• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF PABELAN TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF PABELAN TAHUN 2017"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANIK RAHMAWATI

NIM: 115-13-081

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANIK RAHMAWATI

NIM: 115-13-081

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku (Bapak Nur Kholis dan Ibu Sri Wahyuni) yang tak

pernah berhenti mendoakan, menyayangi, serta memberi semangat bagi

saya dalam menyelesaikan studi S1;

2. Kedua kakakku Zuli Setiawan dan Taufiq Hidayat yang selalu memberi

nasihat serta semangat dalam menggapai cita-cita;

3. Sepupuku tercinta Rifa Yuliani dan Yuli Setiawati yang selalu menemani perjuanganku sejak kecil hingga proses menuju sarjana;

4. Sahabat terbaikku (Aini, Eni, Khumayroh, Dewi, Arif Hadi, Andrianto, Muchid, Rifqi Fauzi) yang selalu memberi semangat dalam proses

(8)

viii

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala puji penulis haturkan kehadirah Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Melalui Strategi Snowball throwing Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017. Sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.

Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi bimbingan selama kuliah;

(9)
(10)

x

Snowball throwing Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Strategi Snowball throwing

Pembelajaran IPA di MI Ma’arif Pabelan kabupaten Semarang belum menggunakan berbagai strategi atau metode pembelajaran aktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan strategi snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit melalui strategi snowball throwing pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2017.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 33 siswa meliputi 22 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Instrumen penilaian meliputi RPP, lembar observasi guru dan siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalis secara statistik menggunakan rumus persentase.

(11)
(12)

xii

2. Hasil Belajar ... 24

B. Hakikat KKM 1. Pengertian KKM ... 29

2. Prosedur Penetapan KKM ... 30

C. Hakikat IPA 1. Pengertian IPA ... 31

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA ... 32

3. Ruang lingkup IPA ... 33

4. Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ... 34

D. Strategi Pembelajaran Snowball throwing 1. Pengertian Strategi Snowball throwing ... 40

2. Langkah-langkah strategi Snowball throwing ... 41

3. Kelebihan Strategi Pembelajaran Snowball throwing ... 42

4. Kekurangan Strategi Pembelajaran Snowball throwing ... 42

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Pabelan ... 43

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Siklus I ... 47

2. Deskripsi Siklus II ... 53

(13)

xiii

2. Deskripsi Data Siklus II ... 66

3. Deskripsi Data Siklus III ... 68

B. Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(14)

xiv

Tabel 3.2. Daftar Guru dan Karyawan MI Ma’arif Pabelan ... 44

Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pabelan ... 45

Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 46

Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 64

Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 69

(15)

xv

Gambar 2.1. Pasang naik dan pasang surut air laut ... 35

Gambar 2.2. Erosi ... 36

Gambar 2.3. Badai ... 36

Gambar 2.4. Kebakaran Hutan ... 37

Gambar 2.5. Kenampakan Matahari ... 38

Gambar 2.6. Fase kenampakan Bulan ... 39

Gambar 2.7. Kenampakan Bintang ... 40

(16)

xvi

Lampiran 3. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi ... 81

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ... 82

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ... 85

Lampiran 6. Identitas Kolaborator ... 86

Lampiran 7. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 87

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 88

Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I ... 96

Lampiran 9. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ... 98

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 103

Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II ... 111

Lampiran 12. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ... 113

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 117

Lampiran 14. Soal Evaluasi Siklus III ... 124

Lampiran 15. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ... 126

Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 131

(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi kehidupan sehari-hari saat ini maupun mendatang (Trianto, 2009: 2).

(18)

Susanto, 2013: 20) adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, pengetahuan, dan penghargaan. Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas erat kaitannya dengan pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, dan sarana prasarana.

Pendidikan dapat dikaitkan dengan sekolah, karena pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar). Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepada sekolah agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai maupun makhluk sosial (Soyomukti, 2010:40).

(19)

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Al

-Qur’an).

(20)

lain yang terdiri atas komponen masukan pembelajaran, proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan.

Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Seorang guru atau dosen IPA wajib memiliki empat kompetensi sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005) dan Standart Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005). Kompetensi tersebut ialah kompetensi pedagogik (kemampuan melaksanakan proses pembelajaran), profesional (kemampuan menguasai materi IPA), kepribadian (kemampuan menjadi teladan bagi peserta didik dan sejawat, atasan, dan bawahan), sosial. Pendidikan IPA empunyai arti yang lebih luas daripada pembelajaran IPA, karena pendidikan IPA terdiri atas kompenen pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan. Pendidikan IPA memiliki cakupan yang lebih luas karena meliputi aspek kognitif, afektif, dsn psikomotor, sedangkan pembelajaran IPA lebih menekankan pada aspek kognitif (Wisudawati, 2014: 22-26).

(21)

siswa dan masih banyak yang mengalami kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan jumlah siswa kelas IV meliputi 22 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ketika proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang masih susah untuk fokus terhadap materi yang sedang disampaikan. Hal ini menyebabkan siswa lain yang awalnya memperhatikan guru, pada akhirnya ikut terpengaruh oleh temannya yang tidak memperhatikan. Akibatnya, banyak siswa yang tidak bisa menerima materi yang sudah diajarkan, sehingga pada saat evaluasi banyak siswa yang nilainya rendah karena kurangnya konsentrasi ketika proses belajar-mengajar berlangsung. Terbukti dari hasil belajar siswa pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 33 siswa hanya 12 siswa (36,36%) yang dapat mencapai KKM , sedangkan 21 siswa (63,63%) belum mencapai KKM dengan nilai rata-rata 56,81 . Nilai KKM mata pelajaran IPA di MI Ma’arif Pabelan ini adalah 65.

(22)

menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru dalam proses pembelajaran. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa dalam mempelajari materi tersebut.

Penerapan pembelajaran snowball throwing adalah dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru. Masing-masing siswa membuat pertanyaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain. Siswa yang mendapat lemparan kertas harus menjawab pertanyaan dalam kertas yang diperoleh.

(23)

mengefektifkannya (Huda, 2013: 226).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis tertarik memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mengadakan penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit Melalui Strategi Snowball Throwing

Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan strategi snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui srtategi snowball throwing materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Tindakan

(24)

IV di MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017. 2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal ≥65 dengan ketercapaian ketuntasan keberhasilan PTK yang ditentukan sebesar 85% pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada Siswa Kelas IV di MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat baik secara teoretis dan secara praksis bagi siswa, guru, dan bagi sekolah adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan yang ilmiah bagi pengembangan IPA;

b. Memberi masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan;

(25)

Penelitian ini dapat memberikan manfaat praksis bagi siswa, guru, dan sekolah.

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam belajar IPA; 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa;

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, baik secara individu maupun kelompok;

4) Melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran di depan teman-temannya;

5) Meningkatkan hasil belajar siswa hususnya mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

b. Manfaat bagi Guru

1) Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit melalui strategi snowball throwing;

2) Memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan;

3) Memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar-mengajar.

c. Manfaat bagi Sekolah

(26)

mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan; 3) Sebagai tambahan pemahaman mengenai Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil kegiatan belajar. Pengertian tersebut kemudian dipertegas lagi oleh Nawawi (dalam Brahim 2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam hasil yang diperoleh melalui tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).

2. Snowball Throwing

Pembelajaran Snowball throwing atau yang sering dikenal dengan

Snowball Fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain, dalam konteks pembelajaran snowball throwing

(27)

kemampuan siswa dalam materi tersebut (Huda, 2013: 226).

G. MetodePenelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah lain dalam bahasa Inggrisnya adalah classroom action research (CAR). Arikunto, dkk (2006: 2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yaitu: Penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut:

a. Penelitian

Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

(28)

Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang telah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA rendah dan ada keinginan guru untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian (Mulyasa, 2009: 10-11). 2. Subjek Penelitian

(29)

Mulyasa (2009: 71) mengemukakan bahwa prosedur atau tahap-tahap dalam PTK biasanya meliputi beberapa siklus penting, yaitu: rencana

(planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi

(reflection). Adapun skema dan penjelasan untuk masing-masing tahapan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber (Arikunto, dkk, 2014: 16)

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tersebut antara lain:

1) Peneliti melakukan analisis standar isi untuk untuk mengetahui SK dan KD yang akan diajarkan kepada siswa;

(30)

siklus PTK;

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan hasil belajar. b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan serta prosedur perbaikan yang akan dilakukan. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah dikembangkan.

c. Pengamatan

Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implementasi tindakan yang dilakukan. Instrumen observasi menggunakan pedoman observasi yang berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian.

d. Refleksi

(31)

a. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran,baik di kelas maupun di luar kelas.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mencari data-data mengenai variabel yang berupa catatan, transkip buku, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, maupun keadaan siswa (Mulyasa, 2009: 69).

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pembelajaran. Data yang terkumpul pada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hipotesis hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus persentase:

P =

(32)

Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan penelitian yang akan dilakukan dalam sistematika berikut ini:

Bagian awal skripsi memuat tentang halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian tulisan dan kesediaan publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar tabel. Bagian ini secara keseluruhan memuat lima bab penting, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Mamuat tentang pengertian belajar, pengertian hasil belajar, pengertian IPA, tujuan pembelajaran IPA di SD atau MI, materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit, pengertian strategi snowball throwing, langkah-langkah strategi snowball throwing, kelebihan dan kekurangan strategi snowball throwing.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Memuat tentang gambaran umum MI Ma’arif Pabelan dan pelaksanaan penelitian secara rinci mulai dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

(33)
(34)

18

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun, dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya terjadi ketika seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan (Sriyanti, 2013: 15-16).

(35)

1) Keterampilan motoris (motoris skill)

Keterampilan motoris adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, dan berlari;

2) Informasi verbal

Informasi verbal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak (verbal); 3) Kemampuan intelektual

Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektual. Misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran;

4) Strategi kognitif

Strategi ini sebagai organisasi keterampilan yang internal

(internal organized skill), yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir;

5) Sikap (atttude)

(36)

Slameto (dalam Hamdani 2011: 20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman kontak manusia dengan alam diartikan sebagai pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali akan melahirkan pengetahuan (Suyono dan Hariyanto, 2011: 9). Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 13).

(37)

b. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar menurut Rusyan, (1989: 12-13) menjelaskan bahwa:

1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui;

2) Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu;

3) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa;

4) Hasil belajar secara fungsional berkaitan satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah;

5) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan; 6) Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian

dengan kecepatan yang berbeda-beda;

7) Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah.

c. Tujuan Belajar

(38)

1) Mendapatkan Pengetahuan

Tujuan belajar yang pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilik pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan;

2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah ketrampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep;

3) Pembentukan Sikap

(39)

hati-hati dalam pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru bukan hanya sekadar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) menjelaskan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain;

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya; 3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar;

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti;

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar

(40)

1) Siswa yang belajar harus melakukan banyak kegiatan. Baik kegiatan sistem saraf seperti melihat, mendengar, merasakan, dan kegiatan-kegiatan motoris lainnya;

2) Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasan;

3) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman;

4) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil; 5) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong

siswa untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat; 6) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan perhatian tak mungkin terkondisi;

7) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

(41)

terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).

(42)

b. Macam-macam Hasil Belajar

Susanto (2013: 6) berpendapat hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pemahaman Konsep (aspek kognitif)

Bloom (2013: 6) berpendapat bahwa pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari ingatan, pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)

(43)

dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. Indrawati (dalam Susanto 2013: 9) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

3) Sikap

(44)

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Belajar menurut teori Gestalt (dalam Sriyanti, 2013: 25-26) merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri merupakan sesuatu baik berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya (Susanto, 2013: 12). Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor Internal;

(45)

2) Faktor Eksternal;

Faktor Eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor eksternal dalam proses belajar di sekolah berarti faktor- faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor ini terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

a) Faktor nonsosial;

Faktor nonsosial adalah faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar;

b) Faktor sosial;

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Misalnya faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya (dalam Susanto, 2013: 13), guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru.

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian KKM

(46)

pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui ktiteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan bertahap.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 2. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(47)

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

d. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

C. Hakikat IPA

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem, dan mekanisme biologi makhluk hidup sampai perubahan-perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Jenjang pendidikan yang masih menggunakan istilah IPA adalah jenjang Sekolah Dasar (Arifin, 2012: 52-53).

(48)

artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Wisudawati, 2014: 23).

2. Fungsi dan Tujuan IPA

Pembelajaran IPA di SD/ MI dikenal dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Konsep IPA di sekolah dasar (SD) merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (dalam Susanto 2013: 171)dimaksudkan:

a. Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

b. Siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

c. Siswa mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

(49)

e. Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

f. Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; g. Siswa mampu memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Peran seorang guru untuk dapat mencapai target atau tujuan pendidikan sebagaimana makna penting dari eksistensi pelajaran IPA tersebut tidaklah mudah, karena kondisi yang terjadi dalam pembelajaran kebanyakan siswa memiliki antusias rendah dalam mengikuti pelajaran dan mengalami kejenuhan ketika guru menyampaiakan materi saat terjadi proses belajar mengajar. Ada siswa yang cepat menguasai materi dan ada pula siswa yang lambat. Guru harus menggunakan media, alat peraga atau metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep yang belum dikuasai, maka

3. Ruang Lingkup IPA

Garnida dan budiman (2002: 254) menjelaskan bahwa ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI sebagai berikut:

(50)

b. Materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan batuan;

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya; d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya;

e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya. 4. Materi IPA Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

Pelajaran IPA kelas IV materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ada pada semester 2.

a. Perubahan Kenampakan Bumi

Perputaran bumi mengelilingi matahari dapat menyebabkan perubahan siang dan malam di bumi. Bagian bumi yang menghadap ke matahari mengalami terang sehingga bagian bumi yang membelakangi matahari mengalami gelap yang disebut malam hari. Bulan ternyata juga mempunyai pengaruh yang lain bagi penampakan bumi. Bulan dapat mempengaruhi terjadinya pasang naik dan pasang surut air laut.

(51)

menjadi semakin luas. Batas daratan dan laut dapat mengalami abrasi (pengikisan pantai oleh air laut yang terjadi saat air laut pasang). Akibatnya, luas daratan di pantai semakin berkurang dan menimbulkan cekungan atau pantai curam. Contoh pasang naik dan pasang surut ditampilkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1: Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut (Sumber: Ikhwan, 2009: 131)

2) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Erosi

(52)

Gambar 2.2: Erosi

(Sumber: Anggraeni dan Devi, 2008: 154) 3) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Badai

Badai dapat disebabkan oleh angin kencang. Badai yang menerjang pohon dapat mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa. Badai dapat merusak daratan, sumbar daya alam, dan terganggunya kehidupan.

Gambar 2.3: Badai

(Sumber: Anggraeni dan Devi, 2008: 154) 4) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Kebakaran

(53)

karena bekas-bekas kebakaran. Kebakaran hutan dapat menyebabkan hutan menjadi gersang, rumput sebagai makanan hewan musnah, pohon-pohon tempat berlindung hewan juga mati, dan udara menjadi tidak sejuk karena asap.

Gambar 2.4 : Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Kebakaran Hutan (sumber: Candra, 2012 )

b. Perubahan Kenampakan Benda Langit 1) Kenampakan Matahari

(54)

daripada bumi. Akan tetapi, letak matahari sangat jauh sehingga tampak kecil dilihat dari bumi.

Gambar 2.5: Kenampakan Matahari (Sumber: Ikhwan, 2009: 133) 2) Kenampakan Bulan

(55)

Gambar 2.6: kenampakan Bulan (Sumber: Ikhwan, 2009: 134) 3) Kenampakan Bintang

(56)

Gambar 2.7: Kenampakan Bintang (sumber: Kismasari, 2015) D.Strategi Pembelajaran Snowball Throwing

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Snowball Throwing

Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Semakin luasnya penerapan strategi, Majid (2014) mengemukakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan (Majid, 2014: 3). Strategi pembelajaran digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hamruni, 2012: 2).

(57)

pasif sehingga hanya memperoleh kemampuan intelektual (kognitif) saja (khanifatul, 2013: 18-19).

Salah satu strategi pembelajaran yang bisa menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah strategi snowball throwing.

Strategi snowball throwing atau yang sering dikenal dengan snowball Fight merupakan pembelajaran yang di adopsi pertama kali dari game

fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, snowball throwing diterapkan dengan menggunakan segumpal kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut (Huda, 2013: 226).

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Snowball Throwing

Suprijono (2009: 128) menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan;

b. Guru membrntuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi;

(58)

d. Siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok;

e. Kertas kerja yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama 5 menit;

f. Siswa yang telah mendapatkan satu gumpalan pertanyaan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian;

g. Guru melakukan evaluasi; h. Guru menutup pembelajaran.

3. Kelebihan Strategi Snowball Throwing

Kelebihan dari strategi snowball throwing adalah untuk melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan (Huda, 2014: 226). 4. Kekurangan Strategi Snowball Throwing

(59)

43 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Pabelan

Gambaran umum MI Ma’arif Pabelan memuat tentang:

1. Identitas Sekolah

Tabel 3.1. Identitas Sekolah

No Identitas Keterangan

1. Nama MI Ma’arif Pabelan

6. Yayasan Pendidikan Ma’arif

(Sumber: Administrasi Sekolah)

2. Visi dan Misi MI Ma’arif Pabelan

a. Visi

Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan amanat agama, Pancasila dan UUD 1945.

b. Misi

1) Menumbuhkan pengkajian agama islam secara komprehensif melalui pembinaan keimanan, keeislaman, dan akhlaqul karimah;

(60)

3) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

4) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan manajemen partisipatif.

3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Data pendidik dan tenaga kependidikan MI Ma’arif Pabelan

kecamatan Pabelan kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel 3.2: Tabel 3.2. Pendidik dan tenaga kependidikan MI Ma’arif Pabelan

No Pendidik Jabatan

1 Abdul Muid, S.Pd.I Kepala Sekolah

2 Robiah, S.Ag Guru Kelas VI

3 M. Mustain, A.Ma Guru Kelas V

4 Umi Lisaniyah, S.Ag Guru KelasIV

5 Habib Ahmad, S.Pd.I Guru Kelas III

6 Agus Khoirul Anwar, S.Pd.I Guru Kelas II

7 Aji Darmawan, S.Pd Guru Kelas I B

8 Afifah Nur Aini, S.Pd.I Guru Kelas I A 9 Diyah Nur Basyiroh, S.Pd.AUD Guru Mapel

Tenaga Kependidikan

10 Mustofa Penjaga

(Sumber: Administrasi Sekolah)

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas IV MI Ma’arif

(61)

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yaitu Ibu Umi Lisaniyah, S.Ag., S.Pd.I

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pabelan

(62)

5. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di MI Ma’arif Pabelan. Lokasi di Dusun Ploso Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Jarak dengan kecamatan 1 (satu) KM. Dapat ditempuh dengan sepeda motor selama ± 5 menit. Peneliti melakukan penelitian di MI Pabelan karena madrasah tersebut tergolong maju dan letaknya sangat strategis.

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada hari selasa 25 April 2017. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi pembelajaran IPA MI Ma’arif Pabelan dan dilanjutkan wawancara dengan wali kelas IV yaitu Ibu Umi Lisaniyah S.Ag, S.Pd.I yang sekaligus pengampu mata pelajaran IPA, sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No. Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I Kamis, 27 April 2017

2. Siklus II Selasa, 02 Mei 2017

3. Siklus III Sabtu, 06 Mei 2017

B. Pelaksanaan Penelitian

(63)

belajar siswa. Pembelajaran menggunakan strategi snowball throwing juga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

1. Deskripsi Kegiatan Siklus I

Penelitian tidakan kelas pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pabelan telah dilakukan oleh peneliti secara langsung pada hari kamis, 27 April 2017. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2008: 17- 19).

Rincian tiap tahap kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta hasil belajar siswa;

2. Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran; 3. Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian;

4. Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan pembelajaran menggunakan strategi

(64)

5. Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas (bola globe, senter);

6. Peneliti membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikui pembelajaran;

7. Peneliti membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran;

8. Peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit melalui strategi snowball throwing;

9. Peneliti melakukan dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran siklus I yang membahas tentang perubahan kenampakan bumi berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Peneliti memfokuskan agar siswa dapat mengetahui perubahan kenampakan bumi yang diajarkan oleh guru kelas.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan do’a bersama;

(65)

c) Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Kegiatan Inti (50 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menyebutkan tujuan pembelajaran, yaitu siswa mengenal perubahan kenampakan yang ada dibumi; (2) Guru menjelaskan pengertian tentang perubahan

kenampakan yang ada di bumi;

(3) Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam perubahan kenampakan di bumi akibat pasang surut air laut dan erosi.

Materi tentang perubahan kenampakan di bumi pada siklus I adalah pasang surut air laut dan erosi.

(a) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Pasang Surut Air Laut.

(66)

(b) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Erosi.

Erosi adalah pengikisan tanah oleh air. Erosi dapat mengubah bentuk permukaan tanah yang tidak ada pelindungnya. Pohon dan rumput merupakan pelindung permukaan tanah yang tidak terlindung akan mudah terkikis sehingga ketinggian tanah akan mudah berkurang.

b) Elaborasi

(1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa dan memilih seseorang untuk menjadi ketua kelompok;

(2) Masing-masing ketua diminta untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman sekelompoknya;

(3) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok;

(67)

(5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.

c) Konfirmasi

(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;

(2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi memberikan penguatan dan menyimpulkan tentang perubahan kenampakan yang ada di bumi. 3) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran IPA tentang perubahan kenampakan di bumi;

b) Guru membuat lembar penilaian;

c) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar;

d) Guru menutup pelajaran dengan doa penutup majlis; e) Guru mengucapkan salam penutup.

c. Tahap Pengamatan

(68)

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru melakukan refleksi hasil pengamatan siklus I setelah proses pembelajaran selesai, yaitu hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran dikelas dan hasil evaluasi. Pengamatan terhadap situasi dikelas ini berisi tentang penekanan penerapan strategi snowball throwing terhadap siswa. Jika terdapat kelemahan dalam pembelajaran, maka hal tersebut akan dijadikan titik utama untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan strategi snowball throwing pada siklus II.

Kelemahan dalam penggunaan strategi snowball throwing

pada siklus I diantaranya:

1) Kondisi kelas kurang kondusif, dikarenakan adanya proses saling lembar bola salju antar kelompok; dan

2) Kurang efektifnya waktu yang digunakan untuk menerapkan strategi snowball throwing.

Cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, guru bersama peneliti berdiskusi untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelemahan-kelemahan pada siklus berikutnya. Rencana perbaikan tersebut adalah:

(69)

2) Guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dalam RPP.

2. Deskripsi Kegiatan Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari selasa 02 mei 2017 yang di ikuti 33 siswa dengan durasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Dalam pelaksanaan penelitian siklus II ini membahas tentang perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran).

Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap-tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta hasil belajar siswa;

2) Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran; 3) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian;

4) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan pembelajaran menggunakan strategi

snowball throwing;

5) Peneliti merencanakan pelemparan bola dalam satu kelompok; 6) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

(70)

7) Peneliti membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikui pembelajaran;

8) Peneliti membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran;

9) Peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran) melalui strategi

snowball throwing;

10) Peneliti melakukan dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan

Dalam proses pembelajaran siklus II masih membahas tentang perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran) juga berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Peneliti memfokuskan agar siswa dapat mengetahui perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran) yang diajarkan oleh guru. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan do’a bersama;

b) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi; c) Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat

(71)

2) Kegiatan Inti (50 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menyebutkan tujuan pembelajan, yaitu siswa mengenal perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran);

(2) Guru menjelaskan pengertian tentang perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran);

(3) Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran).

Materi perubahan kenampakan bumi pada siklus II adalah badai dan kebakaran.

(a) Perubahan kenampakan bumi akibat badai

Badai dapat disebabkan oleh angin kencang. Badai dapat mengakibatkan korban jiwa, merusak daratan, sumber daya alam, dan terganggunya kehidupan.

(72)

b) Elaborasi

(1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa dan memilih seseorang untuk menjadi ketua kelompok;

(2) Ketua kelompok diminta untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru tentang berbagai macam perubahan kenampakan yang ada di bumi (badai dan kebakaran) kepada teman dalam kelompoknya;

(3) Siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok;

(4) Siswa meremas kertas kerja membentuk seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain dalam satu kelompok selama kurang lebih 5 menit;

(5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.

b) Konfirmasi

(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;

(73)

tentang perubahan kenampakan yang ada di bumi (badai dan kebakaran).

c) Kegiatan akhir (10 menit)

(1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran IPA tentang perubahan kenampakan di bumi (badai dan kebakaran);

(2) Guru membuat lembar penilaian;

(3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar;

(4) Guru menutup pelajaran dengan doa penutup majelis; (5) Guru mengucapkan salam penutup.

c. Tahap Pengamatan

Observasi pada siklus II ini peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung terhadap keterampilan guru dalam mengajar dan pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran sebagaimana siklus I. Setelah pembelajaran siklus II selesai peneliti mengoreksi kembali proses pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV MI Ma’arif Pabelan.

d. Refleksi

(74)

snowball throwing terhadap siswa. Jika terdapat kelemahan dalam pembelajaran, maka hal tersebut akan dijadikan titik utama untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan strategi

snowball throwing pada siklus III.

Pelaksanaan penelitian pada siklus II masih terdapat beberapa kelemahan dalam penggunaan strategi snowball throwing

diantaranya:

1) Masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru; 2) Masih ada anggota kelompok yang tidak fokus saat katua

kelompok menjelaskan materi tentang perubahan kenampakan bumi (badai dan kebakaran).

Rencana untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus II yaitu:

1) Guru memberikan peringatan terhadap siswa yang kurang memperhatikan agar fokus mengikuti pelajaran; dan

2) Guru memberikan perhatian khusus terhadap beberapa siswa yang kurang fokus terhadap penjelasan ketua kelompoknya dengan cara memberi nasihat dan motivasi pentingnya bersungguh-sungguh dalam belajar.

3. Deskripsi Kegiatan Siklus III

(75)

Pelaksanaan penelitian siklus III ini membahas tentang perubahan kenampakan benda langit.

Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus III ialah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pelaksanaan tindakan kelas, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran; 2) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian;

3) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan pembelajaran menggunakan strategi

snowball throwing;

4) Peneliti merencanakan pelemparan bola dalam satu kelompok; 5) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan di kelas;

6) Peneliti membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikui pembelajaran;

7) Peneliti membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran;

8) Peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi perubahan kenampakan benda langit melalui strategi snowball throwing;

(76)

b. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran siklus III membahas tentang perubahan kenampakan benda langit berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus III adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan do’a bersama;

b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi; c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menyebutkan tujuan pembelajan, yaitu siswa mengenal perubahan kenampakan benda langit;

2) Guru menjelaskan pengertian tentang perubahan kenampakan yang ada di langit;

3) Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam perubahan kenampakan benda langit.

(77)

(a) Pengertian Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang. Matahari tersusun dari gas yang amat panas. Matahari tampak paling terang karena letak matahari paling dekat dengan bumi dibanding bintang lain. Ukuran matahari jauh lebih besar daripada bumi. Akan tetapi letak matahari sangat jauh sehingga tampak kecil dilihat dari bumi.

(b) Penjelasan tentang bulan dan bintang

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Bulan bukanlah suatu bintang karena tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri. Bulan hanya memantulkan cahaya matahari. Bulan bergerak mengelilingi bumi dalam waktu 29,5 hari.

(c) Perubahan bentuk bulan (fase) dalam setiap bulan meliputi Fase bulan baru, bulan sabit, bulan separuh, bulan bungkuk, dan bulan purnama.

b. Elaborasi

(78)

2) Ketua diminta untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru tentang perubahan kenampakan bulan dan bintang kepada teman dalam kelompoknya; 3) Siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok; 4) Siswa meremas kertas kerja membentuk seperti bola dan

dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain dalam satu kelompok selama kurang lebih 5 menit;

5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.

c. Konfirmasi

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;

2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi memberikan penguatan dan menyimpulkan tentang perubahan kenampakan yang ada di langit.

3. Kegiatan akhir (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran IPA tentang perubahan kenampakan benda langit;

(79)

c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar;

d. Guru menutup pelajaran dengan doa penutup majelis; e. Guru mengucapkan salam penutup.

c. Tahap Pengamatan

Proses pembelajaran siklus III telah secara langsung melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun sebagaimana pada siklus I dan siklus II. Ketiga lembar pengamatan tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan strategi snowball throwing dan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. pelaksanaan penelitian pada siklus III ini peneliti lebih fokus mengamati apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II.

d. Refleksi

(80)

64 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

1. Deskripsi Data Siklus I

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari kamis 27 April 2017 dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 33. Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah perubahan kenampakan bumi akibat pasang surut air laut dan kebakaran menggunakan strategi snowball throwing. Meskipun belum semua siswa mampu mengikuti instruksi yang dijelaskan guru dengan baik, tapi para siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi baru tersebut. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

(81)

Sambungan.

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

(82)

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I baru mencapai 65, 90 dari jumlah siswa kelas IV. Siswa yang tuntas belajar mencapai batas KKM adalah 17 siswa dengan persentase 51,51%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 16 siswa dengan persentase 48,49%. Pada siklus I ini secara klasikal pembelajaran belum dapat dikatakan tuntas karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 51,51% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥85% dari jumlah seluruh siswa

tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II sesuai jadwal yang telah ditentukan.

2. Deskripsi Siklus II

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 02 Mei 2017. Proses pembelajaran ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah perubahan kenampakan matahari. Pada siklus II masih terdapat beberapa kendala yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hal ini masih menjadi penghambat tercapainya nilai klasikal yang diharapkan peneliti. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1 A. Sobirin 75 Tuntas

2 M. Fadli 70 Tuntas

3 M. Riyan H 70 Tuntas

(83)
(84)

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

= 69, 69%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus II adalah 70 dari jumlah seluruh siswa kelas IV. Dari jumlah tersebut, siswa yang sudah tuntas belajar adalah 23 siswa (69,69%), sedangkan yang belum tuntas belajar ada 10 siswa (30,30%). Secara klasikal, pembelajaran pada siklus II juga belum mencapai batas minimal ketuntasan yang telah ditentukan, yaitu 85%. Hal ini menjadi alasan utama bagi peneliti untuk melanjutkan penelitian pada siklus III. 3. Deskripsi Siklus III

(85)
(86)

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

= 87, 87 %

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari jumlah seluruh siswa kelas IV adalah 80. Dalam pelaksanaan penelitian siklus III, jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 29 siswa (87, 87%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar adalah 4 siswa (12,13%). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus III sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai batas minimal ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%. Hal tersebut menjadi alasan utama peneliti untuk menghentikan proses penelitian pada siklus III.

B. Pembahasan

Pembelajaran IPA pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pabelan materi

perubahan kenampakan bumi dan benda langit menggunakan strategi

snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi snowball throwing

Gambar

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas  Sumber (Arikunto, dkk, 2014: 16)
Gambar 2.1: Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut (Sumber: Ikhwan, 2009: 131)
Gambar 2.2: Erosi
Gambar 2.4 : Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Kebakaran Hutan  (sumber: Candra, 2012 )
+7

Referensi

Dokumen terkait