BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan rhitung = 0,692 dan hasil pengujian thitung = 11,423 lebih besar dengan ttabel = 1,66. Hasil
perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha menunjukkan rhitung = 0,663 dan hasil pengujian
hitung
t = 9,782 lebih besar dengan ttabel = 1,66.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan rhitung = 0,623 dan hasil pengujian thitung = 10,354 lebih besar dengan ttabel = 1,65. Hasil
tua sedang menunjukkan rhitung = 0,739 dan hasil pengujian thitung = 10,691 lebih besar dengan ttabel = 1,66.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,540 dan hasil pengujian thitung = 7,618 lebih besar dengan ttabel =
1,66. Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,702 dan hasil pengujian thitung = 7,699 lebih besar dengan ttabel = 1,67.
Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,733 dan hasil pengujian thitung = 8,347 lebih besar dengan ttabel = 1,67.
B. Keterbatasan penelitian
Data penelitian didasarkan pada jawaban responden atas kuesio ner yang dibagikan kepada siswa, sehingga kebenaran hasil penelitian ini sangat tergantung pada kejujuran siswa dalam mengisi kuesioner. Meskipun peneliti sebelumnya sudah berusaha meyakinkan bahwa jawaban responden akan dijamin kerahasiaanya. Hal demikian mungkin menyebabkan hasil analisis dalam penelitian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
C. Saran
1. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua, penulis menyarankan agar orang tua yang pekerjaannya berwirausaha untuk mengikut sertakan langsung anak dalam usaha, agar anak dapat belajar tentang dunia usaha itu sendiri. Misalnya jika orang tua membuka toko sepulang sekolah dan setelah menyelesaikan pekerjaan rumah anak diajak untuk ikut bertanggung jawab menjaga toko dan melayani pembeli. Untuk orang tua yang pekerjaan bukan wirausaha penulis menyarankan untuk membiasakan sikap wirausaha kepada anak dengan kemandiriannya (misal, anak diminta untuk menjalankan apapun rencananya dan mengatur jadwalnya sendiri), bertanggung jawab (anak diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu atau mencuci), pantang menyerah (misalnya, saat anak bangun kesiangan orang tua tetap meyakinkan kepada anak kalau tidak akan terlambat masuk sekolah), selalu memberi semangat dan dorongan kepada anak dengan memuji dan menanamkan kejujuran dalam kehidupan sehari- hari.
2. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua, penulis menyarankan untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendapatan cukup agar melatih anak mengelola uang dengan baik (misalnya membelanjakan uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan
yang benar-benar perlu, menyisihkan uang jajan untuk ditabung dan diberi modal untuk mencari uang dengan bisnis kecil-kecilan (misalnya, jika anak suka memasak sebaiknya orang tua memberi modal untuk membuat kue dan menjualnya di kantin sekolah). Untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendapatan rendah penulis menyarankan untuk bersikap selektif (misalnya, memilih sekolah negeri untuk pendidikan, memilih jenis makanan yang disukai semua anggota keluarga), membiasakan anak untuk gemar menabung walaupun uang saku yang diberikan sedikit dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang serta selalu memberi semangat kepada anak untuk tidak merasa minder dengan kemampuan ekonomi keluarga yang pas-pasan atau bahkan kurang.
3. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, penulis menyarankan agar orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi untuk selalu memberi semangat untuk terus melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan rendah penulis menyarankan agar orang tua memberi dukungan untuk terus melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan memberi semangat kepada anak untuk tidak me rasa malu dan minder karena orang tuanya berpendidikan rendah.
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Bahar, Aswandi. 1989. Dasar-dasar Kependidikan. Riau: Depdikbud
Depdikbud. 1978. Ekonomi Umum. Jakarta: Depdikbud
Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco
Ghozali, Imam. 2002. Statistik Non Parametrik. Semarang: Universitas Diponegoro
Gilarso, T. 1991. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius
Nasution, Amir Hamzah. 1950. Ilmu Djiwa Sederhana. Medan: Tagore
Hartomo dan Arnicun Azis. 1983. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Levianti. 2006. “Membesarkan Calon Pengusaha”. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=232090
Longenecker,dkk. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat
Lukman. 2006. “Semua Bisnis Membutuhkan Modal”. http://www.skyscrapercity.com/archive/index.php/t-341629
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Balai Pustaka
Kurikulum SMK Edisi 2004. 2004. Jakarta: Depdiknas
Mahmud, Dimyati.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Mapiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
___________. 1982. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Sosial. Yogyakarta: AMP YKPN
Media Indonesia. 2004. “ Pemerintah Perlu Tingkatkan Jumlah dan Kualitas SMK”. Edisi 12/02/2004
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Anak. 2006. http://wrm-indonesia.org/index.php?option=content&task=view&id=294
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini. 2005.http://www.ummigroup.co.id/cetak.php?id=27
Priyono, Susilo dan Soerata PS. 2005. Kiat Sukses Kewirausahaan. Yogyakarta: Palem Pustaka
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sardjono, djoko. 2005. “Ketenagakerjaan”. http://www.mediaindo.co.id/. 27 November Ekonomi Umum. 1978. Jakarta: Depdikbud
Setiyanto. 2005. Orang Tua Ideal Dari Perspektif Anak. Jakarta: Grasindo
Setyawan, Joe. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha.Jakarta: PT Gramedia
Soebagyo, Daryono. 2005. “Analisis Pengaruh Kesempatan Kerja, Tingkat Beban/Tanggungan dan Pend idikan Tinggi terhadap Pengangguran di Propinsi Dati I Jawa Tengah”. Ekonomi Pembangunan. Volume 6, NoI/I Juni,p.64-77
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi. Jakarta: Rajawali
Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV Rajawali
Supriyatno. 2005. “Otonomi dan Transformasi Paradigma Pendidikan”. Cahaya Akti Januari-Maret
Suryana. 2003. Kewirausahaan Suatu Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Tanlain, Wens. 2002. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Liberty
Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Witherington. 1963. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penerbitan Franklin
Wahyudin, Dadan. 2007. “Menyiasati Penghasilan Yang Terbatas”. Intisari April,p.192