• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

Dengan menggunakan teknik komparasi, maka peneliti menilai pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus yang terjadi di perusahaan dengan teori Hansen dan Mowen (2005: 282-283) dengan cara membandingkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di teori sebagai berikut:

1. Penentuan Total Kapasitas Menganggur a. Berdasarkan teori

Langkah awal dalam menerima atau menolak pesanan khusus yaitu dengan menggunakan kapasitas menganggur yang terjadi dalam periode tertentu dan cara untuk menentukan total kapasitas menganggur yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi yang sesungguhnya.

b. Berdasarkan yang Terjadi di Perusahaan

Setiap bulannya perekembangan volume penjualan selalu berubah, hanya saja jumlah tersebut masih dibawah jumlah kapasitas penuh yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat dalam tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.7 Volume Produksi Normal dan Produksi Sesungguhnya pada Bulan Juni 2011

Bulan Vol Prod Normal (Unit) Vol Prod Sesungguhnya (Unit)

Juni 2000 1776

Sumber: Data UD. Mintarso Fiberglas

Dalam menerima atau menolak pesanan khusus perusahaan haruslah melihat kapasitas menganggur yang terjadi. Karena jika tidak melihat

total kapasitas menganggur didalam perusahaan dapat mengganggu proses produksi pesanan reguler.

Kapasitas menganggur dijadikan sebagai pertimbangan dalam menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan Juni 2011. Perusahaan menghitung kapasitas menganggur dengan cara produksi normal dalam satu bulan dikurangi produksi sesungguhnya yang terjadi diperusahaan, pada bulan Juni perusahaan memiliki kapasitas mengangur sebesar 224 unit. Total kapasitas menganggur pada bulan Juni 2011 = 2000 unit – 1776 unit maka menghasilkan 224 unit kapasitas menganggur. Seperti dalam tabel 5.7 dibawah ini:

Tabel 5.8 Perhitungan Total Kapasitas Menganggur Pada Bulan Juni 2011

Bulan

Vol Prod Normal (Unit) Vol Prod Sesungguhnya (Unit) Kapasitas Menganggur (Unit) Juni 2000 1776 224

Sumber: UD. Mintarso Fiberglas

Perusahaan masih memiliki kapasitas menganggur yang melebihi pesanan khusus, maka langkah awal untuk menerima pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan yaitu melihat kapasitas menganggur. Perusahaan dalam langkah penentuan total kapasitas menganggur sama seperti di dalam teori yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi sesungguhnya yang terjadi diperusahaan selama satu bulan. Jadi langkah pertama yang diambil oleh perusahaan dengan menghitung total kapasitas menganggur yaitu sama dengan teori.

2. Penentuan Biaya Relevan dan Tidak Relevan a. Berdasarkan Teori

Cara mengidentifikasi dan menentukan biaya relevan itu sendiri yaitu suatu biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan, karena itu hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan.

Biaya dipisahkan ke dalam biaya relevan dan tidak relevan, karena ini ini akan memudahkan dalam melakukan analisa. Biaya relevan inilah yang akan berbeda apabila ada pesanan khusus didalam perusahaan. Biaya relevan adalah biaya yang akan berubah pada alternatif keputusan yang berbeda.

Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokan sebagai biaya relevan (Rudiyanto, 2006: 65) yaitu:

1) Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan 2) Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif

Biaya yang terjadi pada UD. Mintarso Fiberglas tahun 2011 dapat digolongkan berdasarkan perilakunya menjadi biaya tetap dan biaya variabel:

1) Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan biaya relevan karena biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Gaji dan Upah Karyawan Produksi) Biaya tenaga kerja langsung juga merupakan biaya relevan karena biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan. 3) Biaya Bahan Pembantu

Biaya bahan pembantu merupakan biaya relevan karena biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

4) Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan termasuk biaya tidak relevan, karena total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu atau tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan. Dan juga biaya tersebut bukan merupakan biaya yang akan datang yang digunakan dalam proses pesanan khusus.

5) Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung

Biaya ini merupakan biaya tidak relevan karena tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan.

6) Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin

Biaya ini merupakan biaya relevan karena biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

7) Biaya Listrik

Biaya Listrik merupakan biaya relevan karena Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

g) Biaya Telepon

Biaya telepon merupakan biaya tidak relevan karena dimana total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu atau tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan. Dan juga biaya telepon bukan merupakan biaya yang akan datang.

h) Biaya Pameran

Biaya Pameran merupakan biaya tidak relevan karena bukan merupakan biaya yang akan datang yang digunakan.

i) Biaya Promosi

Biaya promosi merupakan biaya tidak relevan karena bukan Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

j) Biaya Kesejahteraan Karyawan

Biaya kesejahteraan karyawan termasuk biaya tidak relevan, dimana total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu atau tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan. Dan juga bukan Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

k) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk biaya tidak relevan, dimana total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu atau tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya-biaya tersebut digolongkan seperti dilihat dalam tabel 5.8 dibawah ini:

Tabel 5.9 Pemisahan Biaya Relevan dan Tidak Relevan Biaya Produksi

Relevan / Tidak Relevan

Biaya Bahan Baku Relevan

Biaya Tenaga Kerja Langsung Relevan

Biaya Listrik Variabel Relevan

Biaya Kesejahteraan Karyawan Tidak Relevan

Biaya Penyusutan Mesin Tidak Relevan

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tidak Relevan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Tidak Relevan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Relevan

Biaya Non Produksi

Biaya Telekomunikasi Tidak Relevan

Biaya Pemasaran:

Biaya Pengiriman Barang Tidak Relevan

Biaya Promosi Tidak Relevan

Biaya Pameran Tidak Relevan

Sumber: UD. Mintarso Fiberglas yang sudah diolah b. Berdasarkan yang Terjadi di dalam Perusahaan

Dalam langkah penentuan biaya relevan dan tidak relevan, perusahaan tidak melakukan penentuan biaya relevan dan tidak relevan. Setelah menghitung kapasitas menganggur, perusahaan langsung menghitung biaya-biaya yaitu dengan menghitung biaya produksi dan biaya non produksi tanpa melakukan pemisahan biaya relevan dan tidak relevan.

Tabel 5.10 Biaya Produksi Bulan Juni 2011

Biaya Jumlah

Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung :

1. Bagian pengolahan Rp 4.200.000

2. Bagian Pencetakan Rp 3.150.000

3. Bagian Finishing Rp 4.200.000

4. Bagian Pengecatan Rp 3.150.000

5. Bagian Pembungkusan Rp 3.150.000

Biaya Overhead Pabrik:

1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 1.290.000

2. Biaya Listrik Rp 259.220

3. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rp 352.950

4. Biaya Kesejahteraan Karyawan Rp 1.141.600

5. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Rp 266.000

6. Biaya Penyusutan Mesin Rp 126.000

Sumber: UD Mintarso Fiberglas

Tabel 5.11 Biaya Non Produksi Bulan Juni 2011

Biaya Non Produksi Jumlah

Biaya Adm dan Umum:

1. Biaya Telepon Rp 62.344

Biaya Pemasaran:

1. Biaya Promosi Rp 405.400

2. Biaya Pameran Rp 324.000

Sumber: UD. Mintarso Fiberglas

Setelah melakukan perhitungan total kapasitas menganggur selama bulan Juni 2011, perusahaan tidak menentukan biaya relevan dan tidak relevan. Perusahaan langsung mencatatnya ke dalam perhitungan biaya produksi dan biaya non produksi. Disinilah letak perbedaan antara yang terjadi diperusahaan dengan yang ada di dalam teori.

Langkah kedua yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tidak sama dengan

teori yaitu setelah menghitung kapasitas menganggur, langkah selanjutnya dengan dilakukan penentuan biaya relevan dan tidak relevan.

3. Membandingkan Penentuan Total Pendapatan Diferensial, Biaya Diferensial dan Laba Diferensial Pesanan Khusus (special order pricing) dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan

a. Berdasarkan Teori

Cara dalam perhitungan analisis biaya relevan dibutuhkan perhitungan pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial diolah berdasarkan data yang ada di perusahaan. Dengan melihat data perhitungan per pcs yang dilakukan oleh perusahaan maka dapat dihitung biaya diferensial pesanan khusus yang diterima.

Tabel 5.12 Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan Juni 2011

Keterangan Total Per Unit

Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000 Rp 18.851,0800 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17.850.000 Rp 10.050,6800 Biaya Overhead Pabrik:

Biaya Listrik Rp 259.220 Rp 145,9572

Biaya Pemeliharaan dan

Perbaikan Gedung Rp 352.950 Rp 198,7331

Biaya Pemeliharaan dan

Perbaikan Mesin Rp 266.000 Rp 149,7748

TOTAL 51.728.170 29.126,22

1) Biaya Diferensial

Maka dapat ditentukan biaya diferensial seperti tabel dibawah ini: Tabel 5.13 Biaya Diferensial

Biaya Juni

Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku Rp 3.770.216,00

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.010.136,00

Biaya Overhead Pabrik:

1. Biaya Listrik Rp 29.191,44

2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Mesin Rp 29.954,96

Jumlah Biaya Diferensial Rp 5.839.498

Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang Sudah diolah 2) Pendapatan Diferensial

Tabel 5.14 Pendapatan Diferensial

Bulan Pendapatan Pesanan Khusus Patung Juni 200pcs x Rp 50.000 = Rp 10.000.000 Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang Sudah diolah

Tabel 5.15 Analisis Biaya Relevan Pesanan Khusus Bulan Juni 2011

Keterangan Menerima Pesanan Khusus Menolak Pesanan Khusus Penjualan Rp 10.000.000,00 - Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku Rp 3.770.216,00 -

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.010.136,00

Biaya Overhead Pabrik:

1. Biaya Listrik Rp 29.191,44 -

2. Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan Mesin Rp 29.954,96 -

TOTAL BIAYA Rp 5.839.498 -

LABA DIFERENSIAL Rp 4.160.502 - Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang sudah diolah

b. Berdasarkan yang Terjadi di Perusahaan

Dalam menentukan total biaya diferensial dan pendapatan diferensial perusahaan UD. Mintarso Fiberglas tidak melakukan langkah ke tiga ini. Perusahaan hanya menghitung dari total HPP sebagai bahan pertimbangan, jika harga per unit yang telah dihitung oleh perusahaan berdasarkan HPP masih dibawah harga pesanan khusus per unit yang ditentukan oelh pembeli maka setelah dari berbagai pertimbangan diatas maka pesanan khusus diterima, seperti didalam tabel dibawah ini;

Tabel 5.16 Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan Juni 2011

Keterangan Total Per Pcs

Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000 Rp 18.851,0800 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17.850.000 Rp 10.050,6800 Biaya Overhead Pabrik:

Biaya Listrik Rp 259.220 Rp 145,9572

Biaya Pemeliharaan dan

Perbaikan Gedung Rp 352.950 Rp 198,7331

Biaya Pemeliharaan dan

Perbaikan Mesin Rp 266.000 Rp 149,7748

Biaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung Rp 1.290.000 Rp 726,3514

Biaya Kesejahteraan Karyawan Rp 1.141.600 Rp 642,7928 Biaya Penyusutan Mesin Rp 126.000 Rp 70,9459

Biaya Adm dan Umum:

1. Biaya Telepon Rp 62.344 Rp 35,1036

Biaya Pemasaran:

1. Biaya Promosi Rp 405.400 Rp 228,2658

2. Biaya Pameran Rp 324.000 Rp 182,4324

TOTAL Rp 55.077.514 Rp 31.012,1100

Sumber UD. Mintarso Fiberglas

Perusahaan dalam menentukan biaya diferensial, pendapatan diferensial dan laba diferensial tidak mengikuti langkah dari teori Hanson dan

Mowen (2005: 282-283) yaitu penentuan total pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial pesanan khusus (special order pricing).

Perusahaan juga tidak melakukan perhitungan analisis biaya relevan. Dengan alasan perusahaan dalam pengambilan keputusan hanya melihat dari kapasitas menganggur, biaya produksi dan non produksi dan terakhir adalah melihat hasil hpp yang terjadi diperusahaan. Ketiga hal tersebut yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Dalam langkah ke 3 ini perusahaan tidak mengikuti langkah yang ada di dalam teori.

Jadi dalam langkah ke 3 menurut teori Hansen dan Mowen (2005: 282-283) yaitu penentuan pendapatan yang diterima dengan menggunakan analisis biaya relevan, perusahaan tidak mengikuti langkah yang ada di dalam teori tersebut.

4. Pengambilan Keputusan dikatakan Tepat Jika Pengambilan Keputusan yang dilakukan Perusahaan sama dengan yang ada di dalam teori.

Dari ketiga langkah dalam teori Hanson dan Mowen diatas perusahaan hanya menerapkan satu langkah yaitu menentukan total kapasitas menganggur sebelum mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Sedangkan langkah kedua dan ketiga yang terjadi diperusahaan tidak sama seperti yang ada di dalam teori.

Pengambilan keputusan dikatakan tepat jika langkah pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sama dengan teori. Jadi, pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh UD Mintarso Fiberglas dalam menerima atau menolak pesanan khusus sudah tepat yaitu menerima pesanan khusus, meskipun langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan tidak sama dengan yang ada di dalam teori.

Dokumen terkait