• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja pada motivasi dan produktivitas kerja karyawan : studi kasus penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja pada motivasi dan produktivitas kerja karyawan : studi kasus penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten - USD Repository"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PE

K

Studi Ka Diaj

PROGR

ENGARU

KESEHAT

PRODU

asus: Penerb ajukan Untuk Sarja

RAM STUD

UNIV

H PROGR

TAN KER

UKTIVITA

bit dan Perce

k Memenuhi ana Ekonomi Yustina S (0

DI MANA

FAKUL

VERSITA

YOG

RAM KES

RJA PADA

AS KERJA

etakan PT.M SKRIPSI

i Salah Satu i Program St

(2)

PE

K

Studi Ka Diaj

PROGR

ENGARU

KESEHAT

PRODU

asus: Penerb ajukan Untuk Sarja

RAM STUD

UNIV

H PROGR

TAN KER

UKTIVITA

bit dan Perce

k Memenuhi ana Ekonomi Yustina S (0

DI MANA

FAKUL

VERSITA

YOG

RAM KES

RJA PADA

AS KERJA

etakan PT.M SKRIPSI

i Salah Satu i Program St

(3)
(4)
(5)

MOTTO

Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya

Karena itu ku serahkan hidupku ke dalam tanganNya

sungguh indah rencana Mu Tuhan dalam hidupku

Persembahan

Dengan setulus hati dan untaian cinta kasih yang terindah

Ku persembahkan skripsi ini kepada…..

♥Tuhan Yesus sang Juru selamat

♥ Bunda Maria pelindungku

♥ Bapak YB.Bibit Utomo dan Ibu Anastasia

♥ Kakakku Y.Eko S dan E.R. Noviana

♥ Keponakanku Scholastika Tya Ratna Valentina

♥ My lovely Antonius Ade Widi Sandi

 

 

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau sebagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Februari 2011

Penulis

Yustina Sri Sulistyaningsih

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(7)

ABSTRAK

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA MOTIVASI DAN

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada Penerbit dan Percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten

Yustina Sri Sulistyaningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja pada motivasi, 2) pengaruh motivasi pada produktivitas kerja karyawan. Jenis penelitian adalah studi kasus. Sampel yang di ambil yaitu karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang bagian produksi sebanyak 100 responden.

Teknik sampling yang dipakai penulis adalah accidental sampling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Dalam menganalisis validitas instrumen penelitian digunakan Analisis Faktor. Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja pada motivasi digunakan regresi linier berganda, sedangkan untuk menganalisis pengaruh motivasi pada produktivitas digunakan regresi linier sederhana.

(8)

ABSTRACT

 

THE EFFECTS OF WORK SAFETY AND

HEALTH PROGRAM ON MOTIVATION AND

EMPLOYEES WORK PRODUCTIVITY

(A Case Study at a Publishing and Press Company PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten)

 

Yustina Sri Sulistyaningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

This research aims to reveal (1) the effect of occupational safety and health program on employee work motivation and (2) the effect of the motivation on the employee work productivity. This is a case study drawing the sample of 100 employees from the Production Department of PT. Macanan Jaya Cemerlang.

The accidental sampling technique was used in this research. Data were using collected questionnaire. The instruments were then tested for their validity by means of Factor Analysis and tested for their reliability by means of a Cronbach’s Alpha technique. A multiple linear regression analysis was used to analyze the effect of occupational safety and health program on employees work motivation whereas the effect of the motivation on the employee’s work productivity was analyzed using simple linear regression analysis.

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahaasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yustina Sri Sulistyaningsih

Nomor Mahasiswa : 06 2214 007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Februari 2011

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang bertahta di kerajaanNya atas cinta

kasih serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PROGRAM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA MOTIVASI DAN

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN”.

Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai upaya untuk memperdalam wawasan

berfikir serta menambah wacana dunia ekonomi pada umumnya.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima

kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam

penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono., M.Si., Akt.,Q.I.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan

(11)

4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Phd, selaku Dosen Pembimbing I, terima

kasih atas waktu dan kesabarannya membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs.Th. Sutadi,M.B.A  selaku dosen Pembimbing II terima kasih atas

waktu dan kesabarannya membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak R.A. Nugroho Septianto selaku Kepala Bagian Personalia, Mbak

Menik, Ibu Watik, serta seluruh karyawan serta manajemen PT. Macanan

Jaya Cemerlang Klaten yang telah memberikan ijin dan membantu penulis

dalam melakukan penelitian.

7. Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

menyediakan fasilitas buku-buku dan juga tempat untuk transit selama ini

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk kedua orangtuaku tercinta YB. Bibit Utomo dan Anastasia terima

kasih atas doa, cinta, kasih sayang yang selalu kalian berikan, serta

dorongan, kerja keras dan kesabarannya dalam mendidik dan membimbing

hingga aku menjadi sarjana. ☺

9. Untuk Kakakku Yohanes Eko Sulistyanto dan Mbak Novi terima kasih

sudah memberi dorongan dan doa selama ini untuk bisa menyelesaikan

skripsi ini.

10. Untuk keponakanku tercinta Scholastika Tya Ratna Valentina, akhirnya

(12)

11. Untuk my lovely Antonius Ade Widi Sandi, terima kasih atas doa, semangat,

cinta dan sayangmu serta kesabaranmu…

12. Untuk Si Cepy dan Si Silverest AD 4301 WC, terima kasih kalian udah

menemaniku, melawan panas terik dan derasnya hujan..

13. Untuk teman-teman seperjuangan Zita, Tista, Putri, Paula, Ike, Tantri, Asta,

trima kasih atas dukungannya,,miss u all….… Tetap Semangat dan Terus

Berjuang!!

14. Untuk teman-teman manajemen ’06 trima kasih untuk

kebersamaannya…….

15. Untuk sahabat-sahabatku Shanti, Patmi, Sari, Ari, Eva,… trima kasih atas

doa dan dukungannya…..

Penulis menyadari bahwa hasil karya Penulisan ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Akhirnya

penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 22 Februari 2011

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... .iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...……....v

ABSTRAK ... .vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 4

(14)

D. MANFAAT PENELITIAN ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR dan PERUMUSAN HIPOTESIS ... 5

A. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ... 5

B. KEBIJAKAN DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ... 10

C. SYARAT-SYARAT PROGRAM K3 ... 11

D. MOTIVASI ... 13

E. PRODUKTIVITAS ... 24

F. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. JENIS PENELITIAN ... 35

B. WAKTU dan TEMPAT PENELITIAN ... 35

C. POPULASI, SAMPEL dan TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 35

D. JENIS DATA ... 37

E. DEFINISI KONSEPTUAL dan OPERASIONALISASI VARIABEL ... 37

(15)

G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN ... 41

H. TEKNIK ANALISIS DATA ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51

A. SEJARAH UMUM ... 51

B. LETAK PERUSAHAAN ... 52

C. VISI DAN MISI ... 52

D. STRUKTUR ORGANISASI ... 53

E. PERSONALIA ... 54

F. PRODUKSI ... 60

BAB V ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 63

A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ... 63

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

C. HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN ... 73

D. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 82

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI ... 89

A. KESIMPULAN ... 89

(16)

C. IMPLIKASI UNTUK PENELITIAN LEBIH LANJUT ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Jumlah Karyawan………...54

Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan usia………...63

Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………..64

Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan……….65

Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja………...65

Tabel V.5 Kategori variabel keselamatan………..67

Tabel V.6 Distribusi jawaban responden pada variabel keselamatan………67

Tabel V.7 Kategori variabel kesehatan………..68

Tabel V.8 Distribusi jawaban responden pada variabel kesehatan………69

Tabel V.9 Kategori variabel Motivasi………70

Tabel V.10 Distribusi jawaban responden pada motivasi………..70

Tabel V.11 Kategori variabel produktivitas………...71

Tabel V.12 Distribusi jawaban responden pada produktivitas………...72

(18)

Tabel V.14 Anti-image Matrices kebolehterimaan keselamatan………...74

Tabel V.15 Anti-image Matrices kebolehterimaan kesehatan………...75

Tabel V.16 Anti-image Matrices kebolehterimaan motivasi ………76

Tabel V.17 Anti-image Matrices kebolehterimaan………77

Tabel V.18 Hasil pengujian reliabilitas instrumen……….78

Tabel V.19 Nilai VIF……….80

Tabel V.20 Uji F………83

Tabel V.21 Model summary………..84

Tabel V.22 Nilai koefisien regresi dan hasil pengujian pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi………..84

Tabel V.23 Nilai koefisien regresi sederhana pengaruh motivasi terhadap produktivitas………87

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa pembangunan dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi berlangsung sangat cepat dan memaksa perusahaan-perusahaan

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan agar

mampu bertahan terhadap pesaingnya. Perusahaan-perusahaan yang

berkembang mempunyai sumber daya manusia yang berkompeten. Perusahaan

tersebut pasti memiliki standar perusahaan mengenai ketenagakerjaan yang

membuat para karyawan betah atau nyaman di tempat mereka bekerja.

Kenyamanan yang di berikan perusahaan tentunya bedampak pada

produktivitas.

Kenyamanan ini merupakan suatu cara memotivasi karyawan untuk

dapat berproduksi lebih baik tak lepas dari itu semua keselamatan kerja lebih

diutamakan agar sumber daya manusia terhindar dari bahaya pada saat

bekerja. Motivasi adalah keadaan, kejiwaan, dan sikap mental manusia yang

memberikan energi, mendorong kegiatan, mengarahkan perilaku kearah

mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi

ketidakseimbangan. Keselamatan kerja adalah suatu metode perusahaan yang

digunakan untuk melindungi para karyawan yang bekerja, sehingga karyawan

dapat bekerja dengan rasa yang aman. Karyawan akan memiliki motivasi

(21)

karyawan dapat memberikan kontribusi yang lebih kepada perusahaan. Oleh

karena itu perusahaan akan selalu menjamin keselamatan dan kesehatan para

karyawannya sehubungan dengan pengaruh program keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap motivasi dan produktivitas kerja karyawan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting

karena berfungsi sebagai alat perlindungan pekerja sekaligus sebagai alat

perlindungan perusahaan juga.

Sehubungan dengan hal ini maka diupayakan kesadaran tentang

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) pada individu, masyarakat,

dan perusahaan. Diperlukan langkah tambahan untuk menyebarluaskan dan

memasyarakatkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berguna

untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja perusahaan yang merupakan

nilai tambah bagi perusahaan dalam menghadapi era globalisasi.

Secara umum pelaksanaan program K3 yang terdapat dalam

perusahaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu:

1. Membuat kondisi kerja aman.

2. Melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan kecelakaan,

pengendalian dan pelatihan tenaga kerja.

3. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat untuk menjaga kesehatan

(22)

UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja memuat tujuan diadakannya

program K3 sebagai berikut:

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada di tempat

kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.

b. Agar sumber-sumber produksi dapat di pakai dan di pergunakan

secara efisien.

c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

Pelaksanaan program K3 sangat penting dalam peningkatan efisiensi dan

produktivitas perusahaan, yang secara keseluruhan hasilnya dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apabila perusahaan mampu mencegah

dan mengendalikan kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit

kerja,maka tenaga kerja akan bekerja dengan rasa aman dan merasa

terlindungi yang akhirnya akan meningkatkan kualitas kerja.

Dari uraian di atas, mengingat pentingnya program keselamatan dan

kesehatan kerja dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas,

maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Motivasi dan Produktivitas Kerja

(23)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang akan di teliti tersebut, maka

penulis merumuskan 2 masalah sebagai berikut:

1. Apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap

motivasi karyawan?

2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap produktivitas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap motivasi.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan bermanfaat bagi perusahaan dalam hal mengevaluasi

pengelolaan sumber daya manusianya, dengan kata lain memberikan

masukan-masukan terhadap perusahaan mengenai pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan yang sesuai, yang bisa digunakan untuk

(24)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN MASALAH

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program K3 merupakan suatu program yang sangat dibutuhkan oleh

perusahaan dalam rangka menekan angka kecelakaan kerja yang terjadi

maupun meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Guna meningkatkan

kesejahteraan karyawan, perusahaan mempertahankan kondisi karyawan agar

lebih loyal dan tetap tinggal untuk bekerja di perusahaan tersebut dan memberi

kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan kemampuannya guna

meningkatkan kontribusi yang dimiliki bagi tercapainya tujuan perusahaan.

Tujuan program K3 dalam perusahaan sebagai berikut:

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan

pekerjaan.

b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien

(Sholeh, 2007).

Tuntutan akan semakin pentingnya program K3 ini di dalam perusahaan

bukan bagi pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan karyawan saja, tetapi

(25)

oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya guna menghadapi era persaingan

bebas sekarang yang sedang berjalan ini.

Kegiatan produksi suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang

menentukan dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan

memgembangkan usaha dalam mencapai tujuan perusahaan. Suatu perusahaan

akan sukses dan memenangkan persaingan bebas ini apabila memiliki

keseimbangan atau stabilitas dan kelancaran proses produksi. Kondisi

keseimbangan atau stabilitas serta kelancaran proses produksi dalam

perusahaan tersebut misalnya tersedianya bahan baku dengan kualitas standar,

tenaga kerja yang terampil dan memiliki wawasan yang luas sehingga

mengarah pada terwujudnya program K3 ini.

1. Latar belakang Program K3

Setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan memerlukan

ketenangan dan ketentraman dalam bekerja agar dapat membuahkan hasil

pekerjaan yang baik sesuai dengan keinginan perusahaan. Adanya program

K3 pada suatu perusahaan merupakan faktor yang mendukung ketenangan

dan ketentraman dalam bekerja.

Dalam mengahadapi persaingan pasar, usaha dalam memenangkan

persaingan tersebut yang dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Usaha peningkatan kualitas

(26)

yang makin canggih, yang berarti menuntut tenaga kerja yang lebih

terampil, baik dalam menggunakan secara aman maupun dalam mencegah

terjadinya kecelakaan kerja. Peran pimpinan perusahaan sangat diperlukan

mengingat bahwa proses produksi yang menggunakan peralatan modern

seringkali disertai dengan tingkat resiko kecelakaan yang tinggi. Melihat

berbagai masalah serta akibat yang timbul dari penggunaan mesin dan

peralatan produksi, maka diperlukan adanya peraturan yang memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja. Untuk itu pemerintah mengeluarkan

Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Apabila

peraturan tersebut dipatuhi, maka upaya keselamatan dan kesehatan kerja

akan dapat meningkatkan produktivitas. Beberapa hal yang penting dalam

masalah keselamatan kerja, yaitu:

a. Pemakaian alat pelindung perorangan

Alat pelindung individu yang digunakan oleh karyawan

dimaksudkan untuk melindungi orang tersebut dari sumber bahaya.

Jadi alat ini berfungsi untuk mencegah atau mengurangi terjadinya

kecelakaan.

b. Sumber bahaya dan alat pelindung di tempat kerja

Sumber bahaya adalah tempat asal-usul suatu bahaya potensial

terhadap keselamatan maupun kesehatan para karyawan

disekitarnya. Dengan mengetahui sifat-sifat bahaya maka dapat

(27)

masing-masing potensi terjadinya bahaya, sehingga pilihan alat

pelindung perseorangan ditempat kerja dapat disesuaikan dengan

kebutuhan.

c. Petunjuk peringatan di tempat kerja

Faktor kesadaran karyawan memegang peranan yang sangat

penting. Pada dasarnya kesadaran karyawan dalam masalah K3

banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan. Agar

kesadaran karyawan akan bahaya atau keselamatan tergugah, maka

ditempat-tempat tertentu dipasang berbagai slogan dan gambar

yang berisi pentingnya progam K3. Kesadaran dan tanggung jawab

para karyawanpun akan tergugah terhadap keselamatan dan

kesehatan bersama dengan dipasangnya berbagai slogan dan

gambar yang berisi pentingnya program K3.

d. Usaha yang bersifat kuratif

Usaha yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian yang

disebabkan oleh sumber–sumber bahaya yang berada di tempat

kerja. Kejadian ini dapat menimpa secara langsung pada diri

karyawan dan juga berbahaya bagi orang lain. Untuk itu karyawan

diharapkan dapat mengunakan fasilitas yang ada dan memiliki

tanggung jawab terhadap tugasnya masing–masing termasuk

(28)

Usaha untuk mengatasi dan mencegah kecelakaan pada dasarnya

tidak dapat dipisahkan. Kondisi kesehatan fisik atau mental yang

dimiliki para karyawan dapat menyebabkan kecelakan walaupun

para karyawan telah menggunakan alat pelindung. Masalah

kesehatan kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang baik.

Dalam lingkungan kerja yang baik para karyawan dapat bekerja

dengan lancar sehingga produktivitas meningkat.

2. Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Pengaturan syarat-syarat keselamatan kerja di atur dalam pasal 3 UU

No.1 Tahun 1970 yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada yang mengalami kecelakaan.

f. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya

suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,

(29)

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi, dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyesuaikan suhu dan kelembaban udara yang baik.

k. Menyesuaikan penyegaran udara yang baik.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

m.Memperoleh keserasian antara proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tumbuhan, dan barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan, perlakuan, dan

penyimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

B. Kebijakan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pernyataan kebijakan K3 dikeluarkan oleh perusahaan dengan maksud

(30)

a. Bahwa keselamatan pegawai dan masyarakat adalah sesuatu yang

sangat penting.

b. Keselamatan akan lebih diutamakan dari pada kebijaksanaan.

c. Setiap usaha akan dilakukan untuk melibatkan semua manajer,

pengawas, dan pegawai dalam pengembangan dan penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja harus sepenuhnya

dipatuhi dengan sadar.

C. Syarat-syarat Program K3

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan

pebisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat

terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.

Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan

terjadinya kecelakaan kerja (Sjahfri Mangkuprawira, 2007). Hal ini di

maksudkan untuk mempertahankan kondisi sumber daya manusia dalam

melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. Dengan demikian, yang

bersangkutan tidak mengalami gangguan kerja selama dalam melakukan tugas

yang dibebankan kepadanya (Saydam, 2005).

Syarat-syarat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja berhasil

sebagai berikut:

(31)

Dukungan dari manajemen puncak mutlak diperlukan agar

program keselamatan dan kesehatan kerja bisa berjalan dengan

efektif. Dukungan manajemen bisa dilihat dari kehadiran karyawan

pada pertemuan yang membahas persoalan keselamatan kerja,

inspeksi karyawan secara periodik, laporan keselamatan kerja yang

teratur dan pencantuman masalah keselamatan kerja pada berbagai

rapat yang dipimpin oleh manajer departemen sumber daya

manusia.

b. Program didukung oleh Direktur keselamatan kerja

Untuk menjalankan setiap program, seseorang haruslah diberi

tugas dan tanggungjawab untuk menyusun dan memelihara

program tersebut. Apabila perusahaan berskala kecil maka perlu

menunjuk seseorang untuk diberi tugas tambahan menjalankan

fungsi ini dan apabila perusahaan lebih besar perlu ditunjuk

seorang staf direktur keselamatan kerja yang khusus menangani

program tersebut.

c. Gatra (aspek) teknis

Setiap usaha keselamatan kerja memerlukan perhatian yang serius

dari aspek teknisnya. Berbagai peraturan pemerintah mensyaratkan

tempat kerja yang bersih, penerangan cukup dan ventilasi yang

(32)

pengamanannya. Human engineering merupakan salah satu contoh

yang menunjukkan proses perancangan perlengkapan material bagi

perlengkapan produksi dan tempat kerja sedemikian rupa sehingga

bisa dijalankan dengan efektif oleh para karyawan

d. Pendidikan

Sebagian besar program keselamatan kerja harus dititikberatkan

untuk proses mendidik karyawan agar bertindak, berpikir dan

bekerja secara aman. Penggunaan panitia-panitia keselamatan kerja

merupakan cara yang sangat efektif untsuk mendidik karyawan

karena menekankan adanya partisipasi dan tanggungjawab.

e. Analisis kecelakaan

Apabila tindakan pencegahan tidak berhasil dilakukan dan terjadi

suatu kecelakaan maka manajemen mempunyai kesempatan untuk

mempelajari apa yang salah. Kecelakaan tersebut dapat dipelajari

dari berbagai aspek yaitu personalianya, pekerjaan yang

menimbulkan kecelakaan, alat-alat dan perlengkapan yang

dipergunakan, kurangnya konsentrasi karyawan dalam bekerja,

kurangnya motivasi dalam bekerja (Saydam, 2005).

D. Motivasi

Salah satu aspek memanfaatkan pekerja ialah pemberian motivasi

(33)

kegairahan bekerja kepada pekerja. Perusahaan memberikan motivasi kepada

pekerja hal ini di lakukan agar para pekerja dapat memberikan kontribusi yang

lebih kepada perusahaan. Motivasi ini di lakukan untuk memberikan daya

perangsang kepada pekerja, agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan

daya upayanya (Manulang, 2002)

1. Pengertian Motivasi

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi.

Banyak psikolog yang memakai istilah yang berbeda-beda dalam

menyebut sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang

menyebut sebagai motivasi (motivation), kebutuhan (need), desakan

(urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini akan

menggunakan istilah motivasi.

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu (Manulang, 2000:165). Dengan kata lain

adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan

sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan desakan

yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan

kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Menurut Mitchell (Winardi,

2002), motivasi adalah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan

timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan

(34)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor yang mempengaruhi motivasi (Saydam, 2005 : 370), antara

lain :

a) Faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri, meliputi:

i. Kematangan pribadi

ii. Tingkat pendidikan

iii. Keinginan dan harapan pribadi

iv. Kebutuhan

v. Kelelahan dan kebosanan

vi. Kepuasan kerja

b)Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan, meliputi :

i. Lingkungan kerja yang menyenangkan

ii. Kompensasi yang memadai

iii. Supervisi yang baik

iv. Adanya penghargaan atas prestasi

v. Status dan tanggung jawab

(35)

3. Macam-macam teknik pemberian motivasi

Teknik pemberian motivasi merupakan cara yang dianggap paling

tepat untuk memberikan motivasi kerja, sehingga karyawan yang

bersangkutan mau bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh

perusahaan. Teknik ini tergantung pada kemampuan setiap pimpinan dan

ditentukan oleh kondisi dan situasi operasional di lapangan serta sasaran

yang diberikannya motivasi itu sendiri. Oleh sebab itu, setiap pimpinan

akan melaksanakan teknik motivasi yang berbeda satu sama lain. Ada 6

teknik pemberian motivasi pada karyawan, yaitu berupa

pendekatan-pendekatan :

a) Tradisional (traditional appoarch)

Penerapan motivasi dengan pendekatan tradisional lebih

mengutamakan kekuasaan dan ganjaran ekonomi. Cara-cara motivasi

yang dilakukan adalah:

i. Memaksa orang untuk bekerja dengan mengancam dan kekerasan

ii. Menganggap setiap orang perlu uang, dan untuk uang orang mau

bekerja

iii. Mereka mau bekerja baik didorong oleh rasa takut akan

kehilangan pekerjaan

(36)

b)Hubungan manusiawi

Pendekatan motivasi secara hubungan manusiawi diterapkan melalui:

i. Memotivasi karyawan dengan cara memenuhi kebutuhannya

ii. Memperlakukan karyawan secara adil dan layak

iii. Karyawan diberi kesempatan untuk ikut serta memecahkan

masalah

iv. Berusaha menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan

c) Tawar-menawar secara implisit

Penerapan motivasi tawar-menawar ini, pimpinan mendorong

karyawan untuk bekerja dengan kompensasi yang layak, antara lain:

i. Karyawan dapat berkembang, sepanjang pimpinan konsisten

dengan persetujuan yang dibuat kedua belah pihak sebelumnya

ii. Pimpinan dapat menegakkan disiplin karyawan

iii. Pimpinan memberikan kelonggaran untuk libur kerja

iv. Karyawan boleh meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya

d)Persaingan

Penerapan bentuk motivasi ini adalah persaingan untuk kenaikan gaji

dan promosi. Karyawan yang berprestasi akan mendapatkan

(37)

yang seperti ini akan menimbulkan motivasi untuk bekerja lebih

baik.

e) Terinternalisasi

Penerapan motivasi terinternalisasi adalah memberi kesempatan

untuk memenuhi kebutuhan melalui pekerjaan itu sendiri. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah:

i. Pimpinan menciptakan kondisi agar karyawan dapat bekerja baik

ii. Tidak memerlukan motivasi ekonomi, melainkan kebutuhan ego

yang ditonjolkan

iii. Karyawan dianggap memiliki kemampuan kreatif yang belum

dimanfaatkan karena harus diberi penyaluran

iv. Bekerja lebih giat dapat memberi kepuasan lebih besar

f) Teori pengharapan

Para karyawan akan terdorong untuk bekerja bila mereka

mengharapkan bahwa produktivitas akan mendekatkan mereka ke

pencapaian tujuan mereka sendiri. Peningkatan usaha dianggap dapat

meningkatkan prestasi dan meningkatnya prestasi menyebabkan

terpenuhinya kepuasan. Kepuasan yang dihasilkan oleh usaha awal

(38)

4. Teori-teori Motivasi

Teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

(Saydam, 2005:337)

a. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ini menekankan arti pentingnya faktor-faktor yang ada didalam

individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu

(Heidjrachman dan Suad Husnan).

Teori yang terkenal salah satunya yaitu teori motivasi 2 faktor dari

Frederick Herzberg. Teori motivasi dua faktor yang dikemukakan

oleh Herzberg menyatakan bahwa ada dua kelompok faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi yaitu

i. Faktor penyebab kepuasan kerja (motivator)

Menurut teori Herzberg, faktor yang berperan sebagai motivator

terhadap pegawai yakni yang mampu memuaskan dan

mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Faktor tersebut

terdiri dari :

a) Keberhasilan Pelaksanaan (Achievement)

b)Pengakuan (Recognition)

c) Pekerjaan itu sendiri (The Work It Self)

(39)

e) Pengembangan (Advencement)

Rangkaian faktor-faktor motivator diatas melukiskan hubungan

seseorang dengan apa yang dikerjakan (Job Content), yakni

kandungan kerjanya, prestasi yang dicapainya, dan peningkatan

dalam tugasnya.

ii. Faktor penyebab ketidakpuasan kerja (Hygienic Factor).

Hygiene Factor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada

pegawai terdiri dari :

a) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (Company

Policy and Administration)

b)Supervisi (Technical Supervisor)

c) Hubungan antar pribadi dengan atasan (Interpersonal

Supervisor)

d)Kondisi kerja (Working Condition)

e) Gaji (Wages)

Bila faktor hygiene ini dapat diperbaiki maka tidak ada

pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi jika

dibiarkan saja menjadi tidak sehat yang mengakibatkan pegawai

(40)

hubungan kerja dengan konteks atau lingkungan dimana pegawai

melaksanakan pekerjaannya (Job Context)

b. Teori Proses (Process Theory)

Berkenaan dengan “ bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan “

atau menjelaskan aspek “ bagaimana” dari motivasi salah satu faktor

yang termasuk dalam teori proses adalah teori pengharapan dari

Victor Vroom.

i. Menurut Vroom, orang dimotivasi untuk bekerja bila mereka

mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarah ke

balas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari

usaha-usaha mereka. Vroom mengemukakan bahwa untuk mengukur

motivasi ditunjukkan sebagai berikut:

Motivasi = (Valence) x (Expectancy)

Valence merupakan penilaian individu terhadap balas jasa

sebagai hasil dari usaha-usahanya. Expectany (pengharapan)

merupakan suatu usaha yang akan mengarah ke peningkatan

balas jasa.

ii. Menurut teori Maslow, kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi

membuat orang tersebut termotivasi untuk bekerja. Kebutuhan

yang lebih tinggi akan mendorong manusia untuk mendapatkan

(41)

rendah (sebelumnya) telah dipuaskan. Kelima kebutuhan dasar

manusia yang membentuk hirarki kebutuhan maslow, antara lain:

a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs), yaitu

kebutuhan seperti rasa haus, lapar, seks, perumahan, tidur,

dan sebagainya.

b)Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan

keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan

perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan.

c) Kebutuhan Sosial (Social Needs), yaitu kebutuhan akan

rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan

orang lain, kepuasan dan perasaan saling memiliki serta

diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan,

persahabatan dan kasih sayang.

d)Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs), yaitu kebutuhan

kan status tau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan

prestasi.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs),

yaitu kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan

potensi diri, pengembangan diri, kreativitas, ekspresi diri

dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan

(42)

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas, yang senantiasa

didambakan oleh setiap individu, maka setiap manajer sangat perlu

mempelajari secara seksama tingkat-tingkat kebutuhan bagi tiap individu

karyawannya. Dengan berpegang pada teori Maslow ini, maka dalam

melakukan motivasi kepada bawahannya, manajer perlu senantiasa bertindak

secara adil.

Pengaruh-pengaruh dari dalam maupun dari luar, mempunyai andil

yang sangat besar untuk memotivasi seseorang dalam melakukan sesuatu.

Program K3 yang diberikan perusahaan terhadap karyawan dapat memotivasi

karyawan untuk lebih bersemangat dan teliti dalam melaksanakan

pekerjaannya, selain itu juga pemberian hadiah atau bonus-bonus atas hasil

kerja karyawan secara tidak langsung telah memotivasi karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya agar menjadi lebih baik lagi.

c. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori penguatan tidaklah menggunakan konsep kebutuhan untuk

memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugasnya. Akan tetapi,

teori ini didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lampau yang

pernah dialami seseorang. Pengalaman tersebut akan mendapatkan

penguatan bila dianggap menguntungkan dan mendapat pelemahan

(43)

E. PRODUKTIVITAS

Produktivitas merupakan suatu proses yang sangat vital artinya demi

suksesnya perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, dimana

manusia sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan motor penggerak

terhadap faktor-faktor produksi lainnya. Pada dasarnya definisi produktivitas

adalah ukuran efisiensi ekonomis yang mengikhtisarkan nilai dari output

terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya (Griffin,

2004:213).

Menurut Manullang (2004:105), produktivitas adalah perbandingan

antara output dengan input dimana outputnya harus mempunyai nilai tambah

dan teknik pengerjaannya yang lebih baik.

Dalam setiap usaha selalu ada kecenderungan untuk meningkatkan

produktivitas karyawan. Walaupun motivasi mendorong peningkatan

produktivitas kerja yang berbeda-beda dari suatu perusahaan lainnya.

1. Pengertian Produktivitas

Pengertian produktivitas kerja tidak dapat dipisahkan dari pengertian

produksi, karena keduanya saling berkaitan. Namun perlu diingat bahwa

produktivitas bebeda dengan produksi. Produksi mempunyai arti membuat

barang atau produk, sedangkan produktivitas adalah rasio perbandingan

(44)

Produktivitas merupakan rasio output dan input suatu proses

produksi dalam periode tertentu. Input terdiri atas manajemen, tenaga

kerja, biaya produksi, peralatan serta waktu. Output meliputi produksi,

produk penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan produk

(Mangkuprawira dan Hubeis, 2007:102).

Seorang karyawan dinilai produktif jika ia mampu menghasilkan

keluaran (output), yang lebih banyak dari karyawan lain untuk satuan

waktu yang sama. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seorang

karyawan menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila ia

mampu menghasilkan produk sesuai dengan standar yang dibutuhkan

dalam satuan waktu yang singkat. Peningkatan produktivitas dapat dilihat

dalam tiga bentuk:

a. Jumlah produksi meningkat karena menggunakan sumber daya yang

sama

b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang kurang

c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan

penambahan sumber daya yang relatif kecil

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

Menurut Siagian (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi

(45)

a. Pendidikan

Seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai

produktivitas kerja yang baik. Dengan bekal pendidikan, orang akan

lebih mudah dalam mempelajari hal yang bersifat baru dalam suatu

cara atau sistem kerja.

b. Motivasi

Dengan adanya motivasi kerja pada setiap karyawan, pimpinan dapat

membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih

baik dan akhirnya mendukung tercapainya produktivitas yang tinggi.

c. Disiplin kerja

Displin kerja adalah kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala

peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dibina melalui

latihan-latihan antara lain, bekerja dengan menghargai waktu kerja

akan memberi pengaruh yang positif tehadap produktivitas kerja

karyawan.

d. Ketrampilan

Semakin seseorang terampil dalam bekerja semakin memberikan

hasil yang lebih. Ketrampilan dalam perusahaan dapat ditingkatkan

(46)

e. Sikap etika kerja

Sikap seseorang yang serasi, selaras, seimbang didalam kelompok

kerja yang lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting dalam

suatu perusahaan.

f. Gizi dan kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang

dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi

kesehatan karyawan dan semua itu akan mempengaruhi aktivitas

dalam perusahaan.

g. Tingkat penghasilan

Dengan adanya penghasilan yang cukup akan memberi semangat

kerja bagi setiap karyawan untuk memacu prestasi. Hal tersebut akan

didorong lagi dengan adanya penghasilan bagi karyawan yang

memiliki prestasi kerja yang tinggi.

h. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Lingkungan kerja disini termasuk hubungan kerja antar karyawan,

hubungan dengan pimpinan, suhu dan lingkungan kerja serta

penerangan. Ruang kerja yang tidak menyenangkan akan

(47)

i. Teknologi

Adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin

otomatis dan canggih, akan dapat mendukung produksi dan

mempermudah sumber daya manusia dalam melaksanakan

pekerjaannya.

j. Sarana produksi

Dengan adanya sarana produksi yang memenuhi akan mendukung

kelancaran proses produksi.

k. Jaminan sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada karyawan akan

menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan adanya jaminan

sosial yang baik diharapakan karyawan semakin mempunyai

semangat untuk bekerja.

l. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada didalam

dirinya. Dengan diberikannya kesempatan berprestasi maka karywan

(48)

3. Penilaian Produktivitas

Seorang karyawan tentu menginginkan hasil kerjanya diketahui oleh

pemimpin perusahaan tempat ia bekerja. Tujuannya supaya pemimpin

dapat mengetahui prestasi kerja yang telah diraihnya dan bersedia

memberikan upah yang memadai dengan hasil kerjanya.

a) Pengertian penilaian produktivitas

Penilaian produktivitas adalah proses yang dilakukan untuk

mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan (Saydam, 2005:461).

Penilaian produktivitas pada umumnya mencangkup aspek kualitatif

dan kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan

b)Tujuan penilaian produktivitas

Penilaian produktivitas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan khusus

dan tujuan umum. Tujuan umum penilaian produktivitas adalah

menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan

produktivitas karyawan. Sedangkan tujuan khusus penilaian

produktivitas bisa bersifat evaluatif dan pengembangan.

i. Tujuan evaluatif

Untuk menentukan tingkat kompensasi yang seharusnya

dibayar oleh perusahaan.

(49)

Meliputi pengembangan karir, penilaian manajemen personalia

dalam hal pengadaan tenaga kerja perbaikan kinerja dan

komunikasi.

c) Cara penilaian produktivtas

Ada beberapa macam cara penilaian produktivitas

(Saydam, 2005:471), yaitu:

i. Penilaian menyeluruh (global rating evaluation)

Dalam hal ini pimpinan melakukan penilaian secara

menyeluruh atas hasil kerja karyawan tanpa memperhatikan

proses dan unsur pekerjaan yang ada.

ii. Penilaian yang didasarkan pada perbandingan (man to man

comparation)

Penilaian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil

pelaksanaan pekerjaan seorang karyawan dengan karyawan lain

yang melakukan pekerjaan sejenis.

iii. Penilaian dengan menggunakan daftar periksa (checklist

evaluation)

Daftar ini berisi kmponen-komponen yang dikerjakan seorang

(50)

Penilaian dilakukan secara langsung, penilai dapat secara

langsung memberitahu kepada karyawannya yang dinilai

kurang atau kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan yang

bersangkutan dalam melakukan pekerjaan.

v. Penilaian didasarkan perilaku (behaviour based)

Usaha untuk menilai yang dikerjakan karyawan sudah sesuai

atau belum dengan uraian pekerjaan yang sudah disusun

sebelumnya .

vi. Penilaian didasarkan insiden kritikal

Penilaian ini menghendaki kerajinan pimpinan untuk selalu

mencatat peristiwa perilaku yang terjadi baik positif ataupun

negatif.

vii. Penilaian didasarkan pada keefektifan (effectifveness based

evaluation)

Penilaian ini yang diukur adalah kontribusi karyawan, bukan

kegiatan atau perilaku.

viii.Penilaian berdasarkan pembawaan (trait based evaluation)

Dalam metode ini yang dinilai adalah unsur-unsur kesetiaan,

tanggung jawab, ketaatan, prakarsa, kerjasama, dan

(51)

d)Manfaat penilaian produktivitas

Penilaian produktivitas yang dilakukan perusahaan memiliki manfaat

yaitu perusahaan dapat membedakan antara karyawan yang produktif

dengan karyawan yang tidak produktif. Bagi karyawan yang

produktif mungkin bisa mempromosikannya ke jabatan yang lebih

tinggi. Sedangkan karyawan yang tidak produktif, perusahaan harus

mengambil tindakan tegas. Misalnya memberikan peringatan atau

mengeluarkannya. Karena karyawan yang tidak produktif hanya

menjadi beban bagi perusahaan disebabkan karena perusahaan harus

terus memberi upah tetapi tidak menerima sumbangan hasil yang

berarti dari karyawan.

Produktivitas manusia dapat tercapai apabila kesehatan dan

keselamatan kerja manusia terjaga dan terlindungi, sebab dengan

adanya K3 manusia yang sedang beraktivitas merasa aman dan bebas

mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Dengan adanya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan dan

program K3 yang diberikan oleh perusahaan, maka ada hubungan

(52)

PRODUKTIVITAS (Y)

F. Kerangka konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar II.1 di

bawah ini.

simultan parsial

Perumusan Hipotesis 1: Relasi antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Motivasi

Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di suatu perusahaan

membuat para karyawan yang bekerja di tempat itu akan merasa tenang dan

termotivasi. Hal-hal yang membuat karyawan merasa termotivasi karena adanya

rasa aman dalam melaksanakan kegiatan produksi. Hal ini dapat dirasakan apabila

pihak perusahaan dan karyawan sebelumnya meneliti dan melakukan uji coba KESELAMATAN (X1)

(53)

terhadap alat-alat yang akan digunakan para karyawan dalam berproduksi, adanya

waktu istirahat yang dapat karyawan gunakan untuk beristirahat setelah

menyelesaikan pekerjaannya hal ini dapat dijelaskan bahwa bekerja sesuai dengan

jam kerja sangat mempengaruhi tenaga dan cara berpikir karyawan, jika karyawan

terlalu lelah maka karyawan tidak akan dapat bekerja secara maksimal.

Oleh karena itu diajukan H1: Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif terhadap Motivasi

Perumusan Hipotesis 2: Relasi antara Motivasi dengan Produktivitas

Perusahaan memberikan rangsangan (stimulus) berupa penghargaan

maupun bonus terhadap karyawannya apabila hasil yang dicapai melebihi target.

Dengan adanya penghargaan dan bonus maka karyawan akan bersemangat,

bekerja lebih keras dan teliti untuk menghasilkan output yang lebih banyak dan

berkualitas.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yang merupakan suatu

jenis penelitian terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu

tertentu pula termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup

mendalam dan menyeluruh, dimana hasil penelitian hanya berlaku pada

perusahaan tersebut dan tidak berlaku pada obyek lainnya.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di PT. MACANAN JAYA CEMERLANG Jln. Ki

Hajar Dewantoro, Klaten. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

November-Desember 2010.

C. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Subjek penelitian yang akan penulis jadikan sampel dalam penelitian ini

adalah karyawan-karyawan di pabrik yang merupakan tenaga kerja langsung

yang menentukan tingkat positif dari keselamatan dan kesehatan kerja, motivasi

(55)

1. POPULASI

Populasi adalah sekumpulan subjek penelitian yang mempunyai

karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini,

sebagai populasi adalah karyawan di bagian produksi berjumlah 200

karyawan.

2. SAMPEL

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data

besarnya dalam suatu penelitian dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi. Cara pengambilan sampel adalah dengan teknik

Accidental Sampling, dimana yang menjadi sampel adalah siapa saja

yang bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan

karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Dalam

penelitian ini, penulis mengambil 100 karyawan sebagai sample.

3. TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu

kuisioner. Kuisioner yaitu merupakan suatu pengumpulan data

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, motivasi, dan

(56)

D. JENIS DATA

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam

penulisan ini adalah dengan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh

dari objek penelitian yang belum diolah dengan metode kuisioner tentang

keselamatan dan kesehatan kerja, motivasi, dan produktivitas kerja karyawan.

E. DEFINISI DAN OPERASIONAL VARIABEL

1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu yang bervariasi pada beberapa subyek, baik barang,

orang, atau kasus (Widayat, 2004:25). Nilai dapat berbeda pada waktu

yang berbeda untuk objek atau orang yang sama atau nilai dapat berbeda

dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Dalam

penelitian ini, ada beberapa variabel yang akan diteliti yaitu:

1)Dalam hipotesis pertama, yang menjadi variabel independen atau

variabel bebas adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Variabel

Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah motivasi.

2)Dalam hipotesis kedua, yang menjadi variabel independen adalah

motivasi. variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian

(57)

2. DEFINISI KONSEPTUAL VARIABEL

a. Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

Program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah suatu

pelayanan pada karyawan yang dimaksudkan untuk memelihara

sikap dan semangat yang baik terhadap kinerja.

b. Motivasi kerja

Motivasi kerja karyawan merupakan dorongan semangat bagi

karyawannya agar dapat menghasilkan suatu produk yang

berkualitas.

c. Produktivitas

Produktivitas adalah perbandingan jumlah yang dihasilkan dengan

peran serta tenaga kerja dalam satuan waktu tetentu.

3. OPERASIONALISASI

1) Keselamatan dan Kesehatan kerja akan dioperasionalisasikan

sebagai berikut:

a. Perusahaan selalu membuat kondisi kerja aman

b. Perusahaan selalu melakukan pencegahan kecelakaan kerja

c. Perusahaan selalu menciptaan lingkungan kerja yang sehat

(58)

d. Perusahaan selalu melakukan pengecekan atas keamanan

alat-alat produksi

2) Motivasi kerja akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

a. Karyawan terdorong untuk memberikan yang terbaik bagi

perusahaan

b. Karyawan merasa ikut memiliki perusahaan

c. Karyawan selalu terdorong untuk belajar memperbaiki cara

kerjanya

d. Karyawan selalu terdorong untuk selalu memenuhi hasil

target

e. Karyawan selalu berusaha melaksanakan kebijakan

perusahaan

3) Produktivitas kerja akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

a. Karyawan selalu mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan

b. Karyawan selalu mampu menggunakan waktu kerja secara

efektif

c. Karyawan selalu mampu memanfaatkan waktu istirahat

(59)

d. Karyawan selalu mampu menghasilkan produk sesuai target

F. SKALA PENGUKURAN

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

interval. Skala interval akan menunjukan jarak antara satu data dengan data

yang lain, menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran perbedaan

dalam variabel. Dan dalam jenis skala interval, untuk penelitian ini penulis

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

keselamatan dan kesehatan kerja dan motivasi.

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

mengajukan pernyataan-pernyataan secara tertulis kepada subyek penelitian.

Skala likert ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau

ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek.

Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban pernyataan:

a. Sangat Setuju Skor 5

b. Setuju Skor 4

c. Netral Skor 3

d. Tidak Setuju Skor 2

(60)

G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN

Hal pertama-tama sebelum melakukan analisis data yang diperoleh,

kuisioner yang telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan realiabilitas

dahulu.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah alat pengukuran yang menunjukkan

seberapa jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan

dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan analisis faktor

(CFA). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah metode sampling

yang digunakan memenuhi syarat atau tidak. Uji KMO juga

digunakan dalam analisis faktor dimana untuk mengetahui apakah

data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak dengan analisis

faktor. Rumusan uji KMO adalah:

KMO

r

r

a

ij j i

ij j

ij j i i

=

+

≠ ≠

2

2 2 ; i = 1,2,…,p ; j = 1,2,…,p

Dimana: rij = Koefisisen korelasi sederhana antara peubah i dan j

(61)

Penilaian uji KMO dari matrik antar peubah adalah sebagai

berikut:

a. 0,9 < KMO ≤ 1,00 → data sangat baik untuk analisis faktor b. 0,8 < KMO ≤ 0,9 → data baik untuk analisis faktor c. 0,7 < KMO ≤ 0,8 → data agak baik untuk analisis faktor d. 0,6 < KMO ≤ 0,7 → data lebih dari cukup untuk analisis faktor e. 0,5 < KMO ≤ 0,6 → data cukup untuk analisis faktor

f. KMO ≤ 0,5 → data tidak layak untuk analisis faktor

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama

(Umar,2003:86). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrument itu sudah dianggap

baik.

Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara

konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala

yang sama walau digunakan berulang kali. Reliabilitas

mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan,

(62)

Alpha yang didapat dari perhitungan dengan SPSS 17 , apabila >

0,60 maka reliabel.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah

model regresi, variabel independen dan variabel normal atau tidak.

Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data normal.

Keduanya digunakan Kolmongrov-Smirnov dengan signifikan (α) = 5% dan untuk pengambilan keputusan dengan pedoman sebagai

berikut (dalam Sujianto, 2009:83):

a. Nilai signifikan (α) atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai signifikan (α) atau nilai probabilitas >0,05, distribusi data adalah normal.

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

bebas/independen (Ghozali,2007:91). Multikolinieritas dapat

dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya, dan (2) variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap

(63)

variabel independen yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah

nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap

peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat

ditolerir. Sebagai nilai tolerance =0,10 sama dengan tingkat

kolonieritas 0,95.

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual

dari suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dan

residual dari suatu pengamatan kepengamatan yang lain, maka

disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut

heteroskedasitisitas (Ghozali, 2007:105). Untuk mengetahui ada

tidaknya gejala heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat

heterskodastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya

tidak berpola; (2) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah

atau disekitar angka 0; dan (3) titik-titik data tidak mengumpil

(64)

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Dalam menghitung pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

motivasi kerja karyawan dapat menggunakan alat analisis Regresi Linier

Berganda. Secara matematis sebagai berikut:

Regresi Linier Berganda : Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Dimana :

Y = Motivasi

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = keselamatan kerja

X2 = kesehatan kerja

e = Error

Setelah persamaan regresi linier berganda diketahui maka tahap

selanjutnya adalah menguji signifikansi persamaan regresi tersebut.

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari

masing-masing variabel bebas. Maka dari itu akan dilakukan uji F yang

merupakan hasil bagi MSb/a (regresi) dan MS sisa dengan asumsi

persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah linier (Irianto,

2007). Pengujian bisa dihitung dari nilai simpangan masing-masing

(65)

beba deraj Sum Dima Deng berik Deng deng Sedangka as) sehingga jat kebebasa

of squares s

ana derajat k

gan demikian

Maka sel

kut:

gan level of

gan kriteria p

an derajat k

means squa

annya adalah

sisa bisa dihi

kebebasan si

n means squ

lanjutnya F

f signifikan 5

pengujian seb

kebebasanny

ares b/a yang

h:

itung dengan

isa sebesar n

uares sisa ad

hitung dapa

5% maka per

bagai beriku

ya adalah k

g merupakan n rumus: n-k-1 dalah: at diperoleh rsamaan reg ut: k (banyakny

n hasil bagi

dengan rum

gresi tersebu

ya variabel

SS dengan

mus sebagai

(66)

meng Berk meng Dima Simp F hitung secara se dependen F hitung serentak secara sig Selanjutn getahui pen kenaan den ggunakan t-t ana : pangan baku

< F tabel

erentak atau

n secara sign

> F tabel =

atau bersa

gnifikan.

nya akan m

ngaruh var

ngan hal t

test.

u koefisien b

= Ho diter

u bersamaa

nifikan.

Ho ditolak,

ama-sama m

menguji sign riabel-variab tersebut ak dapat dihitu   rima, artinya

an tidak m

artinya varia

mempengaru

nifikansi ko

bel dalam

kan diuji

ung dengan r

a variabel i

(67)

Dima tabel signi kerja keseh 2. Dala kerja ana : Dengan m lnya sehingg t hitung independ t hitung independ Dengan

ifikan dari k

a yaitu : J

hatan kerja s

am menghit

a karyawan

Persamaan r

menggunaka

ga bisa di uji

> t tabel =

den mempeng

< t tabel =

den tidak mem

demikian hi oefisien regr Jika koefisi signifikan m tung penga dapat mengg regresi linier

an level of sig

dengan crit

Ho ditolak

garuhi variab

Ho diterima

mpengaruhi

ipotesis 1 a

resi b dari va

ien regresi

maka hipotesi

aruh motiva

gunakan ala

r sederhana d

gnifikan 5%

eria pengujia

dan Ha dite

bel depende

a dan Ha di

variabel dep

akan terjawa

ariabel kesel

dari variab

is 1 diterima

asi kerja te

at analisis

dengan rumu

maka akan

an sebagai b

erima, artiny

n secara sign

itolak, artiny

penden.

ab dengan m

lamatan dan

abel keselam

a.

erhadap pro

us sebagai b

(68)

i. U m M H H ii. U m Dim Untuk mem maka diadak D Membanding Ha diterima

Ha ditolak b

Untuk mem maka diadak mana: dan b mbuktikan ap kan pengujia imana: : nilai

: koefi

: kesal

gkan nilai

bila

bila

mbuktikan ap

kan uji F

: Variabel

: Variabel

: bilangan

: error of p

pakah hipote

an uji signifik

yang fisien regresi lahan standa deng a pakah hipote dependen (p independen konstanta prediction esis tersebut kan dengan g dicari

ar koefisien r

gan k

atau

esis tersebut

produktivitas

(yaitu motiv

t diterima at

statistik uji t

(69)

Mem

H

H

Dim

N m

mbandingkan

Ha diterima

Ha ditolak ji mana:

= ban

= ban

= ko

pre

n nilai

jika

ika

= harga F

nyak subyek

nyaknya pre

oefisien kor

ediktor-predi

dengan

F garis regres

k yang terliba

ediktor

relasi antar

iktor

deng

si yang dicar

at

ra kriterium

gan ketentua ri

m dengan

(70)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum

PT. Macanan Jaya Cermerlang adalah Perusahaan Penerbit dan

Percetakan yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara

berdiri pada tanggal 01 Januari 1992 dengan akte Pendirian Perseroan

Terbatas No.72 tanggal 25 Oktober 1991, dengan penanggung jawab di

perusahaan adalah Drs. Irwan Gunawan. Sejak tahun 1992 PT. Macanan

Jaya Cemerlang telah mendapatkan kepercayaan dalam pengerjaan

berbagai proyek skala nasional antara lain percetakan Buku petunjuk

Telepon( Yellow Pages ) dari hampir seluruh wilayah Indonesia, serta

proyek pengadaan Buku Sekolah Nasional dari beberapa penerbit di

Indonesia seperti PT. Intan Pariwara dan PT. Mizan Pustaka.

Dimulai tahun 1998 PT. Macanan Jaya Cemerlang mengembangkan

usaha ke industri kemasan dengan mengerjakan percetakan label dan

kemasan beberapa produk makanan dari Garuda Food dan beberapa

perusahaan makanan di Indonesia.

Didukung sumber daya manusia sebanyak 405 orang serta sarana dan

prasarana lainnya yang dikelola dengan sistem manajemen yang

(71)

menghadapi perkembangan zaman. Efisiensi, produktifitas dan kualitas

merupakan jaminan, sedangkan tujuannya adalah kepuasan semua pihak.

B. Letak Perusahaan

PT. Macanan Jaya Cemerlang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro,

Klaten Utara, menempati areal seluas 27.875 meter persegi dengan luas

bangunan 8.698 meter persegi. Lokasi ini turut memperlancar lalu lintas

pekerjaan yang ada, di mana dalam penempatan lokasi tiap departemen

sangat memperhatikan aspek kecepatan dan kelancaran proses produksi

PT. Macanan Jaya Cemerlang.

C. Visi dan Misi PT Macanan Jaya Cemerlang

Kemauan selalu menjunjung tinggi komitmen untuk meningkatkan

mutu, kecepatan pelayanan dan tepat waktu serta harga yang kompetitif,

mendorong PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat melayani semua

konsumen dengan sebaik-baiknya.

Tujuan jangka panjang khususnya bagi konsumen yang sudah

menjadi pelanggan adalah menjalin kerjasama lebih erat dan menjadi mitra

bisnis yang saling menguntungkan.

PT. Macanan Jaya Cemerlangselalu berusaha menjaga kepercayaan

yang telah diberikan oleh konsumen dan senantiasa memberikan solusi

(72)

D. Struktur Organisasi

Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang

MAN POWER PLANNING STRUKTUR ORGANISASI

PT. MACANAN JAYA CEMERLANG

LEVEL STD AKT SLS

BAGIAN

HRD & GA DIBUAT OLEH, TGL: DISETUJUI OLEH, TGL: MENGETAHUI : DIREKTUR UTAMA & DIREKTUR OPERASIONAL

D IR E K T U R M A N A G E R K A B A G S T A F F P E L A K S A N A P E M B A N T U O P E R A T O R S U P E R V IS I K O O R D IN A T O R O P E R A T O R TOT 2 6 12 62 290 151 21 13 112 669 2 3 12 62 290 151 21 13 112 666 3 3

DIREKTUR KEUANGAN / ADMINISTRASI DRS. IRWAN GUNAWAN

MANAGER ACCUTANSI / KEUANGAN MANAGER PRODUKSI ANDIKA TRIANGGONO DIREKTUR OPERASIONAL SUGENG SENTOSA MANAGER PEMASA RAN ANTHON SUGIYARTO KABAG PEMBU KUAN WAHYUNI 5 STAF PEMBU KUAN 2 STAFF PAJAK 1 STAF RUMAH TANGGA 6 SPV KEAMA

Gambar

gambar yang berisi pentingnya program K3.
Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang
Tabel IV.1
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, lingkungan kerja dan absensi terhadap produktivitas kerja karyawan dan Untuk mengetahui pengaruh yang

Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prodiktivitas kerja karyawan direktorat produksi divisi detail part

menunjukkan hubungan pengaruh variabel disiplin kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, serta lingkungan kerja dengan produktivitas karyawan bersifat positif, sehingga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada

Engkos Achmad Kuncoro, Analisis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) serta Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Puguh Dwi Cahyono, (2008),

Mengingat variabel keselamatan kerja karyawan (X 1 ) dan kesehatan kerja (X 2 ) berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan (Y) dan variabel kesehatan kerja (X

Engkos Achmad Kuncoro, Analisis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) serta Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Universitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan pada lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja dengan produktivitas