• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

Data kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari penelitian diinterpretasikan dan dijabarkan secara deskriptif dengan analisis kualitatif.

d) Analisis Data Wawancara

Data hasil wawancara harus dianalisis terlebih dahulu sehingga diketahui pokok – pokok jawaban yang jawaban yang dinginkan.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar (hasil test) dan motivasi. Indikator keberhasilan dapat dilihat pada Tabel 3.6. dibawah ini :

Tabel 3.6. Indikator Keberhasilan

Indikator Target

Skor rata-rata kelas 76

% capaian KKM 70% siswa mencapai KKM

60 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dalam pembelajaran materi sistem hormon manusia ini telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pada tanggal 6 Maret sampai 2 April 2015. Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Data diperoleh dari hasil lembar kuisioner, observasi dan hasil test akhir (post-test) yang berkaitan dengan materi sistem hormon manusia. Skor yang diperoleh dikonversi menjadi nilai yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Penelitian ini dilandasi hasil observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka peneliti melakukan perancangan penelitian tindakan kelas (PTK).

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Observasi

Observasi dilakukan 2 kali yaitu pada saat siswa berada di kelas XI IPA 3. Observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Januari 2015 dan hari Kamis, 29 Januari 2015. Observasi dilakukan untuk meninjau

kembali hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Pak Drs. Agus Sartono sebagai guru biologi. Dalam penelitian ini jumlah siswa kelas XI IPA 3 pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 34 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 26 orang. Dalam observasi ini ada 3 hal yang di observasi yaitu guru, siswa dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi :

a. Observasi Guru

Observasi guru pada observasi pertama, guru memberikan salam dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru memberi pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tanya jawab yang dilakukan merupakan apersepsi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Selama menjelaskan materi pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk mencari jawaban di sumber belajar dan untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotifasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Observasi Siswa

Observasi siswa ditinjau dari perilaku siswa selama proses pembelajaran baik pada observasi pertama maupun kedua tampak bahwa ada siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian namun ada pula siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini ditinjau selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memasuki kelas banyak siswa yang masih sibuk sendiri dan tidak memberi salam. Setelah ketua kelas memberi komando semua siswa siap memberi salam. Sebelum pembelajaran dimulai siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, terdapat siswa yang mendengarkan penjelasan dengan baik namun ada pula yang kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya bahkan ada beberapa siswa yang tidur pada saat proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan tidak semua siswa menanggapi dengan antusias, sehingga yang menanggapi pertanyaan guru hanya siswa “itu-itu saja”. Pada pembelajaran siswa cenderung pasif. Hal ini dikarenakan siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan guru. Pada saat siswa diminta untuk menuliskan jawaban terkait pertanyaan yang diberikan guru siswa cenderung diam. Selain itu, tidak semua siswa

mencatat hal penting sewaktu diberikan penjelasan. Sehingga hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki keinginan dan kebutuhan akan belajar. Menurut peneliti kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran dan metode ceramah yang dilakukan guru tersebut. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui selama ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan latihan soal. Selain itu penggunaan metode ceramah dirasa guru dapat membuat penyelesaian materi pembelajaran yang harus disampaikan pada siswa menjadi lebih cepat. Sehingga pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah guru memberikan penjelasan materi kepada siswa, kemudian untuk menguji pemahaman terhadap pembelajaran guru memberikan soal kepada siswa. Akan tetapi metode yang diterapkan guru dirasa masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi sistem hormon manusia. Hal ini dikarenakan materi sistem hormon manusia memiliki konsep-konsep yang abstrak dengan adanya tuntutan agar siswa memahami keterkaitan struktur, fungsi, cara kerja serta proses regulasi dan kelainan/ penyakit pada sistem hormon. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan melihat dari sikap siswa yang cenderung tidak fokus memperhatikan pembelajaran dan sibuk sendiri.

c. Observasi kelas

Observasi kelas pada pertemuan pertama dan kedua secara fisik ruang kelas XI IPA 3 sangat memadai untuk proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 34 anak. Fasilitas yang disediakan di kelas adalah papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, papan mengumuman, LCD dan viewer. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik dengan adanya lampu dan banyaknya jendela yang dapat dimasuki oleh sinar matahari. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran karena terletak cukup jauh dari jalan raya. Ruangan kelas memiliki sirkulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar.

B. Hasil Penelitian 1. Siklus I

Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal pre-test dan post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 6, 17 dan 19 Maret 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh seluruh siswa, pertemuan kedua diikuti oleh 32 siswa karena 2 orang siswa sedang mengikuti olimpiade biologi dan pada perteman ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran, siswa mengerjakan soal pre-test dengan bentuk pilihan ganda dan essay untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi yang yang dipelajari. Hasil pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini :

Tabel 4.1. Hasil Pre-test siswa

No. Hasil Pre-test Nilai

1. Nilai Rata-rata 21,88

2. Nilai Tertinggi 47

3. Nilai Terendah 4

Setelah mengerjakan soal pre-test, kemudian peneliti memberi apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung peneliti membagikan siswa dalam kelompok diskusi,

setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS pada setiap kelompok dan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Siswa mengerjakan berdiskusi dan mengerjakan LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1. dibawah ini :

Gambar 4.1. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS

Setelah berdiskusi kemudian peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu peneliti memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di pelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama waktu pembelajaran sangat singkat yaitu hanya 1 jam 30 menit sehingga pembelajaran berlangsung cepat.

Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan

menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing peneliti memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran

snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay sama seperti bentuk soal pre-test. Soal post-test bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar.

c. Observasi (Observing)

Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Observasi siswa dilakukan secara individu. Pada lembar observasi terdapat 8 aspek kategori afektif kemudian skor yang harus diisi observer dan peneliti dalam rentang skala 1,2,3,4. Skala tersebut diisi sesuai dengan pernyataan pada lembar observasi. Berdasarkan skala tersebut didapatkan total maksimal

adalah 32. Pada siklus I terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25.

Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan siswa selama peneliti melakukan observasi adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat dan kurang memanfaatkan papan tulis. d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan dengan melihat hasil test siklus pertama, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah mencapai target 70% siswa mencapai KKM, karena pada siklus 1 yang lulus adalah 73,52%. Meskipun sudah mencapai target namun nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah. Dimana dapat dilihat dari nilai rata-rata post-test siklus pertama adalah 73. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal pilihan ganda dimana

pada soal pilihan ganda terdapat banyak nama ilmiah yang membuat siswa kesulitan untuk membedakan 1 dan lainnya, fungsi dari masing-masing hormon, serta memahami bentuk soal essay. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus I terlihat bahwa siswa termotivasi saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% termotivasi kategori sangat tinggi dan tinggi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya tinggi. Siswa saat mengerjakan Post-test dapat dilihat pada Gambar 4.2. dibawah ini :

2. Siklus II

Siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 dan 31 Maret serta 2 April 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh 33 siswa karena 1 orang siswa sedang sakit. Pada pertemuan kedua dan ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran, kemudian guru memberi apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari pada siklus II. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung dengan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah berdiskusi kemudian

guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama yang bertepatan dengan hari ulang tahun yogyakarta dimana seluruh siswa maupun guru dan peniliti memakai kebaya sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat singkat dengan waktu pembelajaran yaitu hanya 1 jam sehingga pembelajaran berlangsung cepat. Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan snowball throwing secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing guru memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran

snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay. Soal post-tes pada siklus kedua berbeda dengan siklus pertama dimana pada siklus pertama materi yang diajarkan adalah tentang pengertian, perbedaan sistem hormon dan sistem saraf, struktur, jenis-jenis kelenjar endokrin, fungsi masing-masing kelenjar endokrin, letak kelenjar endokrin, cara kerja hormon dan proses regulasi sistem hormon sedangkan pada siklus kedua materi yang disampaikan peneliti adalah tentang

kelainan dan atau penyakit-penyakit yang terjadi pada kelenjar endokrin beserta hormon yang dihasilkan dari masing-masing kelenjar tersebut. Sama seperti pada siklus I post-test pada siklus II juga bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar.

c. Observasi (Observing)

Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Sama seperti pada siklus I, siklus II juga terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25.

Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan selama peneliti melakukan observasi baik dari pihak siswa maupun dari pihak peneliti adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat.

d. Refleksi (Reflecting)

Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa lebih terlihat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam diskusi kelompok kecil siswa dapat saling berbagi pengetahuan. Berdasarkan hasil test siswa pada siklus kedua peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah menyapai target 70% karena pada siklus 2 yang tuntas mencapai KKM sebesar 85,29%. Dimana dilihat dari nilai rata-rata post-test pada siklus kedua adalah 79, ada peningkatan sebesar 11,77 % dan sudah mencapai target yang ditentukan, yaitu sebesar 70%. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal essay terutama soal analisis dan penerapan. Sedangkan hasil lembar kuisioner menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi terhadap materi sistem hormon manusia yang menggunakan model pembelajaran tipe snowball throwing. Meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa karena adanya ketertarikan dan rasa senang

siswa terhadap pembelajaran dengan model snowball throwing. Selain itu siswa juga merasa percaya diri dan berusaha untuk menjawab soal snowball throwing dengan benar agar mendapat

point sebanyak-banyaknya, sehingga kelompok diskusinya menang. Kemudian meningkatnya motivasi siswa juga karena adanya kompetisi dalam kelompok saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing.

Penelitian yang dilakukan di akhir di siklus kedua karena sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 70% siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas adalah 79, selain hasil motivasi siswa juga sudah melebihi target yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan sudah berhasil karena telah memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus II terlihat bahwa rata-rata siswa termotivasi saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% dengan termotivasi kategori tinggi. Siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya meningkat menjadi sangat tinggi.

C. Analisis Data

1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi siswa ditinjau dari respon siswa terhadap materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada setiap pernyataan didalam angket/ kuisioner dan observasi. Kuisioner dilakukan setiap akhir siklus dan untuk observasi dilakukan saat diskusi dan kegiatan snowball throwing. Dimana pada penelitian yang dilakukan ini persentase untuk kuisioner siswa adalah 60% ditambah persentase observasi siswa 40%. Data diperoleh dari hasil kuisioner dengan mengetahui respon siswa secara individu pada siklus I dan siklus II dan data hasil observasi yang diisi oleh observer pada siklus I dan siklus II.

Grafik 4.1. Persentase Motivasi Siswa 6% 88% 6% 6% 59% 35% 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Cukup Tinggi Sangat Tinggi Kategori Motivasi

Persentase Motivasi Siswa

Siklus I Siklus 2

Dari Grafik 4.1. diatas dapat di lihat bahwa ada peningkatan motivasi dengan kategori sangat tinggi, dimana pada siklus I yang termotivasi kategori sangat tinggi adalah 6% siswa sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 35% siswa, pada kategori tinggi terjadi penurunan dimana pada siklus I yang termotivasi kategori tinggi adalah 88% siswa sedangkan pada siklus II menurun menjadi 59% siswa hal ini dikarenakan ada peningkatan pada motivasi kategori sangat tinggi, dan pada kategori cukup tidak ada perubahan karena pada siklus I maupun II siswa yang termotivasi dengan kategori cukup adalah 6%. Hasil motivasi dengan kategori sangat tinggi dan tinggi pada siklus I maupun siklus II dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% pada setiap siklusnya. Hal ini sudah sesuai dengan target indikator keberhasilan yang diharapkan dimana target pada motivasi siswa sebesar 75% dengan kategori minimal termotivasi tinggi. Hasil motivasi siswa terdapat pada Lampiran 21.

2. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Siklus I dimulai pada tanggal 6, 17 dan 19 Maret sebanyak 3 kali pertemuan. Hasil belajar siswa berupa hasil post-test siswa setelah pembelajaran siklus pertama dalam penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman siswa tentang materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing. Peningkatan pemahaman 34 orang siswa di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta memiliki tingkat

yang bervariasi. Berikut ini disajikan Tabel 4.2. yaitu hasil post-test siklus I dan siklus II.

Tabel 4.2. Hasil Post-test Siklus I dan II

No. Hasil Post-test Siklus I Siklus II

1. Nilai Rata-rata 73 79

2. Nilai Tertinggi 92 95

3. Nilai Terendah 31 36

4.

Jumlah siswa yang mendapat nilai

>76

25 29

5.

Jumlah siswa yang mendapat nilai

<76

9 5

6. Persentase Ketuntasan 73,52% 85,29%

7. Persentase Ketidaktuntasan 26,48% 14,71%

Hasil perhitungan siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 73,52%. Hasil didapat dengan menghitung jumlah siswa yang mencapai KKM dibagi total siswa dikali 100%. Sedangkan target peningkatan pemahaman yang telah ditentukan adalah sebesar 70%. Namun hasil pencapaian nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang telah ditetapkan karena skor nilai rata-rata siswa setelah post-test I adalah 73. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama ini, peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus kedua.

Meskipun penelitian yang dilakukan pada siklus pertama ini dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil hal ini dikarenakan hasil yang telah dicapai oleh siswa sudah mencapai target yang ditetapkan. Namun karena nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM maka peneliti ingin melanjutkan tindakan pada siklus kedua.

Sedangkan pada hasil belajar siklus II data hasil post-test siswa setelah pembelajaran pada siklus kedua dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Peningkatan pemahaman dari 34 siswa di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Yogyakarta memiliki tingkat pemahaman yang bervariasi. Hasil perhitungan siswa yang mencapai KKM pada siklus II adalah 85,29 %. Dari hasil tersebut dapat dilihat

Dokumen terkait