• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter rancang bangun

3.5. Analisis Data

Analisis data penelitian ini diawali dari pendekatan sistem melalui input, proses, dan output maka diperoleh diagram black box. Dari diagram black box

diperoleh input terkontrol dan dari diagram ini menghasilkan faktor-faktor (variabel) pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Untuk menguatkan hasil penelitian, dilakukan focus group discussion (FGD) terhadap faktor-faktor tersebut sehingga faktor-faktor tersebut dianggap sah sebagai faktor-faktor pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Setelah faktor-faktor tersebut ditetapkan, maka langkah berikutnya yaitu menetapkan parameter-parameter dan standar-standar dari setiap parameter tersebut. Metode yang digunakan dalam penggalian parameter dan standar ini sama yaitu dengan metode FGD dengan para stakeholder sebagai berikut:

1) FGD pertama dilakukan di Kompleks Kelompok Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta bersama penerbit PT Elex Media Komputindo (yang diwakili oleh Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, dan Manajer Redaksi), PT Gramedia Pustaka Utama (yang diwakili oleh Manajer Pemasaran dan Manajer Produksi), Gramedia Majalah (yang diwakili oleh Manajer

Pemasaran), PT Percetakan Gramedia (yang diwakili oleh Manajer Penelitian dan Pengembangan serta Supervisor Proses Produksi)

2) FGD kedua dilakukan di Kantor PT Percetakan Penebar Swadaya, Jakarta bersama penerbit PT Agromedia (yang diwakili oleh Direktur Utama), PT Percetakan Penebar Swadaya (yang diwakili oleh Direktur dan Manajer Produksi).

3) FGD ketiga dilakukan di IPB Press bersama pihak manajemen IPB Press yang diwakili oleh Manajer Operasional dan Manajer Produksi.

Diskusi dipandu berdasarkan buku manual percetakan, buku manual mesin percetakan, manual prosedur percetakan. Dari hasil FGD tersebut diperoleh parameter-parameter dan standar-standar. Dengan demikian maka sub-model penilaian kinerja percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan dapat dibuat. Sub-model penilaian kinerja percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan ini bersifat general dan dapat diberlakukan untuk semua percetakan di Indonesia. Dengan sub-model yang dihasilkan ini maka dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu percetakan.

Penilaian kinerja suatu perusahaan percetakan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan dapat dilakukan melalui proses verifikasi. Kesimpulan akhir dinyatakan dalam dua indikator yaitu BAIK dan TIDAK BAIK. Kesimpulan ini dibuat melalui pendekatan dua skala (biner), yaitu:

1. Untuk perusahaan yang BAIK

2. Untuk perusahaan yang TIDAK BAIK

Menurut Kinnear (1979), penggunaan dua skala (biner) pada titik ekstrim kiri dan titik ekstrim kanan memiliki kelebihan yaitu memaksa responden untuk menentukan dengan pasti BAIK atau TIDAK BAIK. Hal ini berbeda dengan skala Likert. Skala Likert (tiga, lima, tujuh atau sembilan skala) akan memungkinkan adanya Central Tendentious (kecenderungan sentral) yang berakibat penilaian jatuh pada nilai tengah (sedang, rata-rata, cukup, dan sebagainya). Skala Likert memungkinkan responden tidak tegas untuk menjatuhkan pilihan pada titik ekstrim paling kiri maupun titik ekstrim paling kanan dengan alasan segan, khawatir, atau alasan-alasan yang tidak rasional. Pemilihan titik tengah tersebut disebabkan karena ketidaktahuan (kurang informasi) dari responden terhadap variabel yang ditanyakan. Hal ini membuat peneliti ragu terhadap jawaban

responden tersebut (sekalipun mereka expert di bidangnya) karena menimbulkan adanya ketidaktegasan pengambilan keputusan.

Penelitian ini memilih Dua Skala Biner (BAIK dan TIDAK BAIK) dengan tujuan untuk menghindari kecenderungan sentral serta agar dapat ditentukan dengan pasti kinerja perusahaan percetakan yang dianalisis apakah tergolong perusahaan yang BAIK atau TIDAK BAIK dilihat dari variabel-variabel kinerja percetakan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.

Kesimpulan tersebut (BAIK atau TIDAK BAIK) dihasilkan dari proses verifikasi pada tiga skala percetakan kasus yaitu untuk percetakan skala besar, skala menengah, dan skala kecil. Percetakan skala besar diwakili oleh PT Percetakan Gramedia, untuk percetakan skala menengah diwakili oleh PT Percetakan Penebar Sawadaya, dan untuk percetakan skala kecil diwakili oleh Percetakan IPB Press. Verifikasi ini dilakukan melalui Analisis Gap yaitu membandingkanantara standar ideal dengan kinerja aktual (Engel, 1994). Pada penelitian ini, standar ideal yaitu nilai ideal dari setiap variabel yang dianalisis untuk percetakan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, sedangkan kinerja aktual yaitu kondisi kinerja nyata dari setiap variabel yang terjadi pada tiga macam skala percetakan (skala besar, skala menengah, dan skala kecil).

Variabel atau faktor-faktor pada pengelolaan percetakan dibagi menjadi beberapa parameter. Setiap parameter dapat dibagi menjadi beberapa sub parameter yang memiliki standar ideal masing-masing. Gap antara standar ideal dengan kinerja aktual perusahaan percetakan dinilai sebagai berikut;

™ Nilai 0 jika kinerja aktual tidak memenuhi standar ideal

™ Nilai 1 jika kinerja aktual telah memenuhi standar ideal

Setelah analisis gap dilakukan maka dihitung deviasi dari setiap variabel

(di) dengan rumus :

Jumlah paramater yang bernilai nol

di = X 100% ... (1)

Total parameter

Dengan melakukan Analisis Gap maka diperoleh deviasi dari setiap variabel yang dianalisis. Kemudian setelah itu dibuat rata-rata deviasi dari seluruh variabel yang dianalisis (D).

n ∑ di

i=1

Rata-rata deviasi ( D) = ... (2) n

Dimana di = deviasi dari variabel ke-i (dalam %) n = jumlah variabel yang dianalisis

Perusahaan percetakan yang memiliki kinerja BAIK adalah jika nilai deviasi rata-ratanya (D) kurang dari atau sama dengan 10%, sedangkan jika nilai deviasi rata-ratanya (D) lebih dari 10% maka dinyatakan perusahaan percetakan tersebut memiliki kinerja TIDAK BAIK.

Penentuan batas nilai 10% mengacu pada Besterfield (1990) bahwa untuk mengukur kualitas yang baik yaitu dengan kinerja minimal 90%. Selain itu secara statistik, ketepatan suatu pengujian adalah berbeda-beda bagi setiap jenis penelitian. Penelitian ilmu alam (kimia, fisika, biologi), ilmu kedokteran, dan ilmu kemiliteran menuntut ketepatan yang mendekati sempurna sehingga tolerasi kesalahan hanya diperbolehkan pada batas yang sempit, misalkan 1% dan jika tingkat kesalahannya lebih dari 1% maka dikatakan TIDAK BAIK. Untuk ilmu sosial, ekonomi, dan manajemen, toleransi tersebut agak longgar yaitu bisa sampai batas 10%, namun jika kesalahan tersebut lebih dari 10% maka dikatakan TIDAK BAIK. Menurut Intrilligator (1996), tingkat signifikansi (sygnificance level) secara statistik dapat dilakukan sampai taraf nyata 10%. Semakin kecil taraf nyata maka akan semakin baik. Sepuluh persen ini sebagai batas toleransi kesalahan, yang berarti tingkat kepercayaan bahwa hal tersebut benar-benar BAIK adalah 90%. Dengan alpha (α) sebesar 10% yang dalam hal ini merupakan deviasi dari standar ideal, hal ini masih dapat diterima karena dengan kinerja sebesar 90%, suatu perusahaan percetakan masih dapat dianggap baik karena kinerja tersebut telah melebihi separonya (50%). Dalam standar Skala Likert genap golongan dua, batas kinerja baik dan tidak baik adalah 50% (jika kinerja di atas 50% maka dikatakan baik dan jika kinerjanya di bawah 50% maka dikatakan tidak baik). Dalam penelitian ini batas tersebut adalah 90% atau dengan kata lain toleransi deviasi adalah 10%. Hal ini akan lebih baik karena lebih memperketat batas kinerja BAIK dan TIDAK BAIK sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang benar-benar memiliki kinerja tinggilah (di atas 90%) yang dapat dikatakan BAIK.

Sistem manajemen berbasis model dalam penelitian ini tersusun dari lima belas variabel (faktor penilaian kinerja), yaitu ; (1) Produk, (2) Naskah, (3) Bahan lain, (4) Tahap pracetak, (5) Kertas, (6) Tinta, (7) Air pembasah, (8) Mesin cetak, (9) Tahap cetak, (10) Mesin pendukung, (11) Tahap pascacetak, (12) SDM, (13) Keuangan, (14) Pengelolaan limbah padat, dan (15) Pengolahan limbah cair. Adapun contoh perhitungan (di) untuk variabel produk dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Verifikasi Variabel Produk

Standar Kinerja Aktual Parameter

Syarat Indikator Satuan 1 0

1.Presisi halaman buku = 0 mm 1

2.Ketebalan dan kerataan tinta - 1,25 – 1,35 density 0

3.Kesikuan potong = 90 derajat 1

4.Kondisi potongan sisi buku <= 0,02 cm 1

5.Kondisi cacat lem = Tidak ada - 1

6.Urutan halaman = sesuai - 1

7.Kelengkapan halaman = sesuai halaman 1

TOTAL 6 1

Keterangan : 1 = kinerja aktual telah memenuhi standar ideal 0 = kinerja aktual tidak memenuhi standar ideal

di = 1/7 x 100% = 14,3%

Oleh karena nilai di lebih dari 10%, maka variabel produk untuk perusahaan percetakan tersebut dapat disimpulkan TIDAK BAIK. Untuk menghitung rata-rata deviasi dari seluruh variabel (D), maka digunakan rumus :

n

∑ di

i=1 Rata-rata deviasi ( D) =

n

Dimana di = deviasi dari variabel ke-i (dalam %) n = jumlah variabel yang dianalisis (=15)

Dengan demikian maka nilai D dapat dijadikan sebagai indikator kinerja perusahaan percetakan dengan range;

BAIK : Jika D kurang dari atau sama dengan 10% TIDAK BAIK : Jika D lebih dari 10%

Dalam hal ini titik ekstrim yang dipakai yaitu 10%.

10% Tidak baik

baik

Proses verifikasi menghasilkan beberapa alternatif strategi. Setelah alternatif strategi diperoleh, dari beberapa alternatif tersebut maka perlu ditetapkan prioritas strategi yang dapat diimplementasikan perusahaan dalam jangka pendek. Metode yang digunakan untuk penetapan prioritas strategi ini yaitu modifikasi metode Paired Comparison dengan QSPM (quantitative strategic planning matrix). Penilaian kinerja dengan metode Paired Comparison diambil dari konsep Gary Dessler (1997) dalam penentuan kinerja SDM, dan metode QSPM diambil dari konsep Fred David (1995) dalam strategic planning formulation pada perusahaan pangan. Adapun langkah yang ditempuh dalam metode ini yaitu :

1. Penentuan pakar yang akan mengisi Tabel QSPM. Pakar yang berhak mengisi tabel QSPM adalah mereka yang terlibat dalam pengisian kuesioner sebelumnya.

2. Pengisian matriks paired comparison untuk menentukan bobot pentingnya