• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

J. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah secara statistik. Langkah pertama dengan uji normalitas Q-Q plot untuk melihat distribusi normal suatu data. Data yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan, lalu dilanjutkan dengan uji Chi-Square (Dahlan dan Sopiyudin, 2009).

Uji normalitas Q-Q plot dilakukan terhadap variabel usia. Distribusi pada variabel usia menggambarkan distribusi data penelitian. Hasil uji normalitas Q-Q plot menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi normal. Menurut Aulia

40

(2013), berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data dengan jumlah lebih dari 30 angka (n>30), maka sudah dapat diasumsikan bahwa data terdistribusi normal.

Selain uji normalitas, dilakukan pula uji univariat terhadap variabel usia, jenis kelamin, dan faktor risiko kesehatan. Menurut Kamus Kesehatan (2015), analisis univariat adalah analisis statistik yang memperhitungkan faktor atau variabel tunggal. Pada variabel usia didapatkan frekuensi pada 5 rentang usia, yaitu 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, 70-79 tahun, dan usia di atas 80 tahun. Pada variabel faktor risiko kesehatan terdapat 6 faktor yang diteliti, yaitu BMI, aktivitas fisik, pola makan, merokok, alkohol dan riwayat penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskuler. Pada penelitian ini, data untuk faktor alkohol tidak dapat dianalisis karena di Dukuh Blambangan tidak ditemukan responden yang memiliki gaya hidup mengonsumsi alhohol. Frekuensi pada faktor BMI dinyatakan dalam 4 rentang BMI, yaitu <18,5 kg/m2, ≥18,5 - <25,0 kg/m2, ≥25,0 - <27,0 kg/m2, ≥27,0 kg/m2

. Frekuensi pada faktor aktivitas fisik dinyatakan dalam 3 kategori, yaitu responden yang melakukan aktivitas berat, olahraga rutin, dan tidak melakukan aktivitas fisik. Frekuensi pada faktor pola makan dinyatakan dalam 3 kategori, yaitu responden yang mengonsumsi makanan yang direbus lebih banyak dibanding makanan yang digoreng, mengonsumsi buah secara rutin, dan tidak menjaga pola makan. Frekuensi pada faktor merokok dinyatakan dalam 3 kategori, yaitu responden yang merupakan perokok aktif, pasif, dan tidak merokok. Frekuensi pada faktor riwayat penyakit penyerta dinyatakan dalam 3 kategori, yaitu responden dengan komplikasi DM, asam

urat,stroke, penyakit kolesterol, penyakit jantung, dan responden tanpa penyakit komplikasi terkait kardiovaskuler. Hasil data univariat ini selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada bagian pembahasan.

Pada penelitian ini dilakukan pula uji Anova terhadap variabel tekanan darah (tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik) terhadap usia dan BMI. Uji ini dimaksudkan untuk menganalisis perbedaan antara tekanan darah dengan pertambahan usia dan BMI. Pada penelitian ini, terjadi peningkatan tekanan darah sistolik seiring adanya pertambahan usia, namun tidak demikian terhadap tekanan darah diastolik. Hasil menunjukkan bahwa pertambahan usia tidak berbeda secara signifikan terhadap tekanan darah diastolik. Hal ini dapat dibuktikan pula lewat nilai p dari masing-masing variabel. Perbedaan antara tekanan darah dengan usia selanjutnya akan dibahas lebih rinci pada bagian pembahasan. Sebelum dilakukan uji Anova, variabel BMI dianalisis menggunakan uji t, namun karena nilai p yang dihasilkan dalam pembagian dua kategori BMI tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, maka peneliti melakukan sub-analisis terhadap variabel BMI menjadi 4 kategori. Kategori yang dimaksud adalah BMI <18,5 kg/m2, ≥18,5 - <25,0 kg/m2, ≥25,0 - <27,0 kg/m2, ≥27,0 kg/m2

. Setelah melakukan sub-analisis, variabel BMI diuji dengan uji Anova. hasil menunjukkan bahwa hanya tekanan darah sistolik yang berbeda secara signifikan dengan BMI. Hal ini dapat dibuktikan pula lewat nilai p dari masing-masing variabel. Perbedaan antara tekanan darah dengan BMI selanjutnya akan dibahas lebih rinci pada bagian pembahasan.

42

Menurut Dahlan (2009), pada hasil uji Anova, jika terdapat perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya adalah menganalisis kelompok mana yang berbeda secara signifikan menggunakan analisis Post Hoc. Variabel usia dan BMI yang telah diuji Anova pada penelitian inilah yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis Post Hoc.

Uji t dilakukan pula pada penelitian ini. Uji ini dilakukan untuk menganalisis hubungan tekanan darah terhadap jenis kelamin dan faktor risiko kesehatan. Selain itu, uji ini pula menunjukkan perbedaan tekanan darah terhadap masing-masing faktor pada faktor risiko kesehatan. Tujuan uji ini sama dengan uji Anova. Perbedaan terdapat pada variabel yang akan dihubungkan. Pada uji ini, tekanan darah dianalisis terhadap jenis kelamin dan faktor risiko kesehatan, kecuali BMI, yang masing-masing hanya memiliki 2 kategori analisis. Pada variabel jenis kelamin, kategorisasi ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada risiko kesehatan, untuk faktor BMI terdapat kategori ≤25 kg/m2

dan >25 kg/m2. Pada faktor aktivitas fisik, kategorisasi berupa responden yang melakukan aktivitas fisik dan tidak melakukan aktivitas fisik. Pada faktor pola makan, kategorisasi berupa responden yang mengatur pola makan dan tidak mengatur pola makan. Pada faktor merokok, kategorisasi dibagi menjadi responden yang merokok dan tidak merokok. Pada faktor riwayat penyakit penyerta, kategorisasi dibagi menjadi responden yang memiliki riwayat penyakit penyerta dan tidak memiliki riwayat penyakit penyerta. Hasil uji t ini selanjutnya akan dibahas lebih rinci pada bagian pembahasan.

Uji yang dilakukan pula dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Pada uji ini, masing-masing faktor risiko kesehatan dikategorikan menjadi dua kategori. Pengkategorian masing-masing faktor risiko kesehatan, sama seperti kategorisasi pada uji t yang telah dipaparkan sebelumnya di atas. Pada variabel BMI, kategori dibagi dalam dua kelompok, yaitu ≤25 kg/m2

dan >25 kg/m2. Uji ini dilakukan untuk menganalisis adanya perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi yang disebabkan faktor risiko kesehatan. Hasil uji tiap faktor risiko kesehatan yang didapatkan berupa nilai p dan Odds Ratio (OR), beserta interval kepercayaan sebesar 95%. Nilai p yang menunjukkan nilai <0,05 menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi yang disebabkan faktor tersebut. Nilai OR menunjukkan seberapa besar risiko, kesadaran, ataupun terapi hipertensi yang dapat terjadi secara bermakna antara dua kategori dalam analisis satu faktor risiko kesehatan. Dari hasil uji ini, akan didapatkan 3 nilai p dan 3 nilai OR beserta interval kepercayaan untuk setiap faktor risiko kesehatan. Nilai p dan nilai OR beserta interval kepercayaan untuk analisis dengan prevalensi hipertensi, nilai p dan nilai OR beserta interval kepercayaan untuk analisis dengan kesadaran hipertensi, serta nilai p dan nilai OR beserta interval kepercayaan untuk analisis dengan terapi hipertensi.

Dalam menganalisis hipotesis, jika Ho ditolak, maka hipotesis diterima. Gambar berikut menggambarkan analisis hipotesis hubungan faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi.

44

Ho : P1=P2

H1, 2, 3 : P1≠P2 ; <0,05

Gambar 3. Analisis Hipotesis Perbedaan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi yang Disebabkan oleh Faktor Risiko Kesehatan Keterangan :

P1 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden merokok; tidak olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI>25; adanya penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.

P2 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang tidak merokok; berolah raga; mengatur pola makan; BMI<25; tidak ada penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.