• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengenai karakteristik pasien rawat inap di RSUD Wonosari, yang meliputi jenis kela min, umur, tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari tabel V. 3 memperlihatkan data responden pasien di RSUD Wonosari yang sedang menjalani rawat inap, jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sama dengan responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu keduanya sama-sama berjumlah 25 orang atau 50%.

Tabel V. 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

Angka Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 25 25 50% 50% Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer Diolah

b. Deskripsi responden berdasarkan umur

Dari tabel V. 4 karakteristik responden pasien di RSUD Wonosari yang sedang menjalani rawat inap, berdasarkan umur dapat diketahui bahwa 24% responden pasien rawat inap di RSUD Wonosari berumur antara 15-24 tahun, 14% berumur antara 25-34 tahun, 18% berumur 35-44 tahun, 12% berumur antara 45-54 tahun, dan 32% berumur 55 tahun keatas. Jadi sebagian besar responden pasien rawat inap di

RSUD Wonosari berusia 55 tahun keatas yaitu sebanyak 16 orang. Tabel V. 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Angka Persentase 1 2 3 4 5 15 - 24 tahun 25 - 34 tahun 35 - 44 tahun 45 - 54 tahun > 55 tahun 12 7 9 6 16 24% 14% 18% 12% 32% Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer Diolah

c. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

Dari tabel V. 5 karakteristik pasien di RSUD Wonosari yang sedang menjalani rawat inap, berdasarkan tingkat pendidika n te rakhir dapat diketahui bahwa 30% (15 orang) responden pasien rawat inap di RSUD Wonosari tamat SD/ Sederajat, 16% (8 orang) tamat SLTP/ Sederajat, 32% (16 orang) tamat SLTA/ Sederajat dan 22% (11 orang) tamat perguruan Tinggi/ Akademi. Jadi sebagian be sar responden pasien rawat inap di RSUD Wonosari mempunyai tingkat pendidikan terakhir SLTA/ Sederajat.

Tabel V. 5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Tingkat Pendidikan Terakhir Jumlah Angka Persentase 1 2 3 4 SD/ Sederajat SLTP / Sederajat SLTA/ Sederajat Perguruan Tinggi/Akademi 15 8 16 11 30% 16% 32% 22% Jumlah 50 100%

d. Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan

Dari tabel V. 6 karakteristik pasien rawat inap di RSUD Wonosari yang sedang menjalani rawat inap, berdasarkan jenis pekerjaan dapat diketahui bahwa 20% (10 orang) responden bekerja sebagai pelajar/mahasiswa, 32% (16 orang) bekerja sebagai petani/ buruh. Responden pasien rawat inap di RSUD Wonosari yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 22% (11 orang). Sedangkan yang bekerja sebagai pegawi negeri/swasta sebanyak 20% (10 orang) dan lain-lain sebanyak 6% (3 orang). Jadi sebagian responden pasien rawat inap di RSUD Wonosari bekerja sebagai buruh/ petani.

Tabel V. 6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Angka Persentase 1 2 3 4 5 Pelajar/Mahasiswa Petani/Buruh Wiraswasta Pegawai Negeri/Swasta Lain-lain 10 16 11 10 3 20% 32% 22% 20% 6% Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer Diolah

2. Statistik Uji t

Uji t untuk menguji secara satu per satu variabel X1 sampai X5 apakah signifikan atau tidak dalam mempengaruhi variabel Y.

Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah menguji pengaruh kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy) secara parsial terhadap kepuasan pasien rawat inap.

a. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tangibles

terhadap kepuasan pasien rawat inap.

H0:b1= 0, artinya tangibles secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA:b1≠0, artinya tangibles secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Untuk mencari nilai kritis digunakan signifikansi (

α

) = 5% dera jat kebebasan (dk) = n-k-1 = 50 – 5 – 1 = 44.

Maka t tabel = (α,n-k-1) = t (5%,44) = 2,015

H0 diterima bila – t (

α

/2;n-k-1) ≤ thitung ≤ t (

α

/2;n-k-1)

H0 ditolak bila thitung < -t (α/2;n-k-1) atau thitung > t (α/2;n-k-1).

Dari hasil perhitungan komputer diketahui bahwa thitung = 3,345 dan ttabel = 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel. Ini dapat diartikan H0 ditolak dan HA diterima. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa tangibles secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

b. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh reliability

terhadap kepuasan pasien rawat inap.

H0:b2= 0, artinya reliability secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA:b2≠0, artinya reliability secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Untuk mencari nilai kritis digunakan signifikansi (α) = 5% dera jat kebebasan (dk) = n-k-1 = 50 – 5 – 1 = 44.

Maka ttabel = (α,n-k-1) = t (5%,44) = 2,015

H0 diterima bila – t (α/2;n-k-1) ≤ thitung ≤ t (α/2;n-k-1)

H0 ditolak bila thitung < -t (α/2;n-k-1) atau thitung > t (α/2;n-k-1).

Dari hasil perhitungan komputer diketahui bahwa thitung = 2,470 dan ttabel = 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel. Ini dapat diartikan H0 ditolak dan HA diterima. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa reliability secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

c. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

responsiveness terhadap kepuasan pasien rawat inap.

H0:b3= 0, artinya responsiveness secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA:b3≠0, artinya responsiveness secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Untuk mencari nilai kritis digunakan signifikansi (α) = 5% derajat kebebasan (dk) = n-k-1 = 50 – 5 – 1 = 44.

Maka ttabel = (α,n-k-1) = t (5%,44) = 2,015

H0 dite rima bila – t (α/2;n-k-1) ≤ thitung ≤ t (α/2;n-k-1)

H0 ditolak bila thitung < -t (α/2;n-k-1) atau thitung > t (α/2;n-k-1).

Dari hasil perhitungan komputer diketahui bahwa thitung = 2,609 dan ttabel = 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel. Ini dapat

diartikan H0 ditolak dan HA diterima. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa responsiveness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

d. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

assurance terhadap kepuasan pasien rawat inap.

H0:b4= 0, artinya assurance secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA:b4≠0, artinya assurance secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Untuk mencari nilai kritis digunakan signifikansi (α) = 5% derajat kebebasan (dk) = n-k-1 = 50 – 5 – 1 = 44.

Maka ttabel = (α,n-k-1) = t (5%,44) = 2,015

H0 diterima bila – t (α/2;n-k-1) ≤ thitung ≤ t (α/2;n-k-1)

H0 ditolak bila thitung < -t (α/2;n-k-1) atau thitung > t (α/2;n-k-1).

Dari hasil perhitungan komputer diketahui bahwa thitung = 2,937 dan ttabel = 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel. Ini dapat diartikan H0 ditolak dan HA diterima. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa assurance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

e. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh empathy

terhadap kepuasan pasien rawat inap.

H0:b5= 0, artinya empathy secara parsial tida k berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA:b5≠0, artinya empathy secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Untuk mencari nilai kritis digunakan signifikansi (α) = 5% derajat kebebasa n (dk) = n-k-1 = 50 – 5 – 1 = 44.

Maka ttabel = (α,n-k-1) = t (5%,44) = 2,015

H0 diterima bila –t (α/2;n-k-1) ≤ thitung ≤ t (α/2;n-k-1)

H0 ditolak bila thitung < -t (α/2;n-k-1) atau thitung > t (α/2;n-k-1).

Dari hasil perhitungan komputer diketahui bahwa thitung = 3,015 dan ttabel = 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel. Ini dapat diartikan H0 ditolak dan HA diterima. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa empathy secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

3. Statistik Uji F

Uji F untuk melihat kemampuan menyeluruh dari semua variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel dependen dan apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak (Suharyadi dan Purwanto, 2004:523).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

Perumusan Hipotesis

H0: b1,b2,b3,b4,b5= 0: Tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

HA: b1,b2,b3,b4,b5≠0: Tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Dari uji ANOVA atau Ftest, didapat Fhitung adalah 38,331 dengan taraf signifikansi (α) = 5% dan derajat kebebasan n-k-1 = 50-5-1 = 44 maka Ftabel (0,05;44) = 2,427. Setelah Fhitung dan Ftabel diketahui maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel maka ada pengaruh, sebaliknya apabila Fhitung ≤ Ftabel maka tidak ada pengaruh. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 38,331 sedangkan Ftabel = 2,427 artinya Fhitung > Ftabel. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang positif kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assu rance, empathy) terhadap kepua san pasien rawat inap di RSUD Wonosari. Dalam hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan HA

diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan yang meliputi

tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Wonosari, Gunungkidul.

4. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan kedua dan ketiga yaitu apakah kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 13.50, maka diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:

Konstanta (a) = -9,356 Koefisien regresi X1 (b1) = 0,306 Koefisien regresi X2 (b2) = 0,291 Koefisien regresi X3 (b3) = 0,271 Koefisien regresi X4 (b4) = 0,252 Koefisien regresi X5 (b5) = 0,329

Maka persamaan regresi linier bergandanya adalah

Y = -9,356 + 0,306 X1 + 0,291 X2 + 0,271 X3 + 0,252 X4 + 0,329 X5 a. Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diketahui bahwa

koefisien regresi linier berganda dari kelima variabel bebas (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy) bertanda positif yang berarti bahwa variabel-variabel bebasnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel terikat (kepuasan pasien rawat inap).

b. Konstanta

Nilai konstanta sebesar - 9,356. Secara matematis jika X1, X2, X3, X4, dan X5= 0 maka nilai Y= -9,356. Hal ini berarti pada saat varia bel bebas kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) tidak dilaksanakan (dianggap nol) maka kepuasan pasien rawat inap nilainya sebesar -9,356. Tanda negatif (-) menerangkan pasien rawat inap “tidak puas”.

c. Koefisien Tangibles (b1)

Variabel tangibles mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien rawat inap, dengan koefisien regresi sebesar 0,306. Artinya apabila variabel tangibles meningkat sebesar 1 satuan, maka kepuasan pasien rawat inap akan meningkat sebesar 0,306 satuan, dengan asumsi variabel bebas X2, X3, X4, dan X5 adalah tetap/ konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti antara variabel

tangibles dan kepuasan pasien rawat inap menunjukkan hubungan yang searah.

d. Koefisien Reliability (b2)

Variabel reliability mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien rawat inap, dengan koefisien regresi sebesar 0,291. Artinya apabila variabel reliability meningkat sebesar 1 satuan, maka kepuasan pasien rawat inap akan meningkat sebesar 0,291 satuan, dengan asumsi variabel bebas X1, X3, X4, dan X5 adalah tetap/ konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti antara variabel

reliability dan kepuasan pasien rawat inap menunjukkan hubungan yang searah.

e. Koefisien Responsiveness (b3)

Variabel responsiveness mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien rawat inap, dengan koefisien regresi sebesar 0,271. Artinya apabila variabel responsiveness meningkat sebesar 1 satuan, maka kepuasan pasien rawat inap akan meningkat sebesar 0,271

satuan, dengan asumsi variabel bebas X1, X2, X4, dan X5 adalah tetap/ konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti antara variabel responsiveness dan kepuasan pasien rawat inap menunjukkan hubungan yang searah.

f. Koefisien Assurance (b4)

Variabel assurance mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien rawat inap, dengan koefisien regresi sebesar 0,252. Artinya apabila variabel assurance meningkat sebesar 1 satuan, maka kepuasan pasien rawat inap akan meningkat sebesar 0,252 satuan, dengan asumsi variabel bebas X1, X2, X3, dan X5 adalah tetap/ konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti antara variabel

assurance dan kepuasan pasien rawat inap menunjukkan hubungan yang searah.

g. Koefisien Empathy (b5)

Variabel empathy mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien rawat inap, dengan koefisien regresi sebesar 0,329. Artinya apabila variabel empathy meningkat sebesar 1 satuan, maka kepuasan pasien rawat inap akan meningkat sebesar 0,329 satuan, dengan asumsi variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 adalah tetap/ konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti antara variabel

empathy dan kepuasan pasien rawat inap menunjukkan hubungan yang searah.

5. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan karena pengaruh variabel bebas dapat diperoleh dengan menggunakan R2. R square (R2) diperoleh sebesar 81,3%. Hal ini berarti bahwa variabel kepuasan pasien rawat inap berubah sebesar 81,3% karena adanya pengaruh tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy

secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 1 – 81,3% = 18,7% disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Dokumen terkait