• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas didasarkan pada uji One Sample Kolmogorov Smirnov

dengan bantuan program SPSS versi 13,0. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian (lampiran III,hal 127):

Tabel 4.9

Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian

No. Variabel Asymp

Sig2-tailed

α Kesimpulan

1. Jiwa Kewirausahaan 0,785 0,05 Normal

2. Minat Berwirausaha 0,293 0,05 Normal

Sumber: Data Primer

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai- nilai probabilitas (asymptot

significance) variabel jiwa kewirausahaan = 0,785. Nilai probabilitas

tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data jiwa kewirausahaan adalah normal. Nilai probabilitas minat berwirausaha = 0,293. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai

α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data minat berwirausaha adala h normal.

b. Pengujian Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier diantara masing- masing variabel bebas dan variabel terikat. Hasil pengujian nilai hubungan variabel minat berwirausaha dengan jiwa kewirausahaan, secara lengkap tersaji dalam tabel berikut (lampiran III,hal 128):

Tabel 4.10

Hubungan antara Minat Berwirausaha dengan Jiwa Kewirausahaan

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups (Combined) 8045.411 42 191.557 6.196 .000 Linear Term Weighted 6908.705 1 6908.705 223.451 .000 Deviation 1136.706 41 27.725 .897 .652 Within Groups 6956.600 225 30.918 Total 15002.011 267

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat berwirausaha dengan jiwa kewirausahaan pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) pembilang 41 dan derajat kebebasan penyebut 225 adalah linier. Hal ini ditunjukkan nilai Fhitung= 0,897 <

tabel

F = 1,44 atau nilai probabilitas = 0,652 > α = 0,05.

Hasil pengujian normalitas dan linieritas menunjukkan bahwa variabel minat berwirausaha dan jiwa kewirausahaan berdistribusi normal dan mempunyai hubungan linier. Sehingga, pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat statistik parametrik yaitu korelasi product moment dari pearson.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

1) Rumusan Hipotesis I

H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

2) Pengujian Hipotesis

(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha (lampiran V,hal 134):

Tabel 4.11

Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Bukan Wirausaha

Minat Berwirausaha Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson Correlation 1 .663(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 124 124 Jiwa Kewirausahaan Pearson Correlation .663(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 124 124

Hasil perhitungan untuk jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,663. Koefisien

korelasi sebesar 0,663 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t = 9,782 (lihat lamp iran IV, hal 131). Nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 124-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI, hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai thitung = 9,782 >

tabel

t = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha adalah positif dan signifikan. (b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha (lampiran V,hal 134):

Tabel 4.12

Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Wirausaha

Minat Berwirausaha Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson Correlation 1 .692(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 144 144 Jiwa Kewirausahaan Pearson Correlation .692(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 144 144

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk jenis pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,692. Koefisien korelasi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai thitung = 11,423 (lihat lampiran IV,hal 131). Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%

dengan db = 144-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai thitung = 11,423 > ttabel = 1,66,

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dan signifikan.

b. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

1) Rumusan Hipotesis II

H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat

berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis

(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah (lampiran V,hal 135):

Tabel 4.13

Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Rendah

Minat Berwirausaha

Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson Correlation 1 .623(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 171 171 Jiwa Kewirausahaan Pearson Correlation .623(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 171 171

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,623. Koefisien korelasi

sebesar 0,623 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat

pendapatan rendah adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai thitung = 10,354 (lihat lampiran IV,hal 131). Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db =

171-2 adalah 1,65 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa thitung = 10,354 > ttabel = 1,65, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa rendah adalah positif dan signifikan.

(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang (lampiran V,hal 135):

Tabel 4.14

Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Sedang

Minat Berwirausaha

Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson

Correlation 1 .739(**) Sig. (2-tailed) . .000

N 97 97

Jiwa Kewirausahaan Pearson

Correlation .739(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 .

N 97 97

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua sedang menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,739. Koefisien

korelasi sebesar 0,739 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan sedang adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai thitung = 10,691 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db =

97-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai thitung = 10,691 > ttabel = 1,66, maka

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa sedang adalah positif dan signifikan.

c. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

1) Rumusan Hipotesis III

H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat

berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis

(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat (lampiran V,hal 137):

Tabel 4.15

Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SD atau sederajat

Minat Berwirausaha Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson Correlation 1 .540(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 143 143 Jiwa Kewirausahaan Pearson Correlation .540(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 143 143

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung=0,540. Koefisien

korelasi sebesar 0,540 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t = 7,618 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 143-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa thitung = 7,618 >

tabel

t = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dan signifikan.

(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat (lampiran V,hal 136):

Tabel 4.16

Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMP

Minat berwirausaha Jiwa Berwirausaha Minat berwirausaha Pearson Correlation 1 .702(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 63 63 Jiwa Berwirausaha Pearson Correlation .702(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 63 63

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung= 0,702. Koefisien

korelasi sebesar 0,702 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan denga n minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t = 7,699 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 63-2 adalah 1,67 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa thitung = 7,699 >

tabel

t = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dan signifikan.

(c) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat (lampiran V,hal 136):

Tabel 4.17

Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMA

Minat berwirausaha Jiwa Berwirausaha Minat berwirausaha Pearson Correlation 1 .777(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 60 60 Jiwa Berwirausaha Pearson Correlation .777(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 60 60

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,733. Koefisien

korelasi sebesar 0,733 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t = 8,347 (lihat lampiran IV,hal 133). Nilai ttabel pada taraf

VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa thitung = 8,347 >

tabel

t = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dan signifikan.

Dokumen terkait