• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGELOLAAN PERCETAKAN

BERKUALITAS DAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN

ELANG ILIK MARTAWIJAYA

(P 062020251)

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul ”Model Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan” merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis diperguruan tinggi lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Februari 2009

(3)

ELANG ILIK MARTAWIJAYA. Model of Qualified and Environment Insight Printing Management. Supervision by BAMBANG PRAMUDYA as head commission,

HARTRISARI HARDJOMIDJOJO and SURJONO H. SUTJAHJO as members of

commission.

The aim of this research is to develop Model of Qualified and Environment Insight Printing Management. The detail of this aim are ; (1) to analysis and determine the factors of printing management,(2) to analysis the parameters and standards of printing quality and printing waste management, (3) to design the sub model of qualified printing management and the sub model of printing waste management, and (4) to formulate the strategy of qualified and environment insight printing management. Novelty of this research is to obtain the joining factor between two sub model. The first one is qualified management and the second one is waste management in printing company. Another novelty in this study is the parameter of qualified management sub model and parameter of waste management in printing company. This research used primary and secondary data. Modelling approach is used as research method. Primary data is collected by individual and group interview which is guided by structural questionnaire, direct observation, and Focus Group Discussion (FGD). Secondary data such as printing management and public policy, waste management, and environment management, are collected by literature review, report exploring, and measuring from institutional that related to printing management. Tools of analysis in this study are Policy analysis, verification, and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). To arrange the model, the first step is to determine the management factors and the result are as below : drafts, raw materials, machines, human resources, finance, production process, product, solid waste management, and liquid waste management. For each factors, there are some parameters and standards which are related to qualified printing company. The model of this study is the model of qualified and environment insight of printing management. This model is develop from the whole system in strategic planning of qualified and environment insight printing management. As a tool of decision making, this model can be used to verify and prove the actual performance of three different scale of printing company. This model can also be used to solve the quality problem for these companies. Verification in PT Percetakan Gramedia (as a large scale printing) result that this company has “good” performance with deviation value 8,89%, and there are two strategies for it. Verification in PT Percetakan Penebar Swadaya (as a medium scale printing) result that this company has “no good” performance with deviation value 17,64%, and there are four strategies for it. Verification in Percetakan IPB Press (as a small scale printing) result that this company has “no good” performance with deviation value 44,16%, and there are nine strategies for it. Implementation of this model can help the user in information availability which is useful for decision making effectively. With this strategy as a tool of company policy, the company can improve its performance to achieve qualified and environment insight of printing management.

(4)

ELANG ILIK MARTAWIJAYA. Model Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan. Dibawah bimbingan BAMBANG PRAMUDYA,

HARTRISARI HARDJOMIDJOJO, dan SURJONO H. SUTJAHJO.

Industri memiliki peran penting dalam suatu negara berkembang. Industri merupakan sektor esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut industri memerlukan pengelolaan yang baik dan benar, yaitu pengelolaan yang menerapkan pengelolaan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Industri percetakan merupakan salah satu sektor yang berperan dalam negara berkembang, bahkan industri percetakan menjadi salah satu industri strategis yang turut berperan dalam pembangunan Indonesia. Industri percetakan merupakan salah satu industri yang rawan pencemaran terhadap lingkungan hidup. Hal ini disebabkan percetakan menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3), yaitu timbal (Pb) dan kromium (Cr). Pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan merupakan sebuah sistem. Pengkajian secara menyeluruh ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dan pola berpikir dalam menangani permasalahan dengan menggunakan model yang merupakan penyederhanaan sistem.

Tujuan penelitian ini adalah menyusun model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut maka terdapat beberapa sub tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis dan menentukan keragaan faktor-faktor pengelolaan percetakan; 2. Menganalisis parameter dan standar kualitas serta parameter dan standar

pengelolaan limbah percetakan;

3. Mendesain sub model pengelolaan berkualitas dan pengelolaan limbah percetakan;

4. Merumuskan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu sebagai berikut : (1) menganalisis dan menentukan faktor-faktor pengelolaan percetakan, (2) menganalisis parameter dan standar kualitas serta parameter dan standar pengelolaan limbah percetakan, (3) mendesain sub model pengelolaan percetakan berkualitas dan sub model pengelolaan limbah percetakan, dan (4) merumuskan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan.

(5)

faktor-faktor pengelolaan. Dalam penelitian ini ditetapkan 9 faktor pengelolaan yaitu ; naskah, bahan baku, mesin, SDM, keuangan, proses produksi, produk, pengelolaan limbah padat, dan pengolahan limbah cair.

Setiap faktor terdiri atas beberapa parameter dengan standarnya masing-masing. Untuk faktor naskah parameternya yaitu bentuk file naskah, gambar, dan kecocokan file dengan proof. Faktor bahan baku terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku pendukung. Bahan baku utama terdiri dari kertas dan tinta, sedangkan bahan baku pendukung adalah air pembasah dan bahan baku pendukung lain. Parameter kertas adalah gramatur kertas, jenis kertas, dan kondisi potongan. Parameter tinta adalah daya lengket tinta, kecepatan aliran tinta, butitran partikel tinta, waktu kering tinta. Parameter air pembasah adalah kekerasan air pembasah, suhu, pH, kandungan konsentrat, cairan beralkohol (IPA), dan larutan bersifat asam (FS). Parameter bahan pendukung lain adalah bahan pembuat film, plate logam dengan ketebalan, fixer dan developer pencuci plate, gom belum kedaluarsa, korektor plate,dan kekenyalan blanket. Faktor pengelolaan mesin terdiri dari mesin utama dan mesin pendukung. Parameter mesin utama adalah kecepatan mesin, posisi acuan cetak, bukaan unit tinta, posisi kertas pada kotak unit delivery, aliran air pembasah, tekanan blanket ke blanket, dan perawatan mesin. Parameter mesin pendukung adalah mesin lem dengan suhu dan mesin potong. Faktor sumberdaya manusia terdiri dari parameter pimpinan, bagian pemasaran, bagian produksi, bagian keuangan, bagian umum & SDM. Faktor keuangan terdiri dari parameter biaya bahan per eksemplar buku, biaya SDM per eksemplar buku, dan biaya operasional per eksemplar buku. Faktor proses produksi terdiri dari tahap pracetak, tahap cetak, dan tahap pascacetak. Parameter tahap pracetak adalah serah terima order cetak, membuat surat perintah kerja, buat film, menyusun halaman (montase), dan buat acuan cetak (plate). Parameter tahap cetak adalah persiapan, coba cetak, cetak serta pembersihan dan pencucian. Parameter tahap pascacetak adalah serah terima dari tahap cetak, melipat kateren, mengomplit per 7 lembar kateren, melem punggung buku, memotong dengan 1 sisi, mengecek hasil penjilidan, menshrink buku, dan mengepak 50 eksemplar per pak. Faktor produk terdiri dari parameter presisi halaman, ketebalan dan kerataan tinta, kesikuan potong, kondisi potongan sisi buku, kondisi cacat lem, urutan halaman, dan kelengkapan halaman. Faktor pengelolaan limbah terdiri dari pengelolaan limbah padat dan pengolahan limbah cair. Parameter pengelolaan limbah padat terdiri dari film bekas, sobekan kertas, jerigen bekas, plate bekas, blanket bekas, kaleng bekas, sobekan plastik, dan drum bekas. Parameter pengolahan limbah cair adalah pH, zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, amonia, besi, florida, krom, nitrat, sulfida, mangan, minyak dan lemak,KMnO4, BOD, dan COD.

Model yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Model yang disusun dapat dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja percetakan dan membantu perencanaan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Model terdiri 2 sub model, yaitu sub model pengelolaan percetakan berkualitas dan sub model pengelolaan percetakan berwawasan lingkungan.

(6)

Melakukan evaluasi terhadap posisi dan jumlah karyawan pada setiap bagian. Misalkan dengan cara; memindahkan karyawan dari bagian yang berlebih ke bagian yang kekurangan dan mengurangi karyawan honorer (pekerja lepas), dan (2) Melakukan efisiensi dan efektivitas terhadap biaya operasional, yaitu biaya utilitas dan biaya rumah tangga.

Untuk PT Percetakan Penebar Swadaya, dari hasil verifikasi diperoleh nilai deviasi sebesar 17,64% sehingga dinyatakan memiliki kinerja “Tidak baik”. Nilai ini dikarenakan masih terdapat beberapa faktor yang tidak baik yang masih perlu untuk diperbaiki. Dari beberapa alternatif strategi perbaikan tersebut diperoleh prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh PT Percetakan Penebar Swadaya yaitu : (1) Melakukan evaluasi posisi dan jumlah karyawan pada setiap bagian. Langkahnya adalah memindahkan karyawan yang berlebih ke bagian yang kekurangan dan mengurangi karyawan honorer; (2) Melakukan efisiensi dan efektifitas biaya karyawan, (3) Melakukan efisiensi dan efektivitas terhadap biaya operasional, seperti biaya listrik, telepon, air, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar dicapai biaya operasional per eksemplar buku yang memenuhi nilai standar berkualitas, dan (4) Perbaikan kualitas produk pada ”ketebalan dan kerataan tinta” dengan penggunaan bahan film pada saat proses pracetak dan penggunaan mesin lem sampai suhu 160oC agar kondisi lem punggung buku kokoh tidak mudah pecah;

Hasil verifikasi Percetakan IPB Press diperoleh nilai deviasi sebesar 44,16% sehingga dinyatakan memiliki kinerja “Tidak baik”. Nilai ini dikarenakan masih banyaknya faktor yang tidak baik yang masih perlu untuk diperbaiki. Dari beberapa alternatif strategi perbaikan tersebut diperoleh prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh IPB Press yaitu : (1) Menangani limbah cair dengan cara mengumpulkan dan membuang pada tempat yang sudah disediakan atau membangun IPAL sederhana di sekitar lokasi percetakan, (2) Melakukan evaluasi terhadap posisi dan jumlah karyawan di masing-masing bagian. Langkahnya adalah dengan cara memindahkan karyawan dari bagian yang lebih ke bagian yang kurang dan mengurangi karyawan honorer; (3) Mengelola limbah padat dengan cara mengumpulkan dan menjualnya,(4) Melakukan efisiensi dan efektivitas terhadap biaya karyawan dan biaya operasional, seperti biaya listrik, telepon, air, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar dicapai biaya per eksemplar buku yang memenuhi nilai standar pengelolaan berkualitas,(5) Meningkatkan kecepatan mesin cetak menjadi 80% dari maksimum dan memastikan ketajaman pisau potong serta meningkatkan suhu mesin lem. Langkahnya dapat mengganti mesin baru atau melakukan perbaikan dan peningkatan perawatan terhadap mesin,(6) Mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan dan meningkatkan kualitas pekerjaan, (7) Perbaikan kualitas produk pada “Ketebalan dan kerataan tinta” dengan penggunaan bahan film dan menggunakan plate logam, (8) Menerima order cetak berupa naskah dalam bentuk satu file digital, dan (9) Meningkatkan jumlah oplag minimal 3.000 eksemplar setiap judul buku.

(7)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor (IPB), Tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber:

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya

ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah;

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(8)

MODEL PENGELOLAAN PERCETAKAN

BERKUALITAS DAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN

ELANG ILIK MARTAWIJAYA

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

Pada Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup:

1.

Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, MSc.

(Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor)

2.

Dr. Ir. Etty Riani, MS.

(Dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan,

Institut Pertanian Bogor)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka:

1. Dr. Ir. Suprihatin, Dipl Ing.

(Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor)

2.

Dr. Haris Munandar N, MA.

(10)

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, MEng. sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan hingga akhir penulisan laporan penelitian ini.

2. Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA. serta Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS. sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan serta bimbingan pada penulisan laporan penelitian ini.

3. Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS, sebagai Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

4. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS, sebagai dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

5. Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, MSc, sebagai penguji luar komisi ujian tertutup. 6. Dr. Ir. Etty Riani, MS. sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup.

7. Dr. Ir. Suprihatin, Dipl Ing, sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka. 8. Dr. Haris Munandar N, MA, sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka.

9. Dr. Ir. Moeljarno Djojomartono, MSA. (alm) yang telah memberikan pengarahan sebelum masuk kuliah sampai perkuliahan.

10. Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS, sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Institut Pertanian Bogor;

11. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Supra, yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti program Strata 3 di Institut Pertanian Bogor;

12. Dr. Jakob Oetama, Pendiri Kelompok Kompas Gramedia yang telah memberikan dukungan dan bantuan dana penelitian kepada penulis untuk menyelesaikan program Strata 3 di Institut Pertanian Bogor;

(11)

memberikan motivasi, dukungan, dan doa.

15. Bp. Soekatno, Icu Sugiarni, Bp. Slamet M. Jaeni, Yudi, Idris, Rudy Pandu, Rukman, Alwan, Haris, Warsono, Anwar, Endang, Dian yang telah banyak membantu dalam penelitian.

16. Teman kuliah saudara Tamrin Lanori, SE, M.Si, Dr. Laode Rijai, Ir. Sabilal Fahri, M.Si, Dr. Mamat Suwanda, Dr. Rita Nurmalina, Dr. Chamidum Daim, Dr. Hengki, Dr. Pratondo, Dr. Woni, Dr. Rina, Dr. Didid Diapari, dan teman-teman lainnya. 17. Saudara Dr. Muh. Farid Samawi dan Ir. Netti Tinaprilla, MM, yang telah ikut

dalam penelitian ini sekaligus membantu dalam penulisan dan penyusunan disertasi.

18. Seluruh saudaraku di Gudang Buku yang telah memberikan dukungan, do’a, dan bantuannya selama kuliah sampai penyelesaian akhir.

19. Ayahanda H. E. Lukman (alm) dan Bapak mertua Drs. Maman Suratman (alm) yang telah mengantarkan penulis sampai ke jenjang sarjana dengan tulus. 20. Ibunda Hj. Ratu Djuhraeni serta Ibu Mertua Hj. Rd. Permana Winduwati yang

senantiasa telah memberi doa yang tulus kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan Doktor di Institut Pertanian Bogor.

21. Adik-adikku Agung S. dan Yanti, Rakhmat M. dan Yani, Qodrat S. dan Heni, serta Lucky M, dan Dini yang telah memberikan doa dan dukungan selama penulis mengikuti pendidikan Doktor di Institut Pertanian Bogor

22. Istriku tercinta Ir. Netti Tinaprilla, MM dan anak-anakku Ratu Intania, Aden, dan Neng Ocha, yang telah memberikan pengorbanan selama penulis mengikuti pendidikan Doktor di Institut Pertanian Bogor.

Akhirnya penulis menyadari bahwa Disertasi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannnya.

Bogor, Februari 2009

(12)

Penulis dilahirkan di Kota Udang, yaitu Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 28 Februari 1967 sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan H. E. Lukman (alm) dan Hj. Ratu Djuhraeni.

Tahun 1986 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cirebon dan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur program PMDK. Program sarjana yang dipilih adalah Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama kuliah, penulis aktif di beberapa organisasi dan sempat menjadi asisten dosen di beberapa mata kuliah.

Tahun 1991 lulus sebagai sarjana dan pada tahun yang sama diterima bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Hanya bertahan selama 12 bulan, pindah ke perusahaan swasta yang bergerak di bidang media masa. Penulis sempat pindah kerja sebanyak 6 perusahaan di Kelompok Kompas Gramedia (KKG) dengan berbagai bidang usaha.

Tahun 1999 mengambil program Magister of Management di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalbe dan lulus tahun 2001. Kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor penulis peroleh pada tahun 2002 di Institut Pertanian Bogor dengan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Sejak tahun 2001 dipercaya mengajar mata kuliah ”Kewirausahaan” dan ”Marketing” di STIE-Supra. Selain itu, mengajar mata kuliah ”Kewirausahaan” dan ”Manajemen Strategi” di IPB. Tahun 2002 berhasil menerbitkan buku dengan judul ”Pembenihan Gurami di dalam Akuarium” dan tahun 2005 menerbitkan buku “Beternak Itik Secara Intensif” yang keduanya diterbitkan oleh AgroMEDIA. Tahun 2007 akhir, bersama sabahat kuliah, Muh. Farid Samawi, berhasil menerbitkan buku majalah ”Kolam Ikan Hias” diterbitkan oleh Tabloid Rumah-Gramedia Grup. Bersama istri tercinta berhasil menerbitkan buku ”Punya Bisnis Sendiri itu Nikmat” diterbitkan oleh Penerbit Buku KOMPAS pada tahun 2008.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……….………... i

DAFTAR TABEL……….………... iii

DAFTAR GAMBAR ……….………... vi

DAFTAR LAMPIRAN ………..……….... viii

I. PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Tujuan Penelitian ...……….. 3

1.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 4

1.4. Manfaat Penelitian ………... 5

1.5. Kebaruan ……….... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ……….……….. 6

2.1. Teknologi Informasi dan Percetakan ………...……….. 6

2.2. Pengelolaan Percetakan ………..…….…...…………... 7

2.3. Limbah Percetakan ……….………...…... 12

2.4. Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan ... 19

2.5. Sistem dan Pemodelan ………..………. 26

2.5.1. Sistem ………. 26

2.5.2. Pendekatan Sistem ……….……. 29

2.5.3. Model ……….……… 31

2.5.4. Verifikasi dan Validasi ………..……… 32

2.6. Penelitian Terdahulu ………... 32

2.6.1. Pentingnya Kualitas ... 32

2.6.2. Penilaian Kinerja ... 36

2.6.3. Produk Berwawasan Lingkungan ... 38

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 43

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….……... 43

3.2. Rancangan Penelitian ………...……….... 43

3.3. Jenis dan Sumber Data ………...……….. 46

3.4. Pendekatan Sistem ...…...……… 47

3.4.1. Analisis Kebutuhan ... 47

3.4.2. Formulasi Masalah ... 48

(14)

3.4.3. Identifikasi Sistem ... 49

3.4.4. Pemodelan ... 51

3.5. Analisis Data ... 52

3.6. Definisi Operasional ... 60

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………..……… 61

4.1. Faktor-Faktor Pengelolaan Percetakan …... 61

4.1.1. Faktor-Faktor Pengelolaan Input ... 62

4.1.2. Faktor-Faktor Pengelolaan Proses Produksi ... 67

4.1.3. Faktor-Faktor Pengelolaan Output ... 77

4.1.4. Faktor-Faktor Pengelolaan Limbah ... 78

4.2. Parameter dan Standar pada Kualitas dan pada Pengelolaan Limbah Percetakan ………... 86

4.3. Model Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan ... 96

4.4. Verifikasi Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan ...…………... 98

4.4.1. PT Percetakan Gramedia ... 99

4.4.2. PT Percetakan Penebar Swadaya ... 114

4.4.3. Percetakan IPB Press ... 129

4.5. Rumusan Strategi Pengelolaan Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan ...……... 147

4.5.1. Formulasi Strategi PT Percetakan Gramedia ... 148

4.5.2. Formulasi Strategi PT Percetakan Penebar Swadaya ... 150

4.5.3. Formulasi Strategi Percetakan IPB Press ………... 154

V. KESIMPULAN DAN SARAN………. 160

5.1. Kesimpulan ………...……….. 160

5.2. Saran ………...………..….. 163

DAFTAR PUSTAKA ………...…..………. 164

LAMPIRAN ………...……….... 170

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Data percetakan di Indonesia tahun 2002 - 2005 ………..……... 2

2 Contoh pengukuran evaluasi kategori ... 37

3 Kerangka kerja pengelolaan lingkungan melalui upaya pencegahan 41 4 Skala industri percetakan ………. 46

5 Analisis kebutuhan pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan ... 48

6 Verifikasi variabel produk ... 56

7 Rekapitulasi metodologi penelitian ... 58

8 Jenis-jenis ukuran kertas yang dipakai percetakan dan ukuran buku yang diinginkan oleh penerbit ... 66 9 Parameter limbah cair sebelum dan setelah diolah IPAL 82 10 Parameter buku putih berkualitas dan definisinya ... 87

11 Standar kualitas buku putih ... 87

12 Standar kualitas naskah …...…...……. 88

13 Standar kualitas bahan baku pendukung lain ………...… 88

14 Standar kualitas tahap pracetak ... 89

15 Standar kualitas bahan baku kertas isi dan sampul buku …..……… 90

16 Standar kualitas tinta ...………..… 90

17 Standar kualitas air pembasah ………...…… 91

18 Standar kualitas mesin cetak . ………..….. 91

19 Standar kualitas tahap cetak ………... 92

20 Standar kualitas mesin pendukung …...……….…… 92

21 Standar kualitas tahap pascacetak ... 93

22 Standar kualitas sumberdaya manusia ………..………..…… 94

23 Standar kualitas keuangan besar, menengah, kecil …………..…..… 94

24 Standar kualitas pengelolaan limbah padat ... 95

25 Standar kualitas pengolahan limbah cair ... 95

26 Hasil penilaian kinerja produk PT Percetakan Gramedia ... 100

27 Hasil penilaian kinerja naskah PT Percetakan Gramedia ... 101

28 Hasil penilaian kinerja bahan pendukung lain PT Percetakan Gramedia ……….. 101 29 Hasil penilaian kinerja tahap pracetak PT Percetakan Gramedia ... 102

30 Hasil penilaian kinerja kertas PT Percetakan Gramedia ...…………. 104

(16)

31 Hasil penilaian kinerja tinta PT Percetakan Gramedia ...………… 104

32 Hasil penilaian kinerja air pembasah PT Percetakan Gramedia ... 105

33 Hasil penilaian kinerja mesin utama PT Percetakan Gramedia ... 105

34 Hasil penilaian kinerja tahap cetak PT Percetakan Gramedia …….. 105

35 Hasil penilaian kinerja mesin pendukung PT Percetakan Gramedia 107 36 Hasil penilaian kinerja tahap pascacetak PT Percetakan Gramedia 107

37 Hasil penilaian kinerja SDM PT Percetakan Gramedia ... 108

38 Hasil penilaian kinerja keuangan PT Percetakan Gramedia ... 109

39 Hasil penilaian kinerja pengelolaan limbah padat PT Percetakan Gramedia ………... 109 40 Hasil penilaian kinerja pengelolaan limbah cair PT Percetakan Gramedia ………... 110 41 Hasil penilaian kinerja seluruh faktor pengelolaan ………. 110

42 Hasil penilaian kinerja parameter keuangan PT Percetakan Gramedia ………... 111 43 Biaya cetak per eksemplar buku putih pada PT Percetakan Gramedia ………...……… 112 44 Hasil penilaian kinerja parameter SDM PT Percetakan Gramedia . 113 45 Hasil penilaian kinerja produk PT PPS ... 116

46 Hasil penilaian kinerja naskah PT PPS ………... 116

47 Hasil penilaian kinerja bahan baku pendukung lain PT PPS .……… 117

48 Hasil penilaian kinerja tahap pracetak PT PPS ………... 117

49 Hasil penilaian kinerja kertas PT PPS ………... 119

50 Hasil penilaian kinerja tinta PT PPS ... 119

51 Hasil penilaian kinerja air pembasah PT PPS ...………. 120

52 Hasil penilaian kinerja mesin utama PT PPS ... 120

53 Hasil penilaian kinerja tahap cetak PT PPS ... 120

54 Hasil penilaian kinerja mesin pendukung PT PPS ... 122

55 Hasil penilaian kinerja tahap pascacetak PT PPS ………... 122

56 Hasil penilaian kinerja SDM PT PPS ... 123

57 Hasil penilaian kinerja keuangan PT PPS ... 124

58 Hasil penilaian kinerja pengelolaan limbah padat PT PPS ... 124

59 Hasil penilaian kinerja pengelolaan limbah cair PT PPS …………... 125

60 Hasil penilaian kinerja seluruh faktor pengelolaan PT PPS ……….. 125

61 Penilaian kinerja parameter SDM PT PPS ……….. 126

62 Penilaian kinerja parameter keuangan PT PPS ……….. 127

63 Biaya cetak per eksemplar buku putih pada PT PPS .……… 128

(17)

64 Penilaian kinerja parameter proses produksi PT PPS ………... 128

65 Hasil penilaian kinerja produk IPB Press ……….…... 130

66 Hasil penilaian kinerja naskah IPB Press ………..……… 130

67 Hasil penilaian kinerja bahan baku pendukung lain IPB Press ……. 131

68 Hasil penilaian kinerja tahap pracetak IPB Press …...………. 131

69 Hasil penilaian kinerja kertas IPB Press ... 133

70 Hasil penilaian kinerja tinta IPB Press ………... 133

71 Hasil penilaian kinerja air pembasah IPB Press ………... 133

72 Hasil penilaian kinerja mesin utama IPB Press ... 133

73 Hasil penilaian kinerja tahap cetak IPB Press …….……….... 134

74 Hasil penilaian kinerja mesin pendukung IPB Press ... 135

75 Hasil penilaian kinerja tahap pascacetak IPB Press …..……… 136

76 Hasil penilaian kinerja SDM IPB Press ………... 137

77 Hasil penilaian kinerja keuangan IPB Press ... 138

78 Hasil penilaian kinerja pengelolaan limbah padat IPB Press ………. 138

79 Hasil penilaian kinerja seluruh faktor IPB Press ...…... 139

80 Biaya cetak per eksemplar buku putih IPB Press ... 141

81 Penilaian kinerja parameter mesin IPB Press ... 142

82 Penilaian kinerja parameter tahap pracetak pada IPB Press ... 143

83 Penilaian kinerja parameter tahap cetak pada IPB Press ………... 144

84 Penilaian kinerja parameter tahap pascacetak pada IPB Press ….. 145

85 Penilaian kinerja parameter produk IPB Press ……… 146

86 Hasil penilaian kinerja semua faktor PT PGM, PT PPS, IPB Press .. 147

87 Rumusan strategi pada PT Percetakan Gramedia ... 150

88 Rumusan strategi pada PT Percetakan Penebar Swadaya ... 153

89 Rumusan strategi pada Percetakan IPB Press ... 159

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka pemikiran penelitian ………...……… 5

2 Organisasi merupakan sistem terbuka………..…… 8

3 Proses percetakan ………....………...……….. 12

4 Model sistem manajemen kualitas

ISO 9001:2000 ...

20

5 Empat pendekatan organisasi hubungan dengan lingkungan ... 22

6 Model sistem manajemen lingkungan ... 26

7 Piramida sustainable development ……… 27

8 Tahapan pendekatan sistem ... 30

9 Pengaruh pengelolaan manajemen yang berkualitas terhadap kinerja perusahaan ... 35 10 Faktor yang mempengaruhi penetapan standar ... 35

11 Manajemen kinerja sebagai loop tertutup ………... 36

12 Konsep peningkatan kinerja ……… 36

13 Hubungan antara manajemen kinerja dengan pengukuran kinerja 37 14 Proses audit dalam penilaian kinerja ……….. 38

15 Diagram pengelolaan lingkungan ... 41

16 Diagram minimisasi limbah ... 42

17 Tahapan penelitian ...………… 45

18 Diagram kotak hitam sistem percetakan ……….……… 51

19 Aliran proses percetakan ……… 61

20 Aliran proses percetakan skala besar ...……… 63

21 Aliran proses percetakan skala menengah …………... 64

22 Aliran proses percetakan skala kecil ...……… 65

23 Tumpukan kertas siap cetak dengan ukuran 1 plano ... 66

24 Tahap proses produksi percetakan dan jenis pekerjaan ... 68

25 Alur pracetak beserta peralatan dan output ... 68

26 Pekerjaan montase ... 69

27 Alur proses pembuatan plate (plate making) ... 70

28 Proses penyinaran pembuatan palte acuan cetak ... 70

29 Plate acuan cetak siap untuk dicetak ... 70

30 Pemberian tinta dan air pada lembaran plate …... 71

31 Tiga silinder pada proses cetak ... 72

(19)

32 Silinder blanket dan blanket yang terpasang pada mesin cetak ... 72

33 Plate yang terpasang pada silinder plate ... 72

34 Mesin utama siap untuk mencetak ... 73

35 Lembaran kertas cetak ... 73

36 Alur proses tahap pascacetak dan mesin yang digunakan ... 74

37 Contoh pola lipatan kertas ... 74

38 Pekerjaan mengkomplit dan mesin komplit ... 74

39 Lembaran kertas cetak yang telah dikomplit ... 75

40 Mesin lem punggung ... 75

41 Mesin potong dan tumpukan buku setelah dipotong …... 76

42 Mesin shrink ... 76

43 Buku putih selesai disortir dan siap untuk dipak ... 76

44 Pekerjaan pengepakan buku ... 77

45 Buku putih yang telah dipak dan berlabel …... 77

46 Tahap proses produksi percetakan dan jenis limbahnya ... 79

47 Limbah padat berupa sobekan kertas dan lembaran plate bekas ... 79

48 Proses pengolahan limbah percetakan ... 80

49 Limbah cair di IPAL ... 82

50 Tabung pengolahan limbah cair secara kimia ... 83

51 Kolam zigzag di IPAL ... 84

52 Limbah lumpur (sludge) ... 84

53 Air hasil akhir dari proses IPAL (proses aerasi) ... 85

54 Alur proses pengolahan limbah cair ... 85

55 Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan ... 97 56 Struktur organisasi PT Percetakan Gramedia ………... 100

57 Struktur organisasi PT Percetakan Penebar Swadaya …………... 115

58 Struktur organisasi Percetakan IPB Press …... 129

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Contoh surat order cetak PT Percetakan Gramedia ... 170

2 Contoh surat order cetak Percetakan IPB Press …... 171

3 Contoh surat perintah kerja (SPK) PT Percetakan Gramedia ... 172

4 Laporan hasil uji limbah cair PT Percetakan Penebar Swadaya ... 177

5 Dokumen rencana mutu PT Percetakan Gramedia ... 178

6 Dokumen manual prosedur PT Percetakan Gramedia ... 183

7 Formulasi strategi PT Percetakan Gramedia ... 189

8 Formulasi strategi PT Percetakan Penebar Swadaya ... 191

9 Formulasi strategi Percetakan IPB Press ... 196

10 Standar remunerasi karyawan percetakan tiga skala ... 207

11 Remunerasi karyawan tiga percetakan contoh kasus ……… 208

12 Remunerasi karyawan tiga percetakan contoh kasus ……… 209

13 Daftar pakar ... 212

(21)

1.1. Latar Belakang

Industri memiliki peran penting dalam suatu negara berkembang, seperti halnya Indonesia. Menurut Kristanto (2002) bagi negara berkembang, industri merupakan faktor esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang secara terus menerus meningkat. Banyak kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor industri. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut industri memerlukan pengelolaan yang baik dan benar, yaitu menerapkan pengelolaan berkualitas dan pengelolaan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan industri berkualitas merupakan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat atau konsumen. Pengelolaan berwawasan lingkungan merupakan upaya pengelolaan industri yang memperhatikan unsur-unsur kepedulian terhadap lingkungan hidup. Pengendalian pencemaran dengan meminimalisasi limbah pencemar atau mencegah timbulnya pencemaran yang berasal dari limbah yang dihasilkan oleh industri merupakan suatu upaya pengelolaan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan industri yang berwawasan lingkungan juga dilakukan untuk mentaati peraturan pemerintah maupun perundang-undangan. Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, pasal 16 menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha wajib melakukan pengelolaan limbah dari kegiatan perusahaannya. Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 1997, perusahaan yang tidak berwawasan lingkungan dapat diberi sanksi pidana maupun perdata atau sanksi administrasi berupa penutupan, pencabutan, penghentian atau penyegelan perusahaan.

(22)

majalah, buku, dan sebagainya. Peningkatan jumlah penerbitan media cetak terkait dengan proses yang semakin mudah dan didukung kebijakan pemerintah yang meniadakan surat ijin usaha penerbitan (SIUP). Pembebasan SIUP bagi penerbitan media masa, seperti koran, tabloid, dan majalah maka memberikan semangat bagi pengusaha untuk menerbitkan media masa secara komersial.

Tabel 1. Data Percetakan di Indonesia Tahun 2002 – 2005

Tahun Jumlah perusahaan

Jumlah tenaga kerja

(orang)

Barang yang dihasilkan (juta eksemplar)

Bahan baku (miliar, Rp)

Pajak tidak langsung (miliar, Rp)

2002 593 56.223 5.176 2.493 87

2003 545 52.531 5.770 3.562 139

2004 551 50.735 8.948 5.949 91

2005 554 50.982 8.787 5.166 110

Sumber: Statistik Indonesia 2005/2006, Badan Pusat Statistik-Indonesia, 2006

Peningkatan jumlah barang cetakan yang dihasilkan sebesar 55% terjadi pada tahun 2003 ke 2004. Tabel 1 memperlihatkan pada tahun 2003 jumlah barang cetakan yang dihasilkan sebanyak 5.770 juta eksemplar menjadi 8.948 juta eksemplar pada tahun 2004. Peningkatan jumlah percetakan hanya sebesar 1%, yaitu dari 545 tahun 2003 menjadi 551 tahun 2004. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah barang cetakan sebesar 55% dengan peningkatan jumlah percetakan yang hanya 1%.

Industri percetakan merupakan salah satu industri yang rawan pencemaran terhadap lingkungan hidup. Hal ini disebabkan percetakan menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3), yaitu timbal (Pb) dan kromium (Cr). Peningkatan jumlah barang cetakan pada industri percetakan perlu diimbangi dengan peningkatan pengolahan limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair percetakan memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak mengakibatkan pencemaran dan menurunkan kualitas lingkungan sekitar. Dari total 554 percetakan pada tahun 1995, seperti Tabel 1, percetakan yang melakukan pengelolaan limbah kurang dari 10%.

(23)

dengan ketat, sehingga percetakan harus melakukan pengelolaan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Pengelolaan percetakan yang berkualitas adalah pengelolaan yang menghasilkan barang cetakan berkualitas, sedangkan pengelolaan percetakan yang berwawasan lingkungan adalah pengelolaan terhadap limbah percetakan terutama limbah yang masih mengandung unsur logam berat B3 (bahan beracun dan berbahaya) yang dihasilkannya sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.

Pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan merupakan sebuah sistem. Banyaknya pihak yang terlibat dengan kepentingan berbeda-beda menyebabkan permasalahan dalam pengelolaan percetakan menjadi kompleks dan perlu dikaji secara holistic (menyeluruh), dengan tetap memfokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen. Pengkajian secara menyeluruh ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dan pola berpikir dalam menangani permasalahan dengan menggunakan model yang merupakan penyederhanaan sistem. Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan ini berfungsi sebagai alat bantu perusahaan percetakan dalam menunjang pengambilan keputusan. Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan dapat membantu pengambilan keputusan dalam rangka merumuskan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Selain itu dengan model ini akan membantu pemerintah dalam pengawasan perusahaan percetakan terhadap peraturan yang terkait dengan limbah percetakan.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menyusun model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut maka terdapat beberapa sub tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis dan menentukan keragaan faktor-faktor pengelolaan percetakan;

2. Menganalisis parameter dan standar kualitas serta parameter dan standar pengelolaan limbah percetakan;

3. Mendesain keragaan sub model pengelolaan berkualitas dan pengelolaan limbah percetakan;

(24)

1.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Industri percetakan merupakan organisasi yang menghasilkan produk berupa barang cetakan. Industri percetakan menghasilkan juga limbah cair yang mengandung B3 sebagai konsekuensi dari proses produksi. Industri percetakan memiliki tujuan memenuhi kebutuhan konsumen melalui barang cetakan berkualitas dengan limbah yang tidak mencemari lingkungan. Hal ini menuntut percetakan perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik perlu dilakukan dari mulai input, proses, dan output.

Output percetakan berkualitas adalah barang cetakan yang

dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. Barang cetakan yang

sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen memerlukan proses

dan input yang berkualitas. Pengelolaan berkualitas pada input dan

proses akan menghasilkan barang cetakan berkualitas sesuai dengan

keinginan konsumen. Pengelolaan industri percetakan yang baik selain

mengelola input, proses, dan output adalah mengelola juga limbah yang

dihasilkan. Pengelolaan terhadap limbah agar tidak mencemari

lingkungan hidup merupakan pengelolaan berwawasan lingkungan,

sehingga perusahaan percetakan tidak saja menguntungkan secara

ekonomis namun percetakan menjalankan pengelolaan secara ekologis.

Pengelolaan percetakan merupakan sistem yang kompleks dan

memerlukan kajian yang menyeluruh sehingga dibutuhkan sebuah model.

Model yang disusun merupakan gabungan sub model pengelolaan

percetakan berkualitas dengan sub model pengelolaan limbah percetakan.

(25)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, model yang dihasilkan dapat digunakan secara general pada berbagai skala percetakan di Indonesia untuk performance appraisal dalam perumusan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan;

2. Bagi pemerintah, model ini dapat dijadikan sebagai alat pengawasan pada percetakan terhadap kepatuhan peraturan yang terkait dengan lingkungan.

1.5. Kebaruan

(26)

2.1. Teknologi Informasi dan Percetakan

Teknologi informasi di era globalisasi memiliki peran, baik dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua segi kehidupan manusia tidak terlepas dari sentuhan teknologi informasi. Menurut Kipphan (2001) sarana teknologi informasi dapat melalui (1) media cetak, (2) media elektronik, dan (3) multimedia. Media cetak adalah sarana dalam penyampaian informasi melalui produk berupa barang cetakan, seperti; buku, majalah, koran, brosur, dan produk media cetak lainnya. Media elektronik adalah sarana dalam penyampaian informasi melalui produk berupa barang elektronik, seperti; televisi, radio, internet, dan sebagainya. Sedangkan multimedia adalah sarana penyampaian informasi terbaru yang menggabungkan antara; teks, gambar, suara, animasi, dan sebagainya. Multimedia dalam penyampaian informasi dapat berupa; teks, grafik, gambar, animasi, dan sebagainya.

Percetakan adalah sebagai perusahaan yang menghasilkan produk media cetak atau perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan (Kipphan, 2001). Menurut Soekatno (2006), percetakan adalah perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang cetakan, seperti; buku, majalah, surat kabar, brosur dan sebagainya. Percetakan di era globalisasi menduduki peran strategis dalam pembangunan di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan konsumen maka percetakan diharapkan dapat menjawab semua harapan dan kebutuhan konsumen, yaitu produk yang berkualitas, ramah lingkungan, dan harga yang kompetitif.

(27)

2.2. Pengelolaan Percetakan

Percetakan merupakan sebuah organisasi. Menurut Stoner (1996), organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan spesifik atau sejumlah tujuan. Sebuah organisasi perusahaan memerlukan pengelolaan atau manajemen. Pengelolaan menurut Robbins (1999) adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang. Menurut Stoner (1996), pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

Pengelolaan organisasi perusahaan lebih diarahkan untuk mencapai tujuan laba melalui cara yang efektif dan efisien. Pengelolaan yang baik harus dilakukan secara keseluruhan dari suatu organisasi perusahaan dan memandang organisasi perusahaan sebagai suatu sistem. Menurut Fuad (2003), sistem yang dimaksud adalah suatu kesatuan dari unit-unit yang saling berinteraksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Organisasi perusahaan atau perusahaan adalah suatu sistem karena merupakan kombinasi dan pengelolaan berbagai sumber ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses produksi serta distribusi barang dan jasa untuk mencapai tujuan, antara lain keuntungan, pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun tanggung jawab sosial dan ekologis.

Menurut Robin (1999), sistem perusahaan merupakan suatu organisasi yang merupakan sistem terbuka. Sistem terbuka selalu berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya. Gambar 2 memperlihatkan organisasi merupakan sistem terbuka dan terlihat bahwa perusahaan merupakan proses transformasi dari masukan atau input untuk menghasilkan keluaran atau output. Input, proses, dan output dalam pengelolaan suatu organisasi perusahaan disebut dengan alur organisasi. Proses tersebut ada dalam suatu sistem organisasi yang dipengaruhi oleh lingkungan yang berubah secara dinamis.

(28)

baik pun tidak ada artinya jika tidak ada evaluasi atau controlling. Controlling yang baik tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik jika rencananya tidak baik. Pada dasarnya, kesemua fungsi tersebut harus berjalan dengan baik secara bersamaan tanpa mementingkan hanya pada salah satu fungsi.

Lingkungan

Sistem

Masukan

(INPUT)

• SDM

• Keuangan

• Bahan baku

• Mesin

• Metode

• Manajemen

Tranformasi

(PROSES)

• Kegiatan-kegiatan karyawan

• Kegiatan manajemen

Metode Operasi

Umpan balik

Keluaran

(OUTPUT)

• Produk atau Jasa

• Hasil keuangan

• Informasi

• Hasil-hasil manusiawi

Lingkungan

Gambar 2. Organisasi Merupakan Sistem Terbuka (Robin, 1999).

Fungsi-fungsi manajemen ini harus dijalankan secara keseluruhan dalam

(29)

merchandising tidak memiliki bahan baku untuk diproses. Walaupun ada perbedaan jenis faktor-faktor pengelolaan ini, namun setiap perusahaan harus mengelola semua faktor ini dengan baik melalui fungsi-fungsi manajemen.

Sumberdaya manusia (man) adalah manusia yang menjadi karyawan yang mengelola jalannya organisasi perusahaan. Menurut Dessler (1997), manajemen sumberdaya manusia adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan organisasi untuk menjalankan aspek “orang” atau sdm dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Campur tangan manusia dalam perusahaan sangat diperlukan terutama untuk melakukan proses produksi. Dalam proses produksi, karyawan dan mesin bersama-sama bertugas untuk melakukan proses menghasilkan output. Pada dasarnya manusia adalah mutlak dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Perusahaan dengan teknologi tinggi yang bersifat capital intensif sekali pun tidak dapat berjalan tanpa campur tangan manusia. Yang membedakan dengan perusahaan labor intensif adalah jumlah pemakaian dan kualitas sumberdaya manusia yang digunakan. Karena pentingnya keberadaan manusia dalam perusahaan maka karyawan tidak lagi disebut sebagai faktor produksi tetapi sebagai aset perusahaan.

Keuangan (money) yang dimaksud adalah berupa uang yang digunakan baik untuk modal investasi maupun operasional. Kebutuhan dana untuk investasi yaitu pembelian barang-barang yang merupakan asset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, dan peralatan. Dana operasional diperuntukan bagi kebutuhan bahan baku, membayar karyawan, promosi, listrik, telepon, air, dan sebagainya. Sumber dana perusahaan dapat diperoleh dari modal saham atau pinjaman baik bank, obliogasi, maupun lembaga keuangan lainnya.

Material adalah bahan baku yang digunakan oleh suatu perusahaan manufaktur. Bahan baku terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan atau pendukung, yang kesemuanya itu menjadi input yang akan masuk ke tahap proses yang akan menghasilkan produk dan limbah.

(30)

industri yang sama dan memiliki modal yang sama, skala usaha yang sama, mesin yang sama, belum tentu menghasilkan output dengan kualitas yang sama. Salah satu yang membedakannya yaitu metode yang berbeda, sehingga metode terbaik sangat dibutuhkan dan perlu terus dicari untuk menghasilkan output tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat waktu.

Manajemen adalah kemampuan dalam mengelola perusahaan. Kemampuan ini berupa keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola sehingga dapat dibedakan dengan manajer yang tidak memiliki keterampilan manajemen. Pasar oleh Griffin (2005) diartikan sebagai mekanisme pertukaran antara pembeli dan penjual atas barang dan jasa tertentu. Menurut Stanton dalam Umar, pasar adalah kumpulan orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk dibelanjakan, dan kemampuan untuk membelanjakannya. Sedangkan pemasaran, menurut Griffin (2005) diartikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi serta distribusi atas gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi sasaran perseorangan dan organisasi. Perusahaan yang berorientasi pasar (market oriented) adalah lebih baik daripada perusahaan yang berorientasi pada penjualan (sales oriented).

Pengelolaan sebuah organisasi adalah pengelolaan terhadap proses pengelolaan yang terdiri dari input, proses, dan output organisasi tersebut. Tahap pertama dalam proses pengelolaan yaitu terkait dengan pengelolaan input yang dikenal dengan unsur-unsur manajemen (6 M) yang terdiri atas; man (sumberdaya manusia), money (keuangan), material (bahan baku), machine (mesin), method (teknologi), dan management (manajemen). Unsur-unsur manajemen merupakan sebagian dari faktor-faktor pengelolaan. Menurut Stoner (1996), input adalah sumberdaya dari lingkungan, seperti bahan mentah dan tenaga kerja yang memasuki sistem organisasi. Organisasi perusahaan mengambil input (bahan baku, uang, tenaga kerja, dan sebagainya) dari lingkungan eksternal, melakukan transformasi menjadi produk atau jasa, dan mengirimkan kembali ke lingkungan eksternal sebagai output.

(31)

proses mengkonversi input terukur ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.

Tahap ketiga dalam proses pengelolaan adalah output, yaitu tahap yang menghasilkan produk. Menurut Stoner (1996) output adalah input yang sudah ditransformasikan dan dikembalikan pada lingkungan eksternal sebagai produk atau jasa. Menurut Hani (2003), sistem pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran; transformasi terdiri dari aliran informasi dan sumberdaya. Keluaran dari organisasi merupakan masukan bagi lingkungannya, dan sebaliknya keluaran dari lingkungan adalah masukan bagi suatu organisasi perusahaan. Organisasi perusahaan dalam rangka pencapaian tujuannya selalu terjadi interaksi dengan lingkungannya. Perusahaan selain menghasilkan output berupa produk maka mengeluarkan juga limbah sebagai output yang tidak dikehendaki. Limbah merupakan output yang berinteraksi dengan lingkungan organisasi perusahaan. Limbah tersebut harus dikelola agar tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan organisasi perusahaan (tidak mencemari lingkungan hidup).

Menurut Kipphan (2001), aliran proses percetakan terdiri dari; (1) penyiapan, (2) tahap pracetak, (3) tahap cetak, (4) tahap pascacetak (penjilidan), dan (5) distribusi. Percetakan memiliki proses produksi yang terdiri dari; pracetak (prepress), cetak (printing), pascacetak (postpress), seperti terlihat dalam Gambar 3. Menurut Gramedia Percetakan (1996), percetakan merupakan sebuah organisasi perusahaan berupa sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem, yaitu; sub-sistem input, sub-sistem proses, dan sub-sistem output.

Sub-sistem input terdiri dari; man (sumberdaya manusia), money (keuangan), material (bahan baku), machine (mesin), method (metode), dan management (manajemen). Material yang dimaksud adalah bahan baku percetakan, yaitu; naskah, kertas, tinta, dan bahan pendukung. Mesin yang dimaksud adalah mesin cetak (utama) dan mesin pendukung.

(32)

percetakan dapat merupakan suatu sub-sistem tersendiri, yaitu sub-sistem pengolahan limbah berupa IPAL (instalasi pengolahan air limbah).

`

Sumber Informas

i

Pra

Cetak Cetak

Pasca Cetak

K

o

nsume

n

Konsumen (preferensi )

Proses produksi

Pemasaran

Distributor Lembaran

cetak Naskah Plate

Produk Percetakan Database

[image:32.595.107.548.137.388.2]

Pemasok

Gambar 3. Proses Percetakan (Kipphan, 2001).

2.3. Limbah Percetakan

Limbah adalah konsekuensi logis dari setiap pendirian suatu industri; begitu pun dengan percetakan. Menurut Kristanto (2002), limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Bila limbah yang mengandung senyawa kimia tertentu sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan konsentrasi tertentu dilepas ke lingkungan maka hal itu akan mengakibatkan pencemaran; baik sungai, tanah, maupun udara. Percetakan menghasilkan limbah berupa; padat dan cair. Limbah yang dihasilkan oleh percetakan adalah; sobekan kertas, plate bekas, film bekas, blanket bekas, kaleng, drum. jerigen, plastik, cairan limbah, dan sludge.

Limbah cair percetakan berasal dari proses produksi, yaitu di bagian pra-cetak pada proses pembuatan plate dan di bagian pra-cetak pada pencucian rol mesin cetak (Gramedia percetakan, 1996). Polutan yang dominan terdapat dalam limbah cair adalah; minyak, tinta, deterjen, dan pewarna.

(33)

berupa cairan, karena mengandung unsur B3. Menurut Tampubolon, 2006, limbah percetakan yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong seperti; tinta dan minyak termasuk limbah B3. Dikategorikan mengandung B3 karena limbah tersebut mengandung logam berat terutama Pb dan Cr. Berdasarkan PP No 85 tahun 1999 logam berat Pb dan Cr termasuk dalam daftar limbah dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Pada umumnya limbah cair percetakan tersebut dibuang langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), sehingga limbah cair tersebut dapat menimbulkan pencemaran ke lingkungan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 02/MENKLH/1988, pencemaran adalah “masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam

air/udara, dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan

manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak

(34)

2.4. Percetakan Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

Di Amerika setiap tahunnya terdapat penghargaan kepada perusahaan yang memiliki kinerja tinggi baik bagi perusahaan skala kecil, skala menengah, dan skala besar. Penghargaan tersebut diberi nama Best of The Best dan Best Workplace. Pada tahun 2006, terdapat 16 perusahaan percetakan yang termasuk Best of The Best dan 36 perusahaan percetakan yang termasuk Best Workplace (Hill, E, 2007). Kriteria perusahaan yang termasuk dalam kategori Best of The Best dan Best Workplace adalah perusahaan yang menjalankan BMP (Best Management Practices), mengelola SDM dengan baik, memperhatikan lingkungan, melakukan pelatihan dan program pengembangan karyawan, memperhatikan keamanan kerja, keselamatan kerja, dan keseimbangan kerja. Pemenang Best of The Best antara lain Visual Systems, Mc Naughton and Gunn, Ripon Community Printers, Action Printing, Crescent

Printing, Resco Print Ghraphics, Tailored Label Products, Suttle-Strauss, CL and

D Graphics, dan Time Printing (Hill, E, 2007.

Perusahaan-perusahaan percetakan di Toronto, juga dievaluasi apakah mereka termasuk dalam kategori perusahaan yang baik dan memiliki kinerja tinggi (Dale, 2007). Selain memiliki kinerja keuangan dan market share, kriteria lain yaitu memiliki hubungan yang baik dengan pemasok dan pelanggan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional, peningkatan kualitas, dan penurunan biaya produksi. Untuk pencapaian customer satisfaction, kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman keinginan pelanggan

2. Melakukan service excellent dan adanya peningkatan setiap tahunnya 3. Memiliki diferensiasi dibandingkan dengan pesaing

4. Berpengalaman di bidangnya 5. Memiliki referensi pelanggan

6. Melakukan pendekatan yang unik, misalkan dengan cara online order 7. Melakukan pengawasan kualitas (process quality control)

8. Memiliki tim yang handal

9. Melakukan proses yang lebih baik terhadap keluhan pelanggan, cara penanganan dan tindakan pencegahan

10. Stabilisasi keuangan

11. Menginformasikan setiap perubahan produk dan jasa

(35)

Kinerja perusahaan percetakan di Inggris dan Irlandia dievaluasi melalui prosedur audit dengan Plimsoll Portfolio Analysis (Dublin, 2008). Kriteria evaluasinya yaitu financial performance (kinerja keuangan) serta analisis industri. Untuk kinerja keuangan, parameternya yaitu profitability, market share, dan sales growth, sedangkan untuk analisis industri, parameternya yaitu melihat kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) seperti pelayanan terhadap konsumen, perhatian terhadap lingkungan, kualitas produk, harga yang ditawarkan, kekuatan daya tawar, hubungan dengan pemasok, dan sebagainya.

Perusahaan di era informasi mendapatkan persaingan yang semakin ketat, sehingga harus bekerja lebih keras guna memenangkan persaingan. Di sisi lain, konsumen menuntut bukan hanya menawarkan harga rendah dan produktivitas tinggi, namun harus dapat menawarkan kualitas yang baik, kesesuaian dengan kebutuhan, kenyamanan, kemudahan yang diperoleh, ketepatan dan cepatnya waktu penyerahan produk, serta produk yang ramah lingkungan.

Menurut Feigenbaum (1961) produk yang berkualitas dapat didefinisikan sebagai gabungan karakteristik produk dari proses pabrikasi yang menentukan derajat dimana produk yang digunakan dapat memenuhi harapan konsumen. Sedangkan menurut The American Society for Quality Control dalam Summer (1997), kualitas memiliki dua arti; (1) kualitas adalah karakteristik dari produk atau jasa yang muncul karena kemampuannya memuaskan kebutuhan konsumen, (2) produk yang berkualitas adalah produk yang tidak memiliki kelemahan. Menurut Summers (1997), kunci-kunci dalam penentuan kualitas adalah sebagai berikut:

1. Penentuan konsumen; adalah hanya konsumen yang bisa memutuskan seberapa baik suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan dan keinginannya, persyaratannya, dan harapannya;

2. Pengalaman aktual; adalah konsumen akan memutuskan kualitas produk atau jasa tidak hanya saat membeli tetapi melalui proses penggunaan produk atau jasa tersebut;

3. Persyaratan; adalah aspek-aspek penting dari produk atau jasa yang diminta oleh konsumen dapat terungkap atau pun tidak;

(36)

5. Subjektifitas keseluruhan; adalah kualitas merupakan subjektifitas konsumen, karena aspek dari produk atau jasa hanya dimunculkan dari perasaan pribadi konsumen.

Menurut Goetsch (2002), kualitas adalah keadaan dinamis yang diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan yang mencapai atau melebihi harapan. Kualitas tidak hanya berlaku untuk produk dan jasa yang disediakan, malainkan juga orang dan proses yang menyediakan produk dan jasa itu serta lingkungan dimana produk dan jasa tersebut disediakan. Perusahaan yang melihat lebih jauh dari sekadar produk akhir dan juga memusatkan perhatian pada peningkatan terus menerus atas orang yang menghasilkan produk, proses yang digunakan, dan lingkungan di mana mereka bekerja akan unggul dalam jangka panjang, bahkan dalam jangka pendek.

Menurut Gaspersz (2003), kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Sistem yang menerapkan pengelolaan berkualitas disebut dengan sistem manajemen kualitas disingkat dengan nama SMK. Pengelolaan berkualitas sebagai suatu cara meningkatkan performasi secara terus menerus pada setiap level proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan sumberdaya manusia dan modal yang tersedia. Keunggulan produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan bukan hanya dari karakteristik produk saja namun juga pelayanan yang meyertai produk tersebut, seperti; cara pemasaran, cara pembayaran, ketepatan penyerahan, aman untuk dikonsumsi, dan sebagainya.

(37)

ISO 8402 (quality vocabulary) mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktifitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance), dan peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.

SMK ditandai dengan kebangkitan Jepang dalam industri dengan menerapkan pembangunan sistem kualitas modern, hal ini dipicu oleh Dr. W. Edward Deming di tahun 1950. Menurut Deming dalam Gaspersz (2003), bahwa proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan kualitas secara terus-menerus (continuous quality improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai dengan distribusi ke pelanggan, seterusnya berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk dikembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.

Menurut Deming, untuk membanguin sistem kualitas modern diperlukan transformasi manajemen menuju kondisi perbaikan secara terus menerus. Tranformasi manajemen ini diringkaskan ke dalam 14 butir, yang dikenal sebagai 14 butir prinsip manajemen Deming, adalah sebagai berikut:

1. Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa, dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta memberikan lapangan kerja;

2. Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi yang baru; karena itu, diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi tantangan dan memahami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan;

3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi masal untuk memperoleh kualitas. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi masal dengan cara membangun kualitas ke dalam produk itu sejak awal;

(38)

setiap barang dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust);

5. Tingkatkan perbaikan secara terus menerus pada sistem produksi dan pelayanan serta meningkatkan kualitas dan produktivitas dan dengan demikian akan secara terus menerus akan mengurangi biaya;

6. Lembagakan pelatihan kerja;

7. Lembagakan kepemimpinan. Tujuan dari kepemimpinan seharusnya membantu pekerja, mesin, dan instrumentasi ke arah hasil kerja yang lebih baik;

8. Hilangkan ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk perusahaan;

9. Hilangkan hambatan-hambatan diantara departemen. Orang-orang yang berada dalam bagian riset, desain, penjualan, dan produksi harus bekerja sama sebagai satu tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan dari barang dan/atau jasa itu;

10. Hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan, dan target-target kepada pekerja untuk mencapai “kerusakan nol” (zero defect) dan tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi;

11A. Hilangkan kuota produksi kerja di lantai pabrik. Subsitusikan dengan kepemimpinan;

11B. Hilangkan “manajemen serba sasaran” (management by objective). Hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi. Substitusikan dengan kepemimpinan;

12A. Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisor) harus diganti dari angka-angka produksi ke kualitas produk;

12B. Hilangkan penghalang yang merampok orang-orang yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan praktek sistem penilaian tahunan (annual merit rating) dan manajemen serba sasaran serta manajemen berdasarkan pada angka produksi;

13. Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara serius; 14. Gerakkan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi

(39)

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas (SMK). ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan (Gaspersz, 2003). Lebih lanjut dijelaskan ISO 9001:2000 bukan standar produk tetapi hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas (SMK). Definisi dari standar ISO 9000 untuk sistem manajemen kualitas adalah struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur-prosedur, proses-proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen kualitas. Suatu sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu (Gaspersz, 2003).

(40)

SISTEM MANAJEMEN KUALITAS (TQM) PERBAIKAN TERUS-MENERUS Tanggung Jawab Manajemen Pengukuran, Analisis, Perbaikan Realisasi Produk Manajemen Sumberdaya PERS Y AR ATAN PELA NGGA N KEPU

ASAN P

E

L

ANGGA

N

Input Output

Gambar 4. Model Proses Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000

(Gaspersz , 2003).

Pengendalian kualitas (quality control) adalah penggunaan teknik-teknik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk atau jasa. Hal ini mencakup integrasi antara berbagai teknik dan aktivitas sebagai berikut:

1. Spesifikasi terhadap apa yang dibutuhkan konsumen;

2. Merancang produk atau jasa yang dapat memenuhi spesifikasi;

3. Pembuatan atau instalasi untuk memenuhi spesifikasi secara keseluruhan; 4. Pengawasan untuk menentukan kesesuaian spesifikasi dengan kebutuhan; 5. Mengevaluasi pemakaian di tingkat konsumen untuk menghasilkan

informasi yang berguna bagi perbaikan spesifikasi ke depan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang berubah.

Penerapan kelima aktivitas tersebut menyediakan kepada konsumen produk atau jasa terbaik pada tingkat harga yang paling murah. Tujuan ini seharusnya terus-menerus berlanjut dalam rangka quality improvement. Semua tindakan yang sistematis dan terencana ini diperlukan agar dapat meyakinkan bahwa suatu produk akan memuaskan persyaratan tertentu terhadap kualitas.

(41)

efektivitas, setelah itu baru efisiensi. Dikarenakan efektivitas lebih memfokuskan pada target atau tujuan, sedangkan efisiensi lebih memfokuskan pada proses yang baik dan hemat. Sebelum melakukan proses perusahaan dengan berbagai strategi yang diterapkan, perusahaan perlu terlebih dahulu menetapkan visi, misi, dan tujuan. Hal inilah yang terkait dengan efektivitas. Menurut Summer (1997), kualitas adalah kebalikan dari produktivitas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika suatu perusahaan mengejar kualitas maka otomatis akan mengorbankan produktivitas dan sebaliknya jika perusahaan mengejar produktivitas, maka akan mengorbankan kualitas. Hal itu dapat saja terjadi untuk produk yang bukan high tech atau cenderung hand made. Semakin tinggi tuntutan kualitas dari konsumen maka pengerjaannya akan membutuhkan waktu yang lama, demi mencapai kualitas yang diinginkan. Akibatnya, produktivitas menjadi turun. Hal ini tidak menjadi masalah bagi perusahaan tersebut karena dapat dikompensasikan pada harga jual yang lebih tinggi.

Produktivitas adalah rasio antara output dengan input, misalkan ton/ha, kg/HOK, unit produk/jam kerja, dan sebagainya. Jika perusahaan memfokuskan pada peningkatan produktivitas, maka cenderung pada produk masal. Dampaknya adalah keinginan untuk proses produksi yang cepat dan pada akhirnya mengesampingkan kualitas. Untuk itulah produk masal yang mengutamakan peningkatan produktivitas dapat menetapkan harga yang lebih rendah. Mereka dapat menutupi harga yang rendah melalui volume penjualan yang tinggi.

Pada dasarnya kualitas dan produktivitas memang berbeda, namun dalam perusahaan yang menerapkan pengelolaan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, keduanya harus dipadukan bahwa selain meningkatkan produktivitas, perusahaan juga perlu selalu memperhatikan kualitas. Kesemuanya itu ditujukan untuk keberlanjutan (sustainable) usaha melalui perolehan laba jangka panjang.

Menurut Kipphan (2001), percetakan berkualitas didefinisikan sebagai upaya percetakan dalam menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen melalui proses dan input berkualitas. Keinginan konsumen ditangkap oleh percetakan berupa sumber informasi yang diterjemahkan dalam input dan proses.

(42)

alam disebut sebagai manajemen berwawasan lingkungan (greening management). Perusahaan yang berwawasan lingkungan didefinisikan perusahaan yang berupaya mengelola lingkungannya baik lingkungan fisik, eksternal, serta dampak yang ditimbulkannya. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, baik padat, cair, maupun gas.

Percetakan menghasilkan limbah cair mengandung B3 yang dapat menimbulkan dampak negatif. Limbah percetakan tersebut harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dampak yang ditimbulkan oleh limbah tersebut perlu dikompensasi dalam bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar. Bentuk kepedulian tersebut berkait dengan program corporate social responsibility (CSR), seperti pendirian poliklinik untuk karyawan dan masyarakat sekitar, pendirian water treatment, pemanfaatan limbah menjadi barang ekonomis, dan pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan kegiatan sosial ekonomi. Selain itu, perusahaan berwawasan lingkungan perlu mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan aspek lingkungan.

Ada empat pendekatan yang dapat ditempuh organisasi di dalam hubungannya dengan masalah lingkungan, yaitu; (1) pendekatan legal, (2) pendekatan pasar, (3) pendekatan pihak yang berkepentingan, (4) pendekatan aktif. Gambar 5 memperlihatkan empat pendekatan organisasi dalam hubungan dengan lingkungan.

Rendah Tinggi

Kepekaan terhadap lingkungan

Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Legal pasar yang berkepentingan aktif

Gambar 5. Empat Pendekatan Organisasi dalam Hubungan dengan Lingkungan (Robbins, 1999).

(43)

pelanggan terhadap produk yang berwawasan lingkungan merupakan hal yang akan disediakan oleh perusahaan tersebut.

Pendekatan yang berkepentingan merupakan pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah lingkungan, dengan cara menanggapi dan memenuhi tuntutan yang berasal dari stakeholders, seperti; karyawan, perusahaan pemasok, investor, atau masyarakat. Pendekatan aktif adalah pendekatan yang paling tinggi dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah lingkungan. Perusahaan yang melakukan pendekatan aktif selalu mencari cara dan metode guna melakukan kegiatan yang berwawasan lingkungan, sekaligus melestarikan lingkungan beserta alam.

Perusahaan yang berwawasan lingkungan adalah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML). Menurut Hariadi (2003) sistem manajemen lingkungan adalah bag

Gambar

Gambar 3.  Proses Percetakan (Kipphan,  2001).
Gambar 6. Model Sistem Manajemen Lingkungan (Hadiwiardjo, 1997).
Gambar  8. Tahapan Pendekatan Sistem (Hartrisari, 2007).
Gambar 10.  Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Standar (Abraham, 2002).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sertifikasi LEI merupakan sertifikasi ekolabel yang dikembangkan oleh LEI (Lembaga Ekolabel Indonesia) yang bertujuan untuk mendorong perbaikan-perbaikan pengelolaan

Pertambakan pola wanamina merupakan suatu alternatif usaha melalui pendekatan bioteknis untuk mengakomodir kegiatan konservasi kawasan hutan mangrove dengan kegiatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis model optimasi pengelolaan wanamina, mengkaji model wanamina yang paling optimal, mengkaji pengaruh budidaya