• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis data dan Pembahasan

Anak yang menjadi fokus penelitian tersebut orang tua dari mereka memiliki kesibukan pada masing-masing pekerjaan. Artinya, orang tua dari Mawar dan Melati tidak menjadi orang yang hanya duduk diam di rumah, melainkan orang tua mereka memiliki pekerjaan yang setiap hari menjadi rutinitas berangkat pagi pulang sore hari. Adanya kesibukan dalam pekerjaan orang tua mereka, akan tetapi orang tua memiliki rasa tanggung jawab pada anak. Hal tersebut terlihat saat anak bangun pagi orang tua menyiapakan apa yang menjadi kebutuhan anak di pagi hari. Sebelum anak berangkat kesekolah orang tua mengingatkan pada anak untuk mengecek kembali jadwal yang akan digunakan belajar di sekolah. Anak saat melakukan kesalahan orang tua berusaha untuk mencari akar permasalah dan memberinya solusi dengan cara menasehati. Hal tersebut memiliki tujuan supaya anak tetap berada pada kondisi belajar dari kesalahan menjadi paham akan hal yang benar.

Orang tua mereka saat berada di rumah mengetahui anaknya belajar memberi pendekatan dan perhatian dengan menyampaikan pertanya ada kesulitan dalam belajar atau tidak. Hal tersebut mengungkapkan bahwa orang tua selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak dalam dunia pendidikan. Bagian ini dapat dilihat dari hasil percakapan sebagai berikut: Mawar

Membantu ( JT/D1P4) . . . . Iya ( JT/D1/P4a) . . . . iya ( JT/D1/P4b) . . . . Kalau ibu baru gak ada tugas yaaaa fokus nyinaoni saya bu. Tapi kalau

ada tugas ya cuman nemeni saja sambil ibu ngerjain tugasnya.”( JT/D1/P4c)

Melati

Menungguin. ( JA/D1/P4) . . . . Iya senang.”( JA/D1/P4a) . . . . Mengajari juga.”(JA/D1/P4b)

Terlihat dalam jawaban yang telah anak sampaikan di atas menunjukan bahwa orang tua selalu memberikan kontrol terhadap perkembangan anak dalam kebutuhan sehari-hari di rumah maupun dalam kebutuhan sekolah.

2. Komunikasi

Orang tua Mawar bekerja sebagai PNS dan swasta, sedangkan orang tua Melati bekerja di PU bagian 3m dan di Telkom. Kedua anak tersebut sudah bisa merasakan kebutuhan adanya pendampingan orang tua saat di rumah. Anak bisa merasakan hal tersebut, karena kedua orang tua waktu yang efektif ada di rumah mulai sore hari. Mawar dan Melati walaupun bangga terhadap pekerjaan orang tua mereka, akan tetapi disisi lain memiliki perasaan yang tidak disukai karena bisa berkumpul dengan keluarga di sore hari itu pun kalau orang tua tidak merasakan capek. Waktu orang tua yang selalu bisa dirasakan bertemu dan berkumpul oleh kedua anak tersebut saat melihat acara televisi serta makan malam, disinilah orang tua melakukan komunikasi dengan anak mengewali pembicaraan dengan menanyakan kegiatan anak saat di sekolah. Waktu yang anak miliki untuk berkumpul dengan keluarga walaupun pada kondisi tertentu, akan tetapi orang tua mereka tetap menanyakan aktivitas sehari-harinya.

Mawar dan Melati selalu membicarakan apa yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua saat medengar dan mengetahui kebutuhan anak sebisa mungkin memberikan apa yang jadi kebutuhannya. Sebagai contoh saja hal yang disampaikan anak pada orang tua saat Mawar dan Melati mendapatkan kesulitan dalam belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), maka mereka akan mengatakan hal tersebut pada orang tuanya. Selanjutnya orang tua mengetahui hal tersebut lalu memberikan solusi dengan membantu memberikan cara yang mudah dalam mengerjakan soal yang dianggap anak sulit untuk dikerjakan.

Orang tua juga memperhatikan dan menanyakan pada anak saat terlihat tidak punya keinginan untuk belajar dengan cara mengingatkan pada anak akan kebutuhan belajar sebagai siswa. Selain hal itu, orang tua dalam mengingatkan anak untuk dapat belajar dengan cara menanyakan ada PR atau tidak, jika ada anak diminta untuk mengerjakan, akan tetapi jika menemukan kesulitan diminta untuk bilang pada orang tua nanti akan dibantunya. Hal tersebut melihatkan adanya perhatiaan dari orang tua yang bisa mengetahui apa yang harus anak terima, dengan adanya komunikasi maka kebutuhan anak orang tua tidak memungkinkan untuk mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya .

Pembahasan dari pemaparan hasil wawancara dan observasi di atas kedua anak bernama Mawar dan Melati yang menajadi fokus penelitian tersebut menunjukan bahwa pola asuh orang tua mereka terdapat pada pola asuh authoritative (Otoritatif). Hal tersebut ditunjukan bahwa sesibuk apapun itu dalam urusan pekerjaanya orang tua selalu memberikan waktu luang untuk

melihat perkembangan dan kebutuhan anak yang harus dimiliki. Dalam hal ini kedua orang tua mereka setiap hari melihat perkembangan nilai yang telah diperoleh dari hasil belajar saat berada di sekolah. Jika anak dalam perkembangan akademik yang kurang baik, maka orang tua akan memberikan pendampingan dalam belajar di rumah lebih dari waktu yang biasa anak gunakan dalam belajar. Selain itu orang tua setiap mengetahu anak mendapatkan nilai dari sekolah kurang baik, meminta untuk belajar lebih giat supaya dapat belajar lebih serius lagi. Orang tua mereka meminta anaknya untuk merubah kebiasaan belajar lebih baik, akan tetapi orang tua mereka juga konsisten untuk menemani dan mengajari belajar dari awal sampai akhir belajar.

Mawar dan Melati saat mendapatkan perkembangan dalam akademik yang baik, orang tua mereka memberikan pujian dan memberikan reward sebagai wujud tanda cinta kasih yang digunakan untuk mendukung kewajiban anak sebagai siswa yang baik. Kedua anak tersebut saat mendapatkan dukungan dari orang tua dalam bentuk materi maupun dalam bentuk pujian mereka akan lebih memiliki semangat dan tanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk meraih apa yang menjadi harapan dari orang tua terhadap keberhasilan anak dan anak diharapkan bisa mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya.

Orang tua mendukung anak dalam dunia pendidikan mereka melalui memantau anak saat di rumah dalam belajar. Orang tua juga mempunyai cara supaya anak memiliki kemauan belajar dengan cara menanyakan ada tugas yang harus dikerjakan untuk besok atau tidak. Jika ada tugas maka orang tua akan menanyakan ada kesulitan atau tidak. Selain orang tua menanyakan ada tugas

atau tidak, orang tua juga menanyakan nilai yang diperoleh dengan cara meminjam buku tugas yang anak miliki. Orang tua membiasakan setiap hari ada komunikasi dalam meluangkan waktu untuk belajar saat berada di rumah dengan anak. Hal tersebut mengajarkan anak supaya memiliki rasa butuh akan belajar, dengan tujuan supaya anak memiliki arahan dalam menempuh pendidikan yang jelas. Cara yang orang tua berikan untuk mengingatkan anak supaya belajar tersebut, hal ini termasuk pola asuh orang tua dalam memberikan kontrol diri dan komunikasi pada anak supaya tidak berlarut malas untuk belajar. Dari pola asuh yang orang tua terapkan pada kedua anak tersebut menanamkan kebiasaan baik antara orang tua yang sibuk bekerja dengan tanggung jawab untuk memenuhi apa yang menajadi kewajiban sebagai orang tua dengan adanya kehadiran anak.

c) Tuntutan Orang Tua untuk menjadi Matang (anak berkembang sesuai usianya)

Orang tua Mawar dan Melati selain memberikan pola asuh dalam perkembangan dan kebutuhan akdemik tersebut, mereka juga memiliki pola asuh untuk membentuk karakter kepribadian yang baik. Hal ini orang tua ajarkan pada anak dalam kebiasaan hidupan sehari-hari dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Orang tua mereka mengajarkan bangun pagi pukul 05.30 lalu merapikan tempat tidur terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempat tidur. Sebelum berangkat ke sekolah anak diminta untuk mengecek jadwal kembali yang akan digunakan. Sepulang dari sekolah sepatu, sragam, dan tas harus diletakan pada tempatnya. Anak juga mendapatkan izin dari orang tua untuk bermain sepulang

dari sekolah tetapi tidak lebih dari jam tiga sore hal ini terlihat dalam pola asuh orang tua Melati, akan tetapi dalam pola asuh orang tua Mawar tidak memberikan batasan waktu untuk bermain, karena orang tua Mawar mengajarkan pada anak untuk mengetahui kebutuhan secukupnya dalam bermain dengan teman sepulang dari sekolah. Hal yang telah dibiasakan tersebut, orang tua mengajarkan pada anak untuk memiliki disiplin diri supaya memiliki kebiasaan yang baik.

Akan tetapi, jika anak mempunyai kesalahan yang telah dilakukan kedua orang tua mereka bersikap responsif terhadap apa yang telah anak lakukan kesalahanya. Adanya sikap responsif yang orang tua miliki, anak juga menjadi peka apa yang sebenarnya menajadi kesalahan yang telah dilakukan. Sikap orang tua yang responsif tersebut, bertujuan untuk mengajak anak supaya dapat melakukan refleksi diri atas kesalahan yang telah terjadi dan bagaimana cara menyikapinya. Hal ini, pola asuh orang tua mereka memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik dan yang buruk untuk pembentukan kepribadian anak yang lebih baik.

Kedua anak tersebut yang diasuh orang tua dengan pola asuh authoritative (Otoritatif). Anak memiliki perkembangan diri yang sesuai dengan usianya, memiliki rasa bersahabat dengan orang lain, karena anak dalam kehidupan sehari-hari diajarkan dengan orang tua melalui lingkungan yang ada di rumahnya untuk baik dan menganggap orang yang ada disekitar rumah itu teman. Kebiasaan yang anak dapatkan di rumah saat belajar disuruh mencoba mengerjakan terlebih dahulu, namun jika ada kesulitan orang tua baru ikut campur untuk membantu, dari kebiasaan tersebut anak saat berada disekolah dalam

mengerjakan tugas atau soal ulang tidak bertanya pada teman akan tetapi anak sudah memiliki rasa percaya diri untuk mengerjakannya. Kedua anak tersebut yang diasuh secara pola asuh authoritative (Otoritatif) juga memiliki sikap yang sopan terhadap orang yang lebih dewasa dari dirinya dan bahkan sama anak yang usia lebih dibawahnya dapat berperan sebagai kakaknya.

Mawar dan Melati saat berada di sekolah terlihat mampu mengendalikan diri dengan kondisi kelas yang ramai dan mengganggu belajar mereka dengan cara menyapa teman yang ramai, jika teman tidak bisa disapa mereka hanya diam dan memfokuskan diri untuk tetap mengerjakan tugasnya. Belajar mengajar yang Mawar dan Melati ikuti didalam kelas tersebut kedua anak ini selalu bertanya dengan hal yang belum dia pahami supaya hal yang belum dipahami akan segera dapat dipahami. Dengan demikian mereka juga memiliki tujuan yang jelas dalam menempuh pendidikan dengan menggunakan kebiasaan yang telah orang tua terapkan pada Mawar dan Melati. Kedua anak tersebut dalam pendidikan setiap ulangan ataupun akhir semester memiliki tujuan untuk mendaptkan nilai yang baik serta bisa menjadi juara di kelas V. Kenyataan yang terjadi dari ketekunan dan tujuan yang telah mereka miliki, memberikan hasil yang baik dalam meraih apa yang manjadi cita-citanya saat menerima hasil belajarnya. Mawar dan Melati selalu memiliki prestasi belajar yang bersaing baik, dalam arti jika Mawar mendapatkan peringat 1 didalam kelas maka Melati peringakat II dengan mereka mengetahui seperti ini Melati pun mempunyai keinginan usaha supaya bisa mendapatkan peringkat I.

Ketiga komponen yang terdapat di atas, memiliki keterkaitan dalam membahas tentang pola asuh orang tua yang memunculkan adanya persepsi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa komponen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kontrol orang tua, penjelasan, diskusi, komunikasi, dan penalaran untuk membantu anak dalam mengetahui mengapa perilaku tertentu diharapkan. Ketiga komponen yang telah peneliti gunakan tersebut lebih menekankan pada aspek edukatif daripada aspek hukuman, karena pada komponen yang digunakan dalam penelitian ini lebih terfokus pada kontrol orang tua dalam setiap kondisi anak.

Komponen yang digunakan tersebut memiliki hubungan untuk membantu anak membentuk perkembangan anak untuk memiliki pribadi yang mandiri, anak juga memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang telah dimilikinya, percaya diri apa yang akan anak lakukan dan kerjakan, mudah berdaptasi dengan orang yang ada disekitarnya, memiliki sikap menghargai dan menghormati orang lain, serta bisa bekerjasama dengan orang lain. Ketiga komponen tersebut dapat digunakan orang tua dalam meberikan pola asuh pada anak sekolah dasar, dimana pada usia tersebut proses perkembanagan anak memerlukan pengakuan dan identitas serta relasi yang baik dengan orang tua. Komponen yang ada tersebut, bertujuan untuk mengetahui relasi anak dengan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Kontrol orang tua terhadap anak, komunikasi, dan tuntutan orang tua untuk menjadi matang (anak berkembang sesuai usianya) ketiga komponen tersebut peneliti gunakan sesuai teori yang terdapat pada (Diane E. Papalia, 2009).

Dokumen terkait