• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

3.6. Analisis Data

Analisis kualitas air meliputi analisis insitu dan eksitu yang terdiri dari parameter kimia, fisika dan biologi. Analisis insitu dilakukan di lapangan meliputi; DO (Dissolved Oxygen), bau, warna, sampah, suhu, pH, kecerahan, yang dibandingkan dengan baku mutu kualitas air, sedangkan untuk analisis data eksitu meliputi; BOD (Biochemical Oxygen Demand), dan analisa plankton. Pengukuran dilakukan untuk menentukan kelayakan kondisi perairan dalam mendukung kegiatan wisata danau.

3.6.2. Kesesuaian wisata

Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata danau adalah analisis untuk mengetahui kecocokan dan kemampuan kawasan untuk penyangga segala macam kawasan wisata. Analisis ini sangat diperlukan untuk pengembangan kawasan ekowisata yaitu untuk melakukan pengendalian, memperkirakan dampak lingkungan dan pembatasan pengelolaan sehingga tujuan wisata menjadi selaras. Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan sesuai dengan kegiatan wisata yang dikembangkan. Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah (Yulianda 2007) :

x 100% Keterangan :

IKW : Indeks kesesuaian wisata (%) Ni : Nilai parameter ke-i

Nmaks : Nilai maksimum suatu kategori wisata

Penentuan kesesuaian diperoleh berdasarkan perkalian skor dan bobot dari setiap parameter (Lampiran 2). Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh dari penjumlahan nilai seluruh parameter. Kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan di Danau Diatas diantaranya adalah memancing, berperahu, berkemah, outbond, dan duduk santai.

3.6.3. Analisis daya dukung

Analisis ini mencakup pengelolaan kawasan wisata Danau Diatas dengan pemanfaatan sumberdaya yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Daya dukung lingkungan (carrying capacity) merupakan intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam atau pembangunan fisik yang dapat mengganggu keseimbangan tanpa merusak alam. Penentuan daya dukung kawasan untuk wisata dilakukan dengan mempertimbangkan luasan area serta kegiatan wisata yang akan di laksanakan (Lampiran 3). Daya dukung kawasan merupakan jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia, dengan perhitungan sebagai berikut (Yulianda 2007) :

Keterangan :

DDK : Daya dukung kawasan (orang/hari)

K : Potensi ekologis pengunjung persatuan unit area (orang) Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2) Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m2)

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam/hari)

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam/hari)

3.6.4. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat) merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistmatik untuk merumuskan strategi (Rangkuti 2005) (Lampiran 4). Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor-faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknes) yang merupakan faktor internal serta peluang atau kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat) sebagai faktor eksternal yang dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta meminimalkan kelemahan yang dimiliki, serta ancaman yang dihadapi. Analisa data secara kuantitatif melalui pembobotan dan pemberian rating digunakan dalam analisa ini.

Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT antara lain :

1. Identifikasi faktor internal dan eksternal. Internal Factor Evaluation (IFE) adalah digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Alat yang digunakan untuk menganalisa faktor internal yaitu menggunakan matriks IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubugan antara area-area tersebut (Nancy 2007). Eksternal Factor Evaluation (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor eksternal, yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi yang berasal dari luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor tersebut selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat (rating).

2. Penentuan Bobot setiap variabel. Pemberian nilai/bobot dan rating di lakukan secara subjektif kepada setiap unsur SWOT. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paires Comparison (Kinnear 1991 in Handayani 2010), yaitu sama dengan 1 jika indikator faktor-faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal, 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan indikator faktor vertikal, 3 jika indikator faktor horizontal lebih

penting dibandingkan indikator faktor vertikal, dan 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

: Bobot faktor ke-i, Xi : Nilai faktor ke-i, i : 1,2,3,....,n n : Jumlah faktor

3. Penentuan peringkat (rating). Peringkat (rating) ditentukan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki objek wisata dengan skala nilai 1 - 4. Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yaitu:

a. Faktor kekuatan

1 = Kekuatan yang kecil 2 = Kekuatan yang sedang 3 = Kekuatan yang besar

4 = Kekuatan yang sangat besar b. Faktor kelemahan

1 = Kelemahan yang sangat berarti 2 = Kelemahan yang cukup berarti 3 = Kelemahan yang kurang berarti 4 = Kelemahan yang tidak berarti

Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Eksternal factor Evaluation (EFE) yaitu :

a. Faktor Peluang

1 = Peluang rendah (respon kurang) 2 = Peluang sedang (respon rata-rata)

3 = Peluang tinggi (respon di atas rata-rata), dan 4 = Peluang sangat tinggi (respon superior) b. Faktor Ancaman

1 = Ancaman yang sangat besar 2 = Ancaman yang besar

Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bobot masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum pada matriks IFE/EFE. 4. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks (Matriks

SWOT). Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dipadukan dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki melalui pembentukan matriks SWOT, dengan menggunakan matriks ini dapat dihasilkan empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan seperti berikut (Rangkuti 2005) :

a. Pada Kuadran 1 yaitu SO (strength-opportunity), dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.

b. Pada kuadran II yaitu ST (strength-threat), dengan menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.

c. Pada kuadran III yaitu WO (weaknes-opportunity), dengan berusaha mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan yang dimiliki.

d. Pada kuadran IV yaitu WT (weaknes-threat), dengan berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

5. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi. Penentuan prioritas strategi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan fator-faktor yang saling terkait. Ranking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada.

Dokumen terkait