• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Lapangan 1. Analisis profil pembaca

Dalam dokumen 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA (Halaman 51-56)

Khalayak sasaran dari buku yang akan dirancang adalah anak-anak usia 3 sampai 7 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih berada pada masa golden age atau masa keemasan dalam perkembangannya.

Menurut Dr. Damanhuri Rosadi, pengembangan manusia yang utuh dimulai sejak anak dalam kandungan dan memasuki masa keemasan atau golden

age pada usia 0-6 tahun. Masa keemasan ini ditandai oleh berkembangnya jumlah

dan fungsi sel-sel saraf otak anak. Fungsionalisasi sel-sel saraf tersebut akan berjalan dengan optimal manakala ada upaya sinergi (Asmani 39).

Pada masa keemasan (golden age), terjadi tranformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya, tetapi sekaligus masa rapuh. Oleh karena itu, masa keemasan ini sangat penting bagi perkembangan intelektual, emosi, dan sosial anak di masa datang dengan memperhatikan dan menghargai keunikan setiap anak. Apabila masa keemasan ini sudah terlewati, maka tidak dapat tergantikan (Asmani 39-40).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi pada tingkat kanak-kanak pada kurun waktu 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Oleh karena itu, penanganan anak dengan stimulasi pendidikan pada masa-masa usia tersebut harus optimal. Kemudian, 80% kecerdasan itu terjadi saat anak usia 8 tahun, dan titik kulminasinya terjadi pada saat mereka berusia 18 tahun. Setelah melewati masa perkembangan tersebut, maka berapa pun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi (Asmani 44). Hal ini sama dengan pendapat Benjamin S. Bloom, profesor pendidikan dari Universitas Chicago yang menemukan fakta yang cukup mengejutkan (Asmani 45) :

- Ternyata 80% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika kita berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun.

- Lalu 30% potensi berikutnya terbentuk pada usia 4-8 tahun.

Oleh sebab itulah maka sangat penting untuk mulai mengenalkan buku dan mengajarkan kebiasaan untuk membaca kepada anak pada usia 3 sampai 7 tahun.

Berikut ini adalah kategori tahap-tahap perkembangan membaca bagi anak menurut Goodchild (21-30) :

- Bayi (0-15 bulan)

Kelompok usia ini menyukai buku yang dipenuhi dengan gambar-gambar yang jelas dan besar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi lebih senang dengan gambar hitam dan putih, namun itu hanya beberapa bulan pertama. Setelah itu, mereka juga menikmati buku yang berwarna- warni. Tingkat perkembangan ini adalah saat yang sangat baik untuk membangun hubungan membaca dengan anak.

- Batita (13 bulan-3 tahun)

Anak- anak usia ini senang mempunyai buku yang dapat mereka sentuh dan rasakan. Mereka senang jika mampu membolak balik halaman dan “membaca” buku sendiri pada saat tenang. Mereka sudah mulai mempelajari bahwa cerita mempunyai awal dan akhir, bahwa orang tua membalik halaman untuk menyampaikan cerita dan gambar-gambar yang berkaitan dengan cerita. - Prasekolah (2,5-5 tahun)

Pada tahap ini orang tua mulai melihat imajinasi anaknya mulai berkembang dan maju. Mereka mulai mampu mengurutkan cerita-cerita sederhana dengan benar, dan dapat memahami konsep seperti sebelum dan sesudah. Mereka juga mempelajari aneka pelajaran penting tentang susunan buku, misalnya membaca dari kiri ke kanan.

- Pembaca pemula (4-6 tahun)

Anak-anak mulai bersemangat untuk mulai mengartikan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mereka lihat orang tua bacakan untuk mereka dengan sangat mudah setiap hari. Mereka memulai dengan membaca sebuah cerita yang mereka ingat, dengan memakai buku-buku yang mereka minta orang tua bacakan berulang- ulang bulan yang lalu. Di sinilah sebagian fondasi yang telah orang tua letakkan untuk anaknya akan mulai dibangun.

- Menjadi mandiri (5,5-6,5 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mempunyai fondasi untuk mulai mengambil lebih banyak risiko dengan kegiatan membaca mereka. Kecepatan membaca

mereka juga mulai meningkat. Mereka lebih mampu membaca untuk menangkap arti pada saat mereka membaca cukup cepat supaya tidak kehilangan benang cerita yang sedang mereka baca. Fakta bahwa mereka dapat sepenuhnya membaca mandiri dapat menjadi tonggak besar pada tingkatan ini.

- Kefasihan awal (6-8 tahun)

Meskipun jelas bahwa anak-anak pada tahap ini belum mempunyai keahlian dan perbendaharaan kata yang cukup untuk disebut pembaca yang benar-benar fasih, namun pada tahap ini, pola membaca yang mereka anut akan memastikan perkembangan membaca yang berhasil.

Usia 3 sampai 7 tahun termasuk usia pembaca pemula hingga kefasihan awal dalam pembaca. Pada usia ini anak-anak menjadi bersemangat untuk mulai mengartikan kata- kata dan kalimat-kalimat yang mereka lihat. Karenanya, usia ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi orang tua untuk memperkenalkan dan membiasakan anaknya untuk membaca buku.

2.5.2. Analisis kelemahan dan kelebihan

Buku cerita interaktif yang akan dibuat mengambil sosok Punakawan sebagai tokoh ceritanya. Punakawan itu sendiri merupakan tokoh pewayangan yang cukup banyak dikenal karena karakternya yang sangat jenaka. Cerita di dalam buku dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai moral yang penting untuk diajarkan kepada khalayak sasaran. Cerita dibuat ringan namun menarik dan lucu sehingga dapat menimbulkan minat anak untuk membaca buku tersebut.

Kelebihan dari buku cerita interaktif yang akan dibuat ini antara lain adalah : - Dapat mengajarkan nilai-nilai moral secara tidak langsung kepada anak. Nilai moral adalah hal yang sangat penting sebagai dasar dalam perkembangan anak. Pada usia dini, mengajarkan nilai moral akan menumbuhkan sikap dan perilaku positif anak di kelak kemudian hari.

- Menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan juga jendela dunia. Dengan mengajarkan kebiasaan membaca buku sejak dini maka kebiasaan tersebut akan terus dilakukan oleh anak. Buku

yang menarik dapat meningkatkan ketertarikan anak terhadap kebiasaan membaca.

- Memperkenalkan tokoh-tokoh pewayangan nusantara yang merupakan salah satu bentuk budaya yang hampir terlupakan oleh para generasi muda. Dengan mengenal tokoh Punakawan, diharapkan dapat menimbulkan kecintaan anak terhadap budaya wayang.

- Buku interaktif yang dirancang, dapat memudahkan orang tua dalam bercerita kepada anak-anaknya, karena buku ini dilengkapi dengan boneka jari yang dapat membuat anak berinteraksi secara langsung dengan tokoh didalam cerita. Interaksi secara langsung akan memudahkan anak dalam memahami cerita yang disampaikan. Dengan demikian, buku ini dapat memperlancar komunikasi antara orang tua dengan anaknya.

- Menjadi salah satu bentuk hiburan yang sehat bagi anak. Dengan membaca buku maka anak-anak akan merasa terhibur sehingga akan menimbulkan emosi yang positif bagi anak.

Kekurangan dari buku cerita interaktif yang akan dibuat adalah biaya produksinya yang cukup tinggi karena pembuatannya yang cukup rumit. Biaya produksi yang tinggi tentunya akan membuat harga jual buku menjadi tinggi sehingga hanya dapat dijangkau oleh para kalangan atas saja.

2.5.3. Analisis dampak positif

Buku cerita interaktif untuk anak yang akan dibuat ini bertujuan untuk dapat mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak secara tidak langsung disamping sebagai salah satu media hiburan bagi anak. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat membawa dampak-dampak positif bagi anak. Beberapa dampak positif dari buku cerita interaktif ini diantaranya adalah :

- Menimbulkan minat dan kegemaran anak untuk membaca. Buku ini dibuat unik dan dengan penggambaran visual yang banyak disukai oleh anak- anak usia 3 samapi 7 tahun sehingga dapat menimbulkan keinginan mereka untuk membaca buku ini.

- Menanamkan nilai moral secara tidak langsung kepada anak. Didalam cerita secara tidak langsung dimasukkan nilai-nilai moral yang sangat baik untuk dipelajari oleh anak sehingga dapat memupuk sikap positif anak sejak dini.

- Memperkenalkan tokoh-tokoh pewayangan kepada anak dan secara tidak langsung juga memperkenalkan budaya bangsa kepada anak. Dengan memperkenalkan tokoh pewayangan dan kebudayaan bangsa kepada anak sejak dini akan dapat menimbulkan kecintaan anak terhadap budaya. Sikap ini tentunya sangat diperlukan agar kebudayaan bangsa dapat terus lestari dan berkembang memperkaya bangsa.

- Membangun komunikasi yang baik dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Karena buku ini didesain dengan boneka jari sehingga akan memudahkan orang tua dalam bercerita kepada anak-anaknya, sehingga cerita yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dimengerti oleh anak. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak akan menjadi semakin lancar.

2.6. Analisis 5W1H

Dalam dokumen 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA (Halaman 51-56)