• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

3. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, terbitan Balai

Pustaka tahun 1993, kinerja adalah 1) sesuatu yang dapat dicapai, 2)

prestasi yang diperlihatkan, dan 3) kemampuan kerja.

Ada beberapa pengertian kinerja menurut para ahli manajemen,

yang dikemukakan dalam buku Budaya Organisasi dan Peningkatan

Kinerja Perusahaan. Menurut Stoner, 1978, dalam buku Management,

kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

Menurut Bernardin dan Russel, 1993, dalam buku Achmad S.

Ruby, mengemukakan bahwa kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil

yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan, atau kegiatan tertentu

selama kurun waktu tertentu.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai

tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Prawiro Suntoro,

1999, dalam buku Merry Dandian Panji).

Kemudian, dalam buku tersebut, Pabundu Tika, merangkum

Kinerja terdiri dari bebeberapa unsur, yaitu 1) hasil-hasil fungsi

pekerjaan, 2) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi

seperti motivasi, kecakapan, persepsi peranan, 3) pencapaian

tujuan organisasi, 4) periode waktu tertentu.

Menurut Pabundu Tika, 2006, kinerja adalah hasil-hasil fungsi

pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu

organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai

tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Pengertian kinerja menurut Mangkunegara, 2006, dalam buku

Manajemen Sumber Daya Manusia, kinerja adalah hasil secara

kualitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.

Kinerja, menurut Hendry Simamora, 1995, adalah tingkat terhadap

mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

b. Faktor-Faktor Kinerja

Menurut Prawirosentono (1999) dari artikel yang dalam blog

Hardiyanti Karisma, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, yaitu:

1) Efektivitas dan efisiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, ukuran

baik-buruknya kinerja diukur dengan efektivitas dan efisiensi. Efektif,

apabila mencapai tujuan, dan efisien apabila hal itu memuaskan

2) Otoritas dan tanggung jawab

Wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam organisasi

akan mendukung kinerja, selain itu kinerja dapat terwujud bila

karyawan mempunyai komitmen dengan organisasinya dan

ditunjang dengan disiplin kerja yang tinggi.

3) Disiplin

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap yang ada pada diri

karyawan terhadap peraturan dan ketetapan organisasi. Disiplin

meliputi ketaatan dan rasa hormat terhadap perjanjian yang dibuat

antara perusahaan dan karyawan.

4) Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam

bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan

tujuan organisasi. Hendaknya setiap inisiatif mendapat tanggapan

positif dari atasan.

Faktor-faktor kinerja menurut Gibson (1996) terdiri dari tiga

kelompok, yaitu:

1) Kelompok variabel individu, terdiri dari kemampuan dan

ketrampilan, latar belakang dan demografis. Variabel kemampuan

dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi

perilaku kerja dan kinerja karyawan. Sedangkan variabel latar

belakang dan demografis mempunyai pengaruh yang tidak

2) Kelompok variabel psikologis, terdiri dari variabel persepsi, sikap,

kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel ini banyak

dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja, dan

variabel demografis.

3) Kelompok variabel oragnisasi, terdiri dari variabel sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan.

c. Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja merupakan faktor kunci untuk dalam

pengembangan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya

manusia yang ada dalam organisasi. Dengan penilaian kinerja, akan

diketahui kondisi sebenarnya tentang kinerja karyawan.

Penilaian kinerja menurut beberapa ahli:

1) Menurut Bernardin dan Russel (1993:379), penilaian kinerja

adalah cara mengukur kontribusi individu kepada organisasi

tempatnya bekerja.

2) Menurut Cascio (1992:267), penilaian kinerja adalah sebuah

gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan

kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok.

3) Menurut Bambang Wahyudi (2002:101), penilaian kinerja adalah

suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis

tentang prestasi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk

4) Menurut Henry Simamora (2004:338), penilaian kinerja adalah

proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi

pelaksanaan kerja individu karyawan.

Bernardin dan Russel (1993:135) seperti yang dikutip oleh

Faustino Cardoso Gomes dalam buku Human Resource Management,

mengemukakan ukuran-ukuran dari kinerja karyawan, yaitu:

1) Quantity of work, adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu

periode yang ditentukan.

2) Quality of work, adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3) Job knowledge, adalah luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan

dan ketrampilannya.

4) Creativeness, adalah keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan

dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

yang timbul.

5) Cooperation, adalah kesediaan untuk bekerjasama dengan orang

lain atau sesama anggota organisasi.

6) Dependability, adalah kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal

kehadiran dan penyelesaian kerja.

7) Initiative, adalah semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru

dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8) Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

Menurut Agus Dharma dalam buku Manajemen Supervisi

(2003:355), pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai,

berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau

pelaksanaan kegiatan.

2) Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan, berkaitan dengan bentuk

hasil keluaran. Pengukuran ini mencerminkan pengukuran tingkat

kepuasan atau seberapa baik penyelesaiannya.

3) Ketepatan waktu, yaitu kesesuaian waktu pelaksanaan dengan

yang direncanakan.

Dalam buku Peraturan tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Yayasan Sanata Dharma Yogyakarta, tahun 2003, penilaian pegawai

meliputi :

1) Prestasi kerja

Hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas

yang diberikan kepadanya.

2) Tanggung jawab

Kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan tugas yang

diberikan kepadanya.

Ketaatan dan pengabdian seorang pegawai kepada perusahaan

tempatnya bekerja.

4) Loyalitas

Kemauan pegawai dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan dan keterlibatannya dalam pencapaian tujuan tersebut.

5) Kejujuran

Ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan

kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang

diberikan kepadanya.

6) Kerja sama

Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja sama dengan orang

lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga

mencapai hasil yang maksimal.

7) Prakarsa

Kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan,

langkah-langkah, atau melaksanakan suatu tindakan yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu

perintah.

8) Kepemimpinan

Kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain

sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan

d. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja secara teoritis dikategorikan sebagai suatu

yang bersifat evaluation dan development (Syafarudin Alwi,

2001:187) . Yang bersifat evaluation, harus menyelesaikan, 1) hasil

penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi; 2) hasil

penilaian digunakan sebagai staffing decision; 3) hasil penilaian

digunakan sebagi evaluasi sistem seleksi. Sementara itu, yang bersifat

development harus menyelesaikan, 1) prestasi riil yang dicapai

individu; 2) kelemahan-kelemahan individu yang memperlambat

kerja; 3) prestasi-prestasi yang harus dikembangkan.

Hasil-hasil penilaian memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi

perencanaan kebijakan organisasi, manfaatnya secara rinci adalah

sebagai berikut (wikipedia): 1) penyesuaian kompensasi; 2) perbaikan

kinerja; 3) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; 4) pengambilan

keputusan dalam hal promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan

perencanaan tenaga kerja; 5) kepentingan penelitian pegawai; 6)

Dokumen terkait