• Tidak ada hasil yang ditemukan

∑ PQ = Jumlah hasil perkalian antara P dan Q

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

Dari hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher diketahui bahwa data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t.

1. Uji-t (t-test)

Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-t pada uji-taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = n1 + n2 – 2 atau 26 + 26 – 2 = 50), maka diperoleh harga thitung sebesar 3,77. Berdasarkan tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = 26 + 26 – 2 = 50) diperoleh harga ttabel sebesar 2,00.

Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak

Dengan db = 50 diperoleh ttabel sebesar 2,00 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,77, maka dengan demikian perhitungan yang diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho tolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.

2. Uji Hipotesis Statistik

Setelah analisis data diperoleh kemudian dilakukan pengujian hipotesis statistik.

Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah: Ho = µE < µK

Ha = µE > µK

Ho = tolak Ho karena µE > µK ( 71,62 < 56,19)

Ha = terima Ha atau tolak Ho karena µE > µK (71,62 > 56,19)

Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.

3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai Religi dan Nilai Praktis

Dalam proses pembelajaran peneliti mengaitkan nilai-nilai religi dan nilai praktis yang terkandung pada konsep ekosistem. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran ekosistem bernuansa nilai yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 30 pernyataan. Hasil rekapitulasi persentase kuesioner pada konsep ekosistem yang bernuansa nilai disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Rekapitulasi Data Kuesioner

Nilai Indikator Persentase Rata-rata

Religi

Rasa Syukur kepada Allah 83,83%

89,91% Bukti Keberadaan dan

Kekuasaan Allah 97,43% Perumpamaan Allah

sebagai pelajaran bagi Manusia

88,46%

Praktis

Manfaat Ekosistem beserta

Komponennya 77,01%

83,02% Manfaat Mempelajari

Konsep Ekosistem 89,02%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa bersikap positif terhadap pengintegrasian nilai-nilai religi dan praktis pada konsep ekosistem.

D. Pembahasan

1. Hasil Belajar Biologi Siswa

Deskripsi data pretes kelas eksperimen diperoleh X 48,5 dan X

kontrol 44,96 dan melalui post test yang dilakukan kepada kelas eksperimen diperoleh X 71,62 dan pada kelas kontrol diperoleh X 56,19. Skor rata-rata

post test biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih besar daripada skor rata-rata post test biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori.

Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X) dan hasil belajar biologi siswa (Y) diperorleh thitung sebesar 3,77 yang lebih besar dari ttabel = 2,00 (3,77 > 2,00) Berdasarkan perhitungan analisis data melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka perbedaan skor hasil belajar biologi siswa dari kedua kelompok tersebut signifikan.

Pada kelompok eksperimen, guru menyampaikan materi secara garis besar dan menggunakan contoh perumpamaan supaya siswa lebih mudah mengingat dan memahami apa yang disampaikan. Siswa diberikan tugas dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tersebut secara berkelompok sehingga memacu mereka untuk saling membantu teman kelompok memahami konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD melatih siswa untuk lebih aktif juga memacu siswa saling berlomba dan bersaing untuk memperoleh kelompok terbaik. Hal tersebut memotivasi siswa untuk memperoleh nilai sebaik-baiknya. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menciptakan suasana yang berbeda sehingga siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Pemberian penghargaan juga menjadi alasan mereka untuk menjadi yang terbaik.

Pada kelompok kontrol karena metode yang digunakan adalah metode yang biasa digunakan oleh guru yaitu ceramah dan tanya jawab dapat membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Pendekatan ekspositori cenderung individualis karena mereka hanya mendengarkan penjelasan guru, tidak ada diskusi kelompok dan kerjasama antar sesama siswa yang dapat melatih mereka untuk aktif mengemukakan pendapat. Oleh karena itu siswa kurang terpacu untuk termotivasi dalam belajar.

Sehubungan dengan itu, Prayekti mengemukakan bahwa keterampilan siswa selama pembelajaran tidak banyak berbeda di antara kelas-kelas sampel, umunya siswa yang pandai cenderung lebih egois dan individual, tetapi setelah mengetahui bahwa penghargaan akan diberikan oleh guru jika terjadi kerjasam yang baik dalam kelompok, maka siswa menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok sehingga tidak ada lagi siswa yang ingin menonjolkan diri.1

Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.2

Hal yang sama disampaikan oleh Newman dan Thompson bahwa STAD memiliki dampak yang positif terhadap pembelajaran karena dapat meningkatkan prestasi akademik siswa, hubungan yang baik antar sesama siswa, kebersamaan, saling mendukung, dan lain-lain.3

1

Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134, h. 132

2

Doantara Yasa, Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www. Ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)

3

Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari 2009)

2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai

Hasil analisis pada 30 pernyataan dari kuesioner yang diberikan menunjukkan bahwa siswa memberi respons positif terhadap pembelajaran yang bernuasa nilai. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata persentase kuesioner nilai imtak secara keseluruhan dari 5 indikator sebesar 87,15 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki respons positif terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.

Berdasarkan hasil penelitian Muchsin yang menyimpulkan bahwa nilai-nilai agama (etik atau moral Islam) dapat menumbuhkan motivasi berprestasi (achievement motive) yang tinggi, sikap ilmiah dan ilmu yang tinggi. Oleh karenanya menumbuhkembangkan nilai-nilai tersebut adalah hal penting yang patut dipertimbangkan dalam sistem pembelajaran.4

Dalam Suroso dijelaskan bahwa kandungan nilai bahan ajar setidaknya mengandung dua macam nilai, yaitu nilai kemanfaatan dan nilai religius, serta bentuk-bentuk rahmat lainnya yang bisa diterapkan untuk kehidupan manusia. Nilai kemanfaatan merupakan nilai materialnya, sedangkan nilai religius merupakan nilai spiritualnya.5

Konsep ekosistem juga mengandung nilai kemanfaatan dan nilai religius seperti yang telah dijelaskan pada ayat di atas. Alam semesta diciptakan sebagai bentuk kasih sayang (rahmat) Allah dan mengandung nilai-nilai yang harus dipelajari manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai religius dapat diwujudkan dengan rasa syukur dan percaya bahwa Allah itu ada. Allah menunjukkan keberadaan dan kekuasaan-Nya dengan adanya alam ini. Ekosistem yang terdapat di alam memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya dengan menjaga dan melestarikannya sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.

4

Ibid, h. 84 5

Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung, Mughni Sejahtera, 2005), hal. 68

Dokumen terkait