• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

Penelitian ini bertujuan (a) mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan dan (b) mendeskripsikan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan dan kesesuaian diksi. Proses analisis data dimulai dengan mengidentifikasi seluruh data yang tersedia dari sumber berupa karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014. Langkah berikutnya adalah membuat tabel analisis untuk pengkategorian.

Kategori-kategori tersebut dibuat dengan melakukan koding. Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya (Moleong, 2008:27).

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Data yang diperoleh kemudian ditulis dengan kode-kode yang telah ditentukan. Selanjutnya, dilakukan interpretasi berupa uraian mengenai hasil analisis data.

4.2.1 Analisis Jenis Diksi

Hasil analisis diksi dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014, dapat dilihat dalam tabel yang telah dimunculkan pada bagian deskripsi data. Dalam kolom yang disajikan, dituliskan jumlah kalimat tiap karangan dan banyaknya temuan tentang diksi dalam setiap karangan. Diksi yang dimaksud meliputi (1) kata abstrak dan kata konkret, (2) kata umum dan kata khusus, (3) kata populer dan kata kajian, (4) kata baku dan kata non baku, (5) kata asli dan kata serapan. Secara khusus, analisis mengenai diksi dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 akan dibahas dalam uraian di bawah ini.

4.2.1.1 Hasil Analisis Kata Abstrak dan Kata Konkret

Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata abstrak dan kata konkret dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(1) Bu Tuti masuk, pelajaran pun dimulai. (AB/k. 8)

(2) Seorang Anak yang rajin belajar disekolah Simon. (AF/k. 1)

(3) Doni lalu tahu bahwa kesehatan itu penting maka, Doni membersihkan gigi terlebih dahulu sebelum berngkat kesekolah. (FL/k. 4)

(4) Doni termasuk anak yang disiplin disekolah tersebut. (FL/k. 10) Kata pelajaran dalam kalimat (1), kata rajin dalam kalimat (2), kata kesehatan dalam kalimat (3), dan kata disiplin dalam kalimat (4) merupakan kata abstrak karena rujukannya berupa konsep atau pengertian (Soedjito, 1988). Kata konkretnya masing-masing adalah pelajar, perajin, penyehat, dan pendisiplin.

(5) Pada senen pagi, teapt pukul 06.00, Gerardus bangun dari tempat tidurnya. (AB/k. 1)

(6) Demikian cerita saya. (AB/k. 14)

(7) Seorang Anak yang rajin belajar disekolah Simon. (AF/k. 1)

(8) Setelah diberikan arahan lalu disuruh anak-anak muridnya masuk sekolah dan adakan kegiatan belajar mengajar. (FB/k. 5)

Kata bangun dalam kalimat (5), kata cerita dalam kalimat (6), kata belajar dalam kalimat (7), dan kata kegiatan dalam kalimat (8) merupakan kata konkret karena rujukannya berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindera (Soedjito, 1988). Kata abstraknya masing-masing adalah kebangkitan, penceritaan, pembelajaran, dan giat.

4.2.1.2Hasil Analisis Kata Umum dan Kata Khusus

Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata umum dan kata khusus dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(9) Menurut saya, bahwa gambar tersebut dapat mengisahkan suatu kegiatan seorang anak pada pagi hari yang dihadapi mulai dari rumah pribadi menuju kesekolah. (IT/k. 1)

(10) Pada pagi hari Ron Clark bangun pagi dari tempat tidurnya lalu Ron Clark merapikan tempat tidurnya, Setelah mandi ia mengenakan pakaian seragamnya, Setelah itu duduk di meja makan untuk sarapan pagi. (IT/k. 2)

(11) Setelah dari sarapan pagi ia berangkat ke sekolah tepat pukul 06.00, Selanjutnya pada pukul 07.00 bersama teman-teman bergegas masuk kekelasnya untuk siap mengikuti pelajaran. (IT/k. 3)

(12) Di dalam gambar, ibu Ani mengantar anaknya untuk naik mobil. (MYn/k. 7)

Kata mengisahkan dan menuju dalam kalimat (9), kata mengenakan dan seragam dalam kalimat (10), kata berangkat dan bergegas dalam kalimat (11) merupakan kata khusus, karena kata-kata tersebut terbatas ruang lingkupnya (Soedjito, 1988). Beberapa di antaranya merupakan sinonim kolokasi dari kata tertentu dan beberapa lainnya merupakan hiponim dari kata tertentu. Kata mengisahkan dan menuju dalam kalimat (9) merupakan sinonim kolokasi dari kata menceritakan dan kata ke. Kata mengenakan dalam kalimat (10) merupakan sinonim kolokasi dari kata memakai. Kata seragam dalam kalimat (10) merupakan hiponim dari kata pakaian. Kata berangkat dan bergegas merupakan sinonim kolokasi dari kata pergi dan cepat.

4.2.1.3 Hasil Analisis Kata Populer dan Kata Kajian

Setelah melakukan analisis terhadap masing-masing kalimat, peneliti tidak menemukan adanya penggunaan kata populer, sedangkan kata kajian yang ditemukan hanya satu kata. Berikut contoh penggunaan kata kajian dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(13) Analisis seorang siswa kelas V di SD YPPK St. Petrus Ayawasi. (YF/k. 1)

Kata analisis dalam kalimat (13) merupakan contoh penggunaan kata kajian, karena kata tersebut merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuan/kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah (Soedjito, 1988).

4.2.1.4 Hasil Analisis Kata Baku dan Kata Nonbaku

Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata baku dan kata nonbaku dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(14) Pada senen pagi, teapt pukul 06.00, Gerardus bangun dari tempat tidurnya. (AB/k. 1)

(15) Sesampainya dirumah, Amir mulai makan siang dan setelah makan siang Amir istirahat siang sambil baring-baring diatas tempat tidurnya. (MYn/k. 10)

(16) Di pagi hari seorang murid bangun pagi dan dia sementara duduk dan setelah itu dia menyiapkan peralatan mandi seperti handuk, sabun mandi, sikat gigi, odol dan sebagainya. (PT/k. 1)

(17) Buka lemari ambil pakaian seragam termasuk celana, kemeja putih, sepatu dan sebagainya. (PT/k. 3)

(18) Selanjutnya pergi kesekolah bersama teman-teman sekolah melanjutkan perjalan ke sekolah. (PT/k. 5)

Kata pukul dalam kalimat (14) merupakan contoh penggunaan kata baku, karena kata tersebut mengikuti kaidah/ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan (Soedjito, 1988). Kata senen dalam kalimat (14), kata baring-baring dalam kalimat (15), kata odol dalam kalimat (16), kata lemari dalam kalimat (17), kata perjalan dalam kalimat (18), dan kata mengosok dalam kalimat (19) merupakan kata nonbaku, karena kata-kata tersebut tidak mengikuti kaidah/ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan. Kata baku dari kata-kata tersebut masing-masing adalah Senin, berbaring, pasta gigi, almari, perjalanan, dan menggosok.

4.2.1.5 Hasil Analisis Kata Asli dan Kata Serapan

Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata asli dan kata serapan dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(20) Ia menikmati sarapan yang sudah ibunya siapkan untuknya ia menikmati sarapan paginya dengan lahap. (ST/k. 7)

(21) Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. (AB/k. 5)

(22) Tepat pukul 06.00 pagi, alarm pada jam meja di kamar Andy berbunyi. (ST/k. 1)

Kata sarapan dalam kalimat (20), kata taksi dalam kalimat (21), dan kata alarm dalam kalimat (22) merupakan kata serapan, karena kata-kata tersebut diserap dari bahasa daerah/bahasa asing (Soedjito, 1988). Kata sarapan merupakan kata yang diserap dari bahasa Jawa yaitu kata sarap. Kata taksi dan alarm merupakan kata yang diserap dari bahasa Inggris yaitu kata taxi dan alarm.

Berdasarkan hasil analisis, peneliti tidak menemukan adanya penggunaan kata asli dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

4.2.2 Hasil Analisis Ketepatan Pilihan Kata

Berdasarkan hasil analisis terhadap penggunaan diksi atau pilihan kata yang terdapat dalam tiap kalimat, ditemukan beberapa penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi atau pilihan kata. Dari 10 aspek ketepatan pilihan kata, hanya ditemukan penggunaan diksi atau pilihan kata yang penggunaannya meliputi 4 aspek ketepatan yaitu, penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata sinonim, penggunaan kata idiomatik, penggunaan kata umum dan kata khusus. Berikut penjelasan mengenai penggunaan diksi dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014, yang dilihat dari segi ketepatan pilihan kata

4.2.2.1 Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi

Dalam bagian ini, peneliti hanya memfokuskan pada penggunaan kata konotasi. Dari 19 buah karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014, hanya terdapat lima karangan yang menggunakan kata konotasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kata konotasi dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(23) Waktu istirahat sudah dekat, maka Bu Tuti dapat mengakhiri pelajaran matematika. (AB/k. 10)

(24) Perjalanan menuju ke sekolah, membutuhkan waktu beberapa menit. (ST/k. 10)

(25) Nama ibu Risy dan anak Bambang dan Hesti. (VK/k. 2)

Frase sudah dekat pada kalimat (23) bermakna konotasi, maka agar dapat menimbulkan fakta yang jelas sebaiknya diganti menjadi frase yang lebih jelas maknanya, misalnya 5 menit lagi. Frase beberapa menit pada kalimat (24) juga bermakna konotasi, agar lebih jelas seharusnya langsung menyebutkan angka, misalnya 30 menit. Demikian juga dengan kalimat (25). Frase anak Bambang pada kalimat (25) bermakna anak dari Bambang, padahal yang dimaksud oleh penulis adalah nama seorang anak yaitu Bambang. Maka dari itu, tidak perlu menambah kata anak di depan kata Bambang.

4.2.2.2 Penggunaan Kata Sinonim

Penggunaan kata sinonim dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya ditemukan pada 14 buah karangan. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata sinonim dalam kalimatnya. Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(26) Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. (AB/k. 4) (27) Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. (AB/k. 5)

(28) Ketika turun dari taxi, ia berjumpa dengan 4 orang teman : Sandre, Andi, Karo, dan John. (AB/k. 6)

(29) Setelah mandi pagi, Beni kemudian memakai pakaian sekolahnya. (EK/k. 3)

(30) Doni akhirnya tiba di sekolah tepat pada waktu yang telah ditentukan disekolah yaitu masuk sekolah pukul 07.30 tepat. (FL/k. 9)

Kata dikenakan dalam kalimat (26), kata bertolak pada kalimat (27), kata berjumpa pada kalimat (28), kata memakai pada kalimat (29), dan kata tiba pada kalimat (30), merupakan kata-kata yang memiliki sinonim. Kata dikenakan pada kalimat (26) bersinonim dengan kata dipakai, kata bertolak pada kalimat (27) bersinonim dengan kata pergi, kata berjumpa pada kalimat (28) bersinonim dengan kata bertemu, kata memakai pada kalimat (29) bersinonim dengan kata mengenakan, dan kata tiba pada kalimat (30) bersinonim dengan kata sampai.

4.2.2.3 Penggunaan Kata Idiomatik

Penggunaan kata idiomatik dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya ditemukan pada dua karangan. Berikut dua contoh penggunaan kata idiomatik dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

(31) Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. (AB/k. 5)

(32) Karena hari ini adalah hari senin, maka Beni bergegas ke sekolahnya agar tidak terlambat. (EK/k. 3)

Penggunaan bentuk idiom pada kalimat (31) dan (32) ditandai dengan frase oleh karena dan kata karena. Penggunaan bentuk idiom oleh karena dalam kalimat (31) sudah tepat, karena untuk menuju ke kalimat berikutnya sudah dipertegas dengan tanda koma (,). Selanjutnya, penggunaan bentuk idiom karena

dalam kalimat (32) juga sudah tepat penggunaannya, karena dipertegas dengan tanda koma (,) sebelum kalimat selanjutnya.

4.2.2.4 Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus

Penggunaan kata umum dan kata khusus banyak ditemukan dalam karangan, bahkan dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu kata khusus dan kata umum. Walaupun banyak ditemukan penggunaan kata umum dan kata khusus dalam setiap karangan, tetapi kata khusus dan kata umum yang digunakan cenderung sama di setiap karangan. Berikut merupakan contoh penggunaan kata umum dan kata khusus dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada tahun 2014.

(33) Setelah mandi Gerardus pun membuka lemari pakaian.( AB/k. 3) (34) Waktu istirahat sudah dekat, maka Bu Tuti dapat mengakhiri pelajaran

matematika. (AB/k. 10)

(35) Loncenga telah berbunyi tanda beristirahat. (AB/k. 11) (36) Pergi ke Sekolah. (EK/k. 1)

(37) Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. (AB/k. 4)

(38) Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. (AB/k. 4) (39) Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. (AB/k. 5)

(40) Pada pukul 07.00 Doni mulai berangkat ke sekolah, Mengingat jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh. (FL/k. 5)

Kata pakaian pada kalimat (33), kata waktu pada kalimat (34), kata berbunyi pada kalimat (35), dan kata pergi pada kalimat (36) merupakan kata umum. Kata-kata tersebut merupakan kata umum, karena memiliki arti yang luas. Jadi, kata-kata tersebut dikatakan memiliki arti luas karena kata-kata tersebut dapat memiliki banyak arti.

Kata seragam pada kalimat (37), kata dikenakan pada kalimat (38), kata bertolak pada kalimat (39), dan kata berangkat pada kalimat (40) merupakan kata khusus. Kata-kata tersebut merupakan kata khusus, karena merupakan sinonim kolokasi dari kata-kata tertentu dan beberapa di antaranya juga merupakan hiponim dari kata-kata tertentu, misalnya kata seragam pada kalimat (37) yang merupakan hiponim dari kata pakaian. Kemudian, kata dikenakan pada kalimat (38), kata bertolak pada kalimat (39), dan kata berangkat pada kalimat (40), masing-masing merupakan sinonim kolokasi dari kata dipakai, pergi, dan pergi.

4.2.3 Hasil Analisis Kesesuaian Pilihan Kata

Berdasarkan hasil analisis mengenai penggunaan diksi, diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya meliputi satu aspek kesesuaian diksi, yaitu penggunaan kata baku dan kata tidak baku. Namun, dalam penelitian ini hanya difokuskan pada penggunaan kata tidak baku. Menurut aspek ketidakbakuan kata, peneliti hanya menganalisis ketidakbakuan kata menurut aspek ortografi dan aspek ragam/kaidah bahasa. Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan diksi dilihat dari segi kesesuaian pilihan kata, khususnya dari segi kata tidak baku.

(41) Setelah mandi Gerardus pun membuka lemari pakaian. (AB/k. 3) (42) Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah

taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. (AB/k. 5)

(43) Setelah bangun pagi ia membereskan tempat tidurnya dan ia mengambil keperluan mandi (sabun, sikat gigi, odol, handuk dan pakaian ganti) lalu melangkah ke kamar mandi untuk mandi. (MY/k. 2)

(44) Pada senen pagi, teapt pukul 06.00, Gerardus bangun dari tempat tidurnya. (AB/k. 1)

(45) Pagi ini jarum jam di kamar Beni menunjukan pukul 06.00. (EK/k. 1) (46) Pada pukul 7.20 menit Dimas dan kawan-kawan baris dengan rapih

dan masuk kekelas dengan berbaris yang rapih. (FF/k. 4)

Kata lemari pada kalimat (41), kata menyetop pada kalimat (42), dan kata membereskan pada kalimat (43), merupakan kata tidak baku menurut aspek ragam bahasa. Kata baku dari kata lemari adalah almari, kata baku dari kata menyetop adalah menghentikan atau memberhentikan, dan kata baku dari kata membereskan adalah merapikan.

Kata senen pada kalimat (44), kata menunjukan pada kalimat (45), dan kata rapih pada kalimat (46), merupakan kata tidak baku yang dilihat dari aspek ortografi atau penulisannya. Kata senen, menunjukan, dan rapih, merupakan kata tidak baku yang mengalami perubahan ortografi. Kata senen mengalami perubahan ortografi dengan perubahan vokal i, kata baku yang seharusnya adalah Senin. Kata menunjukan mengalami perubahan ortografi dengan pengurangan konsonan k, kata baku yang seharusnya adalah menunjukkan, kata rapih mengalami perubahan ortografi dengan penambahan konsonan h, kata baku yang seharusnya adalah rapi.

Dokumen terkait