• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengukur sikap karyawan

terhadap perubahan kebijakan hari kerja.

Untuk skor sikap karyawan, item yang digunakan sebanyak 10 item,

dengan skor 1, 2, 3, 4, 5, berdasarkan perhitungan instrumen dengan

menggunakan skala Likert, diperoleh :

a. Total skor terkecil : 10×1=10

b. Total skor terbesar : 10×5=50

Untuk menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala

sikap karyawan digunakan rumus :

=

Dimana Ci = interval kelas ; Range = selisih nilai tertinggi dengan nilai

terendah ; K = jumlah kelas.

Berdasarkan skala Likert, maka kelas yang digunakan adalah 5, maka

Dari hasil analisis data persentase, diketahui sikap konsumen atas

perubahan kebijakan hari kerja, yang dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel V.8

Sikap Karyawan atas Perubahan Hari Kerja Sikap Konsumen Kategori Rentang Skor Jumlah Responden Persentase P = nx/N × 100% 10 - 17 1 1,2 Sangat Rendah 18 - 25 11 13,1 Rendah 26 - 33 22 26,2 Sedang 34 - 41 34 40,5 Tinggi 42- 50 16 19,0 Sangat Tinggi Total 84 100,0

Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Dari Tabel V.8 di atas, diperoleh hasil sikap karyawan pada kategori

tinggi, sebanyak 34 responden (40,5%). Berdasarkan hasil tersebut,

kategori tinggi menduduki jumlah responden dan persentase yang

paling tinggi dibandingkan kategori lain. Hanya ada 1 reponden yang

berada pada kategori sangan rendah, yang berarti sikapnya sangat

negatif atas perubahan hari kerja. Pada kategori rendah, terdapat 11

reponden (13,1%). Untuk kategori sedang, jumlah responden sebanyak

22 (26,2%) dan yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 16

responden (19%).

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa 40,5% responden

Hasil ini direpresentasikan pada :

a. Responden memiliki pemikiran yang positif atas perubahan

hari kerja.

b. Responden memiliki perasaan positif / senang atas perubahan

hari kerja.

c. Responden berperilaku positif dengan adanya perubahan hari

kerja.

2. Uji Normalitas

Grafik V.1

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu (residual) memiliki distribusi normal

garis diagonal dan mengikuti arah garis sehingga terjadi pemenuhan

persyaratan normalitas sebaran data maka model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas.

3. Analisis Regresi Sederhana

Dari pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.9 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N kinerja karyawan 50.2857 4.14081 84 sikap karyawan 34.9405 8.03509 84 Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tabel V.9 menunjukkan rata-rata skor dan standar deviasi untuk

masing-masing variabel. Rata-rata skor kinerja karyawan sebesar

50.2857, dan rata-rata poin untuk sikap karyawan sebesar 34.9405.

Sedangkan, standar deviasi kinerja karyawan sebesar 4.14081, dan

standar deviasi variabel sikap karyawan sebesar 8,03509.

Tabel V.10 Correlations kinerja karyawan sikap karyawan Pearson Correlation kinerja karyawan 1.000 .320 sikap karyawan .320 1.000 Sig. (1-tailed) kinerja karyawan . .002 sikap karyawan .002 . N kinerja karyawan 84 84 sikap karyawan 84 84 Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tabel V.10 menunjukkan adanya hubungan antara variabel kinerja

karyawan dan sikap karyawan. Besarnya hubungan antara kinerja dan

sikap karyawan adalah 0,320. Hubungan antara kedua variabel tersebut

masih cenderung lemah. Korelasi yang positif menunjukkan hubungan

antara kedua variabel tersebut adalah searah, artinya jika sikap

karyawan semakin positif, maka kinerja karyawan akan meningkat.

Nilai signifikansinya sebesar 0,002, nilai ini masih lebih kecil dari 0,05,

artinya hubungan antara variabel kinerja dan sikap karyawan

signifikan. Tabel V.11 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .320a .102 .091 3.94757 a. Predictors: (Constant), sikap karyawan

b. Dependent Variable: kinerja karyawan Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tabel V.11 menunjukkan besarnya koefiensi determinasi yang

berfungsi untuk mengetahui besarnya persentase variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Koefisien determinasi

digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi

ditunjukkan pada kolom R Square, sebesar 0,102 atau sebesar 10,2%.

Artinya variabel kinerja yang dapat dijelaskan oleh variabel sikap

oleh faktor-faktor lain yang belum diteliti. Rentang nilai R Square

adalah 0 – 1, semakin mendekati nilai 1 maka hubungan antara dua variabel tersebut semakin kuat, jika mendekati 0, maka hubungannya

semakin lemah. Karena nilai R Square pada tabel sebesar 0,102,

menunjukkan bahwa hubungan variabel sikap dengan variabel kinerja

lemah.

Standar Error of the Estimate (SEE) untuk variabel kinerja sebesar

3,94757, jika dibandingkan dengan standar deviasi (STD), sebesar

4,14081, maka nilai SEE lebih kecil dari STD. Artinya angka ini baik

digunakan sebagai prediktor dalam menentukan besarnya skor kinerja

karyawan, karena nilai yang dapat digunakan sebagai prediktor

variabel dependen adalah yang lebih kecil dari nilai standar deviasi

(SEE < STD). Tabel V.12 ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 145.311 1 145.311 9.325 .003a Residual 1277.832 82 15.583 Total 1423.143 83

a. Predictors: (Constant), sikap karyawan b. Dependent Variable: kinerja karyawan Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tabel V.12 menunjukkan hasil uji Anova yang digunakan untuk

dari 0,05 maka regresi tersebut layak digunakan sebagai model regresi.

Hasil yang ditunjukkan pada tabel nilai F sebesar 9,325 dengan

signifikansi 0,003 yang mana lebih kecil dari 0,05, sehingga model

regresi ini layak digunakan untuk memprediksi nilai kinerja karyawan.

Tabel V.13 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 44.532 1.933 23.040 .000 sikap karyawan .165 .054 .320 3.054 .003 a. Dependent Variable: kinerja karyawan

Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Dari hasil olah data tersebut, diperoleh persamaan regresi

sederhana :

Y = 44,532 + 0,165X

Nilai Y (kinerja) adalah 44,532 ketika nilai X (sikap) sama dengan

0, sedangkan Y akan berubah sebesar 0,165 satuan jika X berubah

sebesar satu satuan.

Nilai sig. level sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (nilai alpha),

maka terdapat pengaruh positif antara sikap karyawan terhadap kinerja

4. Analisis Uji-t

Untuk mengetahui signifikansi variabel sikap terhadap kinerja,

dilakukan uji t. Pengambilan keputusan dari analisis uji t adalah

sebagai berikut :

a. Nilai thitung ≥ nilai ttabel pada α = 0,05, atau thitung pada

p-value ≤ 0,05, maka H0 ditolak, H1 diterima.

b. Nilai thitung < nilai ttabel pada α = 0,05, atau thitung pada p-value > 0,05, maka H0 diterima, H1 ditolak.

Dari tabel V.13 dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah 3,054,

sedangkan nilai ttabel pada α = 0,05 adalah sebesar 1,663 (t84-1=t83), sehingga nilai thitung ≥ nilai ttabel. Atau jika dilihat dari nilai signifikansinya, nilai yang diperoleh dari pengolahan data, nilai

signifikansinya adalah 0,003 yang lebih kecil dari nilai α (0,05). Maka

H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu variabel sikap berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Dokumen terkait