• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas : studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas : studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

x

ABSTRAK

Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas

Studi Kasus pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten

Anggrid Yanuarista Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) komposisi masing-masing elemen biaya mutu, (2) produktivitas berkait laba, dan (3) hubungan antara biaya mutu dan produktivitas pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. Penelitian ini dilakukan bulan September sampai dengan November 2009.

Langkah - langkah analisis data adalah sebagai berikut: (1) menghitung komposisi biaya mutu, (2) menghitung produktivitas berkait laba, (3) menentukan koefisien korelasi antara biaya mutu dengan produktivitas PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan uji signifikansi pada taraf 0,05.

(2)

xi

ABSTRACT

The Correlation Between Quality Cost and Productivity

A Case Study at Macanan Jaya Cemerlang Company Klaten

Anggrid Yanuarista University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The purpose of this research is to know: (1) the composition of elements of quality cost, (2) profit related to productivity, and (3) the correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. This research was conducted from September to November 2009.

The steps of data analysis are following: (1) calculating the composition of quality cost, (2) calculating the profit related to productivity, (3) determining the coefficient correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten by using product moment correlation analysis and significant test at level of 0,05.

(3)

HUBUNGAN ANTARA

BIAYA MUTU DENGAN PRODUKTIVITAS

Studi Kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Anggrid Yanuarista

NIM: 061334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA

BIAYA MUTU DENGAN PRODUKTIVITAS

Studi Kasus pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Anggrid Yanuarista

NIM: 061334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

Manusia tidak masuk akal, tidak logis, dan egois. Bagaimanapun juga cintailah mereka.

Bila Anda berbuat baik, orang menuduh Anda mempunyai maksud tersembunyi. Bagaimanapun juga berbuat baiklah.

Bila Anda berhasil, Anda akan mendapat teman-teman yang palsu dan musuh-musuh yang sejati. Bagaimanapun juga raihlah keberhasilan.

Kejujuran dan keterusterangan membuat Anda rentan. Bagaimanapun juga jujurlah dan terusteranglah.

Kebaikan yang Anda lakukan hari ini besok akan dilupakan. Bagaimanapun juga berbuat baiklah.

Orang terkemuka yang mempunyai gagasan-gagasan paling hebat dapat ditembak oleh orang yang paling kerdil yang mempunyai pikiran paling picik. Bagaimanapun juga pikirkanlah yang hebat.

Orang bermurah hati kepada orang yang tertindas, tetapi hanya mengikuti para penindas. Bagaimanapun juga berjuanglah untuk orang-orang tertindas.

Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun mungkin dapat hancur dalam semalam saja. Bagaimanapun juga membangunlah.

Berikanlah milik Anda yang terbaik kepada dunia dan Anda akan disingkirkan. Bagaimanapun juga berikanlah milik Anda yang terbaik kepada dunia.

“Any Way”

Readers Digest, Des’ 82

(8)

v

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati skripsi ini kupersembahkan untuk:

My Lord Jesus Crist, thanks God for all story, spiritual force and miracle in my life...

My lovely Mom & Papa tersayang terimakasih untuk doa & dukungannya, luv u...

Eyang kakung & Eyang putri, uncle & aunty, terimakasih untuk doa’nya...

Dede’ kecilku tercinta (Frinsus, Valentine, Agnez, Akriz, Michelle, Nassa, Arell, Naell, Miranthie, Mirandha, Satria), aku yakin kalian adalah penerus bangsa, Cap: “The Best Quality”

Special Just for my Numero Uno, I luv u not “Because..”, but I love u “Although..”

For Street “Sweet Thirty Four Community” Chiyo (Akriz), Ndy (Nindya), Ibeth (Liza), Berry Piwit (Rurie), Orion (rien salabim), Vita, you’r my best friends, Luv u all...

My Friend in the Klaberz City Galih, Adhie, Rucie, Danie, thanks for all...

Mitha, Iwa Gede, Mz Adi, Mz Rudi, De’Deci, Rendy, makasih buat dukungannya..

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Maret 2010

Penulis,

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas,

studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah penulis tidak lupa mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah dengan

sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga

(11)

viii

5. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah dengan

sabar dan bijaksana memberikan pertanyaan-pertanyaan hingga penulis dapat

dinyatakan lulus ujian sarjana.

6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji yang telah dengan

sabar dan bijaksana memberikan pertanyaan-pertanyaan hingga penulis dapat

dinyatakan lulus ujian sarjana.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Pendidikan dan Keguruan, yang telah

membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan proposal

penelitian ini.

8. Pimpinan PT. Macanan Jaya Cemerlang yang telah memberikan ijin untuk

penelitian kepada penulis.

9. Bapak R.A. Nugroho Septianto selaku HRD – GA Manager yang telah

memberikan ijin untuk penelitian kepada penulis.

10.Seluruh karyawan dan staf PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten yang telah

memberikan dukungannya kepada penulis.

11.Seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan Politeknik LPP yang telah

memberikan masukan dan kerjasama yang baik selama ini.

Penulis

(12)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anggrid Yanuarista

Nomor Mahasiswa : 061344015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas, studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 11 Maret 2010

Yang menyatakan

(13)

x

ABSTRAK

Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas

Studi Kasus pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten

Anggrid Yanuarista Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) komposisi masing-masing elemen biaya mutu, (2) produktivitas berkait laba, dan (3) hubungan antara biaya mutu dan produktivitas pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. Penelitian ini dilakukan bulan September sampai dengan November 2009.

Langkah - langkah analisis data adalah sebagai berikut: (1) menghitung komposisi biaya mutu, (2) menghitung produktivitas berkait laba, (3) menentukan koefisien korelasi antara biaya mutu dengan produktivitas PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan uji signifikansi pada taraf 0,05.

(14)

xi

ABSTRACT

The Correlation Between Quality Cost and Productivity

A Case Study at Macanan Jaya Cemerlang Company Klaten

Anggrid Yanuarista University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The purpose of this research is to know: (1) the composition of elements of quality cost, (2) profit related to productivity, and (3) the correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. This research was conducted from September to November 2009.

The steps of data analysis are following: (1) calculating the composition of quality cost, (2) calculating the profit related to productivity, (3) determining the coefficient correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten by using product moment correlation analysis and significant test at level of 0,05.

(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiii

Halaman

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Tinjauan Teoritik... 6

1. Pengertian Mutu ... 6

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu ... 8

3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Mutu ... 11

4. Biaya Mutu Optimal ... 19

5. Manfaat Informasi Biaya Mutu ... 22

6. Produktivitas ... 22

7. Mutu dan Produktivitas ... 29

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Rumusan Hipotesis ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian ... 35

F. Pengumpulan Data ... 38

(17)

xiv

Halaman

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 44

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 44

B. Lokasi Perusahaan ... 45

C. Tujuan didirikannya Perusahaan ... 47

D. Struktur Organisasi ... 49

E. Keuangan ... 57

F. Personalia ... 57

G. Produksi ... 60

H. Proses Produksi ... 60

I. Pemasaran ... 63

BAB V. DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .. 64

A. Deskripsi Data ... 64

B. Analisis Data . ... 71

C. Pembahasan ... 90

BAB VI. PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Keterbatasan ... 99

C. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Jumlah Produksi ... 64

Tabel 2 Data Jumlah Penjualan ... 65

Tabel 3 Data Jumlah Jam Kerja dan Tarif per Jam Tenaga Kerja Langsung ... 66

Tabel 4 Data Jumlah Pemakaian Bahan Baku ... 67

Tabel 5 Harga Bahan Baku per Kilogram ... 68

Tabel 6 Data Biaya Mutu ... 69

Tabel 7 Biaya Mutu ... 72

Tabel 8 Komposisi Biaya Mutu Terhadap Total Biaya Mutu ... 75

Tabel 9 Komposisi Biaya Mutu terhadap Total Penjualan ... 78

Tabel 10 Rasio Produktivitas Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ... 79

Tabel 11 KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ... 81

Tabel 12 Biaya KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ... 82

Tabel 13 BKS Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ... 84

Tabel 14 Dampak Produktivitas Berkait Laba ... 86

Tabel 15 Kenaikan Rasio ... 87

Tabel 16 Hubungan Antara Biaya Mutu dengan Produktivitas ... 89

Tabel 17 Data Jumlah Produksi tahun 2004-2008 ... 105

Tabel 18 Jumlah Penjualan tahun 2004-2008 ... 106

(19)

xvi

Tabel 21 Jumlah Pemakaian Bahan tahun 2004-2008 ... 108

Tabel 22 Biaya Mutu tahun 2004... 110

Tabel 23 Biaya Mutu tahun 2005... 111

Tabel 24 Biaya Mutu tahun 2006... 112

Tabel 25 Biaya Mutu tahun 2007... 113

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 102

Lampiran 2. Data Penelitian ... 105

Lampiran 3. Struktur Organisasi ... 115

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia industri. Pasar semakin luas, peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan semakin ketat dan sulit. Pasar dibanjiri oleh berbagai macam produk sejenis namun berlainan merk yang berusaha merebut posisi pasar. Banyaknya produk yang memasuki pasar menjadikan konsumen selektif dalam memilih produk. Produk yang bermutu tinggi dengan harga yang relatif murah tentunya lebih mudah memperoleh posisi pasar. Dengan kata lain, produk yang memiliki daya saing tinggi akan mampu menguasai pasar. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Untuk itu perusahaan harus mampu menentukan strategi bersaing apa yang mesti dilakukan agar dapat menang dalam persaingan tersebut.

Perusahaan akan semakin meningkat dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu berproduksi secara lebih efisien dan menghasilkan produk dengan daya saing yang tinggi.

(22)

Perusahaan harus mampu bersaing agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kemampuan perusahaan dalam persaingan ditentukan oleh mutu dan harga produk yang dihasilkan. Perusahaan yang memperhatikan mutu produknya dapat menghasilkan penghematan yang besar sehingga dapat meningkatkan laba. Tetapi tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa tidak hanya diarahkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi melainkan juga harus memperhatikan tingkat mutu produk yang dihasilkan.

Mutu produk dapat diukur berdasarkan biayanya yang sering disebut biaya mutu. Biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin terjadi karena mutu yang buruk. Biaya mutu berkaitan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Kegiatan biaya mutu dilaksanakan untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang tidak sama. Jika biaya pencegahan dan penilaian naik lebih dulu dibanding biaya kegagalan eksternal dan internal maka biaya mutu akan naik, dan produktivitas akan turun. Begitu juga sebaliknya, maka dengan kata lain antara biaya mutu dengan produktivitas terdapat hubungan negatif. Dalam suatu usaha menghadapi persaingan yang ketat sedapat mungkin diusahakan peningkatan mutu sehingga biaya mutu dapat dikurangi untuk menghasilkan produk dengan mutu tinggi.

(23)

maju. Perusahaan harus berusaha secara berkesinambungan untuk menyempurnakan mutu dan produktivitas. Perbaikan mutu dapat meningkatkan produktivitas maupun sebaliknya. Sebagai contoh, apabila pengulangan kerja berkurang karena berkurangnya unit produk cacat, maka sedikit tenaga kerja dan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama.

PT Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan penerbit dan percetakan barang, yang berupa buku pelajaran dan majalah. Perusahaan ini menyadari pentingnya mengadakan pengawasan terhadap mutu. Mutu merupakan salah satu faktor utama dalam proses percetakan karena dalam proses tersebut tidak diperkenankan untuk membuat kesalahan yang berakibat pada rendahnya mutu produk dan menurunnya produktivitas. Untuk itu sebelum kesalahan-kesalahan itu terjadi harus diperlukan upaya pengendalian biaya mutu.

Mutu dan produktivitas merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan memusatkan diri pada mutu dan produktivitas perusahaan akan tetap bersaing dalam pasar dunia, karena perusahaan yang menekankan mutu akan dapat meningkatkan mutu dalam suatu masa hal itu telah menghasilkan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu penyempurnaan mutu dan peningkatan produktivitas harus selalu berjalan beriringan.

(24)

B. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Data yang diambil dalam penelitian adalah data bulanan tahun 2004-2008 tepatnya 60 bulan dengan pertimbangan bahwa data tersebut adalah data paling akhir yang dikeluarkan perusahaan untuk penelitian dan rentang waktunya tidak terlalu lama sehingga lebih akurat.

2. Produktivitas tenaga kerja langsung, penulis membatasi pada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi yaitu tenaga kerja bagian produksi.

3. Produktivitas yang akan dibahas adalah produktivitas berkait laba.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana komposisi masing – masing biaya mutu di PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten periode 2004 – 2008?

2. Bagaimana produktivitas berkait laba pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten periode 2004 – 2008?

(25)

D. Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) komposisi masing – masing elemen biaya mutu, (2) produktivitas berkait laba, dan (3) hubungan antara biaya mutu dan produktivitas berkait laba pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan biaya mutu, khususnya dalam hubungannya dengan produktivitas. 2. Bagi Penulis

Menerapkan teori-teori yang diterima selama kuliah ke dalam praktek yang sebenarnya, dan menambah pengetahuan dalam bidang akuntansi manajemen, khususnya biaya mutu.

3. Bagi Universitas

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Mutu

Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, para pelaku usaha semakin dihadapkan pada berbagai masalah yang harus ditangani secara cermat dan tepat. Seringkali permasalahan yang ada dapat ditimbulkan dari dalam maupun luar perusahaan, dan keduanya mempunyai pengaruh yang besar bagi keberhasilan perusahaan dalam pencapaian keputusannya. Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu pencapaian laba yang maksimal, selain itu perusahaan juga harus menjaga kelangsungan hidupnya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Agar perusahaan semakin maju, mutu produk yang dihasilkan menjadi hal yang terpenting karena produk yang mutunya baik akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada perusahaan yang menekankan produk bermutu tidak terlepas adanya biaya yang berkaitan dengan mutu, yaitu biaya mutu. Biaya mutu berhubungan dengan sub kategori dari kegiatan terkait mutu yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan produk gagal (kegiatan kegagalan). Kegiatan biaya mutu dilaksanakan untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang tidak sama.

(27)

Jika biaya pencegahan dan penilaian naik lebih dulu dibanding biaya kegagalan eksternal dan internal maka biaya mutu akan naik, dan produktivitas akan turun. Begitu juga sebaliknya, maka dengan kata lain antara biaya mutu dengan produktivitas terdapat hubungan. Karena mutu merupakan elemen yang terpenting dalam bersaing, oleh karena itu perusahaan akan terus berusaha meningkatkan mutu secara terus menerus atau rutin.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai baik atau buruknya sesuatu. Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk dan jasa. Mutu didefinisikan sebagai tingkat keunggulan dan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu (R.A. Supriyono, 1994 : 377):

a. Mutu Rancangan (quality of design)

Mutu rancangan adalah suatu fungsi sebagai spesifikasi produk. Sebagai contoh mobil merk BMW dan Suzuki mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat transportasi namun keduanya mempunyai mutu rancangan yang berbeda. Mutu rancangan yang lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh 2 (dua) hal, yaitu: (1) tingginya biaya pemanufakturan, dan (2) tingginya harga jual.

b. Mutu Kesesuaian (quality of conformance)

(28)

spesifikasi rancangan produk tersebut cocok untuk dipergunakan. Sebagai contoh seorang pelanggan yang membeli jam tangan berlapis baja, mengharapkan bahwa jam tersebut berfungsi dengan baik dalam jangka waktu tertentu, namun ketika pertama kali dia memutar kunci jam tangan tersebut gagang putarannya patah, jenis penilaian mutu apa yang dibuat oleh pelanggan.

Dari kedua jenis mutu tersebut di atas, mutu kesesuaian harus menerima tekanan yang lebih besar. Ketidaksesuaian untuk memenuhi persyaratan biasanya menimbulkan masalah besar bagi perusahaan. Jika para ahli mutu berbicara mengenai peningkatan mutu, mereka mengartikannya sebagai pengurangan kejadian ketidaksesuaian dengan harapan para pelanggan. Jadi untuk para ahli mutu, istilah mutu sinonim dengan kesesuaian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan mengerjakannya secara benar saat pertama. Produk harus diproduksi sesuai dengan spesifikasi rancangannya. Persyaratan-persyaratan harus dipenuhi, jika produk ini tidak baik maka rancangannya harus dirubah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu

(29)

a. Market (Pasar)

Jumlah produk baru yang ditawarkan dipasar terus tumbuh dan bertambah dengan hasil pengolahan teknologi - teknologi baru.

Sehingga setiap perusahaan bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat karena keadaan tersebut mengakibatkan konsumen cenderung untuk meminta dan lebih selektif dalam memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Money (uang)

Biaya-biaya kualitas yang dikaitkan dengan biaya pemeliharaan dan perbaikan kualitas telah mencapai ketinggian yang tak terduga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kenyataan ini telah memfokuskan perhatian para manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari titik lunak tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.

c. Management (manajemen)

(30)

d. Men (manusia)

Spesialisasi bidang-bidang pengetahuan yang bertambah menciptakan suatu permintaan akan ahli teknik sistem pada semua bidang spesialisasi. Untuk bersama merencanakan, mencipta dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

e. Motivation (motivasi)

Motivasi akan tambahan hadiah uang para pekerja, memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa mereka secara pribadi turut memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak pernah ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.

f. Materials (bahan)

Perlunya batasan yang ketat dan jelas dalam memilih bahan baku disebabkan biaya produksi yang harus ditekan dan persyaratan mutu harus dicapai perusahaan.

g. Machines and mechanism (mesin dan mekanisasi)

(31)

h. Modern information methods (metode informasi modern).

Metode informasi dengan menggunakan informasi teknologi komputer adalah cara untuk mengendalikan mesin dan proses produksi sehingga sesuai dengan persyaratan mutu.

i. Mounting product requirement (persyaratan proses produksi).

Keamanan penting untuk meningkatkan mutu karena persyaratan yang harus dicapai menyebabkan perhatian harus konstan sehingga tidak ada faktor yang masuk dan menurunkan kehandalan proses atau sistem.

3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Mutu

(32)

Kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang jelek (karena mutu yang jelek mungkin terjadi). Sedangkan kegiatan produk gagal dilaksanakan oleh suatu organisasi atau oleh pelanggannya untuk merespon mutu yang jelek (mutu yang jelek memang sudah terjadi). Biaya mutu harus dikendalikan dengan tepat oleh suatu perusahaan, karena:

a. Dengan meningkatnya biaya mutu maka hasil produksi akan semakin rumit.

b. Meningkatnya kesadaran akan biaya daur hidup produk termasuk di dalamnya biaya pemeliharaan, tenaga kerja dan suku cadang.

c. Adanya kebutuhan akan insinyur dan pengelola mutu yang secara efektif dapat membeberkan biaya produksi dalam bahasa manajemen umum, yaitu uang.

(33)

Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya mutu merupakan alat bantu manajemen sebagai berikut:

1. Metode penilaian efektivitas program mutu secara menyeluruh.

2. Salah satu cara penentuan jumlah usaha optimal di antara berbagai tindakan yang berhubungan dengan mutu.

3. Metode penentuan lingkup permasalahan dan prioritas tindakan.

Agar biaya mutu dapat direncanakan, diukur dan dikendalikan maka diperlukan sistem akuntansi biaya mutu yang kemudian disajikan dalam laporan biaya mutu. Laporan biaya mutu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek dan jangka panjang serta untuk mengevaluasi usaha yang telah dilakukan manajemen dalam rangka menjaga mutu produk.

Menurut R. A. Supriyono (1994: 379), biaya mutu dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis biaya, yaitu:

1. Biaya pencegahan

Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah mutu yang jelek pada produk atau jasa yang akan dihasilkan. Contoh: perencanaan mutu, pelaporan mutu, peninjauan desain, pemilihan dan evaluasi pemasok. 2. Biaya penilaian

Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan.

(34)

3. Biaya produk gagal internal

Adalah biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan dideteksi sebelum dikirim pihak luar. Contoh : pengerjaan ulang, penghentian mesin, pengujian ulang, dan perubahan desain.

4. Biaya produk gagal eksternal

Biaya produk gagal eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan dan kebutuhan pelanggan setelah barang dikirim kepelanggan. Contoh: kehilangan pelanggan karena produk jelek, biaya jaminan, dan perbaikan.

Pada dasarnya biaya mutu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) golongan berdasarkan sifat terjadinya, yaitu: (a) biaya pengendalian yang meliputi: biaya pencegahan serta biaya penilaian, (b) biaya kegagalan yang meliputi: biaya kegagalan internal dan eksternal.

Berikut ini akan diuraikan unsur-unsur dari masing - masing kelompok biaya mutu di atas (A.V. Feigenbaum, 1989:105):

1. Biaya pencegahan. a. Perencanaan mutu.

(35)

b. Kendali proses.

Merupakan biaya yang berkaitan dengan waktu yang digunakan oleh semua karyawan untuk menelaah dan menganalisis proses pembuatan produk.

c. Perancangan dan pengembangan peralatan informasi mutu.

Merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu, yang digunakan oleh karyawan untuk merancang dan mengembangkan pengukuran mutu produk dan proses, data, kendali, dan perlengkapan yang berkaitan.

d. Pelatihan mutu dan pengembangan tenaga kerja.

Pelatihan mutu merupakan biaya pengembangan dan pengoperasian program formal pelatihan mutu pada seluruh operasi perusahaan, yang dirancang untuk melatih karyawan dalam hal pemahaman dan penggunaan program-program dan teknik-teknik untuk kendali mutu dan keterandalan dan keamanan.

e. Telaah rancangan produk.

(36)

f. Pengembangan manajemen dan sistem kualitas.

Pengembangan dan manajemen sistem merupakan biaya keseluruhan rekayasa sistem kualitas dan manajemen dan dukungan untuk pengembangan sistem kualitas.

2. Biaya penilaian

a. Pengujian dan pemeriksaan terhadap bahan.

Pengujian dan pemeriksaan bahan-bahan yang dibeli merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan, juga menyertakan biaya pemeriksaan keliling ke pabrik-pabrik penjual untuk mengevaluasi bahan-bahan yang dibeli.

b. Pengujian penerimaan laboratorium.

Pengujian penerimaan laboratorium merupakan biaya semua pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi kualitas bahan yang dibeli.

c. Penyiapan pengujian atau pemeriksaan.

Menyiapkan pengujian atau pemeriksaan merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang dipakai untuk menyiapkan produk dan peralatan yang berkaitan dengan pengujian.

d. Audit kualitas

(37)

e. Peninjauan rekayasa produk dan penyerahan pengiriman

Pengiriman merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang dipakai untuk meninjau kembali data pengujian dan pemeriksaan sebelum penyerahan produk untuk dikirimkan.

f. Pengujian lapangan

Pengujian lapangan merupakan biaya yang dipergunakan pada waktu diadakan pengujian lapangan terhadap produk ditempat pelanggan sebelum penyerahan akhir. Biaya-biaya ini dapat termasuk biaya bepergian dan beban.

3. Biaya kegagalan internal a. Afkiran (scarp)

Afkiran merupakan biaya bahan sisa atau tidak dipergunakan karena tidak mencapai tingkat kualitas yang diisyaratkan.

b. Pengerjaan ulang

Biaya pengerjaan ulang merupakan biaya yang dikeluarkan karena adanya produk cacat sehingga perlu dilakukan pengerjaan ulang agar produk tersebut mencapai kualitas yang diisyaratkan.

c. Perubahan rancangan produk

(38)

d. Downtime

Downtime merupakan biaya karena ada kerusakan mesin ataupun terjadinya produk cacat sehingga mengakibatkan adanya waktu yang hilang.

4. Biaya Kegagalan Eksternal a. Keluhan dalam jaminan

Keluhan dalam jaminan merupakan semua biaya untuk mengatasi keluhan lapangan yang spesifik dalam masa jaminan untuk penyelidikan, perbaikan atau penggantian.

b. Keluhan di luar jaminan

Biaya yang dapat dikategorikan dalam biaya yang tidak dapat diukur (hidden cost) karena dapat mengakibatkan hilangnya konsumen sehingga penjualan menjadi berkurang.

c. Pelayanan produk

Pelayanan produk merupakan semua biaya pelayanan produk yang diterima secara langsung yang diakibatkan oleh pengoreksian ketidaksempurnaan atau pengujian khusus atau pengoreksian terhadap kecacatan.

d. Penarikan produk

(39)

e. Retur penjualan

Perusahaan memberikan kesempatan kepada pelanggan yang mendapatkan produk rusak atau tidak sesuai dengan pesanan untuk melakukan retur atas barang yang dikirim. Perusahaan akan mengganti barang yang tidak sesuai dengan pesanan.

Biaya yang timbul karena penarikan barang dari pelanggan, biaya pengiriman produk kembali ke pelanggan dan gaji karyawan yang menangani retur dimasukkan kedalam retur penjualan.

Pengembalian barang karena kerusakan produk, yang dihitung sebesar harga jual yang digunakan oleh perusahaan, tidak termasuk dalam aktivitas mutu sehingga harus dipisahkan dari biaya retur penjualan.

4. Biaya Mutu Optimal

(40)

Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer mengenai informasi tentang bagaimana biaya-biaya mutu harus dimanajemenkan.

Ada dua pandangan mengenai biaya mutu optimal yaitu pandangan tradisional dan pandangan kelas dunia (R.A. Supriyono, 1994: 382):

a. Distribusi optimal biaya mutu: pandangan tradisional

(41)

b. Distribusi optimal biaya mutu: pandangan kelas dunia.

Menurut pandangan kelas dunia, standar mutu yang dianggap tepat yaitu konsep kerusakan nol (zero defect). Kerusakan nol adalah standar kinerja yang mengharuskan produk dan jasa yang diproduksi dan dijual sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sedangkan tingkat biaya mutu optimal tercapai jika tidak ada produk rusak. Inti pandangan ini adalah: 1. Semula perusahaan meningkatkan biaya pengendalian agar dapat

mengurangi biaya kegagalanya sehingga tercapai trade-off.

2. Selanjutnya perusahaan dapat memotong kembali biaya pengendalian. 3. Akhirnya, perusahaan dapat mengurangi semua biaya mutu secara

permanen.

Ada 3 perbedaan penting biaya mutu kontemporer dengan biaya mutu tradisional yaitu:

a. Biaya pengendalian tidak mengikat tanpa batas ketika mendekati kondisi tanpa cacat nol.

b. Biaya pengendalian dapat naik kemudian turun ketika mendekati kondisi untuk cacat nol.

(42)

5. Manfaat Informasi Biaya Mutu

Menurut R.A. Supriyono (1994 : 380 - 413) informasi biaya mutu dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain dapat digunakan untuk:

a. Mengidentifikasikan peluang laba atau penghematan biaya dapat meningkatkan laba.

b. Mengambil keputusan capital budgeting dan keputusan investasi c. Menekan biaya pembelian dan biaya yang berkaitan dengan pemasok.

d. Pengidentifikasian pemborosan dalam aktivitas yang tidak dikehendaki pelanggan.

e. Pengidentifikasian sistem yang berlebihan

f. Menentukan apakah biaya-biaya mutu telah didistribusikan secara tepat.

g. Menentukan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba h. Mengidentifikasi masalah-masalah mutu.

i. Dijadikan sebagai alat manajerial untuk ukuran perbedaan tentang hubungan masukan dan keluaran.

j. Dijadikan sebagai ukuran penilaian kinerja yang objektif.

6. Produktivitas

(43)

a. Penentuan pengukur produktivitas

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi keluaran secara efisien dan khususnya ditujukan pada hubungan keluaran dengan masukan yang digunakan untuk memproduksi keluaran tersebut.

Biasanya perbedaan kombinasi atau bauran masukan dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu. Efisiensi produktif total adalah titik yang memenuhi dua kondisi yang memuaskan, yaitu:

1. Untuk setiap bauran masukan tertentu dapat menghasilkan keluaran dalam jumlah tertentu, dalam arti tidak ada kelebihan pemakaian masukan untuk menghasilkan keluaran tersebut, meskipun mungkin hanya satu unit.

2. Dengan menggunakan bauran masukan tertentu yang memuaskan sebagaimana kondisi pertama, bauran yang memiliki biaya paling rendah yang dipilih.

Kondisi pertama disebabkan oleh hubungan teknis, oleh sebab itu dinamakan efisiensi teknis. Kondisi kedua disebabkan oleh hubungan relatif harga masukan dan oleh karena itu disebut efisiensi harga.

Program peningkatan produktivitas berkaitan dengan gerakan ke arah produktif total. Sebagai contoh peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan:

(44)

2. Menghasilkan keluaran yang lebih banyak dengan menggunakan masukan yang sama.

Pengukuran produktivitas berhubungan dengan pengukuran perubahan produktivitas, sehingga usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas dapat dievaluasi. Pengukuran dapat juga bersifat prospektif dan sebagai masukan untuk pembuatan keputusan strategik. Ukuran-ukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk satu masukan secara terpisah atau untuk semua masukan secara bersama-sama.

b. Pengukuran produktivitas parsial

Pembahasan mengenai pengukuran produktivitas parsial mencakup: (1) penentuan produktivitas parsial, (2) ukuran-ukuran parsial dan pengukuran perubahan produktivitas, (3) keunggulan ukuran-ukuran parsial, dan (4) kelemahan ukuran-ukuran parsial.

1. Penentuan ukuran produktivitas parsial

Produktivitas masukan tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio keluaran terhadap masukan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rasio produktivitas = Keluaran : Masukan

(45)

dinyatakan dalam nilai uang, misalnya rupiah maka ukuran ini dinamakan ukuran produktivitas finansial. Sebagai contoh, misalnya dalam tahun 1993 PT. Teknikatama memproduksi produk A sebanyak 55.000 unit dengan menggunakan 11.000 jam kerja karyawan maka rasio produktivitas tenaga kerja adalah sebanyak: 55.000 : 11.000 = 5.

Unit setiap jam kerja, karena unit-unit tersebut dinyatakan dalam ukuran fisik, maka ukuran tersebut dinamakan ukuran operasional.

2. Ukuran-ukuran parsial dan ukuran perubahan

Rasio produktivitas tenaga kerja pada contoh PT. Teknikatama untuk tahun 1993 sebesar 5 unit untuk satu jam kerja tersebut adalah produktivitas yang dialami oleh perusahaan tersebut.

(46)

dapat dipilih sesuai periode yang diinginkan, misalnya tahun sebelumnya atau periode yang diperlukan untuk memproduksi batch produk yang terakhir. Untuk evaluasi strategik periode dasar biasanya dipilih pada awal tahun.

Sebagai contoh, jika PT. Teknikatama menggunakan tahun 1993 sebagai periode dasar maka standar produktivitas tenaga kerja adalah 5 unit produk A dalam satu jam kerja. Pada akhir tahun 1993 manajemen perusahaan tersebut memutuskan untuk mencoba prosedur baru dalam merakit produk dalam tahun 1994 dengan harapan prosedur baru tersebut dapat menggunakan tenaga kerja lebih efisien. Dalam tahun 1994, produk A diproduksi 550.000 dengan menggunakan jam kerja 100.000 jam, maka: a. Besarnya rasio produktivitas dalam tahun 1994 adalah:

550.000 : 100.000 = 5,5 unit produk per jam

b. Perubahan produktivitas tenaga kerja dari tahun dasar 1993 ke 1994 adalah sebesar: 5,5 – 5 = 0,5 unit per jam. Perubahan tersebut merupakan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan merupakan bukti pendukung keunggulan proses perakitan baru.

3. Keunggulan ukuran-ukuran parsial

(47)

a. Memungkinkan manajer untuk memusatkan pada penggunaan masukan tertentu.

b. Ukuran operasional parsial lebih mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas karyawan operasional. Misalnya para karyawan dihubungkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan per jam atau jumlah produk yang dihasilkan per satuan baret. Jadi ukuran-ukuran operasional parsial dapat menyediakan umpan balik yang dapat dengan mudah dihubungkan dan dimengerti oleh karyawan operasional karena menggunakan ukuran-ukuran yang berkaitan dengan masukan yang dapat dikendalikannya.

c. Untuk kepentingan operasional seringkali standar kinerja digunakan bersifat jangka pendek. Sebagai contoh standar yang digunakan dapat berupa rasio-rasio batch produksi sebelumnya.

d. Dengan menggunakan standar parsial, produktivitas dalam satu tahun itu sendiri dapat ditelusuri.

4. Kelemahan-kelemahan ukuran parsial

(48)

lainnya. Perubahan tingkat produktivitas masukan ini mungkin memang diharapkan oleh manajemen jika keseluruhan biaya menurun, namun akibat yang bersifat menyeluruh ini tidak dapat tercermin dalam pengukuran produktivitas parsial.

c. Pengukuran produktivitas total

Pengukuran produktivitas total adalah pengukuran produktivitas berkait laba, karena perubahan laba dari periode dasar ke periode selanjutnya sebagian disebabkan oleh perubahan produktivitas. Pengukuran produktivitas berkait laba adalah alat ukur untuk menilai jumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas. Pengkaitan produktivitas berkait laba dijelaskan oleh aturan sebagai berikut:

Perubahan laba karena perubahan produktivitas = (biaya masukan yang akan digunakan periode ini dalam kondisi tidak ada perubahan produktivitas) – (biaya masukan kini yang sesungguhnya digunakan).

Adapun tahap – tahap yang digunakan untuk menerapkan aturan berkait laba tersebut sebagai berikut:

1. Menghitung masukan yang akan digunakan untuk periode ini tanpa memperhitungkan (netral) terhadap perubahan produktivitas.

(49)

2. Menghitung biaya KNP total

Biaya KNP total = ∑ (KNP x H)

3. Menghitung biaya kini sesungguhnya (BKS)

BKS = ∑ (KS x H)

4. Menghitung dampak produktivitas terhadap laba (DPBL) DPBL = Biaya KNP total – BKS

7. Mutu dan Produktivitas

Menurut R.A.Supriyono (1994 : 429), peningkatan mutu mungkin meningkatkan produktivitas dan mungkin sebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan kembali produk rusak dapat dikurangi dengan cara memproduksi produk rusak lebih sedikit, maka biaya bahan dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi produk yang sama lebih sedikit. Pengurangan jumlah produk rusak berarti meningkatkan mutu, pengurangan jumlah masukan yang digunakan berarti meningkatkan produktivitas.

(50)

barang dengan kerusakan kecil atau nol, namun masih mempunyai proses yang tidak efisien.

Peningkatan mutu memungkinkan pengurangan biaya mutu dan peningkatan produktivitas peningkatan mutu ditandai dengan semakin berkurangnya pengerjaan ulang, penggunaan bahan baku, tenaga kerja, inspeksi produk jadi, sehingga biaya mutu yang dikeluarkan juga semakin berkurang. Berkurangnya penggunaan bahan baku, tenaga kerja atau masukan lain

yang digunakan untuk memproduksi output dalam jumlah yang sama besar atau lebih besar menunjukkan adanya suatu peningkatan produktivitas. Sebagai contoh, jika pengerjaan kembali produk rusak dapat dikurangi dengan cara memproduksi produk yang rusak lebih sedikit, atau jika memungkinkan meniadakan produk rusak, maka biaya bahan dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi produk yang sama dapat lebih sedikit. Pengurangan produk yang rusak berarti meningkatkan produktivitas. Hal ini akan mengakibatkan penghematan biaya yang besar disertai dengan peningkatan produktivitas. Produktivitas yang semakin meningkat dan biaya yang semakin sedikit akan memberikan peluang pasar yang lebih baik dan perusahaan akan dapat mempertahankan usahanya.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

(51)

Vincentia Nora Laksminingrum (1997) dimana objeknya adalah PT. SARI HUSADA Yogyakarta, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT. SARI HUSADA pada tahun 1991-1996 biaya mutu mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas. Dimana semakin minimal biaya mutu, produktivitas akan semakin naik, yang artinya ada hubungan negatif dan nyata antara biaya mutu dengan produktivitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pamuji (2001) di mana objeknya pada PT. PRIMISSIMA Sleman, hasil penelitiannya meunjukan bahwa PT. PRIMISSIMA pada tahun 1999 – 2001, biaya mutu mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas. Dimana pada saat biaya pengendalian naik maka produktivitas ikut naik. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ani Rukmiwati (2007) di mana objeknya pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten, hasil penelitiannya meunjukan bahwa PT. Macanan Jaya Cemerlang pada tahun 2004 – 2005, berdasarkan hasil analisis regresi linier, maka terdapat hubungan positif antara biaya mutu dan produktivitas. Masing – masing biaya mutu mempunyai perilaku yang sama terhadap produktivitas. Biaya mutu mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas.

C. Kerangka Berfikir

(52)

sedangkan pengendalian mutu yang maju menggunakan pengendalian mutu secara total (TQC) yang berusaha agar kerusakan nol. Produktivitas dan penyempurnaan mutu keduanya saling berhubungan. Dalam suatu usaha yang mengahadapi persaingan ketat, perusahaan-perusahaan tersebut harus memberikan perhatian yang lebih besar pada mutu dan produktivitas, khususnya karena adanya potensi untuk menurunkan biaya dan meningkatkan mutu produk. Bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemanufakturan maju, persaingan yang ada sangat intensif dan mutu dapat menawarkan suatu keunggulan daya saing yang penting. Jika pandangan konvensional mengenai mutu dinilai salah, maka perusahaan yang mengetahui kesalahan ini dapat memanfaatkan pengetahuannya dengan mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total mereka.

(53)

pengerjaan kembali yang semakin berkurang, keluhan pelanggan yang semakin sedikit, dan perbaikan kembali yang semakin sedikit, selanjutnya perusahaan mungkin dapat memutuskan untuk memotong kembali biaya inspeksi penerimaan bahan, mengurangi tingkat aktivitas keterterimaan produk, dan sebagainya. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengurangi biaya untuk semua kelompok biaya mutu, dan mutu dapat ditingkatkan. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa jika biaya mutu semakin rendah maka produktivitas semakin tinggi.

Oleh karena itu, sejalan dengan kerangka berfikir tersebut dapat diduga semakin rendah biaya mutu semakin tinggi produktivitas, dengan kata lain ada hubungan negatif antara biaya mutu dengan produktivitas.

D. Rumusan Hipotesis

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu keadaaan atau mengungkap permasalahan sesuai dengan waktu, dan tempat tertentu. Studi kasus pada penelitian ini adalah hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas. Kesimpulan yang diberikan dari hasil penelitian ini hanya dapat berlaku terhadap objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan September hingga bulan November tahun 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pimpinan perusahaan, kepala bagian personalia, kepala bagian produksi, kepala bagian pemasaran, dan kepala bagian keuangan (staf yang mewakili) PT. Macanan Jaya Cemerlang yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara.

(55)

Adapun objek dari penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, personalia, produksi, pemasaran, dan biaya mutu.

D. Sampel

Menurut Dr. Sugiyono (1999 : 73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Dr. Sugiyono (1999 : 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya mutu tahun 2004-2008, pada PT Macanan Jaya Cemerlang yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara.

E. Variabel Penelitian 1. Jenis variabel penelitian

Dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis variabel yang akan diteliti dan dibahas, yaitu variabel biaya mutu menjadi independent variable, dan variabel produktivitas menjadi dependent variable.

a. Variabel bebas (independent variable)

(56)

b. Variabel terikat (dependent variable).

Menurut Dr. Sugiyono (1999 : 33) variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada kasus ini yang menjadi variabel terikat adalah: produktivitas yang berkaitan dengan memproduksi keluaran secara efisien dan khususnya ditujukan pada hubungan keluaran dengan masukan yang digunakan untuk memproduksi keluaran tersebut. Produktivitas tersebut dapat diukur dengan melakukan perbandingan antara kualitas output dibagi dengan kualitas input.

2. Pengukuran variabel

a. Variabel bebas (independent variable).

(57)

< 0,20 hubungan dapat dianggap tidak ada 0,20 – 0,40 hubungan ada tetapi rendah

> 0,40 – 0,70 hubungan cukup > 0,70 – 0,90 hubungan tinggi

> 0,90 – 1,00 hubungan sangat tinggi

Rumus yang digunakan adalah sebagi berikut:

r =

n

xy−(

x)(

y)

{n

x2−(

x)2}{n

y2 −(

y)2}

Keterangan:

r : Koefisien korelasi X : Biaya mutu

Y : Produktivitas berkait laba n : Jumlah sampel (tahun)

b. Variabel terikat (dependent variable).

(58)

F. Pengumpulan Data 1. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan untuk biaya mutu adalah: biaya perencanaan mutu tahun 2004-2008, biaya pelatihan mutu tahun 2004-2008, biaya sanitasi tahun 2004-2008, biaya reparasi dan pemeliharaan tahun 2004-2008, biaya inspeksi bahan tahun 2004-2008, biaya penerimaan proses tahun 2004-2008, biaya penerimaan produk tahun 2004-2008, sisa bahan tahun 2004-2008, Downtime tahun 2004-2008, biaya untuk pengerjaan ulang tahun 2004-2008, serta penyesuaian keluhan tahun 2004-2008, dan ganti rugi atau garansi tahun 2004-2008.

Data yang diperlukan untuk biaya produktivitas berkait laba adalah: data produksi tahun 2004-2008, data penjualan tahun 2004-2008, data jumlah jam kerja dan tarif per jam tenaga kerja langsung tahun 2004-2008, data jumlah pemakaian bahan baku tahun 2004-2008, data harga bahan baku tahun 2004-2008, pada PT Macanan Jaya Cemerlang yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara, Klaten Utara.

2. Teknik pengumpulan data

(59)

a). Metode Wawancara

Metode wawancara adalah cara observasi yang bersifat langsung. Penulis mengajukan pertanyaan secara langsung tentang data-data yang dibutuhkan penulis kepada pengurus atau pengelola perusahaan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara ini akan dilakukan kepada pimpinan perusahaan atau staf yang mewakili, guna mendapatkan informasi berupa gambaran umum perusahaan, diantaranya adalah: sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, visi misi dan tujuan didirikanya perusahaan, faktor yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan, termasuk didalamnya berupa hal-hal yang berkaitan dengan biaya mutu dan produktivitas.

b). Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengutip atau menyalin data-data yang ada di perusahaan. Teknik ini untuk memperoleh data, catatan, serta arsip yang dapat mendukung analisis data. Data tersebut antara lain data struktur organisasi, data personalia perusahaan, data produksi tahun 2004-2008, data pemasaran, dan data biaya mutu tahun 2004-2008.

G. Teknik Analisis Data

(60)

1. Untuk menjawab masalah pertama dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Menghitung total biaya mutu

Menghitung total biaya mutu dengan rumus sebagai berikut (Indriyo Gito Sudarmo, 1984: 188):

TQC = QCC + QAC Keterangan:

TQC = Total Quality Control

QCC = Quality Control Cost (Biaya Pencegahan dan Biaya Penilaian) QAC = Quality Assurance Cost (Biaya Kegagalan Internal dan Biaya

Kegagalan eksternal). b. Menghitung komposisi biaya mutu

Menghitung presentase biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal terhadap total biaya mutu dan total penjualan.

Kriteria penarikan kesimpulan dari hasil perhitungan adalah:

Komposisi biaya mutu di perusahaan dikatakan baik jika kenaikan biaya pencegahan dan biaya penilaian mengakibatkan penurunan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

2. Untuk menjawab masalah kedua dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Menghitung rasio produktivitas bahan dan tenaga kerja

(61)

Jumlah produk yang dihasilkan Rasio Produktivitas Tenaga Kerja = --- Jumlah jam yang digunakan

b. Menghitung produktivitas berkait laba

1). Menghitung kuantitas masukan netral produktivitas (KNP)

Keluaran Kini

KNP = --- Rasio produktivitas periode dasar

Keluaran kini yang dimaksud adalah jumlah produksi tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008, sedangkan rasio produktivitas periode dasar yang digunakan adalah rasio produktivitas tahun 2004.

2). Menghitung biaya KNP total

Biaya KNP total = ∑ (KNP x H)

3). Menghitung Biaya Kini Sesungguhnya (BKS)

BKS = ∑ (KS x H)

4). Menghitung dampak produktivitas terhadap laba (DPBL) DPBL = biaya KNP total – BKS

Kriteria penarikan kesimpulan dari hasil perhitungan adalah:

(62)

3. Untuk menjawab masalah ketiga dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Menghitung Analisis Koefisien Korelasi Product Moment

Menghitung analisis koefisien korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut (J. Supranto, 1985 : 197 – 198):

r =

∑ ∑

− − − } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

X = Biaya mutu

Y = Produktivitas berkait laba n = Jumlah sampel (tahun)

Bila r = 1, hubungan x dan y sempurna dan positif Bila r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif Bila r = 0, hubungan x dan y lemah sekali atau tidak ada

b. Menguji apakah benar – benar ada hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas dengan menggunakan analisis t test dengan taraf signifikasi 5 %, dengan alasan bila penulis menerima hipotesis tersebut adalah:

1. Hipotesis nol (Ho) menunjukkan tidak ada hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas.

(63)

3. Dengan kriteria pengujian:

Ha ditolak dan Ho diterima bila tο < = tα, n-2, yang berarti tidak ada

hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas.

Ha diterima dan Ho ditolak bila tο > - tα, n-2, yang berarti ada

hubungan negatif antara biaya mutu dan produktivitas.

tα dicari berdasarkan tabel.

r n−2 tο = --- 1−r2

Keterangan:

tο = t-test

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan salah satu anak perusahaan PT. Intan Pariwara, yang berdiri pada tanggal 20 Juli 1978. PT. Intan Pariwara merupakan badan hukum dengan nomor akte 12/78 dengan notaris H. Subekti, SH. Pada awalnya PT. Intan Pariwara berbentuk CV, kemudian pada tanggal 8 November 1982 bentuk Penerbit Intan Pariwara berubah menjadi bentuk perseroan terbatas dengan nama PT. Intan Pariwara Penerbit dan Percetakan.

Sejak berdirinya PT. Intan Pariwara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kemudian untuk mengembangkan karyawan agar menjadi lebih professional maka PT. Intan Pariwara dipecah menjadi Intan Group, pada tanggal 1 Februari 1992, adapun Intan Group terdiri dari:

1. PT. Intan Pariwara

2. PT. Sinar Dahana Inti Boga 3. PT. Balarajasa Bakti Satya 4. PT. Macanan Jaya Cemerlang 5. PT. Karanganom Laksanto

(65)

PT. Macanan Jaya Cemerlang resmi berdiri pada tanggal 1 Februari 1992 bersama dengan pecahnya PT. Intan Pariwara menjadi Intan Group.

B. Lokasi Perusahaan

PT. Macanan Jaya Cemerlang menempati area seluas 8.000 m2, dengan lokasi di Desa Macanan, yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pemilihan Lokasi pabrik PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah tepat karena terletak hampir di ujung timur kota dan lokasinya terletak di dekat jalan raya selain itu juga satu lokasi dengan PT. Intan Pariwara yang merupakan Induk PT. Macanan Jaya Cemerlang. Hal ini memudahkan komuniksi dan hubungan antar perusahaan tersebut. Penempatan ini sudah ditinjau dari faktor – faktor yang mendukung proses produksi dan telah memikirkan sejauh mana pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Didalam pemilihan lokasi pabrik di Klaten, PT. Macanan Jaya Cemerlang memiliki beberapa alasan diantaranya sebagai berikut:

(66)

2. Dekat dengan sumber tenaga kerja

Tersedianya tenaga kerja yang cukup memadai di sekitar lokasi perusahaan baik dari segi kualitas memudahkan perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang murah.

3. Dekat dengan pasar

Yang dimaksud dengan pasar di sini adalah konsumen, salah satu yang termasuk dalam konsumen tersebut yaitu instansi – instansi pendidikan seperti sekolah mulai dari SD, SLTP, SMU hingga Perguruan Tinggi, dan orang – orang yang membutuhkan barang hasil produksinya. Karena cukup strategis maka dengan seikitnya perusahaan akan lebih mudah dalam menjalankan pemasarannya.

4. Dekat dengan jalan raya

PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten terletak di pinggir jalan raya sehingga memudahkan transportasi dan komunikasi yaitu yang menghubungkan pabrik dengan pasar, bahan baku, dan tenaga kerja baik yang ada di dalam kota maupun di luar kota Klaten, sehingga memperlancar usaha perusahaan.

Selain pertimbangan-pertimbangan strategis di atas masih ada pertimbangan yang lain yaitu faktor sosial diantaranya:

(67)

2. Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam masalah industri percetakan.

3. Membantu pemerintah dalam usaha meningkatkan pendapatan nasional.

C. Tujuan Didirikannya Perusahaan

PT. Macana Jaya Cemerlang terletak di Jl. Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara, Kabupaten Klaten berkerak dibidang percetakan. Terutama pembuatan buku dan apapun yang berkaitan dengan kertas. Dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya ini PT. Macana Jaya Cemerlang selalu berusaha untuk mencapai tujuanya antara lain:

1. Mendukung dan berperan serta pada program pemerintah dalam bidang pendidikan dengan jalan pengadaan buku – buku pelajaran bagi siswa sekolah.

2. Mendukung dan berperan serta pada program pemerintah dalam bidang ketenaga kerjaan. Peran aktif tersebut diwujudkan dengan membuka lapangan kerja dan membuka kesempatan pada masyarakat umum.

3. Mengadakan buku – buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat umum.

(68)

Faktor – faktor yang menunjang perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah:

1). Bahan baku

Untuk mendapatkan bahan baku PT. Macanan Jaya Cemerlang tidak mengalami kesulitan karena akses untuk mendapatkan bahan baku ke beberapa kota penghasil bahan baku kertas dan bahan baku pendukung lainnya mudah dijangkau.

2). Pasar

Konsumen produk – produk yang dihasilkan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang telah tersebar diseluruh wilayah Indonesia terutama di Jawa. Dengan demikian letak perusahaan cukup baik mengingat Klaten relatif dekat dengan kota – kota besar di pulau Jawa.

3). Tenaga Kerja

PT. Macanan Jaya Cemerlang tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh tenaga kerja, baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik. Hal ini disebabkan banyaknya lembaga pendidikan yang ada dan padatnya penduduk di pulau Jawa.

4). Transportasi

(69)

D. Struktur Organisasi

Organisasi dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Struktur organisasi berfungsi sebagai bagan yang mengatur, memberi wewenang, tanggung jawab, dan menghubungkan tiap bagan departemen. Bentuk dan struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah garis dan staf. Sebagaimana lazimnya sebuah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas para pemegang saham mempunyai kekuasaan tertinggi yang di dalam mengawasi kegiatan sehari – hari diwakili oleh Dewan Komisaris. Kegiatan perusahaan sehari – hari dikelola oleh Dewan Direksi yang dibantu oleh staf – stafnya.

Dewan Direksi terdiri atas dua orang Direktur, yaitu: 1. Direktur Keuangan/Administrasi : Drs. Irwan Gunawan 2. Direktur Operasional : Sugeng Sentosa

Direktur Keuangan/Administrasi dan Direktur Operasional dibantu oleh: 1. Staf Kesekretariatan, dan

2. Komite Sistem Mutu

Direktur Keuangan/Administrasi membawahi: a. Manajer Keuangan yang terdiri dari:

(70)

b. Manajer HRD yang terdiri dari:

1. Kepala Bagian Personalia/Umum, yang terdiri dari:

a. Supervisor keamanan yang membawahi operator keamanan.

b. Staf rumah tangga yang membawahi pembantu operator rumah tangga.

c. Staf transportasi yang membawahi operator transportasi. d. Staf administrasi dan umum.

Direktur Operasional membawahi: a. Manajer Produksi, yang terdiri dari:

1. Kepala Bagian Logistik, yang membawahi: a). Staf logistik, membawahi: Operator Logistik

b). Operator Logistik, membawahi: Pembantu Operator Logistik c). Pembantu Operator Logistik, membawahi: Pelaksana Logistik d). Pelaksana Logistik.

2. Kepala Bagian Cetak, membawahi:

a). Koordinator cetak, membawahi: Staf Cetak b). Staf Cetak, membawahi: Operator Cetak

(71)

3. Kepala Bagian Finishing, membawahi:

a). Koordinator Finishing, membawahi: Staf Finishing b). Staf Finishing, membawahi: Supervisor Finishing c). Supervisor Finishing, membawahi: Operator Finishing

d). Operator Finishing, membawahi: Pembantu Operator Finishing e). Pembantu Operator Finishing, membawahi: Pelaksana Finishing

f). Pelaksana Finishing.

4. Kepala Bagian Barang Jadi, membawahi:

a). Staf Barang Jadi, membawahi: Supervisor Barang Jadi

b).Supervisor Barang Jadi, membawahi: Pembantu Operator Barang Jadi

c).Pembantu Operator Barang Jadi, membawahi: Pelaksana Barang Jadi

d). Pelaksana Barang Jadi

5. Kepala Bagian Pra Cetak, membawahi:

1). Koordinator Pra Cetak, membawahi: Operator Pra Cetak

2). Operator Pra Cetak, membawahi: Pembantu Operator Pra Cetak 3). Pembantu Operator Pra Cetak

b. Manajer Pemasaran, terdiri dari:

1. Kepala Bagian Pemasaran, membawahi: Koordinator Pemasaran 2. Koordinator Pemasaran, membawahi: Staf Pemasaran

(72)

c. Kepala Bagian Pembelian d. Manajer PPIC, terdiri dari:

1. Kepala Bagian PPIC, membawahi: Koordinator PPIC 2. Koordinator PPIC, membawahi: Staf PPIC

3. Staf PPIC, membawahi: Supervisor PPIC

4. Supervisor PPIC, membawahi: Pembantu Operator PPIC 5. Pembantu Operator PPIC, membawahi: Pelaksana PPIC 6. Pelaksana PPIC.

e. Manajer IT, terdiri dari: Staf IT f. Kepala Bagian Tehnik, terdiri dari:

1. Koordinator Tehnik, membawahi staf Tehnik 2. Staf Tehnik

g. Kepala Bagian Operasional.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing – masing pengurus adalah sebagai berikut:

1. Direktur Keuangan/Administrasi:

a. Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan keuangan dan administrasi perusahaan.

b. Merencanakan dan membuat anggaran dalam menyediakan dana yang berhubungan dengan kelancaran kegiatan perusahaan.

(73)

d. Membantu pimpinan perusahaan dalam merumuskan segala kebijakan yang berkaitan dengan bidang administrasi dan keuangan.

e. Kerja sama dengan bagian lain dalam memecahkan permasalahan yang bersangkutan dengan kepentingan bersama demi kelangsungan hidup perusahaan.

2. Direktur Operasional

a. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas operasional perusahaan. b. Merencanakan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan – kebijakan

perusahaan untuk melaksanakan peraturan pemerintah yang berlaku. c. Merencanakan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan – kebijakan

perusahaan dalam bidang operasional.

d. Memberikan bimbingan kepada manajer produksi, manajer pemasaran, kepala bagian pembelian, manajer PPIC, manajer IT, kepala bagian tehnik, dan kepala bagian operasional.

3. Staf Kesekretariatan

a. Mengarsip file/laporan tentang hasil perusahaan, meliputi pembelian, penjualan dan sebagainya.

b. Menyiapkan acara kerja direktur dan bagian – bagian yang lain dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan direktur.

c. Menjalankan pekerjaan dalam hubunganya dengan surat menyurat. d. Melakukan pengelolaan surat masuk yang meliputi pengambilan dan

(74)

e. Melakukan pengiriman surat dari perusahaan yang meliputi pencatatan dan penyimpanan secara langsung maupun pengiriman melalui pos/angkutan jasa lain.

f. Melakukan pengiriman dan penerimaan berita telekomunikasi faximile dari dan untuk perusahaan.

g. Memberikan pelayanan tata usaha pimpinan perusahaan h. Menyimpan, menyusut, dan merawat usul penghapusan arsip. 4. Komite Sistem Mutu

Bertanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan pengendalian mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

5. Manajer Keuangan

Bertugas mengawasi dan mengkoordinir bagian – bagian keuangan dan akuntansi.

6. Manajer HRD

Bertugas membantu Direktur dalam mengelola sumber daya manusia dan kesejahteraannya.

7. Manajer Produksi

(75)

8. Manajer Pemasaran

Bertanggungjawab dalam mengawasi serta menentukan daerah pemasaran. 9. Kepala Bagian Pembelian

Bagian ini bertugas untuk mengurusi pembelian bahan baku yang akan digunakan sebagai bahan produksi.

10.Kepala Bagian Tehnik

Bertanggungjawab dalam mengawasi peralatan mekanik maupun peralatan listrik serta pemeliharaannya.

11.Kepala Bagian Operasional

(76)

ADMINISTRASI   DRS IRWAN GUNAWAN

SUGENG SENTOSA    STAF  PEMBUKU   STAF 

PAJAK  RUMAH STAF   

STAF  TRANSPOR

 

STAF ADM 

& UMUM KESEKRETSTAF  LOGISTIKSTAF  CETAKSTAF  FINISHINGSTAF   

STAF 

BARANG  STAF   PEMASARSTAF  PERWAKILAN STAF  STAF   STAF  

  STAF  TEHNIK    SVP    OPRT    OPRT  PEMB OPRT  RUMAH  SPV  VINISHING   BARANG  JADI 

OPRT  OPRT  OPRT  OPRT 

PEMB 

OPRT  PEMB OPRT  PEMB OPRT 

 

PEMB OPRT 

BARANG  STAF  

PELKS  PELKS  PELKS 

  PELKS  SPV  PEMB  OPRT PPIC PELKS  STAF 

CETAK FINISHINGSTAF  KOORD   PEMASARKOORD  PERWAKILAN SOLO KOORD 

  KOORD  TEHNIK  KABAG  LOGISTIK  ROBIT  KABAG  CETAK  HERU  SUSANTO KABAG  FINISHING  MAR  MAENDRA  KABAG  BRG JADI  FX.  DANANG  KABAG PRA CETAK  HERY  PURWANTO KABAG  PEMASAR AN  MARSIO KABAG  PEMBELIAN  SRI NURCAHYA KABAG  PPIC  GIYATNO  MANAGER 

IT ANTO  TEHNIK KABAG  HENGKY  KABAG  OPERASIONA L SUPORT EDI  KRIS  MANAGER  PEMASARA N  MANAGER  PPIC  KOMITE  SITEM  MUTU  MANAGER  PRODUKSI  ANDIKA  TRIANGGONO KABAG  PEMBUKUA N WAHYUNI  KABAG  PAJAK UMUL  BAROKAH  MANAGER  ACCUNTANSI/  KEUANGAN  MANAGER HRD  – GA  R.A.  NUGROHO  SEPTIANTO  KABAG  PERSONALIA – UMUM YULIN  EKO NUR 

(77)

E. Keuangan

Kompensasi bonus yang diberikan perusahaan kepada manajer dan karyawan perusahaan diberikan berdasarkan pencapaian target tahunan dan performen. Cara mengendalikan keuangan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang yaitu berdasarkan RUPS, dan struktur modalnya berdasarkan modal dalam negeri . Modal dalam perusahaan merupakan salah satu faktor penunjang dalam proses produksi, dan sangat menentukan pelaksanaan proses produksi. Modal dalam suatu perusahaan dapat berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman atau kombinasi modal sendiri dan modal pinjaman. Modal pada PT. Macanan Jaya Cemerlang berasal dari modal sendiri dan kerjasama dengan pihak lain.

F. Personalia

(78)

dan efektivitas perusahaan. Selengkapnya akan dijelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan karyawan yang ada di PT. Macanan Jaya Cemerlang:

1. Recruitment Karyawan

Recruitment pegawai di PT. Macanan Jaya Cemerlang dilakukan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan departemen yang kekurangan pegawai. Perekrutan ini dapat berasal dari dalam perusahaan dengan mutasi pegawai, atau dapat pula dilakukan dari luar perusahaan melalui seleksi terhadap para pelamar.

2. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan menunjukkan jumlah pekerja/orang yang terlibat dalam proses produksi sesuai dengan jabatannya dalam perusahaan. Karyawan di PT. Macanan Jaya Cemerlang berjumlah:

a. Total Karyawan Tetap: 390 orang karyawan b. Total Karyawan Harian: 303 orang karyawan 3. Sistem Penggajian

Gaji/upah mer

Gambar

Tabel 22 Biaya Mutu tahun 2004.........................................................................
Tabel 1 Data Jumlah Produksi PT Macanan Jaya Cemerlang
Tabel 2 Data Jumlah Penjualan PT  Macanan Jaya Cemerlang
Tabel 3 Data Jumlah Jam Kerja Langsung dan Tarif  Biaya Tenaga Kerja langsung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan ju dul “Analisis Pengendalian Biaya Mutu Dalam Rangka Meningkatkan

management (proksi produk cacat) berpengaruh positif terhadap biaya kualitas, 2).. Apakah biaya kualitas berpengaruh negatif

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui persentase dan tren masing-masing elemen atau tipe dalam biaya kualitas terhadap total biaya kualitas dan total penjualannya;

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja pada motivasi, 2) pengaruh motivasi pada produktivitas kerja karyawan. Jenis

Hal ini disebabkan penurunan laba bersih yang dimiliki perusahaan bersih akibat dari penurunan yang terjadi pada laba kotor yang disebabkan oleh biaya pokok penjualan yaitu

Dari koefisien korelasi tersebut selanjutnya dapat diketahui koefisien determinasinya (ry.12²) = 0,835, yang berarti 83,5% variasi volume penjualan dapat dijelaskan oleh biaya

Secara umum, biaya mutu ini meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjamin dihasilkannya produk yang bermutu (dikenal dengan istilah conformance quality cost,

Dengan demikian peningkatan biaya operasional dan non operasional meyebabkan total biaya lebih besar dari pendapatan pada tahun 2013 sehingga laba mengalami penurunan, faktor lain yang