87Contoh Penggunaan Model
GAMBAR 1. DIAGRAM ALUR ANALISIS DATA
3.2. Analisis Data Ranking Dunia Delapan Universitas Negeri Indonesia
Berdasarkan Tabel 1, ranking dunia QS kurang lengkap sehingga data disortir menjadi enam kelompok untuk Webometrics dan 4ICU. Preprocessing dilakukan untuk mentransformasi ke data penyortiran enam kelompok, hasil pengelompokan disajikan pada Tabel 1. Nomor cluster
ISBN : 978-979-17763-5-6
97
merupakan kelompok objek dengan tingkatan berurut, hasil penyortiran dan karakteristik delapan perguruan tinggi oleh tiga assessor yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Peta dua dimensi objek, karakteristik objek, dan assessor untuk setiap objek hasil
Hybrid DISTATIS disajikan di Gambar 2,
Tabel 1 Data Rangking Dunia Delapan Perguruan Tinggi oleh Tiga Assessor
Perguruan tinggi (n)
Assessor (t) Nomor Cluster Urutan rangking Webometrics 4ICU QS Webometrics 4ICU Webometrics 4ICU
IPB 1127 2303 501-550 1 1 4 5 ITB 569 31 401-450 2 2 1 1 ITS 1348 769 601+ 3 3 5 4 Unair 1474 2337 451-500 4 1 6 7 Undip 1517 2434 601+ 4 4 7 8 UGM 611 626 321 2 5 2 3 UI 789 168 236 5 6 3 2 Unpad 1834 2324 601+ 6 1 8 6
Tabel 2 Struktur Data Penyortiran Delapan Perguruan Tinggi oleh Tiga Assessor dan Data Karakteristik Objek Perguruan tinggi (n) Karakteristik (p) Assessor (t) Jumlah mahasiswa ( 1 n z ) Nilai akreditasi ( 2 n z ) Webometrics ( 1 n x ) 4ICU ( 2 n x ) QS ( 3 n x ) IPB 18262 1,54 3 5 5 ITB 14354 2,24 1 1 3 ITS 13865 2,42 4 4 6 Unair 22286 2,00 5 5 4 Undip 26138 2,16 5 6 6
ISBN : 978-979-17763-5-6
98
UGM 46691 1,97 1 3 2
UI 35686 2,30 2 2 1
Unpad 32257 1,82 6 5 6
Gambar 2. Peta dua dimensi objek, karakteristik objek dan assessor hasil Hybrid DISTATIS.
4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan
1. Algoritma dan program yang telah disusun dapat digunakan sebagai alat bantu dalam komputasi pada pemetaan Hybrid DISTATIS dari data penyortiran dan karakteristik objek.
2. Informasi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
a. Perguruan tinggi dapat dibagi menjadi dua kelompok, dimana ITB, UGM dan UI adalah perguruan tinggi yang mempunyai penilaian baik oleh para assessor, sedangkan lima perguruan tinggi sisanya mempunyai penilaian jelek.
b. Berdasarkan karekteristik jumlah mahasiswa, UGM, ITB dan UI relatif memiliki jumlah mahasiswa yang banyak. Berdasarkan karakteristik nilai akreditasi UGM, ITB, UI, ITS dan Undip relatif memiliki nilai akreditasi yang tinggi.
Webometrics 4ICU QS 1 Jml Mahasiswa 2 Nilai Akreditasi O1 IPB
ISBN : 978-979-17763-5-6
99
c. Assessor Webometrics menilai UGM dengan ITB adalah sama. UI relatif mirip dengan UGM dan ITB. ITS berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Undip sama dengan Unair. Unpad berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. IPB berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Assessor 4ICU menilai UGM dengan ITB adalah sama. UI relatif mirip dengan UGM dan ITB. ITS relatif mirip dengan Undip. Unpad sama dengan Unair dan IPB. Assessor QS menilai UGM dengan ITB adalah sama. UI relatif mirip dengan UGM dan ITB. ITS sama dengan Undip dan Unpad. Unair relatif mirip dengan IPB.
4.2 Saran
1. Jika data berasal dari sampel maka harus menggunakan teknik pengambilan sampel peluang (Probability sampling).
2. Rancangan Antarmuka Program Aplikasi Hybrid DISTATIS dapat dikembangakan untuk pemetaan Biplot PCA, MDS, STATIS, dan DISTATIS.
5 Daftar Pustaka
Abdi, H., dan Valentin, D. (2007), ”DISTATIS”, Encyclopedia of measurement and statistics, Ed: Salkind, N., Sage Publications, Inc., California, hal. 284–291.
BAN-PT. (2010), Akreditasi Program Studi, http://ban-pt.depdiknas.go.id/hasil-akreditasi, diunduh pada tanggal 30 Desember 2010.
Dikti. (2010), Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), http://www.evaluasi.or.id/profile.php, diunduh pada tanggal 30 Desember 2010.
Gabriel, K.R. (1971), “The biplot graphic display of matrices with application to principal component analysis”, Biometrika, Vol. 58, No. 3, hal. 453–467.
Ginanjar, I. (2011), “Analisis produk dan assessor dari data penyortiran menggunakan Hybrid
DISTATIS”, Prosiding Seminar Nasional Statistika, Universitas Diponegoro, ISBN: 978-979-097-142-4, hal. 25–37.
Greenacre, M.J., (1984), Theory and Applications of Correspondence Analysis, Academic Press, Inc., London.
Harshman, R.A., dan Lundy, M.E., (1994), “PARAFAC: Parallel factor analysis”, Computational Statistics and Data Analysis, Vol. 18, hal. 39–72.
Husson, F., & Pagès, J. (2006), “INDSCAL model: geometrical interpretation and methodology”, Computational Statistics and Data Analysis, Vol. 50, hal. 358–378.
ISBN : 978-979-17763-5-6
100
Kotler, P. (1997), Marketing Management, 6th edition, Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Kruskal, J., dan Wish, M. (1978), Multidimensional Scaling, Sage University Papers Series. Quantitative Applications in the Social Sciences ; No. 07-011, Sage Publications, Inc., Iowa.
Lawless, H.T., Sheng T., dan Knoops, S. (1995), “Multidimensional scaling of sorting data applied
to cheese perception”, Food Quality and Preference, Vol. 6, hal. 91–98.
Levitt, T. (1980), “Marketing Succes Through Differentiation-of Anything”, Harvard Business Review, January-February 1980, Harvard Business School Publishing, Boston.
Meyners, M., Kunert, J., dan Qanari E.M. (2000), “Comparing generalized procrustes analysis and statis”, Food Quality and Preference, Vol. 11, hal. 77–83.
Stensaker, B. (2007), “The Relationship between Branding and Organisational Change”, Higher Education Management and Policy, Vol. 19, No.1, hal. 13–29.
Whisman, R. (1996), Internal Branding: A University’s Most Valuable Intangible Asset, BrandED Consultants Group, http://www.brandchannel.com/images/papers/ 460_Internal_Branding_final.pdf, diunduh pada tanggal 24 September 2010.
ISBN : 978-979-17763-5-6
101
Perancangan Instrument Pendeteksi Gas Methan (CH4) Sistem Logger Berbasis PC
Lalu Husnan Wijaya*, Toni Subiakto**
*,**Balai Pengamatan Dirgantara LAPAN Watukosek
Jln. Raya Watukosek Po Box. 4 Gempol – Pasuruan 67155
*E-mail : [email protected]
**E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Gas methan (CH4) termasuk gas polutan dan berbahaya bagi makluk hidup apabila terhirup dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama. Sensor gas methan type TGS 2611 dari Figaro berfungsi sebagai transduser yang memiliki sensitifitas tinggi dalam merespon perubahan gas methan menjadi perubahan nilai tegangan dalam
ordo kecil (∆CH4 ∆V) penguat sinyal analog (Av) hasil dari keluaran transduser
menggunakan rangkaian operational amplifier (Op-Amp) 2 tingkat sistem proportional, yang memiliki tingkat pengaturan dari hasil pembagian nilai resistansi feedback terhadap resistansi input (Rf/Rin). Sistem logger berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi digital (ADC) 14 bit, sistem ini selain melakukan konversi (ADC) sekaligus melakukan penyimpanan data pada komputer (PC), rangkaian logger ini memanfaatkan chip AD574AKD dengan menggunakan software delphi. Tampilan (display) hasil respon gas methan berupa grafik dan numerik, penyimpanan data numerik ditempatkan pada direktori sesuai yang ditentukan dengan nama file : tahun, bulan, tanggal dan jam yang akan berganti setiap 24 jam.
ISBN : 978-979-17763-5-6
102
I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Gas methan atau metana adalah senyawa kimia dengan rumus kimianya CH4 merupakan polutan yang memiliki sifat : beracun, lebih ringan dari udara, tidak berwarna, tidak berbau dan mudah terbakar. Gas metana adalah salah satu dari gas rumah kaca selain CO2 yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu dipermukaan bumi yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Gas metana adalah gas yang dihasilkan oleh alam (ladang gas alam) dan sekitar tambang batu bara juga pada produk limbah organik yang membusuk dari limbah padat tempat pembuangan sampah. Pada daerah terutama yang memiliki tingkat polusi tinggi, gas-gas pencemar seperti gas metana harus diteliti konsentrasinya agar dapat diketahui dampak bahaya maupun kondisi kualitas udara. Dari hasil studi penentuan konsentrasi CO2 dan gas rumah kaca (GRK) lainnya diwilayah Indonesia yang bertempat di LAPAN Bandung e m i s i g a s m e t a n a menunjukkan bahwa emisi metana dari biomassa lebih tinggi di bandingkan bahan bakar lainnya.
Data gas methan/metana (CH4) sulit di dapatkan, karena peralatan untuk pengukur tingkat konsentrasi metana sangat terbatas. Perancangan prototipe instrument yang dapat digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas metana ini dapat memberikan solusi dalam memenuhi kebutuhan data konsentrasi gas metan pada suatu daerah yang diperlukan.
1. 2. Perancangan Instrument
Perancangan instrument yang digunakan untuk mendeteksi gas methan (CH4) ini menggunakan sistem logger dari sensor TGS 2611 Figaro, dengan susunan rangkaian sesuai blok diagram sistem sebagai berikut :
ISBN : 978-979-17763-5-6
103
30 M S e n s o r C H 4 F i g a r o Op-Amp 2 Tk. Proportional Logger ADC 14 bit Komputer ( PC )Regulator Power Supply : 5 V, 12V, -12V
Gambar 1 : Blok Diagram Sistem Rangkaian Instrument
Sesuai urutan parameter yang diukur, blok diagram sistem diawali sensor, Op-Amp, Logger ADC, Komputer sedangkan Regulator Power Supply (RPS) untuk tegangan : 5 V, 12V dan -12 V.
II. METODOLOGI
2. 1. Karakteristik Sensor TGS 2611 Figaro
Sensor TGS2611 Figaro memiliki karakteristik merubah konsentrasi gas metana (CH4) menjadi perubahan tegangan analog dalam ordo kecil (ΔCH4 ΔV) sensor ini
memiliki respon dengan tingkat sensitifitas tinggi, adapun karakteristik sensor tersebut sebagai berikut :
Seri nomor : TGS 2611
Tipe element sensor : Micro-bead
Bahan standar : Plastik dan logam can
Range (jangkauan) : 0 ~ 500 ppm
Daya VH : VHH = 0,9V ± 3%, 5 s, VHL = 0,2V ± 3%, 15s
Disipasi daya : 120 mW
Tegangan input : 5 V DC
Resistansi sensor (Rs) : 0,35 –3,5 KΩ pada 300 ppm methan
ISBN : 978-979-17763-5-6
104
Gambar 2 : Sensor CH4 TGS 2611 Figaro
2. 2. Operational Amplifier
Penguat tegangan (Av) menggunakan sistem proportional 2 tingkat dari Ic741 memiliki jangkauan lebar, rangkaian Op-Amp 2 Tk sistem proportional ditunjukkan pada gambar 3 :
Gambar 3 : Rangkaian Op-Amp Proportional 2 Tingkat
Pembahasan Penguatan (Av) Op-Amp :
Nilai resistansi : R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 10 KΩ
Dan Rf = 100 KΩ
Vout 1 = ((V2 – V1) x (-Rf/R1)) ...(1)
Vout 2 = (( Vout1) x (-R5/R3)) ...(2)
Dari persamaan (1) dan (2) maka : Vout 2 = ((V2 – V1) x ((-Rf/R1) x (-R5/R3)))
Untuk Op-Amp 2 dimana R3 = R4 = R5, maka
R3 Rf R1 R5 R2 R4 -+ Vo1 Vo2 GND 741 741 -+ VoAv2 VoAv1
ISBN : 978-979-17763-5-6
105
penguatan (Av) = 1 dan berfungsi sebagai inverting (pembalik polaritas)
2. 3. Analog to Digital Converter (ADC)
Sistem logger pada instrument ini menggunakan analog to digital converter (ADC) 14 bit dengan memanfaatkan chip IC type AD574AKD yang memiliki fasilitas untuk dapat digunakan sampai 3 channel input ADC. Rancangan elektronik dan fisik hardware ADC 14 bit tersebut ditunjukkan pada gambar 4 :
Gambar 4 : Rancangan elektronik & Fisik ADC 14 bit
Komponen IC AD574AKD yang digunakan dalam proses konversi sinyal analog ke digital (ADC) ini memiliki fasilitas : clock, counter, multiplexer dan memori.
2. 4. Tampilan Data
Komunikasi antar interface (antara ADC terhadap komputer) dilakukan menggunakan media program Delphi, data yang ditampilkan instrument tersebut berupa grafik dan numerik selanjutnya disimpan pada direktori yang ditentukan dengan nama file sesuai waktu perekaman data : tahun, bulan, tanggal dan jam yang akan berganti nama file setiap 24 jam sekali contoh tampilan grafik ADC pada komputer ditunjukkan pada gambar 5 :
ISBN : 978-979-17763-5-6
106
Gambar 5 : Tampilan data ADC pada komputer
Selain tampilan grafik dari ADC 14 bit, data numerik yang tersimpan pada data base dapat ditampilkan dengan membuka nomor file yang diperlukan seperti ditunjukkan pada gambar 6 :
Gambar 6 : Data numerik pada nomor file
Data tersimpan pada data base berupa nilai numerik dari konsentrasi gas methan (CH4) besarannya dapat dilihat sesuai nomor file yang dikehendaki
2. 5. Alat Refferensi /Acuan (AR)
Dalam melakukan perancangan instrument ini proses validasi untuk mengetahui kualitas instrument, maka digunakan alat lain (AL) untuk mendeteksi gas methan yaitu : Methan (CH4) Detector RS 232.
ISBN : 978-979-17763-5-6