• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu S"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS IV

MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Eva Eliftyana Dewi

11514163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS IV

MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Eva Eliftyana Dewi

11514163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh).

Persembahan

1. Kepada kedua orang tuaku, Bapakku (Sutiyo) dan Mamakku (Hidayati) yang selalu mendo’akanku, memberi dukungan, serta mencurahkan segala kasih sayang sedari aku masih bayi hingga kini. Terimakasih, aku sangat bahagia menjadi putri kalian.

2. Adikku tersayang Evi Luthfiana Zahra yang selalu menghiburku di kala lelah. 3. Kakek dan nenek yang selalu menyayangiku.

4. Dosen pembimbing skripsiku, Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Terimaksih telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi ini selesai.

5. Sahabat-sahabatku tercinta Siti Suhani, Dyah Ayu Dwi Jayanti, Laili Maulida Ali, Umi Maftuhah, Inta Nur Muakidah, Luluk Sidatun M. Terimakaisih sudah menjadi salah satu bagian terbesar dalam aku menjalani kuliah selama ini. 6. Untuk Eka Herwanda Orzi Terimakasih, karena tiada hentinya memberikan

semangat serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Keluarga KKN Posko 37 Ds. Mejing Kec. Candimulyo Kab. Magelang tahun 2018 terimakasih untuk 45 hari yang sangat indah.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Menggunakan Media Maket pada Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 207/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI, serta sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dari semester awal sampai saat ini.

(9)
(10)

viii

ABSTRAK

Dewi, Eva Eliftyana. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Menggunakan Media Maket Pada Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar dan Media Maket.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media maket dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, yaitu pada bulan April 2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

(11)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional... 9

(12)

x

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 10

3. Media Maket ... 10

G. Metodologi Penelitian ... 10

1. Rencana Penelitian ... 10

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Instrumen Penelitian... 15

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 17

H. Sistematika Penulisan... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19

1. Hasil belajar ... 18

a. Hasil Belajar ... 19

b. Macam-Macam Hasil Belajar ... 20

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ... 25

a. Hakikat IPA ... 25

b. Tujuan IPA ... 26

c. Cara Berpikir IPA ... 27

d. Cara Penyelidikan IPA ... 28

(13)

xi

3. Media Pembelajaran...44

4. Maket (Model) ... 46

a. Pengertian Maket ... 46

b. Tujuan dan Fungsi Maket ... 47

c. Jenis-Jenis Maket ... 47

B. Kajian Pustaka ... 54

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

1. Letak Geografis dan Sejarah MI Tarbiyatul Ulum ... 58

2. Identitas Sekolah ... 58

3. Visi & Misi MI Tarbiyatul Ulum ... 59

4. Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum ... 59

5. Data Siswa MI Tarbiyatul Ulum ... 60

6. Subyek Penelitian ... 60

7. Kolabolator Penelitian ... 61

8. Waktu Penelitian ... 62

B. Pelaksanaan Penelitian ... 62

1. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ... 62

2. Deskripsi Siklus I ... 63

a. Perencanaan ... 63

b. Pelaksanaan ... 64

c. Pengamatan ... 67

(14)

xii

3. Deskripsi Siklus II ... 68

a. Perencanaan ... 68

b. Pelaksanaan ... 69

c. Pengamatan ... 71

d. Refleksi ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

1. Deskripsi Data Pra Siklus... 73

2. Deskripsi Siklus I ... 75

3. Deskripsi Siklus II ... 81

B. Pembahasan ... 86

1. Prasiklus ... 86

2. Siklus I ... 87

3. Siklus II ... 89

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ... 58

Tabel 3.2 Data pendidik MI Tarbiyatul Ulum ... 59

Tabel 3.3 Data Siswa MI Tarbiyatul Ulum ... 60

Tabel 3.4 Data Siswa Kelas IV MI tarbiyatul Ulum ... 60

Tabel 3.5 Jadwal Pe;aksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 62

Tabel 3.6 Nilai Siswa Pada Pra Siklus ... 62

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pada Pra Siklus ... 74

Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I ... 75

Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 77

Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.5 Hasil Nilai Siklus II... 82

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 83

Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.8 Ketuntasan Nilai Siswa pada Tahap Prasiklus ... 87

Tabel 4.9 Ketuntasan Nilai Siswa pada Tahap Siklus I ... 88

Tabel 4.10 Ketuntasan Nilai Siswa pada Tahap Siklus II ... 89

Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Persiklus ... 91

Tabel 4.12 Sebaran Nilai Siswa Persiklus... 92

Tabel 4.13 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Persiklus ... 93

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK ... 12

Gambar 2.1 Pasang dan Surut Air Laut ... 31

Gambar 2.2 Erosi Tanah ... 33

Gambar 2.3 Abrasi Laut ... 34

Gambar 2.4 Badai... 35

Gambar 2.5 Kebakaran Hutan dan Dampaknya ... 38

Gambar 2.6 Kenampakan Matahari ... 40

Gambar 2.7 Abrasi Fase-fase Bulan... 41

Gambar 2.8 Kenampakan Bintang ... 43

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Pra Siklus ... 87

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Siklus I ... 88

Gambar 4.3 Diagram Pengamatan Siswa pada Tahap Siklus I ... 89

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Siklus II ... 90

Gambar 4.5 Diagram Pengamatan Siswa pada Tahap Siklus II... 91

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 100

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 109

Lampiran 3 Dokumentasi Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 116

Lampiran 4 Dokumentasi Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 118

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ... 120

Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ... 123

Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 126

Lampiran 8 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 127

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 128

Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 130

Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 132

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 134

Lampiran 13 SK Dosen Pembimbing ... 136

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian ... 137

Lampiran 15 Surat Pelaksanaan Penelitian ... 138

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi ... 139

Lampiran 17 Daftar Nilai SKK ... 144

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara antara sesorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas (Susanto, 2013: 1-4).

Secara sederhana, belajar dapat diartikan proses memperoleh pengalaman baru yang lebih baik, bersifat terus-menerus sehingga mempengaruhi pola pikir seseorang dalam waktu yang relatif lama. Disepanjang kehidupan manusia sudah pasti mengalami proses belajar, karena sejatinya manusia memiliki rasa ingin tau tentang sebuah kebenaran.

(19)

2

Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan di Indonesia sudah ditekankan untuk semua warga Negara, hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwasanya setiap manusia diwajibkan untuk belajar atau menuntut ilmu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11:

(20)

3

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadilah: 11) (Kemenag RI, 2017: 795)

Dalil Al-Qur’an tersebut dapat dipahami betapa pentingnya pendidikan, karena dalam pendidikan akan tercipta ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang berjalan menciptakan proses pembelajaran.

Bagian terpenting dari pendidikan adalah proses pembelajaran, karena proses pembelajaran memiliki peran penting dalam terciptanya sebuah hasil belajar siswa. Umunya siswa akan mendapat hasil belajar yang baik jika proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Hasil belajar yang diukur di dalam institusi sekolah meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Salah satu pelajaran yang ada di sekolah adalah ilmu pengetahuan alam atau (IPA). Ilmu pengetahuan alam sangat penting untuk dipelajari karena didalamnya membahas tentang hal-hal yang berhubungan langsung dalam kehidupan manusia. Meliputi manusia itu sendiri, hewan, tumbuhan, lingkungan sekitar dan pengaruhnya.

(21)

4

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011).

Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 9 Maret 2018 kepada guru kelas IV mata pelajaran IPA yaitu Ibu Dra. Husnul Dwiyatiningsih mengatakan bahwa hasil belajar IPA masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai murni ulangan harian siswa banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan kerena siswa banyak yang kurang memperhatikan guru, sehingga materi yang diterima siswa tidak optimal dan berpengaruh langusng terhadap nilai atau hasil belajar siswa. Minimnya perhatian siswa terhadap guru juga dapat disebabkan karena guru kurang bervariasi dalam menggunakan media maupun metode pembelajaran, media dan metode dapat menunjang perhatian siswa terhadap guru.

(22)

5

IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya, penggambaran secara konkrit sangat perlu dilakukan untuk memperjelas materi pembelajaran IPA. Di dalam proses pembelajaran IPA guru memerlukan media yang tepat dalam pembelajaran, karena pelajaran IPA banyak membahas hal-hal abstrak yang akan sulit dipahami oleh siswa. Saat ini guru cenderung kurang berinovasi dalam pembelajaran IPA yang mengakibatkan kurang optimalnya hasil belajar siswa. Untuk memperjelas materi IPA secara konkrit perlu digunakannya alat bantu dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran dikelas. Oemar Hamalik dalam (AH Sanaky, 2013: 4).

Media sangat perlu digunakan karena keterbatasan banyak hal untuk memperlihatkan perubahan kenampakan bumi dan benda lagit secara langsung. Maka media yang cocok digunakan adalah media tiga dimensi yaitu maket.

(23)

6

terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam bentuk aslinya (Sudjana dan Rivai, 2002: 156).

Maket dipilih karena efisiensinya yang dapat menggambarkan objek-objek terlalu besar, sehingga cocok diterapkan dalam materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Berdasarkan uraian yang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang: Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Menggunakan Media Maket Pada Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah: “Apakah penggunaan media maket dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

(24)

7

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).

Dengan kata lain hipotesis adalah pernyataan sementara dalam suatu penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media maket dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan media maket dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang telah dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

(25)

8 b. Secara Klasikal

Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelanjutan dari siklus I ke siklus II, dan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65 (Trianto, 2009: 21).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat yang positif terhadap semua pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap pengembangan pendidikan, dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengatasi masalah-masalah khususnya pada pembelajaran IPA. Terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar IPA materi kenampakan bumi dan benda langit.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Guru

1) Penelitian ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru.

2) Menambah wawasan dan kertampilan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran.

(26)

9

1) Dapat meningkatkan hasil belajar materi kenampaakan bumi dan benda langit.

2) Siswa mendapatkan pelajaran yang lebih menarik, menyenangkan serta mudah dipahami. Juga akan merasakan pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa dapat secara langsung mengamati dan ikut serta dalm mendemonstrasikan mediayang digunakan.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Memberikan inovasi baru dalam yang dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) sebagai masukan atau saran bagi kepala sekolah dalam pengambilan kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar mencoba menerapkan model-model pembelajaran untuk membantu peningkatan hasil belajar siswa.

d. Manfaat bagi peneliti

1) Dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

2) Mengembangkan teori-teori yang telah dipelajari.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

(27)

10

proses dari sesorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap (Susanto 2013: 5).

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA atau disebut Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah dan Susapti, 2009 : 04).

3. Media Maket

Maket (model) dikenal sebagai media tiga dimensi yang digunakan dalam pembelajaran. Maket adalah tiruan tiga dimensi dari beberapa objek yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet, unruk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya (Sudjana dan Rivai, 2002: 156).

G. Metodologi Penelitian

1. Rencana Penelitian

(28)

11

Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan menerapkan penggunaan media maket sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan Bumi dan Benda Langit. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.

Adapun gambaran tahap penelitian adalah sebagai berikut:

2. Subjek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan fokus penelitian pada peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum yang beralamat di Dusun Tegalsale RT 03/RW 02 Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kode pos 50771.

c. Waktu Penelitian

(29)

12 3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dkk (2008: 16) mengemukakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun bagan dan penjelasan masing-masing tahap sebagai berikut.

Gambar 1.1 Bagan Empat Langkah Tindakan PTK Arikunto dkk (2008: 16)

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam gambar bagan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

(30)

13

mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).

Dalam tahapan perencanaan, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah:

1) Menyiapkan perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunaan media maket

2) Menyiapkan materi dan sumber belajar.

3) Menyiapkan perlengkapan media maket yang akan digunakan.

4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk siswa.

5) Menyusun lembar pengamatan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung.

6) Menyusun tes formatif untuk evaluasi siswa b. Tindakan (action)

(31)

14

Salam penelitian ini tindakan merupakan pelaksanaan RPP yang sesuai dengan tahapan perencanaan.

c. Pengamatan (observation)

Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto, 2011: 27).

Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaraan diamati, dan dinilai oleh peneliti mulai dari penyajian materi oleh guru dan penggunaan media maket, dan penyerapan siswa terhadap materi yang disampaikan tersebut. d. Refleksi (reflektion)

(32)

15

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19-20).

Pada tahap ini hasil dari pengamatan dianalisis dan dilihat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya akan ditindaklanjuti pada perubahan siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP merupakan instrumen yang digunakan peneliti dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan digunakan oleh kolaborator atau guru untuk melakukan pembelajaran dengan penggunaan media maket materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

b. Pedoman Pengamatan

Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati segala aktivitas kegiatan guru dan siswa selama penelitian pembelajaran berlangsung.

c. Soal tes

(33)

16 5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000: 220). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran awal hasil pembelajaran IPA dan untuk mendapatkan informasi mengenai media yang biasa digunakan oleh guru sebelum menerapkan media maket.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media maket. Teknik ini akan akan dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan oleh bantuan rekan sejawat (guru lain) untuk memperoleh data.

(34)

17 c. Tes

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi digunakan dengan cara memotret menggunakan alat berupa kamera, untuk melihat gambaran suasana kelas saat proses penelitian berlangsung.

6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk

(35)

18

× 100% (Daryanto, 2011: 192)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan halaman judul, nota pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran, dilanjutkan dengan bab-bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka, pada bab ini akan menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar, media maket, hakikat pembelajaran IPA dan materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini memuat tentang gambaran umun MI Tarbiyatul Ulum dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasill penelitian, bab ini memuat tentang deskripsi hasil penelitian persiklus beserta pembhasanya.

(36)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari sesorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. (Susanto 2013: 5).

(37)

20

Dari beberapa uraian di atas secara sederhana hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan proses belajar.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses ( aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif)

1) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)

Pengertian pemahaman menurut Bloom dalam (Susanto 2013: 6) pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang telah diberikanoleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mngerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

(38)

21

Dari dua pendapat tersebut pemahaman konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari sebuah pengertian. Dalam dunia pendidikan pemahaman konsep atau ranah kognitif masih relatif dinilai menjadi hasil utama dalam sebuah proses pembelajaran, karena kejelasan ukuran dalam proses penilaian membuat hasil belajar ini masih mendominasi.

2) Keterampilan Proses (aspek psikomotorik)

Selain pemahaman konsep, hasil belajar juga dinilai dari segi keterampilan proses. Menurut usman dan setiawati (1993: 77) keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Secara sederhana keterampilan proses berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

3) Sikap (aspek afektif)

(39)

22

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, dan tindakan seseorang (Sardiman 1996: 275).

Dalam hubungannya sebagai hasil belajar, secara sederhana sikap merupakan pembiasaan yang muncul, atau diciptakan dengan proses yang terus menerus dan konsisten agar menjadi pembiasaan yang baik dan melekat dalam diri siswa.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a) Faktor fisiologis

(40)

23

jasmani/fisiologis yang sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.

b) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

2) Faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a) Lingkungan sosial terdiri dari:

(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis anatara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

(41)

24

banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidaksiswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

(3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua atau saudara, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. b) Lingkungan nonsosial terdiri dari:

(42)

25

(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua . pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan lain sebagainya.

(3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa (Baharuddin, dan Wahyuni, 2008: 19-28).

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Perubahan Kenampakan

Bumi dan Benda Langit

a. Hakikat IPA

(43)

26

semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 165-167).

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku

umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka

IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:

1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.

2) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah melalui penyusunan hipotesis, perancangan ekperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

(44)

27

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171) dimaksudkan untuk :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antar IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meninkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

c. Cara Berpikir IPA

(45)

28

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2) Rasa ingin tahu (curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.

3) Imajinasi (imagination)

Para ilmuwan sangat mengandalkan kemampuan imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

4) Penalaran (reasoning)

Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para imluwan juga mengandalkan penalaran dalm memecahkan masalah gejala alam.

5) Koreksi diri (self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.

d. Cara Penyelidikan IPA

(46)

29

Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan hokum alam harus mempelajari objek-objek dan kajian-kajian melalui observasi. Dari observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta merupakan data, yang selanjutnya diolah menjadi hasil observasi.

2) Eksperimen (experimentation)

Eksperimen merupakan hal yang sangat penting dalam metode ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam. Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh data yang akurat.

3) Matematika (mathematic)

Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan antar variabel dalam hokum dan teori. Matematika juga penting untuk membangun suatu model.

4) Objek atau bidang kajian IPA

(47)

30

e. Materi Kenampakan Bumi dan Benda Langit

1) Perubahan Kenampakan Bumi

Perputaran bumi mengelilingi matahari dapat menyebabkan perubahan siang dan malam di bumi. Bagian bumi yang menghadap ke matahari mengalami terang sehingga bagian bumi yang membelakangi matahari mengalami gelap yang disebut malam hari. Perputaran bumi pada porosnya disebut rotasi bumi. Sedangkan perputaran bumi mengelilingi Matahari disebut Revolusi bumi. Bulan ternyata juga mempunyai pengaruh yang lain bagi penampakan bumi. Bulan dapat mempengaruhi terjadinya pasang naik dan pasang surut air laut. a) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Pasang Surut Air

Laut

(48)

31

berkurang dan menimbulkan cekungan atau pantai curam. Dalam sehari pasang surut terjadi dua kali.

Naik turunnya air laut disebabkan karena gaya gravitasi bulan dan matahari. Namun pengaruh gaya gravitasi gaya gravitasi matahari tidak terlalu besar, karena jaraknya lebih jauh daripada jarak bulan dengan bumi. Bagian bumi yang menghadap ke bulan akan tertarik oleh gaya gravitasi bulan, sehingga air laut akan pasang. Ketika bumi berputar, bagian bumi yang menghadap ke bulan akan berputar dan menjauhi bulan. Hal ini mengakibatkan gaya gravitasi bulan berkurang sehingga air menjadi surut atau terjadinya pasang surut.

Gambar 2.1 Pasang naik dan pasang surut air laut (Sumber www.thecoltslockroom.com(Online))

(49)

32

tempat pembuatan garam. Setelah surut, air laut yang mengandung garam tertinggal dalam petak-petak tersebut. Untuk lahan persawahan pasang surut. Di persawahan tersebut digali saluran untuk menampung air laut sewaktu terjadi pasang. Hal ini bertujuan agar air laut tidak menggenangi persawahan. Negara kita telah memanfaatkan persawahan pasang surut. Tahukah kamu, di manakah tempat tersebut berada? Untuk pembangkit listrik tenaga pasang surut. Beda ketinggian antara pasang dan surut menghasilkan energi potensial yang dapat diubah menjadi energi untuk menggerakkan generator. (Budi & Setya, 2008: 114)

b) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Erosi

Erosi adalah perubahan kenampakan bumi yang terjadi karena pengikisan tanah. Erosi terjadi disebabkan karena banyaknya hutan yang gundul akibat penebangan liar. Hujan yang cukup besar di daerah yang tanahnya gundul akan mengakibatkan terjadinya longsor. Erosi atau pengikisan tanah menyebabkan tanah yang mengandung humus akan kehilangan lapisan humusnya karena terbawa oleh air dan tanah longsor.

(50)

33

kesuburannya, sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan mati. Apabila tumbuhan mati, maka makhluk hidup yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan makanannyapun akan terancam kelangsungan hidupnya.

Untuk menanggulangi erosi tanah dapat dilakukan banyak hal, seperti melakukan penghijaukan kembali lahan-lahan kritis. Lahan-lahan yang kritis atau lahan yang gundul ditanami dengan lanam-tanaman keras, seperti pohon mahoni, pohon angsana, pohon jati, pohon meranti dan lain-lain.

(51)

34

Gambar 2.2 Erosi Tanah

(Sumber dooonn.blogspot.co.id(Online))

Air laut juga dapat menyebabkan terjadinya erosi. Erosi yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi. Abrasi biasanya terjadi di pantai dan menyebabkan pantai semakin lebar.

Untuk menghindari terjadinya abrasi pada bibir pantai, maka pada bibir pantai hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau (mangrove). Hutan bakau yang ada di daerah pantai disamping dapat mencegah terjadinya erosi pada bibir pantai juga bermanfaat bagi kehidupan beraneka satwa. Contohnya akar pohon bakau yang malang melintang di bawah permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan berbagai jenis ikan.

Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada bagian batang dan ranting-rantingnya sangat cocok untuk perkembangbiakan berbagai jenis burung, monyet, ular pohon dan lain-lain.

(52)

bangunan-35

bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah ombak, maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan tersebut. Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai menjadi lemah. Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi akibat hantaman gelombang pasang air laut.

Gambar 2.3 Abrasi Laut

(Sumber dooonn.blogspot.co.id(Online))

c) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Badai

Badai dapat disebabkan oleh angin kencang. Badai yang menerjang pohon dapat mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa. Badai dapat merusak daratan, sumbar daya alam, dan terganggunya kehidupan.

(53)

36

Gambar 2.4 Badai

(Sumber www.sketsanews.com(Online))

Badai dapat mengikis daratan dan menghancurkan apa saja yang ada di permukaan tanah. Pohon yang besarpun bisa tumbang karena badai. Bangunan rumah hancur, genting-genting rumah beterbangan dan lahan pertanian akan rusak. Berikut ini merupakan beberapa sebab terjadinya badai:

(1) Tingginya suhu permukaan air laut

Penyebab terjadinya badai yang paling umum adalah tingginya suhu pada permukaan air laut. Permukaan laut yang memiliki suhu yang tinggi akan kontras dengan suhu yang ada di bawah permukaan laut atau suhu di dalam air. Hal inilah yang akan memicu terjadinya badai. Seperti pada kasus penyebab terjadinya angin topan.

(54)

37

Sebenarnya peristiwa terjadinya perubahan di at mosfer bumi ini merupakan lanjutan dari tingginya suhu permukaan air laut. Suhu permukaan air laut yang tinggi ini dapat mengakibatkan perubahan yang terjadi di lapisan atmosfer bumi. Lalu, perubahan di atmosfer bumi ini menghasilkan energi yang diantaranya adalah kemunculan petir dan juga badai. ketika terjadi gejala badai ditandai dengan munculnya angin besar yang mempunyai kekuatan sangat kencang, yakni mencapa 250 km/ jam.

d) Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Kebakaran

(55)

38

Hutan menyediakan banyak kebutuhan manusia. Misalnya, sebagai sumber air, sumber bahan bangunan, dan sumber pangan. Kebakaran adalah salah satu bencana yang terjadi karena adanya kobaran api di suatu tempat. Bencana ini dapat berakibat musnahnya harta benda dan lingkungan sekitarnya.

Pada musim kemarau panjang, banyak pohon yang meranggas. Ranting dan daunnya yang kering banyak yang berguguran di tanah. Jika hal ini terjadi di suatu hutan, maka panas matahari yang terik dapat menyebabkan kebakaran. Kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh manusia. Misalnya, ada orang yang membuang puntung rokok atau meninggalkan perapian yang masih menyala di hutan. Itulah sebabnya kamu dilarang meninggalkan api unggun dalam keadaan menyala saat berkemah di hutan.

(56)

39

Gambar 2.5 Kebakaran Hutan dan Dmpaknya (Sumber agroteknologi.web.id (Online))

2) Perubahan Kenampakan Benda Langit

Pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit di dalamnya tidak hanya mengandung unsur ilmu pengetahuan, tetapi juga mengandung unsur keagamaan yaitu tentang penciptaan dan kebesaran Allah SWT dalam mengatur hal tersebut, seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 33: orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim: 33) (Kemenag RI, 2017: 350)

Pada materi ini akan menjelaskan tentang bagaimana terjadinya siang dan malam, posisi bulan, dan kenampakan benda-benda langit diantaranya:

a) Kenampakan Matahari

(57)

40

yang berpijar. Matahari tersusun dari gas yang amat panas. Karena amat panasnya, gas itu tampak berpijar dan mengeluarkan cahaya terang benderang. Cahaya itulah yang menerangi bumi pada siang hari. Matahari tampak paling terang karena letak matahari paling dekat ke bumi dibanding bintang lain. Ukuran matahari jauh lebih besar daripada bumi. Akan tetapi, letak matahari sangat jauh sehingga tampak kecil dilihat dari bumi. (Haryanto, 2012: 184).

Negara kita termasuk negara tropis. Artinya, matahari terbit setiap hari. Matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat. Di Indonesia bagian timur, matahari akan terbit lebih dulu daripada di Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian barat. Demikian pula saat matahari terbenam. (Budi & Setya, 2008: 116)

Gambar 2.6 Kenampakan Matahari (Sumber merdeka.com (Online))

b) Kenampakan Bulan

(58)

41

(59)

42

Gambar 2.7 Fase-fase Bulan (Sumber www.pakmono.com (Online))

Berikut ini adalah penjelasan dari gambar di atas:

(1) Pada kedudukan 1, bulan terletak di antara matahari dan bumi. Akibatnya, permukaan bulan yang mendapat sinar matahari membelakangi bumi. Sehingga kita tidak dapat melihat Bulan. Kedudukan ini disebut bulan baru atau bulan muda.

(60)

43

terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan sabit.

(3) Pada kedudukan 3, bulan bergeser hingga kedudukannya terhadap matahari dan bumi membentuk sudut 90°. Dari separuh bagian bulan yang menghadap Bumi, hanya seperempat bagian bulan yang terkena sinar matahari. Sehingga bentuk bulan yang terlihat adalah setengah lingkaran. Kedudukan ini disebut bulan separuh.

(4) Pada kedudukan 4, dari separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira tiga perempatnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan cembung.

(61)

44

terkena cahaya matahari, maka bentuk bulan terlihat selalu berubah-ubah. (Budi & Setya, 2008: 117)

c) Kenampakan Bintang

Saat langit cerah pada malam hari, benda langit yang paling banyak terlihat adalah bintang. Bintang hanya terlihat saat malam hari, karena letak bintang amat sangat jauh. Pada siang hari, cahaya bintang itu kalah kuat di banding cahaya bintang yang paling dekat degan bumi, yaitu matahari. Bintang tampak amat kecil karena letaknya yang sangat jauh. Sesungguhnya bintang ada yang sebesar atau lebih besar daripada matahari. Ukuran bintang bervariasi, dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Bintang tersusun dari gas yang amat panas. Bintang juga melepaskan cahaya panas seperti matahari. Bintang yang paling panas tampak berwarna biru. Bintang bersuhu paling rendah tampak berwarna merah (Haryanto, 2012: 185).

(62)

45 3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berari “perantara

atau pengantar” dengan demikian media meruppakan wahana

penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2006: 120).

Menurut Yusuf Hadi Miarso dalam (AH Sanaky, 2013: 4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat disgunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehungga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar.

Menurut Oemar Hamalik dalam (AH Sanaky, 2013: 4) Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran dikelas.

(63)

46

dalam pembelajaran karena media sebagai perantara materi yang bersifat abstrak akan nampak menjadi konkrit bagi siswa dan mudah dipahami.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk:

a) Mempermudah proses pembelajaran dikelas. b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran denga tujuan belajar

d) Membeantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran (AH Sanaky, 2013: 5).

2) Manfaat Media Pembelajaran

Beberapa manfaat media pembelajaran yaitu:

a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih difahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya

(64)

47

pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain (Sudjana & Rivai 1991: 2).

4. Maket (Model)

a. Pengertian Maket

Maket atau sering disebut juga dengan istilah Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam bentuk aslinya (Sudjana dan Rivai, 2002: 156).

Maket sebagai bahan ajar tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda tersebut langsung di dalam kelas. Dengan demikian, nuansa asli dari benda tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaran lebih bermakana (Prastowo, 2014: 228).

(65)

48 b. Tujuan dan Fungsi Maket

Pembuatan media maket memiliki beberapa tujuan yaitu:

1) Menyederhanakan objek atau benda yang terlalu sulit, terlalu besar, terlalu jarang, terlalu kecil, atau terlalu mahal jika jika dihadirkan di kelas secara langsung dalam bentuk aslinya. 2) Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap

suatu objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.

3) Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan menunjukkan tiruan benda aslinya.

Sementara itu, fungsi media maket dalam kegiatan pembelajaran antara lain menjadi tiruan objel atau benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, serta menjembatani kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul jika objek atau benda asli didatangkan ke kelas untuk diobservasi peserta didik (Prastowo, 2014: 238).

c. Jenis-Jenis Maket

(66)

49 1) Model Padat (Solid Model)

Model padat merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek (benda). Contohnya, miniatur binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat, dan sebagainya. Contohnya miniatur binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat, dan sebagainya. Adapun contoh-contoh benda untuk membuat model padat diantaranya sebagai berikut:

a) Bentuk boneka, semisal dari beberapa negara atau pakaian macam-macam bangsa.

b) Berbagai bendera, semisal dari beberapa negara ASEAN, Eropa, Afrika, dan sebagainya.

c) Berbagai macam-macam makanan, semisal sepotong daging, sayur mayur, dan sebagainya.

d) Peralatan dan perkakas rumah tangga, semisal dari zaman yang berbeda dan tempat yang berlainan (singgasana raja-raja, tempat tidur berkaki empat,cerek untuk memasak, bajak, dan sebagainya).

e) Bentuk geometris, semisal kerucut, bola, kubus, polihedron, dan sebagainya.

(67)

50

g) Sejarah persenjataan, semisal senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak, panah, pedang perang, dan sebagainya.

h) Anatomi manusia dan binatang, semisal tengkorak, otak, hati, bola, mata, tulang rusuk, sederet gigi, dan sebagainya. i) Aneka ragam alat angkutan, semisal pedati, perahu atau

kapal api, kereta api, pesawat udara, dan sebagainya.

j) Lapisan tanah, semisal jenis bukit, erosi, delta, muara sungai, permukaan jalan, dan sebagainya.

2) Model Penampang

Model penampang adalah jenis model yang memperlihatkan bagaimana suatu objek itu terlihat, jika bagian permukaan diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya.model ini ada sebagian yang menamakannya dengan model X – ray atau cross section, yaitu model penampang yang memotong. Contohnya, model mola mata yang dibesarkan, model torso separuh badan, model jantung, model lapisan bumi, dan sebagainya. Contohnya model bola mata yang dibesarkan, model torsa separuh badan, model jantung, model lapisan bumi, dan sebagainya.

(68)

51

a) Bangunan, semisal tempat tinggal, gedung pencakar langit, bangunan industri, gereja bersejarah, dan sebagainya.

b) Lapisan bumi semisal lapisan bawah sumur minyak, daerah pegunungan, daerah gempa, daerah pertambangan, daerah berfosil, dan sebagainya.

c) Mesin-mesin, semisal pompa bensin, mesin gas, mesin uap, motor listrik, generator, unit tenaga atom dan lain sebagainya.

d) Anatomi tubuh manusia dan hewan, semisal, mata, susunan gigi, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung, paru-paru ginjal, dan sebagainya.

e) Ragam transportasi, misalnya kapal selam. kapal penumpang, kapal barang, pewawat terbang, mobil, truk, roda pedati dan lain sebagainya.

f) Kehidupan tumbuh-tumbuhan, semisal daun batang, tangkai, akar, biji, tunas bunga buah-buahan dan sebagainnya.

3) Model Susun (Built-up Model)

(69)

52

geometris, seperti memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran isi serta mesin atau peralatan, seperti senapan, tabung, vakum, pompa, dan sebagainya.

4) Model Kerja (Working Sheet)

Model kerja adalah jenis model yang berupa tiruan dari suatu objek (benda) yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai beberapa bagian dari yang sesungguhnya. Contohnya, yaitu mobil-mobilan, kereta api yang diputar, kereta listrik, alat perlengkapan untuk pembuatan jalan dan sebagainya. Adapun contoh model kerja ini, jika dikelompokkan sebagai berikut:

a) Penemuan-penemuan, semisal telegraf, telepon kapal api, dan sebagainya.

b) Alat-alat matematika, semisal mistar sorong, busur derajat, protaktor, dan sebagainya.

c) Alat-alat angkutan dan mesin-mesin, semisal perahu dayung, kapal layar, gerobak, pesawat udara mesin gas, mesin pengeruk tanah yang dijalankan menggunakan katrol dan sebagainnya.

d) Alat musik semisal biola, seruling, gitar, harpa, drum, dan sebagainya.

(70)

53

f) Bagian mekanik, gedung dan bangunan, semisal jembatan gantung, tiang-tiang bendera, pintu air, jendela dan pintu terbuka pada bangunan, lampu mercusuar, landasan pesawat terbang, dan sebagainya.

5) Mock-ups

Mock-ups adalah jenis model yang berupa suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian utama diubah, sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dipahami oleh siswa. Contohnya mock-ups untuk berlatih mengendarai mobil atau biasa disebut drivotrainer,mock-ups untuk menjelaskan tentang kontruksi radio serta cara kerjanya. Adapun contoh model Mock-ups ini, adalah sebagai berikut: a) Prinsip-prinsip, semisal tenaga pemecah nuklir,

penggunaan susunan perangkap tikustenaga dorong jet, penggunaan sebuah balon udara, dan sebagainya.

b) Sistem-sistem, semisal sistem bahan bakar untuk mesin gas, sistem telepon, jaringan listrik untuk bangunan, atau rumah, sistem pemasangan pipa air, ledeng untuk tanaman kota, dan sebagainya.

6) Diorama

(71)

54

sebenarnya. Contonya ilmu bumi semisal interior pada gua, pemndangan atau padang pasir, hutang belantara dengan binatang, tiruan dari pemandangan sebuah hutan, tiruan dari pemandangan sebuah desa di pegunungan dan lain sebagainya. Adapun contoh-contoh Diorama adalah sebagai berikut:

a) Peristiwa bersejarah, mosalnya ditemukannya beberapa negara maju, ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan, pertempuran-pertempurab besar, peristiwa politik yang penting, sejarah kehidupan sastrawan, artis serta pemusik, dan sebagainya.

b) Ilmu bumi, semisal interior pada gua, pemandangan suatu padang pasir, hutan belantara dengan binatang, tiruan dari pemandangan sebuah hutan, tiruan dari pemandangan sebuah desa di pegunungan dan sebagainya.

c) Ilmu produksi pabrik dan perindustrian, semisal roda baja, penggergajian, pabrik gelas, penyaringan minyak, pabrik kaleng, industri pembuatan mobil, dan sebagainya.

(72)

55

Minangkabau, kutub utara, Suku Badui, Suku Asmat, dan sebagainya (Prastowo, 2014: 228-235).

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang relevan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Wulandari (2012) untuk meningkatkan pengusaan konsep IPA materi energi alternatif dengan pemanfaatan media maket pada siswa kelas IV. Peningkatan konsep IPA materi energi alternatif mengalami peningkatan. Rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70,42 dan siklus II sebesar 76,07. Sedangkan untuk ketuntasan kelas pada siklus I 66,67% dan siklus II sebesar 75%. Persentase peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II, masing-masing 80,84% dan 100%. Sedangkan pada siklus II persentase aktivitas belajar kelompok telah mencapai 100%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media maket dapat meningkatkan pengusaan konsep IPA.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Wulandari memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu penggunaan media maket untuk meningkatkan hasil belajar IPA, perbedaanya adalah pada materi yang di ajarkan.

(73)

56

dinyatakan layak berdasarkan uji kelayakan (validasi) menurut ahli materi dengan persentase total 100% kualifikasi sangat baik. Ahli media dengan persentase total 90,76% kualifikasi sangat baik, ahli pembelajaran tematik 82% dan 98% dengan kualifikasi sangat baik. Hasil uji coba produk kelompok kecil pada 12 siswa kelas IV dengan respon poditif sebanyak 98,3% sedangkan uji coba kelompok besar pada siswa kelas IV dengan 55 siswa menunjukkan persentase sebesar 93,15%. Berdasarkan hasil keseluruhan tersebut dapat disimpulkan media maket alam kincir air dan pembangkit listrik dalam pembelajaran tematik dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran tematik di kelas IV SD.

Penelitian yang dilakukan oleh suciati juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penggunaan media maket perbedaannya adalah pada penelitian suciati media maket tersebut dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar, dan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti, media hanya digunakan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

Penelitian yang dilakukan Mar’atus Sholihah (2013) penggunaan

(74)

57

media meket dapat meningkatkan ketrampilan berbicara anak dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Penelitian yang dilakukan Mar’atus Sholihah media maket digunakan

untuk meningkatkan ketrampilan berbicara, sedangkan pada penelitian ini, media maket digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Yoga Krestama (2013) penggunaan media diorama untuk meningkatkan hasil belajar pelajaran IPS materi arah dan letak rumah pada siswa kelas I. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 23 siswa atau sebanyak 72% mencapai ketuntasan dan 9 siswa atau sebanyak 28% tidak mencapai ketuntasan. Sedangkan pada siklus II terdapat 28 siswa atau sebanyak 87,5% mencapai ketuntasan dan 4 siswa atau sebanyak 12,5% tidak mencapai ketuntasan dalam materi arah dan letak rumah. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media Diorama dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi arah dan letak rumah pada siswa 1.

Penelitian yang dilakukan Yoga Krestama memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, penggunaan salah satu jenis maket yaitu diorama dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(75)

58

siklus II meningkat menjadi 33 skor (sangat baik) dan pada siklus terakhir keterampilan guru meningkat menjadi 38 skor (sangat baik). (2) Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata 22,05 (baik), kemudian siklus II rata-rata meningkat menjadi 24,94 (baik) dan pada siklus III rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 27,02 (sangat baik). (3) Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan persentase ketuntasan 52,90%. Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat mencapai 67,70% dan pada siklus III meningkat sebanyak 17,5% sehingga hasil belajar siswa menjadi 85,20%. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui model Take and Give berbantuan media Maket dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Dalam penelitian Iswardani Rusdi maket digunakan sebagai media pendamping dalam penggunaan metode take and give dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

(76)

59 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis dan Sejarah MI Tarbiyatul Ulum

MI Tarbiyatul Ulum terletak di Dsn. Tegalsale RT 03/ RW 02 Ds. Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Kode Pos 50771. Lokasi ini sangat strategis dan sangat nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar, dikarenakan lokasi ini jauh dari keramaian dan mudah dijangkau.

MI Tarbiyatul Ulum didirikan pada tanggal 1 April 1966. Berdasarkan surat dari Departemen Agama dengan No: Lk/3.c/202/Pem.MI/1978, dikeluarkan oleh Menteri Agama pada tanggal 2 Januari 1978. Madarasah ini diresmikan dan dikelola oleh Yayasan Al-Ma‟arif dan memiliki luas ± 1145 m².

2. Identitas Sekolah

Tabel 3.1 Identitas Sekolah

No Identitas Keterangan

1. Nama Sekolah MI Tarbiyatul Ulum

2. NSM 111233220062

3. NPSN 60712814

4. Status Madrasah Swasta

5. Yayasan Pendidikan Ma’arif

6. NPWP 82.445.300.5.505.000

7. Akreditasi A (Nomor SK 220/BAP-SM/X/2016)

(77)

60 3. Visi & Misi MI Tarbiyatul Ulum

a. Visi

Terwujudnya lulusan yang Beriman, Bertaqwa, Berakhlaqul Karimah, Berpengetahuan dan Terampil.

b. Misi

1) Memberikan pendidikan keagaamaan secara optimal dengan pendekatan kesadaran.

2) Membudayakan kedisiplinan.

3) Menanamkan kesadaran menuntut ilmu sebagai cerminan generasi Islami.

4) Membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna di masyarakat.

5) Mendidik siswa kreatif dalam berfikir dan bekerja untuk masa depan.

6) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

4. Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum

Data tenaga pendidik di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2 Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum

NO Pendidik Jabatan

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Empat Langkah Tindakan PTK
Gambar 2.2 Erosi Tanah
Gambar 2.4 Badai
Gambar 2.6 Kenampakan Matahari                  (Sumber merdeka.com (Online))
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

dengan Y (Kinerja) sebesar 0,000 yang berarti kurang dari signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data X 2 dengan Y memiliki hubungan yang linear.. Kemudian mencari uji

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kompetensi kewarganegaraan dalam menumbuhkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat lentur balok beton bertulang komposit yang diperbaiki dengan metode chemical anchor.. Hasil pengujian menunjukan bahwa pengkompositan

Pihak yang mendukung konservatisme menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, sehingga dapat ditentukan penelitian ini menggunakan variabel independen good corporate governance yang

untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008. Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan

Analisis tersebut dapat dikatakan Citra Merek, Desain Produk, Gaya Hidup, dan Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap Keputusan