kelas. Subjek ingin peserta didik secara aktif bertanya dan menjawab apa yang disampaikan subjek. Oleh karena itu, subjek hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas dan juga presentasi. Menurut Barker & Chick (2006), PCK subjek terlihat pada strategi dan pendekatan yang digunakan oleh subjek untuk mencapai tujuan pembelajaran suatu konsep matematika. Walaupun subjek masih menggunakan metode ceramah, namun peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dan memahamimateri dengan baik. Selain itu, menurut Barker & Chick (2006), PCK subjek juga tampak ketika ia mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran khusus untuk mengajarkan konsep. Selama proses pembelajaran, subjek menggunakan strategi khusus dalam mengenalkan konsep induksi matematika. Subjek menggunakan prinsip domino yakni ketika domino pertama dijatuhkan dengan jarak yang sama maka domino yang terakhir juga akan jatuh (S.1.1.1). Hal ini menunjukan bahwa subjek mencoba mengajak siswa untuk memahami konsep dasar induksi matematika melalui masalah konstektual. Berdasarkan hasil observasi, subjek juga mengajak peserta didik untuk mencari masalah-masalah konstektual lainnya yang berhubungan dengan konsep induksi matematika.

Berdasarkan uraian diatas, PCK subjek dalam aspek strategi pembelajaran sudah baik. Subjek sudah menggunakan startegi pembelajaran umum maupun khusus dalam mengajarkan konsep induksi matematika kepada peserta didik.

b. Kesesuaian dan Kedetailan Dalam Menyajikan Konsep

Berdasarkan hasil observasi, kesesuaian dalam menyajikan konsep tampak ketika subjek menggunakan gambar dan juga video untuk memberikan gambaran konsep dasar induksi matematika. Subjek juga memberikan contoh-contoh sederhana untuk menjelaskan induksi matematika supaya peserta didik lebih memahami materi tersebut. Pemberian contoh oleh subjek (S.1.1.2 dan S.1.3.1) untuk memberikan gambaran konsep dasar induksi matematika dengan melibatkan peserta didik melalui diskusi kelas dan juga presentasi. Dimana subjek menuntun peserta didik dengan masalah-masalah yang ada di buku dan berkaitan dengan konsep dasar induksi matematika. Subjek juga membantu peserta didik untuk mengaitkan materi induksi matematika dan pola barisan dengan menggunakan contoh pembuktian rumus Sn yakni 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 =𝑛(𝑛+1)

2 (S.1.1.4). Pembuktian rumus Sn= 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 =𝑛(𝑛+1)

2 memang cukup baik digunakan subjek untuk mengaitkan konsep pola barisan dengan induksi matematika. Hal ini terbukti dengan hampir sebagian besar peserta didik mengerti akan prinsip dasar pembuktian induksi matematika yang dijelaskan oleh subjek. PCK

subjek terkait kesesuaian dan kedetailan dalam menyajikan konsep sudah baik. Hal ini dikarenakan subjek sudah memenuhi indikator yang diberikan yakni mendemonstrasikan gambaran atau ilustrasi yang cocok dengan konsep induksi matematika.

c. Sumber Daya Pengetahuan

Selama proses pembelajaran berlangsung subjek lebih banyak menggunakan ppt, buku dan papan tulis untuk menjelaskan materi, memberikan contoh soal maupun tugas rumah kepada peserta didik. Sebagian besar sumber materi yang dipakai oleh subjek berasal dari buku acuan yakni buku Guru dan buku siswa. Berdasarkan wawancara, subjek tidak ingin terlalu sering menggunakan google ataupun handphone. Hal ini dikarenakan subjek ingin peserta didik memanfaatkan buku untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang materi induksi matematika. Subjek juga ingin ada kegiatan literasi dari dari peserta didik sehingga subjek tidak menggunakan media lain selain ppt dan buku. Namun subjek tidak melarang peserta didik untuk membuka sumber-sumber lain yang berkaitan dengan induksi matematika di internet. Pada pertemuan pertama, ketiga dan kelima subjek meminta beberapa peserta didik untuk menuliskan dan mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi mereka. Hal ini dimaksudkan subjek untuk menunjukan bahwa sumber daya pengetahuan tidak hanya dari buku atau ppt yang diberikan, melainkan teman-temannya juga dapat menjadi sumber

daya pengetahuan mereka. Selain itu, subjek juga memastikan peserta didik lain dapat menangkap apa yang dijelaskan oleh peserta didik tersebut dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang melakukan presentasi di depan kelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PCK subjek pada aspek sumber daya pengetahuan sudah baik. Subjek sudah menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mendukung pembelajaran melalui ppt, buku dan peserta didik pada kelas tersebut.

d. Pengetahuan Kurikulum

Subjek sudah menerapkan Kurikulum 2013 namun belum seutuhnya. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran, dimana subjek masih menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang aktif hanya ada beberapa saja. Seharusnya pada Kurikulum 2013, subjek berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 sangat berkaitan erat dengan 4C, yaitu communication, collaboration, critical thinking, and

creativity. Upaya yang dilakukan subjek dalam mencapai

collaboration dan communication sudah tampak pada proses

pembelajaran. Collaboration dapat dilihat ketika subjek meminta peserta didik berdiskusi untuk mengerjakan dan menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan oleh subjek. Sedangkan

communication tampak ketika subjek meminta beberapa peserta

didik untuk menuliskan dan mempresentasikan jawaban mereka di papan tulis. Saat melakukan ice breaking pada pertemuan ketiga,

critical thinking yang diterapkan oleh subjek adalah mengajak

peserta didik untuk mencari kesamaan dari ketiga tokoh yang ditampilkan. Pada proses pembelajaran, upaya subjek dalam menggali creativity peserta didik belum tampak. Berdasarkan wawancara, subjek menuturkan bahwa ia belum sepenuhnya menerapkan 4C sebab metode pembelajaran yang digunakan pun hanya ceramah.

Berdasarkan uraian di atas, PCK subjek pada aspek pengetahuan kurikulum perlu ditingkatkan karena subjek belum berperan sebagai fasilitator dan juga upaya subjek dalam menggali creativity kepada peserta didik belum tampak. Namun upaya yang subjek lakukan dalam mencapai collaboration dan communication sudah tampak. e. Tujuan Pengetahuan Isi

PCK subjek pada aspek tujuan pengetahuan isi sudah baik, subjek sudah dapat menjelaskan bagaimana konsep lain dapat digunakan pada materi utama. Melalui pemahaman dengan menggunakan konsep domino, secara tidak langsung subjek sudah menunjukan tujuan pengetahuan dari materi induksi matematika (S.1.1.1). Sebab konsep domino hampir sama dengan konsep dasar induksi matematika yang dimana ketika domino yang pertama dijatuhkan

kearah domino lainnya pasti domino yang paling ujung juga terjatuh dengan catatan jarak antar domino adalah sama.

f. Pembangunan Isi Sebagai Kunci Komponen-Komponen

PCK subjek dalam aspek pembangunan isi sebagai kunci komponen-komponen, tampak pada proses pembelajaran. Subjek menggunakan dan menerapkan prinsip induksi matematika untuk membuktikan suatu hubungan seperti induksi matematika dengan pola barisan bilangan. Subjek mengajak peserta didik untuk mengenal pola barisan bilangan dan dengan menggunakan pembuktian induksi matematika yang sesuai, untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu subjek juga mengenalkan peserta didik dengan keterbagian dan juga ketidaksamaan yang ada dalam materi induksi matematika. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PCK subjek dalam aspek pembangunan isi sebagai kunci komponen-komponen sudah baik.

g. Pemahaman yang Mendalam Mengenai Dasar Matematika

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, subjek dapat membawa peserta didik untuk mengolah dan berpikir kritis mengenai suatu permasalahan abstrak yakni penjumlahan berurut bilangan kuadrat sampai dengan 𝑛2. Pada pertemuan pertama, (S.1.1.3) peserta didik diminta untuk mencari penjumlahan berurut bilangan kuadrat seperti yang ada di tabel yakni 𝑛 = 10. Awalnya peserta didik masih banyak yang kebingungan tetapi kemudian ada peserta didik yang

bisa menjawab polanya 10×11×21

6 tetapi tidak tau kenapa pola

10×11×21

6 yang dianggap benar. Kemudian subjek membantu dengan menggunakan penjumlahan berurut tetapi subjek menjelaskannya secara langkah per langkah. Langkah yang pertama subjek memberitahukan ketika 𝑛 = 10 maka angka paling depan disini adalah 10 berarti 10 ini adalah 𝑛. Kemudian langkah kedua, pada angka 11 disini sama dengan 10 + 1 = 𝑛 + 1. Lalu langkah ketika, subjek meminta peserta didik untuk menjawab dan seluruh peserta didik menjawab jika pada angka 21 berarti sama dengan 10 + 10 + 1 = 𝑛 + 𝑛 + 1 atau 2𝑛 + 1.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PCK subjek terkait pemahaman yang mendalam mengenai dasar matematika sudah baik. Subjek sudah berhasil membawa peserta didik untuk berpikir kritis dan mampu memahami konsep dasarnya.

h. Struktur Matematika dan Relasinya

Pada pertemuan pertama subjek mencoba mengaitkan konsep domino dengan konsep dasar induksi matematika, hanya saja subjek tidak membahas secara mendalam mengenai keterkaitan tersebut sehingga masih ada beberapa peserta didik yang merasa bingung. Subjek hanya mengatakan bahwa konsep domino hampir sama dengan konsep dasar induksi matematika yang dimana ketika domino yang pertama dijatuhkan kearah domino lainnya pasti domino yang paling ujung juga terjatuh dengan catatan jarak antar

domino adalah sama (S.1.1.1). Subjek juga tidak mengaitkan konsep induksi matematika dengan konsep lain yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, PCK subjek dalam aspek struktur matematika dan relasinya masih perlu ditingkatkan karena pembangunan koneksi antara konsep domino dengan konsep induksi matematika yang dilakukan oleh subjek masih belum terlihat dengan jelas.

i. Pengetahuan Mengenai Pelaksanaannya

Keterampilan subjek dalam memecahkan masalah terlihat selama proses pembelajaran berlangsung. Keterampilan tersebut tampak saat subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik, memancing peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke pemahaman peserta didik mengenai materi. Subjek juga menuntun peserta didik untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sudah diberikan, subjek juga kadang mengoreksi kesalahan penulisan maupun penjelasan yang dilakukan oleh peserta didik. Subjek sudah mampu untuk memperlihatkan keterampilan atau mampu menerapkan konsep untuk memecahkan permasalahan matematika. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PCK subjek pada aspek pengetahuan mengenai pelaksanaannya sudah baik. j. Metode-Metode Pemecahan Masalah

Berdasarkan observasi, subjek sudah baik dalam memperlihatkan metode pemecahan masalah. Pada setiap pertemuan, subjek

membantu peserta didik untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Subjek memberikan metode-metode pemecahan masalah dengan baik, sehingga sebagian besar peserta didik mengerti dengan apa yang diajarkan oleh subjek. Ketika pembahasan soal yang dituliskan di papan tulis subjek juga menuliskannya secara terstruktur dengan menggunakan prinsip induksi matematika. Dimulai dari pernyataan yang diketahui, dan penyelesaian soal dengan langkah-langkah pembuktian yang sesuai dan asumsi yang jelas, sehingga didapatkan hasil akhir yang terbukti dan sesuai dengan pernyataan. Subjek menuliskan kesimpulan disetiap pernyataan yang ia buktikan, tidak lupa pula subjek selalu mengingatkan seluruh peserta didik untuk menuliskan pernyataan, langkah, asumsi dan juga kesimpulan dengan jelas.

Berdasarkan uraian di atas, PCK subjek pada aspek metode pemecahan masalah sudah baik. Subjek sudah mampu melakukan pembahasan soal dengan baik dan terstruktur, hanya saja metode-metode yang penting dalam pembuktian induksi matematika belum dipaparkan.

k. Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh subjek, tujuan pembelajaran materi induksi matematika adalah peserta didik dapat menemukan formula, menjelaskan prinsi, membuktikan formula dan menerapkan induksi matematika pada barisan, keterbagian, dan ketidaksamaan.

Subjek membimbing peserta didik dalam menemukan formula untuk suatu pola tertentu dengan tepat melalui pengamatan pada beberapa pola bilangan yang disajikan. Subjek membimbing peserta didik dalam membuktikan suatu formula dengan prinsip induksi matematika dengan baik melalui pengerjaan soal. Subjek juga membimbing peserta didik dalam menerapkan induksi matematika pada barisan bilangan, keterbagian dan ketidaksamaan. Subjek juga memberikan contoh soal dan pembahasannya serta tugas mengenai induksi matematika. Subjek sudah melakukan usaha dan semua tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh subjek. oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa PCK subjek pada aspek tujuan pembelajaran sudah baik.

l. Mengambil dan Memelihara Fokus Peserta Didik

Subjek beberapa kali mengambil fokus peserta didik dengan menunjuk secara tiba-tiba peserta didik yang terlihat mengantuk atau tidak memperhatikan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh subjek. subjek juga beberapa kali terlihat menegur peserta didik yang membuat keibutan di kelas sehingga kelas menjadi tidak kondusif. Subjek juga beberapa kali berkeliling kelas untuk memantau aktivitas peserta didik. Subjek juga tidak hanya berkeliling, namun subjek juga mendampingi dan membimbing mereka satu per satu. Berdasarkan wawancara, selama proses pembelajaran subjek selalu berusaha untuk melibatkan seluruh

peserta didik dalam setiap kegiatan, hanya saja ada beberapa peserta didik yang masa bodoh, cuek dan tidak patuh jika diminta untuk menulis atau membaca bahkan ada yang tertidur di kelas saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan observasi, upaya yang dilakukan oleh subjek memang sudah membuat para peserta didik fokus dan mengerjakan tugasnya, terutama beberapa peserta didik yang memang serius untuk belajar. Subjek merasa sedikit kesulitan untuk membuat peserta didiknya menjadi fokus. Salah satu faktornya adalah karena kelas yang subjek ampu adalah kelas homogen yang berisi peserta didik perempuan. Sehingga beberapa kali subjek sering diejek maupun digoda oleh peserta didik karena subjek adalah seorang laki-laki. Pada beberapa pertemuan, subjek berhasil mengambil fokus peserta didik dengan memberikan apresiasi berupa point tambahan bagi siswa yang yang aktif saat dikelas. Melalui apresiasi tersebut, beberapa peserta didik berani mencoba menjawab pertanyan-pertanyaan maupun soal-soal yang diberikan oleh subjek.

Berdasarkan uraian diatas, PCK subjek pada aspek mengambil dan memelihara fokus peserta didik sudah baik karena strategi yang subjek terapkan. Subjek juga sudah mampu memancing keaktifan peserta didik sehingga berani menyampaikan pendapat dan mencoba menjawab soal-soal di depan kelas.

m. Teknik Kelas

Pada setiap pertemuan, sebelum subjek menyampaikan materi, subjek memberikan motivasi kepada peserta didik berupa ice

breaking. Hal ini dilakukan supaya peserta didik tidak terlalu kaku

dalam proses pembelajaran. Beberapa kali juga subjek mengajak peserta didik untuk bercanda. Subjek juga beberapa kali meminta kepada kelompok diskusi atau peserta didik lain untuk melakukan presentasi di depan kelas. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat percaya diri dan bangga dengan apa yang ia kerjakan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PCK subjek pada aspek teknik kelas sudah baik, karena subjek sudah mampu memperlihatkan cara untuk mengimplementasikan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Subjek 2

a. Strategi Pembelajaran

Selama proses pembelajaran pada materi induksi matematika sudah cukup baik. Menurut RPP yang telah dibuat, subjek menggunakan model pembelajaran discovery based learning, contextual learning, dan cooperative learning dengan pendekatan scientific dan menerapkan metode tanya jawab, diskusi, ceramah dan penugasan. Pada pertemuan pertama dan kedua, subjek belum sepenuhnya menerapkan langkah-langkah pada model contextual learning, subjek hanya menggunakan metode cermah dan tanya jawab.

Kemudian pada pertemuan ketiga, subjek tidak menerapkan langkah-langkah dalam model discovery based learning, subjek hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan juga presentasi. Subjek mengawali pembelajaran dengan memberikan indikator pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut. Subjek juga beberapa kali memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada pertemuan tersebut. Selanjutnya subjek memberikan penjelasan singkat mengenai materi. Keadaan yang hampir sama juga diterapkan oleh subjek pada pertemuan keempat dan juga kelima, subjek tidak menerapkan model

cooperative learning namun subjek hanya menggunakan metode

ceramah, diskusi dan tanya jawab (S.2.4.1 dan S.2.5.1). Berdasarkan wawancara, subjek memang tidak terlalu banyak menerapkan model-model tersebut karena kurangnya waktu dan pendekatan pertama yang ingin difokuskan adalah keaktifan peserta didik di dalam kelas. Subjek ingin peserta didik secara aktif bertanya dan menjawab apa yang disampaikan subjek. Oleh karena itu, subjek lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas dan juga sistem poin. Menurut Barker & Chick (2006), PCK subjek terlihat pada strategi dan pendekatan yang digunakan oleh subjek untuk mencapai tujuan pembelajaran suatu konsep matematika. Walaupun subjek masih menggunakan metode ceramah, namun peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dan

memahamimateri dengan baik. Selain itu, menurut Barker & Chick (2006), PCK subjek juga tampak ketika ia mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran khusus untuk mengajarkan konsep. Selama proses pembelajaran, subjek menggunakan strategi khusus dalam mengenalkan konsep induksi matematika. Subjek menggunakan prinsip domino yakni ketika domino pertama dijatuhkan dengan jarak yang sama maka domino yang terakhir juga akan jatuh. Hal ini menunjukan bahwa subjek mencoba mengajak siswa untuk memahami konsep dasar induksi matematika melalui masalah konstektual. Berdasarkan hasil observasi, subjek juga memberikan contoh konkret dengan memilih 8 orang anak asrama. Subjek menerapkan contoh ini kepada peserta didik karena hal tersebut berhubungan dengan konsep induksi matematika.

Berdasarkan uraian diatas, PCK subjek dalam aspek strategi pembelajaran sudah baik. Subjek sudah menggunakan startegi pembelajaran umum maupun khusus dalam mengajarkan konsep induksi matematika kepada peserta didik.

b. Kesesuaian dan Kedetailan Dalam Menyajikan Konsep

Berdasarkan hasil observasi, kesesuaian dalam menyajikan konsep tampak ketika subjek menggunakan gambar untuk memberikan gambaran konsep dasar induksi matematika. Subjek juga memberikan contoh-contoh sederhana untuk menjelaskan induksi matematika supaya peserta didik lebih memahami materi tersebut.

Pemberian contoh oleh subjek (S.2.5.1) untuk memberikan gambaran konsep dasar induksi matematika dengan melibatkan peserta didik melalui diskusi kelas dan juga presentasi. Dimana subjek menuntun peserta didik dengan masalah-masalah yang ada di buku dan berkaitan dengan konsep dasar induksi matematika. Subjek juga membantu peserta didik untuk mengaitkan materi induksi matematika dan pola barisan dengan menggunakan contoh pembuktian sebuah barisan 1

2.3+ 1 3.4+ 1 4.5+ ⋯ + 1 (𝑘+1)(𝑘+2)= 𝑘 2(𝑘+2). Pembuktian barisan 1 2.3+ 1 3.4+ 1 4.5+ ⋯ + 1 (𝑘+1)(𝑘+2)= 𝑘 2(𝑘+2) memang cukup baik digunakan subjek untuk mengaitkan konsep pola barisan dengan induksi matematika. Hal ini terbukti dengan hampir sebagian besar peserta didik mengerti akan prinsip dasar pembuktian induksi matematika yang dijelaskan oleh subjek. PCK subjek terkait kesesuaian dan kedetailan dalam menyajikan konsep sudah baik. Hal ini dikarenakan subjek sudah memenuhi indikator yang diberikan yakni mendemonstrasikan gambaran atau ilustrasi yang cocok dengan konsep induksi matematika.

c. Sumber Daya Pengetahuan

Selama proses pembelajaran berlangsung subjek lebih banyak menggunakan ppt, buku dan papan tulis untuk menjelaskan materi, memberikan contoh soal maupun tugas rumah kepada peserta didik. Sebagian besar sumber materi yang dipakai oleh subjek berasal dari buku acuan yakni buku Guru dan buku siswa. Berdasarkan

wawancara, subjek mengatakan bahwa ia menggunakan gambar domino yang merupakan sebuah media untuk mempermudah ia untuk menjelaskan konsep dasar induksi matematika. Subjek juga menggunakan gambaran-gambaran tertentu yang dijelaskan secara lisan, tetapi sebagian besar peserta didik dapat menangkap maksud dari gambaran-gambaran tersebut dengan baik. Subjek juga tidak melarang peserta didik untuk membuka sumber-sumber lain yang berkaitan dengan induksi matematika di internet saat belajar di rumah. Pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga subjek meminta beberapa peserta didik untuk menuliskan dan mempresentasikan jawaban dari hasil pekerjaan mereka. Hal ini dimaksudkan subjek untuk menunjukan bahwa sumber daya pengetahuan tidak hanya dari buku atau ppt yang diberikan, melainkan teman-temannya juga dapat menjadi sumber daya pengetahuan mereka. Selain itu, subjek juga memastikan peserta didik lain dapat menangkap apa yang dijelaskan oleh peserta didik tersebut dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang melakukan presentasi di depan kelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PCK subjek pada aspek sumber daya pengetahuan sudah baik. Subjek sudah menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mendukung pembelajaran melalui ppt, buku dan peserta didik pada kelas tersebut.

d. Pengetahuan Kurikulum

Subjek sudah menerapkan Kurikulum 2013 namun belum seutuhnya. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran, dimana subjek masih menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang aktif hanya ada beberapa saja. Seharusnya pada Kurikulum 2013, subjek berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan peserta didik berperan aktif dalam proses

Dokumen terkait