BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
3. Analisis Data Deskriptif Kuantitatif
Data yang diperoleh melalui hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif menggambarkan bagaimana respon para responden terhadap jawaban dari tiap item pernyataan pada kuesioner. Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif diolah untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari item pengukuran. Mean dari setiap variabel secara keseluruhan dan kemudian dikategorikan berdasarkan kategori rata-rata (mean). Kategori berdasarkan nilai mean dari jawaban responden terdiri dari skala likert 1 sampa 5 dengan jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini dapat dikelompokkan berdasarkan interval yang dihitung sebagai berikut. Nilai maksimum = 5
Nilai minimum = 1
Jarak interval = (nilai maksimum – nilai minimum)/5
= 0,8
Tabel 4. 9 Kategori nilai rata-rata (mean)1
Nilai Rata-Rata Keterangan
1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 Tidak setuju
2,61 – 3,40 Netral
3,41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber: Buku Reabilitas dan Validitas
1 Saifuddin Azwar. (2010). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h. 17
70
A. Statistik Deskriptif Variabel Sikap dan Perilaku 1. Variabel Sikap
Penelitian ini mengkaji tentang apa dan bagaimana sikap dan perilaku mahasiswa asal Sulawesi Tenggara yang tergabung dalam Organisasi HIPPMIB Bersatu Jakarta. Sikap adalah cara seseorang berpikir, merasakan terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Hal ini terdiri dari komponen kognitif yang merupakan kepercayaan individu atau pengetahuan tentang suatu objek atau situasi tertentu yang merupakan kombinasi pengalaman langsung dengan informasi terkait. Sikap terhadap video hoaks dalam penelitian ini didefinisikan sebagai cara mahasiswa berpikir dan merasakan informasi yang diterima. Hasil tanggapan respon terhadap setiap indikator sikap dipaparkan pada tabel.
a. Kognitif
Tabel 4. 10 Informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” adalah sesuatu yang tidak benar.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 53 74,65%
Setuju 5 7,04%
Netral 6 8,45%
Tidak setuju 3 4,23%
Sangat tidak setuju 4 5,63%
Jumlah 71 100%
71 Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 53 responden (74,65%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 5 (7,04%) pada penyataan item 1 yaitu “Informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” adalah sesuatu yang tidak benar.” Demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap yang baik terhadap informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” di media sosial dengan mengetahui bahwa informasi video tersebut adalah informasi tidak benar.
Tabel 4. 11 Informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” tidak layak dipercaya.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 49 69,01%
Setuju 10 14,08%
Netral 6 8,45%
Tidak setuju 2 2,82%
Sangat tidak setuju 4 5,63%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 49 responden (69,01%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 10 (14,08%) pada penyataan item 2 yaitu “Informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” tidak layak dipercaya.” Demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap yang baik terhadap informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” di media sosial dengan mengetahui bahwa informasi video tersebut adalah informasi yang tidak layak dipercaya.
72 Tabel 4. 12 Tahu berita tentang video hoaks “telur rebus
menangkal Covid-19.”
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 31 43,66%
Setuju 24 33,80%
Netral 13 18,31%
Tidak setuju 1 1,41%
Sangat tidak setuju 2 2,82%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 31 responden (43,66%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 24 (33,80%) pada penyataan item 3 yaitu “Tahu berita tentang video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.” Demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap yang baik terhadap informasi video “telur rebus menangkal Covid-19” di media sosial dengan mengetahui bahwa informasi video tersebut adalah informasi hoaks.
73
b. Afektif
Tabel 4. 13 Menyebarkan berita hoaks menimbulkan dampak negatif.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 52 73,24%
Setuju 9 12,68%
Netral 5 7,04%
Tidak setuju 2 2,82%
Sangat tidak setuju 3 4,23%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap sesuatu. Komponen ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercaya seseorang sebagai benar. Respon bahwa menyebarkan berita hoaks sebagai sesuatu yang tidak benar merupakan aspek positif dari sikap terhadap video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.”
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 52 responden (73,24%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 9 (12,68%) pada penyataan item 4 yaitu “Menyebarkan berita hoaks menimbulkan dampak negatif.” Demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap yang baik dengan mengetahui dampak dari penyebaran informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” di media sosial.
74 Tabel 4. 14 Benci mendengar berita hoaks.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 34 47,89%
Setuju 12 16,90%
Netral 13 18,31%
Tidak setuju 3 4,23%
Sangat tidak setuju 9 12,68%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 34 responden (47,89%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 12 (16,90%) pada penyataan item 5 yaitu “Benci mendengar berita hoaks.” Demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap positif dengan benci mendengar berita hoaks.
Tabel 4. 15 Ingin tahu dengan berita hoaks
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 15 21,13%
Setuju 10 14,08%
Netral 18 25,35%
Tidak setuju 17 23,94%
Sangat tidak setuju 11 15,49%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 18 responden (47,35%) menjawab netral dan diikuti dengan jawaban tidak setuju sebanyak
75 17 (23,94%) pada penyataan item 6 yaitu “Ingin tahu dengan berita hoaks.” Pada item ini didominasi dengan jawaban tidak setuju karena pernyataan yang diajukan merupakan pernyataan negatif. Demikian, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap positif pada keingintahuan terhadap berita hoaks.
2. Variabel Perilaku Konatif
Tabel 4. 16 Tidak pernah menyebarkan berita hoaks
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 21 29,58%
Setuju 10 14,08%
Netral 19 26,76%
Tidak setuju 10 14,08%
Sangat tidak setuju 11 15,49%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Struktur sikap komponen ini menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Tidak pernah
menyebarkan berita hoaks merupakan perilaku positif.
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 21 responden (29,58%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 10 (14,08%) pada penyataan item 7 yaitu “Tidak pernah menyebarkan berita hoaks” Hasilnya adalah sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap positif dengan tidak pernah
76 menyebarkan informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.”
Tabel 4. 17 Tidak akan pernah menyebarkan berita hoaks.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 29 40,85%
Setuju 8 11,27%
Netral 18 25,35%
Tidak setuju 5 7,04%
Sangat tidak setuju 11 15,49%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 29 responden (40,85%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 8 (11,27%) pada penyataan item 8 yaitu “Tidak akan pernah menyebarkan berita hoaks” Hasilnya adalah sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap positif dengan berkomitmen tidak akan pernah menyebarkan informasi hoaks.
77 Tabel 4. 18 Hasil kategori tanggapan responden pada setiap
indikator variabel Sikap dan Perilaku
Dimensi Item Mean Standar
Deviasi Kategori
Kognitif
Item 1 4.41 1.17 Sangat Setuju
Item 2 4.38 1.13 Sangat Setuju
Item 3 4.14 0.96 Setuju
Afektif
Item 4 4.48 1.04 Sangat Setuju
Item 5 3.83 1.4 Sangat Setuju
Item 6 3.01 1.37 Netral
Konatif Item 7 3.28 1.43 Netral
Item 8 3.55 1.47 Setuju
Rata-Rata 3.89 1.25 Setuju
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.23 rata-rata skor seluruh item pada variabel sikap dan perilaku masuk dalam kategori setuju. Seluruh dimensi masuk dalam kategori setuju kecuali salah satu dimensi afektif pada item 6 dan dimenasi konatif pada item 7 masuk dalam kategori netral. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang baik dan kritis. Hal ini ditinjau dari pengetahuan mahasiswa tentang penyebaran berita video hoaks, mengetahui ketidak kredibilitas berita hoaks, menganggap bahwa berita video hoaks adalah sesuatu yang tidak benar dan tidak layak dipercaya, mengetahui bahwa menyebarkan berita hoaks adalah sesuatu yang tidak benar, memiliki perasaan
78 benci terhadap berita video hoaks dan tidak pernah menyebarkan berita video hoaks.
Total skor dari variabel sikap dan perilaku dikategorikan menjadi tiga kriteria yaitu rendah, biasa dan tinggi berdasarkan perhitungan menurut Saifuddin (2010). Hasil kategori tanggapa responden pada variabel sikap dan perilaku dipaparkan pada tabel 4.23.
- Nilai minimum
1 x jumlah item pertanyaan 1 x 8 = 8
- Nilai maksimum
5 x jumlah item pertanyaan 5 x 8 = 40
Mean ideal (Mi) = 1
2 x (nilai maksimum+nilai minimum)
1
2 x (40+8) = 1
2 x 48 = 24
Standar deviasi ideal (Si) = 1
6 x(nilai maksimum–nilai maksimum)
1
6 x (40-8) = 1
6 x 32 = 5,33
Mi + Si = 24+5,33 = 29,33 Mi – Si = 24-5,33 = 18,67
Tabel 4. 19 Hasil kategori tanggapan responden pada variabel sikap dan perilaku.
Rentang Skor Variabel Kriteria Jumlah Persentase
X < 18,67 Rendah 4 5.63%
18,67 < X ≤ 29,33 Sedang 22 30.99%
X > 29,33 Tinggi 45 63.38%
79 Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai skor yang masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, sebagian besar mahasiswa mempunyai sikap dan perilaku yang baik dan kritis terhadap berita video hoaks telur rebus menangkal Covid-19 yang tersebar di media sosial, yaitu, mahasiswa tidak menerima adanya berita hoaks tersebut.
B. Statistik Deskriptif Variabel Y
Pada variabel berita hoaks dikaji berdasarkan teori Elaboration
Likelihood Model (ELM). Teori ini kemungkinan elaborasi atau ELM
mengasumsikan bahwa orang memproses pesan dengan cara yang berbeda. Pengolahan informasi dalam setiap individu tidak sama, dalam teori kemungkinan elaborasi dijelaskan ada dua rute menuju perubahan sikap, yaitu rute sentral dan rute periferal.
Rute sentral adalah ketika seseorang memiliki motivasi dan menggunakan pikiran dan argumentasi dalam mengolah pesan. Individu memiliki kemampuan dalam mengevaluasi pesan secara aktif dan kritis. Sedangkan proses rute periferal ketika seseorang mengolah pesan bukan isinya tetapi aspek di luar isi. Seseorang tidak
mempunyai motivasi dalam mengolah pesan, melainkan
memperhatikan tanda atau isyarat yang mencolok dari pesan.
Video hoaks pada penelitian ini didefinisikan sebagai persepsi mahasiswa terhadap kredibilitas berita hoaks yang tersebar di media sosial facebook dan whatsapp. Hasil tanggapan responden pada setiap indikator berita hoaks pada teori ELM dijelaskan sebagai berikut.
80
1. Tingkat Elaborasi
Tingkat elaborasi dalam penelitian ini yaitu kemampuan dan motivasi mahasiswa dalam mengenali kredibilitas informasi yang terdapat pada video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang ditemukan di media sosial. Dimensi yang dikaji dari tingkat elaborasi yaitu simulation, collective intelligence, judgment dan pengetahuan tentang informasi yang diukur dengan indikator-indikator. Berikut hasil jawaban responden terkait dengan indikator tingkat elaborasi dari video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.”
Tabel 4. 20 Saya memeriksa kelengkapan informasi video hoaks tersebut yang disebarkan di media sosial.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 30 42,25%
Setuju 22 30,99%
Netral 9 12,68%
Tidak setuju 5 7,04%
Sangat tidak setuju 5 7,04%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebuah informasi akan mendapatkan persepsi berbeda bagi pembaca jika yang diterima hanya sebagiana atau tidak utuh. Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 30 responden (42,25%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 22 (30,99%) pada penyataan item 9 yaitu “Saya memeriksa kelengkapan informasi video hoaks tersebut yang
81 disebarkan di media sosial..” Demikian, sebagian besar mahasiswa memeriksa kelengkapan informasi yang diterima terkait video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
Tabel 4. 21 Saya membandingkan informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang didapat di media sosial dengan
informasi yang sama di media lain.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 26 36,62%
Setuju 13 18,31%
Netral 23 32,39%
Tidak setuju 4 5,63%
Sangat tidak setuju 5 7,04%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Kebenaran informasi dapat diketahui dengan melakukan sinkronisasi dengan sumber lain yang membahas informasi serupa dan mengecek kelengkapan informasinya. Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 26 responden (36,62%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 13 responden (18,31%) pada item 10 yaitu “Saya membandingkan informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang didapat di media sosial dengan informasi yang sama di media lain.” Artinya sebagian besar mahasiswa selalu membandingkan informasi dengan fakta-fakta dan sumber lain setelah menerima informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
82 Tabel 4. 22 Saat menerima atau mendengar video hoaks “telur
rebus menangkal Covid-19” di media sosial Saya membandingkannya dengan pendapat orang lain atau sumber
lain.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 23 32,39%
Setuju 19 26,76%
Netral 19 26,76%
Tidak setuju 3 4,23%
Sangat tidak setuju 7 9,86%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 11 yaitu “Saat menerima atau mendengar video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” di media sosial Saya membandingkannya dengan pendapat orang lain atau sumber lain” dengan frekuensi 23 responden (32,39% ) dan 19 responden (26,76%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa mendingkan pendapat orang lain atau sumber lain saat menerima informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
83 Tabel 4. 23 Sebelum menyimpulkan suatu berita, Saya menggabungkan semua informasi atau pengetahuan dari sumber lain tentang video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang
tersebar di media sosial.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 25 35,21%
Setuju 25 35,21%
Netral 14 19,72%
Tidak setuju 3 4,23%
Sangat tidak setuju 4 5,63%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 25 responden (35,21%) diikuti jawaban setuju sebanyak 25 responden (35,21%) pada item pernyataan item 12 yaitu “Sebelum menyimpulkan suatu berita, Saya menggabungkan semua informasi atau pengetahuan dari sumber lain tentang video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang tersebar di media sosial.” Artinya, sebagian besar mahasiswa menggabungkan pengatahuan dan informasi dari sumber lain sebelum menyimpulkan berita hoaks.
84 Tabel 4. 24 Saat menerima berita video hoaks “telur rebus
menangkal Covid-19” saya mempertanyakan kebenaran beritanya.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 19 26,76
Setuju 24 33,80
Netral 21 29,58
Tidak setuju 3 4,23
Sangat tidak setuju 4 5,63
Jumlah 71 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab setuju pada item pernyataan item 13 yaitu “Saat menerima berita video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” saya mempertanyakan kebenaran beritanya.” Dengan frekuensi 24 responden (33,80% ) dan 19 responden (26,76%) menjawab sangat setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa mempertanyakan kebenaran berita setelah menerima video hoaks telur rebus menangkal covid-19.
85 Tabel 4. 25 saya mencari tahu kebenaran video hoaks “telur rebus
menangkal Covid-19”
Jawaban Responden Frekuensi Persentase %
Sangat setuju 30 42,25
Setuju 14 19,72
Netral 23 31,39
Tidak setuju 1 1,41
Sangat tidak setuju 3 4,23
Jumlah 71 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 14 yaitu “saya mencari tahu kebenaran video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” dengan frekuensi 30 responden (42,25% ) dan 14 responden (19,72%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa mencari tahu kebenaran video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
Tabel 4. 26 Saya dapat membedakan sebuah informasi apakah termasuk video hoaks atau bukan.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 35 49.30%
Setuju 18 25.35%
Netral 12 16.90%
Tidak setuju 5 7.04%
Sangat tidak setuju 1 1.41%
86 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 15 yaitu “Saya dapat membedakan sebuah informasi apakah termasuk video hoaks atau bukan” dengan frekuensi 35 responden (49,30% ) dan 18 responden (25,35%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan dalam membedakan apakah video telur rebus menangkal Covid-19 adalah hoaks atau bukan.
Tabel 4. 27 Saya dapat menjelaskan ciri-ciri informasi hoaks.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 23 32.39%
Setuju 23 32.39%
Netral 19 26.76%
Tidak setuju 4 5.63%
Sangat tidak setuju 2 2.82%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 23 responden (32,39%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden (32,39%) pada item 16 yaitu “Saya dapat menjelaskan ciri-ciri informasi pesan kebencian” Artinya sebagian besar mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri informasi hoaks.
87 2. Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi dalam penelitian yaitu cara mengolah informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19 yang tersebar di media sosial facebook dan whatsapp apakah hati-hati atau tidak. Pengolahan informasi yang dikaji dalam penelitian ini terdari dari dimensi appropriation, multitasking, dan visualization yang diukur dengan indikator-indikator berdasarkan jawabaan responden.
Tabel 4. 28 Saya meminta izin pada penyebar informasi saat akan mengedit informasi video hoaks yang disebarkan di media sosial.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 23 32.39%
Setuju 15 21.13%
Netral 13 18.31%
Tidak setuju 14 19.72%
Sangat tidak setuju 6 8.45%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 23 responden (32,39%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 15 responden (21,13%) pada item 17 yaitu “Saya meminta izin pada penyebar informasi saat akan mengedit informasi video hoaks yang disebarkan di media sosial.” Artinya
88 mengoperasikan informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
Tabel 4. 29 Saya meminta izin pada penyebar informasi saat akan meneruskan pesan video hoaks yang disebarkan di media sosial.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 10 14.08%
Setuju 10 14.08%
Netral 26 36.62%
Tidak setuju 15 21.13%
Sangat tidak setuju 10 14.08%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada item pernyataan item 18 yaitu “Saya meminta izin pada penyebar informasi saat akan meneruskan pesan video hoaks yang disebarkan di media sosial” dengan frekuensi 15 responden (21,13%) dan 10 responden (14,08%) menjawab sangat tidak setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa tidak meminta izin kepada penyebar saat akan meneruskan pesan video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
89 Tabel 4. 30 Saya mencantumkan sumber saat menyebarkan
informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.”
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 17 23.94%
Setuju 12 16.90%
Netral 24 33.80%
Tidak setuju 7 9.86%
Sangat tidak setuju 11 15.49%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 17 responden (23,94%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 12 responden (16,90%) pada item 19 yaitu “Saya mencantumkan sumber saat menyebarkan informasi video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19.” Artinya sebagian besar mahasiswa mencantumkan sumber saat menyebarkan informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
90 Tabel 4. 31 Saya memahami konsekuensi penyebaran sebuah
informasi yang tidak terbatas termasuk infomasi hoaks.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 30 42.25%
Setuju 23 32.39%
Netral 13 18.31%
Tidak setuju 1 1.41%
Sangat tidak setuju 4 5.63%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 20 yaitu “Saya memahami konsekuensi penyebaran sebuah informasi yang tidak terbatas termasuk infomasi hoaks” dengan frekuensi 30 responden (42,25%) dan 23 responden (32,39%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa memahami konsekuensi penyeberan sebuah pesan yang tidak terbatas termasuk informasi hoaks.
91 Tabel 4. 32 Saya melakukan pemindaian video hoaks “telur rebus
menangkal Covid-19” yang disebarkan di media sosial.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 17 23.94%
Setuju 14 19.72%
Netral 25 35.21%
Tidak setuju 9 12.68%
Sangat tidak setuju 6 8.45%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 21 yaitu “Saya melakukan pemindaian video hoaks “telur rebus menangkal Covid-19” yang disebarkan di media sosial” dengan frekuensi 17 responden (23,94%) dan 14 responden (19,72%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa melakukan pemindaian video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
92 Tabel 4. 33 Saya melakukan pemindaian langsung memetakan manfaat informasi video hoaks yang disebarkan di media sosial
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 16 22.54%
Setuju 14 19.72%
Netral 25 35.21%
Tidak setuju 13 18.31%
Sangat tidak setuju 3 4.23%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada item pernyataan item 22 yaitu “Saya melakukan pemindaian langsung memetakan manfaat informasi video hoaks yang disebarkan di media sosial” dengan frekuensi 16 responden (22,54%) dan 14 responden (19,72%) menjawab setuju. Artinya, sebagian besar mahasiswa memahami cara memetakan manfaat video hoaks setalah melakukan pemindaian pesan.
93 Tabel 4. 34 Saya dapat merespon informasi video hoaks yang
disebarkan di media sosial dengan tepat sambil mengobrol dengan orang lain.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 27 38.03%
Setuju 21 29.58%
Netral 16 22.54%
Tidak setuju 5 7.04%
Sangat tidak setuju 2 2.82%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 27 responden (38,03%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 21 responden (29,58%) pada item 23 yaitu “Saya dapat merespon informasi video hoaks yang disebarkan di media sosial dengan tepat sambil mengobrol dengan orang lain” Artinya sebagian besar mahasiswa dapat melakukan kegiatan lebih dalam satu waktu dengan merespon informasi video hoaks sambil mengobrol dengan orang lain.
94 Tabel 4. 35 Saya dapat menganalisa informasi video hoaks yang
diterima sambil melakukan pekerjaan lain.
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 21 29.58%
Setuju 27 38.03%
Netral 16 22.54%
Tidak setuju 4 5.63%
Sangat tidak setuju 3 4.23%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 27 responden (38,03%) menjawab sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 21 responden (29,58%) pada item 24 yaitu “Saya dapat menganalisa informasi video hoaks yang diterima sambil melakukan pekerjaan lain.” Artinya sebagian besar mahasiswa dapat menganalisa video hoaks yang diterima sambil melakukan pekerjaan lain.
95 Tabel 4. 36 Saya mengetahui tujuan dikreasikannya konten
media/informasi tersebut
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 15 21.13%
Setuju 19 26.76%
Netral 27 38.03%
Tidak setuju 8 11.27%
Sangat tidak setuju 2 2.82%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Sebagian besar responden menjawab setuju pada item pernyataan item 25 yaitu “Saya mengetahui tujuan dikreasikannya konten media/informasi tersebut” dengan frekuensi 19 responden (26,76%) dan 15 responden (21,13%) menjawab sangat setuju.
Artinya, sebagian besar mahasiswa mengetahui tujuan
dikreasikannya konten media/informasi video hoaks telur rebus menangkal Covid-19.
3. Kualitas Argumentasi
Argumentasi dalam penelitian ini adalah ada tidaknya argumentasi yang dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku dari informasi video hoaks Covid-19. Argumentasi yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari dimensi negotiation dan motivasi menyebarkan informasi yang diukur dengan indikator berdasarkan jawaban responden.
96 Tabel 4. 37 Saya memahami adanya perbedaan etika, nilai dan
norma dalam menerima dan menyebarkan pesan
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 31 43.66%
Setuju 21 29.58%
Netral 16 22.54%
Tidak setuju 2 2.82%
Sangat tidak setuju 1 1.41%
Jumlah 71 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)
Budaya media baru saat ini banyak memudahkan aktivitas manusia. mereka dapat membentuk komunitas tanpa saling mengenal sebelumnya dengan keragaman latar belakang budaya dan lain-lain. Keragaman budaya ini dapat menjadi permasalahan, sehingga manusia akan membangun pemahaman sesuai dengan budaya masing-masing yang terjadi dalam komunitas. Hal ini beresiko menimbulkan konflik nilai dan norma. Perlu adanya sikap saling menghargai perbedaan pendapat terhadap informasi agar terhindar dari konflik.
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 31 responden (43,66%)