• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA, ANALISIS

C. Analisis Data

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah dilakukan oleh 1 orang observer selama proses pembelajaran di kelas VIIIA semester genap tahun ajaran 2016/2017 SMP Pangudi Luhur Moyudan. Perhitungan keterlaksanaan proses pelaksanaan pembelajaran dilihat pada kegiatan guru dan kegiatan siswa yang diberikan skor 1 pada pernyataan tanda cek ( ) kolom “ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan skor 0 apabila yang diberi tanda cek ( ) kolom “tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Selanjutnya skor seluruhnya dijumlahkan dan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.11 Data Persentase Kegiatan Guru

Kegiatan Pembelajaran

Persentase Kegiatan Guru pada Pertemuan ke -

2 3 4 5

Pendahuluan 100,00 % 100,00 % 100,00 % 100,00 % Inti 92,85 % 92,85 % 85,71 % 100,00 % Penutup 100,00 % 100,00 % 100,00 % 100,00 % Rata-rata 97,62 % 97,62 % 95,24 % 100,00 %

Berdasarkan data rincian keterlaksanaan kegiatan guru pada pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 4.11 diperoleh secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Keterlaksanaan keseluruhan =

=

=

= 97,62%

Tabel 4.12 Data Persentase Kegiatan Siswa

Kegiatan Pembelajaran

Persentase Kegiatan Siswa pada pertemuan ke -

2 3 4 5

Pendahuluan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Inti 71,42% 85,71% 71,42% 92,86%

Penutup 66,67% 100,00% 100,00% 75,00% Rata-rata 79,36% 95,24% 90,47% 89,29%

Berdasarkan data rincian kegiatan siswa pada pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 4.12 diperoleh secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Keterlaksanaan keseluruhan =

=

= 88,59%

Berdasarkan Tabel 4.11 dan Tabel 4.12, diperoleh hasil bahwa persentase keterlaksanaan kegiatan guru sebesar 97,62% dan persentase keterlaksanaan kegiatan siswa sebesar 88,59%.

2. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di dalam Kelompok a. Pertemuan Kedua

Tabel 4.13 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kedua

Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 69,23% S.4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 76,92% S.12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 76,92% S.21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 92,3% Jumlah 1 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 1 1 Keterangan :

1) Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2

2) Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52

Berdasarkan Tabel 4.13, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan kedua adalah siswa S.21 karena siswa tersebut mendapatkan skor 11 atau 92,3% dari total skor 13. Siswa S.4 dan S.12 mendapatkan skor 10 atau 76,92% dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan teman lain dalam kelompoknya karena mendapatkan skor 9 atau 69,23%.

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.13, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah menentukan data/informasi yang diketahui dalam soal, berdiskusi dengan teman kelompok berkaitan dengan permasalahan dan penyelesaian permasalahan, mencoba melakukan penyelesaian masalah, bertanya kepada guru sebagai sumber informasi, memberikan ide, dan menanggapi pertanyaan atau pendapat dari siswa lain. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas membaca soal terlebih dahulu, mendengarkan pertanyaan atau pendapat siswa lain, mencari kemungkinan penyelesaian lain, dan mengulang-ulang proses pencarian permasalahan. Sedangkan aktivitas yang belum dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok pada pertemuan kedua ini adalah membaca referensi/buku dan melakukan pengecekan kembali terhadap penyelesaian yang diperoleh. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan kedua adalah 65,4%.

Jika dilihat berdasarkan proses pemecahan masalah, pada pertemuan kedua ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, meskipun dari 4 siswa di dalam kelompok, hanya 1 siswa yang membaca soal. Pada langkah merencanakan penyelesaian, semua anggota kelompok dapat terlibat

dan seluruh anggota memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Sedangkan pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, seluruh siswa juga sudah mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Namun, pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh, tidak ada satupun siswa yang melakukan pengecekan kembali dan hanya ada 1 siswa yang mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat.

b. Pertemuan Ketiga

Tabel 4.14 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Ketiga

Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 7 53,84% S.4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 84,61% S.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% S.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% Jumlah 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 Keterangan :

1) Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2

2) Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52

Berdasarkan Tabel 4.14, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan ketiga adalah siswa S.12 dan S.21

karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100% dari total skor 13. Siswa S.4 mendapatkan skor 11 atau 84,61% dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan teman lain dalam kelompoknya karena mendapatkan skor 7 atau 53,84%. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.4, S.12, dan, S.21 mengalami peningkatan berdasarkan aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua, namun siswa S.2 mengalami penurunan aktivitas.

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.14, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan data/informasi yang diketahui dalam soal, membaca buku referensi, bertanya kepada guru, mendengarkan pertanyaan atau pendapat siswa lain, mencari kemungkinan penyelesaian permasalahan jika penyelesaian tidak diperoleh, dan mengulang-ulang proses mencari penyelesaian. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas berdiskusi dengan teman kelompok, mencoba melakukan penyelesaian masalah, memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan, menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, dan melakukan pengecekakan kembali terhadap penyelesaian yang diperoleh. Dan tidak ada aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan ketiga ini. Berdasarkan Tabel

4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan ketiga adalah 84,6%. Sehingga, pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4%.

Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan ketiga ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, karena 4 siswa di dalam kelompok membaca soal dengan cermat dan teliti. Namun, pada langkah merencanakan penyelesaian, terdapat 3 siswa yang terlibat dalam perumusan dan hanya 2 siswa yang memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Sedangkan pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, juga hanya ada 3 siswa yang mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Terdapat satu siswa yang tidak mau terlibat aktif di dalam kelompok. Begitu juga pada langkah memeriksa kembali dan menarik kesimpulan, hanya terdapat 2 siswa yang melakukan pengecekan kembali dari hasil yang telah diperoleh.

c. Pertemuan Keempat

Tabel 4.15 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Keempat

Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6 46,15% S.4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23% S.12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23% S.21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23% Jumlah 4 4 3 4 4 0 1 3 4 3 3 3 3

Keterangan :

1) Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2

2) Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52

Berdasarkan Tabel 4.15, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif di dalam kelompok pada pertemuan keempat adalah siswa S.4, S.12, dan S.21 karena ketiga siswa tersebut mendapatkan skor 12 atau 92,23% dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan ketiga teman lain dalam kelompoknya seperti pada pertemuan kedua dan ketiga karena mendapatkan skor 6 atau 46,15%. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.4 mengalami peningkatan berdasarkan aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga, namun siswa S.12, dan S.21 mengalami penurunan aktivitas dibandingkan pertemuan kedua dan siswa S.2 mengalami penurunan aktivitas dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga.

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.15, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan data/informasi yang diketahui dalam soal, melakukan penyelesaian permasalahan, berdiskusi untuk penyelesaian permasalahan, dan mendengarkan pertanyaan atau epndapat teman. Aktivitas yang belum

maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas berdiskusi dnegan teman kelompok berkaitan dengan permasalahan yang ada, bertanya kepada guru, menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, melakukan pengecekan kembali, mencari penyelesaian lain jika penyelesaian tidak ditemukan, dan mengulang-ulang proses mencari permasalahan. Sedangkan aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan keempat ini adalah aktivitas membaca referensi/buku. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan keempat ini adalah 75%. Sehingga, pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4% namun mengalami penurunan dibandingkan pertemuan ketiga yaitu 84,6%.

Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan keempat ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, karena 4 siswa tersebut membaca soal terlebih dahulu untuk memahami permasalahan yang diberikan. Pada langkah merencanakan penyelesaian, hanya terdapat 3 siswa yang terlibat dengan cara berdiskusi dan memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Namun pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, seluruh siswa mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk

menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh dan menarik kesimpulan, hanya 3 siswa yang melakukan pengecekan kembali dan ke-3 siswa tersebut mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat.

d. Pertemuan Kelima

Tabel 4.16 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kelima

Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 - - - - - - - - - - - - - - - S.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 92,23% S.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% S.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 Keterangan :

1) Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2

2) Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52

Berdasarkan Tabel 4.16, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan kelima adalah siswa S.12 dan S.21 karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100% dari total skor 13. Siswa S.4 mendapatkan skor 12 atau 92,23% dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 tidak hadir dikarenakan sakit. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.12 dan S.21 mengalami peningkatan berdasarkan

aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua dan keempat. Sedangkan siswa S.4 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan aktivitas dibandingkan pertemuan keempat. Namun siswa S.4 selalu mengalami peningkatan mulai dari pertemuan kedua sampai pertemuan keempat.

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.16, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, hampir semua aktivitas telah dilakukan oleh semua anggota kelompok selain menangapi pertanyaan atau pendapat teman terkait permasalahan. Dan tidak ada aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan kelima ini. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan kelima adalah 97,4%. Sehingga, pada pertemuan kelima ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4%, dan pertemuan ketiga sebesar 84,6% maupun pertemuan keempat yang sebesar 75%.

Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan kelima ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok dan ke-3 anggota kelompok yang hadir membaca soal untuk memahami permasalahan yang diberikan pada LKS. Pada langkah merencanakan penyelesaian, semua anggota kelompok dapat terlibat dan seluruh anggota memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Begitu juga pada langkah melaksanakan rencana

penyelesaian seluruh siswa juga sudah mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh dan menarik kesimpulan, ke-3 siswa melakukan pengecekan kembali dan mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat.

3. Analisis Hasil Belajar Siswa

a. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Awal

1) Analisis Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah

Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diukur dengan menganalisishasil pengerjaan tes kemampuan awal berdasarkan jumlah siswa yang menyelesaikan soal sesuai langkah-langkah pemecahan masalah yang disajikan dalam Tabel 4.17 berikut ini :

Tabel 4.17 Distribusi Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Awal

No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4

1 Memahami Masalah 28 siswa 21 siswa 30 siswa 11 siswa 2 Merencanakan

Penyelesaian

5 siswa 19 siswa 4 siswa 0 siswa 3 Menyelesaikan Rencana

Penyelesaian

2 siswa 4 siswa 2 siswa 0 siswa 4 Memeriksa Kembali 1 siswa 3 siswa 1 siswa 0 siswa

Berdasarkan Tabel 4.17, dapat dilihat rincian data jumlah siswa yang menyelesaikan soal sesuai kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut :

a) Soal nomor Satu

Berikut ini adalah soal nomor satu yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal :

Agus berangkat dari rumah ke sekolah dengan mengendarai sepeda. Jika diameter roda adalah 50 cm

dan Agus sampai di sekolah setelah roda berputar sebanyak 1600 putaran. Berapa km jarak Rumah Agus ke sekolah?

Dari hasil pengerjaan soal nomor satu tersebut terdapat 28 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 7 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 28 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 5 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian dan hanya ada 1 siswa yang mampu melaksanakan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Siswa tersebut adalah S.8.

Kesalahan siswa terjadi karena siswa tidak bisa menggunakan konsep jarak ketika yang diketahui diameter roda dan banyak putaran yang terjadi sehingga banyak siswa yang mengkosongkan lembar jawab mereka pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian. Ada juga siswa yang tidak mengetahui jika untuk mencari jarak tempuh, maka harus mencari keliling terlebih

dahulu. Hal yang dilakukan siswa justru langsung membagi banyak putaran dengan diameter, menuliskan keliling sebagai jarak tempuh, dan siswa salah dalam menghitung hasil perkalian dan menuliskan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :

Gambar 4.1 Hasil pengerjaan S.9

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa S.9 salah dalam menentukan jarak rumah Agus. Hal ini dikarenakan S.9 tidak mencari dahulu keliling lingkaran roda melainkan langsung membagi banyak putaran roda dengan diameter.

Gambar 4.2 Hasil pengerjaan S.10

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa S.10 salah dalam menentukan jarak rumah Agus. Hal ini dikarenakan S.10 menganggap bahwa jarak rumah agus adalah keliling dari roda.

b) Soal nomor Dua

Berikut ini adalah soal nomor dua yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal :

Sebuah kandang sapi dibuat di atas tanah berukuran 4 m

x 4 m. Seekor sapi diikat dengan menggunakan tali sepanjang 4 m pada salah satu pojok luar kandang. Berapa luas daerah maksimum yang dapat dijelajahi oleh sapi? Buatlah sketsa untuk mendukung jawaban tersebut!

Dari hasil pengerjaan soal nomor dua tersebut terdapat 21 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 14 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 21 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 13 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian dan hanya ada 3 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian sampai pada tahap mengecek kembali dan menarik kesimpulan. Ke-3 siswa tersebut adalah S.16, S.25, dan S.23.

Kesalahan siswa banyak terjadi karena siswa kurang mendalami konsep dasar luas, sehingga siswa kesulitan mencari luas lingkaran berdasarkan sketsa yang telah siswa buat dan ada juga siswa yang justru mencari keliling lingkaran. Padahal hampir seluruh siswa mampu membuat sketsa dari hal-hal yang diketahui dalam soal. Ada juga yang masih salah dalam membedakan antara jari-jari dan diameter lingkaran, salah dalam melakukan perhitungan dan penulisan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :

Gambar 4.3 Hasil Pengerjaan S.18

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa S.18 salah dalam menentukan luas daerah maksimum karena salah dalam menuliskan rumus luas lingkaran.

c) Soal nomor Tiga

Berikut ini adalah soal nomor tiga yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal :

Sebuah lingkaran memiliki luas 19,625 . Berapakah keliling sebuah lingkaran tersebut? (

Berdasarkan hasil pengerjaan soal nomor tiga tersebut terdapat 30 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 5 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 30 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 4 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, dari 4 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian, hanya ada 2 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian dan hanya ada 1 siswa sampai pada langkah memeriksa kembali. Siswa tersebut adalah S.10.

Kesalahan siswa terjadi karena ada sebagian siswa tidak mengetahui jika langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari jari-jari lingkaran terlebih dahulu sehingga ada beberapa siswa yang langsung mengalikan luas lingkaran dengan untuk mencari keliling lingkaran, namun ada juga siswa yang tidak mengisi lembar jawab mereka pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian. Terdapat juga siswa yang mengetahui bahwa harus mencari jari-jari lingkaran terlebih dahulu akan tetapi siswa tersebut kesulitan melakukan perhitungan dan menemukan hasil perhitungan yang tepat.Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :

Gambar 4.4 Hasil Pengerjaan S.16

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa S.16 salah dalam melakukan perhitungan jari-jari, padahal S.16 sudah mengetahui langkah-langkah untuk melakukan penyelesaian.

d) Soal nomor Empat

Pak Totok memiliki kebuh berbentuk lingkaran. Tepat didalam kebun tersebut akan dibuat kolam ikan berbentuk persegi dan sisanya akan ditanami kangkung seperti pada gambar berikut :

Jika kolam ikan memiliki panjang sisi 14 m. Berapakah keliling kebun dan luas kebun yang ditanami kangkung?

Terdapat 11 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 24 siswa belum mampu memahami masalah. Namun dari 11 siswa yang mampu memahami masalah, tidak ada satupun siswa yang sampai pada langkah merencanakan penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang kehabisan waktu untuk mengerjakan soal. Selain itu banyak siswa yang kesulitan mencari jari-jari lingkaran yang dicari menggunakan rumus Pythagoras dan ada juga siswa yang menganggap sisi persegi merupakan jari-jari lingkaran, padahal hal ini salah. Karena semua siswa tidak menemukan jari-jari lingkaran yang diminta maka semua siswa salah dalam mencari keliling dan luas kebun. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :

Gambar 4.5 Hasil Pengerjaan S.26

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa S.26 salah dalam menentukan diameter lingkaran. S.26 menganggap bahwa sisi persegi adalah diameter lingkaran padahal hal tersebut salah karena untuk mencari diameter harus menggunakan rumus Pythagoras.

Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada tes kemampuan awal berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, jumlah siswa yang dapat menyelesaikan soal sesuai dengan langkah pemecahan masalah sebagai berikut :

Tabel 4.18 Daftar Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Permasalahan Tes Kemampuan Awal sesuai Langkah-langkah Pemecahan Masalah dan Indikator Soal

No Soal Indikator Soal Siswa Jumlah

1 Menentukan Jarak tempuh S.8 1

2 Menentukan Luas sebuah Lingkaran

S.16, S.25, S.32 3 3 Menentukan Keliling sebuah

Lingkaran

S.10 1

4 Menghitung Keliling dan Luas Benda yang mengandung bentuk lingkaran

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah pada indikator soal menentukan jarak tempuh atau penggunaan konsep jarak. Pada indikator soal menentukan luas sebuah lingkaran terdapat 3 siswa yang mampu menyelesaikan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Pada indikator menentukan keliling sebuah lingkaran terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Sedangkan pada indikator soal menghitung keliling dan luas benda yang mengandung bentuk lingkaran, tidak ada siswa mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah.

2) Analisis Berdasarkan Rata-Rata tiap Langkah Pemecahan Masalah Selain dengan melihat kemampuan pemecahan masalah melalui jumlah siswa yang menyelesaikan indikator soal sesuai langkah pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah juga dianalisis berdasarkan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah seperti disajikan dalam Tabel 4.19 di bawah ini :

Tabel 4.19 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tes kemampuan awal Berdasarkan Rata-rata tiap Langkah Pemecahan Masalah

No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 Rata- Rata 1 Memahami Masalah 28 siswa (80,00%) 21 siswa (60,00%) 30 siswa (85,71%) 11 siswa (31,43%) 64,29 % 2 Merencanakan Penyelesaian 5 siswa (14,28%) 19 siswa (54,28%) 4 siswa (11,43%) 0 siswa (0%) 19,99%

No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 Rata- Rata 3 Melaksanakan Rencana Penyelesaian 2 siswa (5,71%) 4 siswa (11,43%) 2 siswa (5,71%) 0 siswa (0%) 5,71% 4 Memeriksa Kembali 1 siswa (2,86%) 3 siswa (8,57%) 1 siswa (2,86%) 0 siswa (0%) 3,57%

Berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat bahwa rata-rata untuk langkah memahami masalah sebesar 64,29%, untuk langkah merencanakan penyelesaian sebesar 19,99%, untuk langkah melaksanakan rencana penyelesaian sebesar 5,71%, sedangkan untuk langkah memeriksa kembali sebesar 3,57%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa langkah yang paling sedikit dilaksanakan oleh siswa adalah mengecek kembali dan menarik kesimpulan. Namun hal ini bisa terjadi karena siswa tidak bisa menyelesaikan langkah melaksanakan rencana penyelesaian sehingga berdampak pada tidak terlaksananya langkah memeriksa kembali. Dari hasil tersebut juga bisa dilihat bahwa siswa paling menguasai dan langkah yang dilaksanakan oleh siswa adalah langkah memahami masalah.

3) Analisis Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Tingkat kemampuan siswa dapat diukur dengan menganalisis tes kemampuan awal berdasarkan KKM, selain menggunakan jumlah siswa yang menyelesaikan permasalahan tes kemampuan awal sesuai langkah pemecahan masalah dan rata-rata

tiap langkah pemecahan masalah yang telah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah tabel nilai hasil tes kemampuan awal dengan

range nilai setiap siswa 0 – 100.

Dari tabel dapat dianalisis data tes kemampuan awal berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75, sebagai berikut :

Tabel 4.20 Ketercapaian Tes Kemampuan Awal berdasarkan KKM

Siswa Kemampuan Awal

Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.1 17 S.2 22 S.3 35 S.4 29 S.5 25 S.6 23 S.7 50 S.8 52 S.9 25 S.10 55 S.11 22 S.12 23 S.13 12 S.14 25 S.15 25 S.16 65 S.17 22 S.18 33 S.19 41 S.20 24 S.21 44 S.22 14 S.23 17 S.24 10

Siswa Kemampuan Awal Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.25 43 S.26 39 S.27 38 S.28 14 S.29 35 S.30 27 S.31 20 S.32 29 S.33 - - - S.34 15 S.35 35 S.36 8 Rata-Rata 28,14

Berdasarkan Tabel 4.20, dapat dilihat bahwa dari 35 siswa

Dokumen terkait