• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

Dalam sub bab ini penulis akan menyajikan analisis data dalam bentuk tabel agar lebih mudah membahasnya. Berikut adalah hasil analisis tersebut:

1. Komposisi biaya mutu

a. Menghitung Total Quality Cost (TQC)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah TQC, dapat dilihat pada tabel tabel 7 halaman 72.

b. Menghitung komposisi elemen biaya mutu.

Komposisi biaya mutu terhadap total biaya mutu tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 8, dan komposisi biaya mutu terhadap total penjualan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 9 halaman 78.

Tabel 7

Data Biaya Mutu PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008

(dalam rupiah)

Elemen Biaya Mutu 2004 2005 2006 2007 2008

Biaya Pencegahan Perencanaan mutu 190.611.038 250.983.402 341.348.298 397.467.211 399.564.349 Pelatihan Mutu 73.859.087 100.392.487 110.396.488 113.408.271 114.821.293 Reparasi dan Pemeliharaan Alat 88.851.879 117.987.295 124.872.917 130.423.856 135.963.740 Sanitasi 78.590.977 101.735.093 102.873.125 109.876.209 113.075.398 Jumlah 431.912.981 571.098.277 679.490.828 751.175.547 763.424.780 Biaya Penilaian Inspeksi Bahan 64.873.298 67.236.826 70.264.210 78.925.829 80.276.019 Penerimaan Proses 70.982.472 76.936.529 78.893.283 90.863.264 100.342.851 Penerimaan Produk 68.935.274 79.983.081 93.978.392 99.142.631 164.895.736 Jumlah 204.791.044 224.156.436 243.135.885 268.931.724 345.514.606 QCC 636.704.025 795.254.713 922.626.713 1.020.107.271 1.108.939.386 Biaya Kegagalan Internal Sisa Bahan 427.287.213 314.387.289 217.320.521 98.264.395 12.835.381 Downtime 30.836.482 26.836.486 20.875.375 17.982.734 9.034.387 Pengerjaan Ulang 678.982.630 587.396.276 487.274.321 357.287.470 20.987.380 Jumlah 1.137.106.325 928.620.051 725.470.217 473.534.599 42.857.148 Biaya Kegagalan Eksternal Penyesuaian Keluhan 50.789.281 49.724.560 24.981.249 10,726,311 823.482 Garansi 73.845.276 71.582.385 43.787.354 20,954,286 4.385.289 Jumlah 124.634.557 121.306.945 68.768.603 31.680.597 5.208.771 QAC 1.261.740.882 1.049.926.996 794.238.820 505.215.196 48.065.919 TQC 1.898.444.907 1.845.181.709 1.716.865.533 1.525.322.467 1.157.005.305

Data Biaya Mutu PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008 digunakan untuk menghitung TQC (Total Quality Cost). Analisis ini digunakan untuk

mengetahui berapa jumlah TQC dengan menjumlahkan QAC (Quality Assurance Cost) dan QCC (Quality Control Cost) pada tahun 2004-2008.

Biaya pencegahan dari tahun 2005 dibanding dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebanyak Rp 139.185.296 (32,22 %). Selanjutnya secara berturut – turut tahun 2006 jumlah biaya pencegahan naik Rp 108.392.551 (18,98 %), tahun 2007 total biaya mutu naik Rp 71.684.719 (10,55 %), dan tahun 2008 naik Rp 12.249.233 (1,63 %).

Biaya penilaian pada tahun 2004 sebesar Rp 204.791.044, dan tahun 2005 sebesar Rp 224.156.436 sehingga ada peningkatan sebesar Rp 19.365.392 (9,45 %) dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan sebesar 8,47 % pada tahun 2006, 10,60 % pada tahun 2007, 28,48 % pada tahun 2008.

Jumlah QCC (Quality Control Cost) pada tahun 2004 sebesar Rp 636,704,025, dan tahun 2005 sebesar Rp 795.254.713 sehingga ada kenaikan sebesar 24,90 %. Tahun 2006 QCC naik 16,01 %, tahun 2007 naik sebesar 10,56 % dari tahun sebelumnya, dan tahun 2008 naik sebesar 8,70 % dari tahun sebelumnya.

Biaya kegagalan internal pada tahun 2004 sebesar Rp 1.137.106.325, dan tahun 2005 sebesar Rp 928.620.051 sehingga ada penurunan sebesar Rp 208.486.274 (18,33 %) dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara berturut – turut mengalami penurunan sebesar 21,87 % pada tahun 2006, 34,73 % pada tahun 2007, 90,94 % pada tahun 2008.

Biaya kegagalan eksternal pada tahun 2004 sebesar Rp 124.634.557, dan tahun 2005 sebesar Rp 121.306.945 sehingga ada penurunan sebesar Rp 3.327.612 (2,67 %) dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan sebesar 43,31 % pada tahun 2006, 53,93 % pada tahun 2007, 83,56 % pada tahun 2008.

Jumlah QAC (Quality Assurance Cost) pada tahun 2004 sebesar Rp 1.261.740.882, dan tahun 2005 sebesar Rp 1.049.926.996, sehingga ada penurunan sebesar 16,79 %. Tahun 2006 QAC turun sebesar 24,35 % dari tahun sebelumnya, tahun 2007 turun sebesar 36,39 % dari tahun sebelumnya, dan tahun 2008 turun sebesar 90,48 % dari tahun sebelumnya. Hasil perhitungan QAC tiap tahunnya diperoleh dari penjumlahan masing – masing jumlah biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal tiap tahunnya.

Setelah diketahui jumlah QCC dan QAC, dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, maka dapat diketahui jumlah TQC (Total Quality Cost). Untuk mengetahui berapa jumlah TQC yaitu dengan cara menjumlahkan QAC (Quality Assurance Cost) dan QCC (Quality Control Cost) pada tahun 2004-2008.

Jumlah total biaya mutu atau TQC pada tahun 2004 sebesar Rp 1.898.444.907, dan tahun 2005 sebesar Rp 1.845.181.709 sehingga ada penurunan sebesar Rp 53.263.198 (2,80 %) dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan sebesar 6,95 % pada tahun 2006, 11,16 % pada tahun 2007, 24,15 % pada tahun 2008.

Dari uraian di atas dapat diketahui perbandingan kenaikan QCC dan penurunan QAC seperti tampak pada tabel berikut.

Tahun QCC QAC 2004 - - 2005 24,90 % 16,79 % 2006 16,01 % 24,35 % 2007 10,56 % 36,39 % 2008 8,70 % 90,48 %

Rata – rata kenaikan persentase QCC adalah sebesar 15,04 %, dan rata – rata untuk persentase penurunan QAC adalah sebesar 42,00%.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa apabila dilihat dari perbandingan rata – rata persentase kenaikan QCC (15,04%) lebih rendah dari rata – rata persentase penurunan QAC. Dengan demikian komposisi biaya mutu pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah baik.

Tabel 8

Komposisi Biaya Mutu Terhadap Total Biaya Mutu PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Dari tabel komposisi biaya mutu terhadap total biaya mutu di atas diketahui bahwa jumlah biaya pencegahan, tahun 2004 sebesar Rp 431,912,981 (22,7%),

Tahun Elemen Biaya Mutu Total

Biaya Pencegahan Biaya Penilaian Biaya Kegagalan

Internal Biaya kegagalan Eksternal Biaya Mutu Σ(Rp) % Σ(Rp) % Σ(Rp) % Σ(Rp) % Σ(Rp) % 2004 431.912.981 22,7 204.791.044 10,8 1.137.106.325 59,9 124.634.557 6,6 1.898.444.907 100 2005 571.098.277 31 224.156.436 12,1 928.620.051 50,3 121.306.945 6,6 1.845.181.709 100 2006 679.490.828 39,6 243.135.885 14,2 725.470.217 42,2 68.768.603 4 1.716.865.533 100 2007 751.175.547 49,2 268.931.724 17,6 473.534.599 31 31.680.597 2,2 1.525.322.467 100 2008 763.424.780 66 345.514.606 29,9 42.857.148 3,7 5.208.771 0,4 1.157.005.305 100

dan tahun 2005 sebesar Rp 571.098.277 dengan jumlah persentase sebesar 31% dengan kenaikan (32,22 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar Rp 679.490.828 dengan jumlah persentase sebesar 39,6%, dengan kenaikan (18,98 %). Tahun 2007 sebesar Rp 751.175.547 dengan jumlah persentase sebesar 49,2%, dengan kenaikan (10,55 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 763.424.780 dengan jumlah persentase sebesar 66%, dengan kenaikan (1,6 %).

Jumlah biaya penilaian tahun 2004 sebesar Rp 204.791.044dengan jumlah persentase sebesar 10,8%, dan tahun 2005 sebesar Rp 224.156.436dengan jumlah persentase sebesar 12,1%, dengan kenaikan (9,45 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar Rp 243.135.885 dengan jumlah persentase sebesar 14,2%, dengan kenaikan (8,47 %), tahun 2007 sebesar Rp 268.931.724 dengan jumlah persentase sebesar 17,6%, dengan kenaikan (10,60 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 345.514.606 dengan jumlah persentase sebesar 29,9%, dengan kenaikan ( 28,48 %) .

Jumlah biaya kegagalan internal tahun 2004 sebesar Rp 1.137.106.325 dengan jumlah persentase sebesar 59,9%, tahun 2005 sebesar Rp 928.620.051 dengan jumlah persentase sebesar 50,3%, sehingga ada penurunan sebesar 18,33 % . Selanjutnya secara berturut – turut mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar Rp 725.470.217 dengan jumlah persentase sebesar 42,2%, dengan penurunan (21,87 %), tahun 2007 sebesar Rp 473.534.599 dengan jumlah

persentase sebesar 31 %, dengan penurunan (34,73 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 42.857.148 dengan jumlah persentase sebesar 3,7 %, dengan penurunan (90,94 %). Jumlah biaya kegagalan eksternal tahun 2004 sebesar Rp 124.634.557 dengan jumlah persentase sebesar 6,6 %, tahun 2005 sebesar Rp 121.306.945 dengan jumlah persentase sebesar 6,6%, sehingga mengalami penurunan (2,67 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar Rp 68.768.603 dengan jumlah persentase sebesar 4%, dengan penurunan (43,31 %), tahun 2007 sebesar Rp 31.680.597 dengan jumlah persentase sebesar 2,2%, dengan penurunan (53,93 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 5.208.771 dengan jumlah persentase sebesar 0,4%, dengan penurunan (83,56 % ).

Jumlah total biaya mutu atau TQC pada tahun 2004 sebesar Rp 1.898.444.907, dan tahun 2005 sebesar Rp 1.845.181.709 sehingga ada penurunan sebesar Rp 53.263.198 (2,80 %) dari tahun sebelumnya. Sehingga secara berturut – turut mengalami kenaikan sebesar 6,95 % pada tahun 2006, 11,16 % pada tahun 2007, 24,15 % pada tahun 2008.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila dilihat dari perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan terhadap biaya total ternyata persentase biaya kegagalan semakin kecil (mendekati nol), dengan demikian ada indikasi komposisi biaya mutu semakin baik.

Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan biaya mutu terhadap total penjualan dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9

Komposisi Biaya Mutu Terhadap Total Penjualan PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Elemen Biaya Mutu

Penjualan

(000.000) Pencegahan Biaya Biaya Penilaian Biaya Kegagalan Internal Biaya kegagalan Eksternal

Total Biaya Mutu (TBM) Rasio TBM terhadap total penjualan Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % 2004 75.543 431.912.981 0,57 204.791.044 0,27 1.137.106.325 1,5 124.634.557 0,16 1.898.444.907 2,5 2005 98.632 571.098.277 0,58 224.156.436 0,23 928.620.051 0,94 121.306.945 0,12 1.845.181.709 1,87 2006 131.784 679.490.828 0,51 243.135.885 0,18 725.470.217 0,55 68.768.603 0,05 1.716.865.533 1,3 2007 164.869 751.175.547 0,45 268.931.724 0,16 473.534.599 0,29 31.680.597 0,02 1.525.322.467 0,92 2008 219.362 763.424.780 0,35 345.514.606 0,16 42.857.148 0,02 5.208.771 0,002 1.157.005.305 0,53

Berdasarkan tabel di atas rasio total biaya mutu terhadap total penjualan pada tahun 2004 sebesar 2,5%, tahun 2005 sebesar 1,87%, tahun 2006 sebesar 1,3%, tahun 2007 sebesar 0,92%, tahun 2008 sebesar 0,53 %.

Dari uraian di atas dapat dilihat dari tahun 2004-2008 rasio total biaya mutu terhadap total penjualan terus mengalami penurunan dari 2,5% pada tahun 2004 menjadi 0,53% pada tahun 2008. Maka dapat disimpulkan bahwa komposisi biaya mutu terhadap total penjualan sudah baik.

2. Produktivitas berkait laba

a. Menghitung rasio produktivitas.

Rasio produktivitas masukan bahan dan tenaga kerja langsung tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10

Rasio Produktivitas Bahan dan Tenaga Kerja Langsung PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008 Tahun Rasio Produktivitas

Bahan

Kenaikan Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Langsung

Kenaikan 2004 15.476.800 9.423.964 =1,64 - - 2005 5,49 % 7,78 % 2006 13,29 % 7,63 % 2007 9,80 % 4,13 % 2008 4,17 % 4,10 %).

Dari data rasio produktivitas bahan dan tenaga kerja langsung tahun 2004 sebesar 1,64 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 1,68 exemplar, tahun 2005 sebesar 1,73 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 1,73 exemplar sehingga ada kenaikan sebesar (5,49 % ). Tahun 2006 sebesar 1,53 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 1,53 exemplar ada penurunan sebesar (13,29 %). Selanjutnya secara berturut- turut mengalami kenaikan tahun 2007 sebesar 1,68 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 1,68 exemplar dengan kenaikan (9,80 %), dan tahun 2008 sebesar 1,75 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 1,75 exemplar dengan kenaikan (4,17 %).

Rasio produktivitas tenaga kerja langsung tahun 2004 sebesar 15,8 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 15,8 exemplar, tahun 2005 sebesar 17,03 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 17,03 exemplar sehingga ada kenaikan sebesar (7,78 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan tahun 2006 sebesar 17,16 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 17,16 exemplar dengan kenaikan (7,63 %), tahun 2007 sebesar 17,87 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 17,87 exemplar dengan kenaikan (4,13 %), dan tahun 2008 sebesar 28,2 artinya bahwa setiap 1 kg mampu menghasilkan 28,2 exemplar, dengan kenaikan (4,10 %).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa rasio produktivitas bahan dan tenaga kerja langsung sudah baik, karena dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.

b. Menghitung KNP (kuantitas masukan netral produktivitas).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya KNP bahan dan tenaga kerja langsung pada tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008 bila menggunakan rasio produktivitas tahun dasar (2004), sehingga dapat diketahui adanya peningkatan atau penurunan produktivitas, dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11

Kuantitas Masukan Netral Produktivitas (KNP) PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Dari data kuantitas masukan netral produktivitas (KNP), dapat dilihat KNP bahan tahun 2005 sebanyak 10.358.512,29 kg, tahun 2006 sebanyak 10.997.390,85 kg sehingga ada kenaikan sebesar (6,17 %). Selanjutnya secara berturut - turut mengalami kenaikan tahun 2007 sebanyak 12.404.057,32 kg (12,79 %), dan tahun 2008 sebanyak 14.349.239,02 kg (15,68 %).

Sedangkan KNP tenaga kerja langsung untuk tahun 2005 sebanyak 1.075.187.975 kg, tahun 2006 sebanyak 1.141.501,329 kg sehingga ada kenaikan sebesar (6,17 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan tahun 2007 sebanyak 1.287.509,747 kg (12,79 %), dan tahun 2008 sebanyak 1.489.414,684 kg (15,68 %).

Tahun KNP Bahan (kg) KNP Tenaga Kerja Langsung (jam) 2005 2006 2007 2008

Secara keseluruhan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 KNP bahan dan KNP tenaga kerja langsung terus mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa kuantitas masukan netral produktivitas (KNP) sudah baik.

c. Menghitung Biaya KNP

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya biaya KNP kedua jenis masukan yaitu bahan dan tenaga kerja langsung secara total, sehingga diketahui biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan tidak mengalami perubahan produktivitas bahan dan tenaga kerja langsung (lihat tabel 12).

Tabel 12

Biaya KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Tahun KNP Harga Masukan (H) Biaya KNP (Rp)

2005 Bahan = 10.358.518,29 TKL = 1.075.187,975 Biaya KNP Total 4.925 527,5 51.015.702.578 567.161.656,8 51.582.864.235 2006 Bahan = 10.997.390,85 TKL = 1.141.501,329 Biaya KNP Total 5.730 719,38 63.015.049.571 821.173.226,1 63.836.222.797 2007 Bahan = 12.404.057,32 TKL = 1.287.509,747 Biaya KNP Total 6.245 894,9 77.463.337.963 1.152.192.473 78.615.530.436 2008 Bahan = 14.349.239,02 TKL = 1.487.414,684 Biaya KNP Total 6.450 932,32 92.552.591.679 1.386 .746.458 93.939.338.137

Dari data KNP bahan dan tenaga kerja langsung pada PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2004-2008, dapat dilihat bahwa untuk KNP bahan tahun 2005 adalah sebanyak 10.997.390,85 kg dengan harga masukan Rp 4.925

, tahun 2006 adalah sebanyak 10.997.390,85 kg dengan harga masukan Rp 5.730, tahun 2007 adalah sebanyak 12.404.057,32 kg dengan harga masukan Rp 6.245, tahun 2008 adalah sebanyak 14.349.239,02 kg dengan harga masukan Rp 6.450.

KNP tenaga kerja langsung tahun 2005 sebanyak 1.075.187,975 jam dengan harga masukan Rp 527,5, tahun 2006 sebanyak 1.141.501,329 dengan harga masukan Rp 719,38, tahun 2007 sebanyak 1.287.509,747 dengan harga masukan Rp 894,9, tahun 2008 sebanyak 1.487.414,684 dengan harga masukan Rp 932,32.

Biaya KNP total tahun 2005 sebesar Rp 51.582.864.235, tahun 2006 sebesar Rp 63.836.222.797 sehingga ada kenaikan (23,75 %). Selanjutnya secara berturut – turut terjadi kenaikan tahun 2007 sebesar Rp 78.615.530.436 (23,15 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 93.939.338.137 ( 19,49 %). Dari data tersebut dapat diketahui rata – rata kenaikan persentase biaya KNP 22,13 %.

Hasil analisa KNP bahan dan tenaga kerja langsung pada PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2004-2008, yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa biaya KNP dari tahun 2004-2008 sudah baik, karena terus meningkat.

Hal tersebut jelas akan membawa dampak baik terhadap laba yang akan diperoleh oleh perusahaan. Mengapa dikatakan demikian karena jika biaya KNP terus meningkat maka perbandingan antara biaya KNP dan BKS

tidak akan menyebabkan kerugian. Dengan catatan jumlah BKS tidak melebihi jumlah biaya KNP perusahaan.

Oleh sebab itu maka sebaiknya perusahaan harus dapat terus mempertahankan kondisi biaya KNP yang sudah baik. Dikatakan baik karena biaya KNP pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah dapat menunjukkan adanya pengaruh yang baik terhadap produktivitas berkait laba, dengan kata lain selisih perbandingan antara biaya KNP dan BKS bahan dan TKL telah berhasil meningkatkan laba perusahaan.

d. Menghitung BKS (Biaya Kini Sesungguhnya).

Biaya masukan kini sesungguhnya untuk bahan dan tenaga kerja langsung tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13

BKS Bahan dan Tenaga Kerja Langsung PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Tahun KS Harga Masukan (H) Biaya Kini Sesungguhnya

(BKS) 2005 Bahan = 10.242.437 TKL = 997.433,76 BKS Total 4.925 527,5 50.444.002.225 526.146.308,4 50.970.148.533,4 2006 Bahan = 10.859.136 TKL = 1.051.124,13 BKS Total 5.730 719,38 62.222.849.280 756.157.676,6 62.979.006.956,6 2007 Bahan = 12.317.383 TKL = 1.038.172,28 BKS Total 6.245 894,9 76.922.056.835 929.060.373.3 77.851.117.200 2008 Bahan = 14.173.660 TKL = 834.982,13 BKS Total 6.450 932,32 91.420.107.000 778.470.539,4 92.198.577.540

Dari tabel data BKS bahan dan tenaga kerja langsung dapat dilihat BKS bahan tahun 2005 sebanyak 10.242.437 kg dengan harga masukan Rp 4.925, tahun 2006 sebanyak 10.859.136 kg dengan harga masukan Rp 5.730, tahun 2007 sebanyak 12.317.383 kg dengan harga masukan Rp 6.245, tahun 2008 sebanyak 14.173.660 kg dengan harga masukan Rp 6.450.

BKS tenaga kerja langsung tahun 2005 sebanyak 997.433,76 jam dengan harga masukan Rp 527,5, tahun 2006 sebanyak 1.051.124,13 dengan harga masukan Rp 719,38, tahun 2007 sebanyak 1.038.172,28 dengan harga masukan Rp 894,9, tahun 2008 sebanyak 834.982,13 dengan harga masukan Rp 932,32.

Biaya BKS total tahun 2005 sebesar Rp 50.970.148.533,4, tahun 2006 sebesar Rp 62.979.006.956,6 sehingga ada kenaikan sebesar (23,56%), tahun 2007 sebesar Rp 77.851.117.200 ( 23,61 %), tahun 2008 sebesar Rp 92.198.577.540 (18,27 %). Dari data tersebut dapat diketahui rata – rata kenaikan persentase biaya kini sesungguhnya (BKS) adalah sebesar 21,81 %.

Hasil analisa data BKS bahan dan tenaga kerja langsung tahun 2004-2008, dapat disimpulkan bahwa biaya kini sesungguhnya (BKS) sudah baik karena terus mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatan BKS tidak melebihi jumlah kenaikan pada KNP sehingga dengan hal ini,

maka data tersebut dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan laba setiap tahunnya, yaitu mulai dari tahun 2004-2008.

Oleh sebab itu maka sebaiknya perusahaan harus dapat terus mempertahankan kondisi BKS bahan dan tenaga kerja langsung yang sudah baik. Dikatakan baik karena BKS bahan dan TKL pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah dapat menunjukkan adanya pengaruh yang baik terhadap produktivitas berkait laba, dengan kata lain selisih perbandingan antara biaya KNP dan BKS bahan dan TKL telah meningkatkan laba perusahaan.

e. Menghitung Dampak Produktivitas Berkait Laba (DPBL)

Dampak perubahan produktivitas dari semua input (bahan dan tenaga kerja langsung) terhadap total laba perusahaan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14

Dampak Produktivitas Berkait Laba PT Macanan Jaya Cemerlang

Tahun 2004-2008

Biaya KNP total tahun 2005 sebesar Rp 51.582.864.235, tahun 2006 sebesar Rp 63.836.222.797 sehingga ada kenaikan sebesar (23,75 %). Tahun Biaya KNP Total

(Rp) BKS (Rp) DPBL (Rp) 2005 51.582.864.235 50.970.148.533,4 612.715.701,6 2006 63.836.222.797 62.979.006.956,6 857.215.840,4 2007 78.615.530.436 77.851.117.200 764.413.227 2008 93.939.338.137 92.198.577.540 1.740.760.591

Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan tahun 2007 sebesar Rp 78.615.530.436 (23,15%), tahun 2008 sebesar Rp 93.939.338.137 ( 19,49 %). Dari data tersebut dapat diketahui rata – rata kenaikan persentase biaya KNP 22,13 %.

Biaya BKS total tahun 2005 sebesar Rp 50.970.148.533,4, tahun 2006 sebesar Rp 62.979.006.956,6 sehingga ada kenaikan sebesar (23,56%). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan tahun 2007 sebesar Rp 77.851.117.200 (23,61 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 92.198.577.540 (18,27 %). Dari data tersebut dapat diketahui rata – rata kenaikan persentase biaya kini sesungguhnya (BKS) adalah sebesar 21,81 %.

DPBL pada tahun 2005 sebesar Rp 612.715.701,6, tahun 2006 sebesar Rp 857.215.840,4 sehingga ada kenaikan sebesar (39,90 %). Selanjutnya secara berturut – turut mengalami kenaikan pada tahun 2007 sebesar Rp 764.413.227 (10,83 %), dan tahun 2008 sebesar Rp 1.740.760.591 (127,72 %).

Tabel 15 Kenaikan Rasio

Tahun Rasio Produktivitas

Bahan Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Langsung Rata - rata DPBL 2005 5,49% 7,78% 6,63% 39,90% 2006 13,29% 7,63% 10,46% 10,83% 2007 9,80% 4,13% 6,96% 127,72% 2008 4,17% 4,10% 4,16% -

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas berkait laba semakin baik, karena dampak produktivitas berkait laba (DPBL) terus meningkat. Produktivitas berkait laba adalah alat ukur untuk menilai jumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.

Hasil analisa menunjukan bahwa perhitungan rasio produktivitas bahan dan tenaga kerja langsung memperlihatkan bahwa peningkatan rasio produktivitas memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan laba yang diperoleh perusahaan, atau dengan kata lain dampak produktivitas di perusahaan mampu meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkan biaya kini sesunguhnya (BKS) semua jenis masukan yang digunakan dengan biaya kuantitas netral produktivitas (KNP), yang mana hasil dari perbandingan tersebut diketahui BKS lebih kecil daripada biaya KNP.

3. Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas a. Mencari besarnya nilai korelasi (r)

r =

n

XY −(

X)(

Y)

Tabel 16

Hubungan Antara Biaya Mutu dengan Produktivitas

r= (4X5.782.342.043)(6.244.375.014X3.885.615.363) (4X10.017.592.710)−(6.244.375.014)2X (4X4.724.814.550)−(3.975.105.360)2 r= 22.583.363.760m24.263.233.950m 40.070.370.840m−38.992.219.320mX 18.899.258.200m−15..801.462.620m r= −1.679.870.190 1.078.151.520X3.097.795.580 r= −0,926 b. Menguji hasil r to= r n2 1−r2 to= 0,926 42 1−(−0,926)2 Tahun (n) X (biaya Mutu dalam

Rupiah)

Y (Produktivitas

Berkait Laba dalam Rupiah)

(Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah)

XY (Milyar Rupiah) 2005 1,845,181,709 612,715,701.6 3,404,695,540 375,420,531 1.130.571.805 2006 1,716,865,533 857,215,840.4 2,947,627,260 734,818,997 1.471.724.331 2007 1,525,322,467 764,413,227 2,326,608,630 584,327,587 1,165,976,669 2008 1,157,005,305 1.740.760.591 1,338,661,280 3,030,247,435 2.014.069.238 Jumlah 6,244,375,014 3,975,105,360 10,017,592,710 4,724,814,550 5,782,342,043

to=1,309561759 0,142524 to=1,309561759 0,377523509 to= −3,469

Dari hasil uji r diperoleh nilai to sebesar –3,469 yang ternyata lebih kecil dari nilai -t 0,05:2 sebesar -2,920. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan negatif yang sangat kuat dan nyata antara biaya mutu dan produktivitas berkait laba pada PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Dokumen terkait