• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pembelajaran. Data yang terkumpul pada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hipotesis hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus persentase:

P =

Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan penelitian yang akan dilakukan dalam sistematika berikut ini:

Bagian awal skripsi memuat tentang halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian tulisan dan kesediaan publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar tabel. Bagian ini secara keseluruhan memuat lima bab penting, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Mamuat tentang pengertian belajar, pengertian hasil belajar, pengertian IPA, tujuan pembelajaran IPA di SD atau MI, materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit, pengertian strategi snowball throwing, langkah-langkah strategi snowball throwing, kelebihan dan kekurangan strategi snowball throwing.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Memuat tentang gambaran umum MI Ma’arif Pabelan dan pelaksanaan penelitian secara rinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Memuat tentang deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.

18 BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat hasil Belajar 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun, dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya terjadi ketika seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan (Sriyanti, 2013: 15-16).

R. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilaku sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dua konsep inimenjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam teori Gagne yang disebut “the Domains of Learning” menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap yang dijabarkan pada penjelasan dibawah ini:

1) Keterampilan motoris (motoris skill)

Keterampilan motoris adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, dan berlari;

2) Informasi verbal

Informasi verbal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak (verbal); 3) Kemampuan intelektual

Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektual. Misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran;

4) Strategi kognitif

Strategi ini sebagai organisasi keterampilan yang internal

(internal organized skill), yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir;

5) Sikap (atttude)

Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik (Susanto, 2013: 1-2).

Slameto (dalam Hamdani 2011: 20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman kontak manusia dengan alam diartikan sebagai pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali akan melahirkan pengetahuan (Suyono dan Hariyanto, 2011: 9). Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 13).

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya dan latihan yang diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).

b. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar menurut Rusyan, (1989: 12-13) menjelaskan bahwa:

1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui;

2) Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu;

3) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa;

4) Hasil belajar secara fungsional berkaitan satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah;

5) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan; 6) Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian

dengan kecepatan yang berbeda-beda;

7) Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah.

c. Tujuan Belajar

Sardiman (2009: 26-28) berpendapat bahwa tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan sikap.

1) Mendapatkan Pengetahuan

Tujuan belajar yang pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilik pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan;

2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah ketrampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep;

3) Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap akan menumbuhkan mental siswa, perilaku dan pribadi siswa, maka guru harus lebih bijak dan

hati-hati dalam pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru bukan hanya sekadar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) menjelaskan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain;

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya; 3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar;

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti;

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi belajar menurut Rusyan, dkk (1989:23-24) adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang belajar harus melakukan banyak kegiatan. Baik kegiatan sistem saraf seperti melihat, mendengar, merasakan, dan kegiatan-kegiatan motoris lainnya;

2) Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasan;

3) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman;

4) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil; 5) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong

siswa untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat; 6) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan perhatian tak mungkin terkondisi;

7) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang terprogram dan

terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan tersebut dipertegas lagi oleh K. Brahim dalam Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Susanto (2013: 6) berpendapat hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pemahaman Konsep (aspek kognitif)

Bloom (2013: 6) berpendapat bahwa pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari ingatan, pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)

Usman dan Setiawati (2013: 9) berpendapat bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Untuk melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang

dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. Indrawati (dalam Susanto 2013: 9) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

3) Sikap

Lange (dalam Susanto, 2013: 10) berpendapat bahwa sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap (kognitif); perasaan yang menyangkut emosional (afektif); aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 6-10).

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Belajar menurut teori Gestalt (dalam Sriyanti, 2013: 25-26) merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri merupakan sesuatu baik berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya (Susanto, 2013: 12). Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor Internal;

Faktor Internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu;

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, dan kematangan.

2) Faktor Eksternal;

Faktor Eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor eksternal dalam proses belajar di sekolah berarti faktor- faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor ini terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

a) Faktor nonsosial;

Faktor nonsosial adalah faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar;

b) Faktor sosial;

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Misalnya faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya (dalam Susanto, 2013: 13), guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru.

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Dokumen terkait