• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama antara guru dengan orangtua

156Penarikan Kesimpulan

SATU STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

H. Menggagas Program Math at Home for Junior High School

4. Kerjasama antara guru dengan orangtua

Dalam pelaksanaannya, Math at Home for Junior High School merupakan program integrasi orang tua dan guru dalam membelajarkan matematika pada anak. Saat guru menggunakan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika, orang tua dapat membantu dengan membelajarkan anak dengan objek nyata yang ada di dalam rumah. Ada beberapa hal yang harus diketahui orang tua :

a. Memahami tentang apa yang mendasari Math at Home, apa itu Math at Home dan mengapa perlu Math at Home.

b. Memilih aktivitas yang sesuai dengan perkembangan anak.

c. Melakukan aktivitas Math at Home setiap saat ada kesempatan dimanapun berada.

d. Mengembangkan tingkat kesulitan pada setiap aktivitas sesuai dengan perkembangan intelektual anak.

e. Orang tua dapat berkreasi untuk mengorganisasikan aktivitas lain yang bisa dilakukan orang tua dan anak dengan memanfaatkan barang-barang yang tersedia di tumah atau sekitar.

f. Melakukan aktivitas dalam keadaan santai dan rileks sehingga anak tidak merasa terbebani.

g. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memberikan alasan atau penjelasan terhadap apa yang telah dilaksanakan atau diselesaikannya. Hal ini akan melatih kemampuan penalaran (reasoning) dan komunikasi (communication) anak.

I. Simpulan

1. Math At Home For Junior High School sebagai salah satu strategi pengembangan sistem pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik memerlukan peran serta orang tua dan guru untuk membelajarkan matematika pada anak. Guru sebagai fasilitator berusaha untuk membelajarkan matematika secara realistis dan menyenangkan. Di

ISBN : 978-979-17763-5-6

185

samping itu, orang tua juga dapat ikut berpartisipasi pada perkembangan belajar matematika anak dan dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah.

2. Tahap implementasi Math At Home For Junior High School meliputi analisis kurikulum, pencarian dan pemilihan topik pembelajaran berbasis masalah yang berada di rumah, penyusunan modul berupa buku dan poster, dan kerja sama antara guru dan orang tua dalam pelaksanaannya. J. Saran

1. Penyusunan modul Math At Home For Junior High School berdasarkan tingkatan kelas di Sekolah Menengah Pertama.

2. Adanya evaluasi atau penelitian eksperimen mengenai efektivitas program Math At Home For Junior High School.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bapak Problem Solving. [online]. tersedia:

http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/polya.html [10 Oktober 2011]

______. Metode-Metode Pembelajaran. [online]. tersedia:

http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran. [10 Oktober 2011] ______. (2009). Math at Home Panduan Bagi Orang Tua. [online]. Tersedia :

http://diandrabooks.blogspot.com/2009/04/math-at-home-panduan-bagi-orang-tua.html [18 Februari 2012]

Dwiningrum dan Siti Irene Astuti. (2007), Partisipasi dan Desentralisasi Pendidikan, Hibah: 2007, Lembaga Penelitian UNY.

Erman Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Penerbit JICA UPI.

Fransiska Erisa F. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik. [online]. Tersedia : http://sachikyukerokero.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-matematika-realistik.html [22 Oktober 2011].

Hadi, S. (2000). Teori Matematika Realistik, The Second Tryout of RME-based INSET 2000. University of Twente. Enschede: Tidak diterbitkan.

Hamalik, O. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.

Joesafira. (2010). Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving). [online].

tersedia: http://www.zimbio.com/member/joesafira/articles/2O_bmOsow-f/Metode+Pemecahan+Masalah+Problem+Solving. [11 Oktober 2011]

Khumas dkk (2005). Pemberdayaan Keluarga dalam Dunia Pendidikan melalui Program ”Orang Tua sebagai Relawan”, Makalah: Temu Ilmiah Nasional “Psikologi dan Problem Bangsa”, hal. 77-78

Paul Giganti, Et Al. (2001). Math At Home, Helping Your Children Learn And Enjoy

Mathematics. California : Sonoma County Office Of Education.

Rachmadi Widdiharto. (2004). Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta : PPPG. Siti Irene Astuti Dan Prihastuti. (2009). Model Partisipasi Orangtua Dalam Mengatasi Problem Belajar Anak Di Rumah Melalui Gerakan Brain Gym. Hibah: 2009, Lembaga Penelitian UNY.

Sugiman Dan Yaya S. Kusumah. (2010). Dampak Pendidikan Matematika Realistik Terhadap

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Journal of Mathematics

Education IndoMS. Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp. 41-51

Sulipan. (2011). Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual and Teaching Learning). [online]. Tersedia : http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/pendekatan-pembelajaran-kontekstual-contextual-teaching-learning/ [6 Oktober 2011].

ISBN : 978-979-17763-5-6

186

Sumardyono. Pengertian Dasar Problem Solving. [online]. tersedia:

http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/PengertianDasarProblemSolving_smd.pdf

. [10 Oktober 2011]

Supinah. (2008). Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam

Melaksanakan KTSP. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Matematika.

Sutarto Hadi. (2003). Pendidikan Realistik: Menjadikan Pelajaran matematika Lebih Bermakna

bagi Siswa (Makalah yang Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika

‟Perubahan Paradigma dari Paradigma Mengajar ke Paradigma Belajar‟). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutarto Hadi. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Penerbit Tulip.

Suyatno. (2008). Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). [online] tersedia : http://garduguru.blogspot.com/2008/12/metode-pembelajaran-berbasis-masalah.html [5 Oktober 2011]

Syamrilaode. (2011). Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving. [online]. tersedia:

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116421-kelebihan-dan-kekurangan-metode-problem/. [10 Oktober 2011]

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Vembrianto (1982), Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Zaenal Abidin. (2007). Variasi Pembelajaran Matematika di “Sekolah – Rumah” Bagi Para

Homeschooler. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 36, No. 2, Desember 2007.

ISBN : 978-979-17763-5-6

187

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita tentang Operasi Bilangan Pecahan Melalui

Pendekatan Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar

Sandra Dewi Pranita, Karlimah

PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Latarbelakang penelitian ini dihadapkan oleh kurangnya pemahaman siswa kelas IV terhadap materi soal cerita. Soal cerita merupakan soal yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada waktu dihadapkan dengan materi ini siswa cenderung tidak mengerti isi soal sehingga sebagian besar siswa tidak bisa mengerjakannya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita tentang operasi bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya. Penelitian ini menggunakan model PTK Kemmis dan Mc. Tagart yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan; observasi; dan refleksi.. Subjek penelitan adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri 4 Panawangan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara langsung dengan pihak sekolah dan pengisian lembar observasi oleh observer. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan pemecahan masalah meurut Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan.

Kata Kunci: Pendekatan pemecahan masalah, kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar memiliki tujuan yang jelas sesuai dengan Kurikulum yang ada di negara Indonesia. Tujuan mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar yang terdapat dalam Kurikulum (2006:110) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

ISBN : 978-979-17763-5-6

188

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan Kurikulum tersebut, pemecahan masalah matematika merupakan bagian dari Kurikulum matematika yang sangat penting karena siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada masalah yang tidak rutin dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari Observasi, masalah yang terjadi di kelas IV SDN 4 Panawangan adalah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita khususnya soal cerita pecahan berpenyebut tidak sama. Berdasarkan identifikasi permasalahan di kelas, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran yang terlalu terpusat pada guru atau guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam menyelesaikan soal cerita; 2) Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, khususnya materi soal cerita karena matematika dianggap pelajaran yang sulit; 3) Guru kurang menerapkan metode, pendekatan dan strategi yang lebih variatif dalam pembelajaran matematika; 4) Guru kurang mampu merencanakan pembelajaran dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran

Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Menurut Polya (Suherman. E, dkk., 2003:105) dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu: (1) memahami masalah; (2) membuat rencana penyelesaian, (3) melaksanakan rencana; dan (4) memeriksa kembali hasil

ISBN : 978-979-17763-5-6

189

jawaban. Pengajaran dan pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah mengajak kita untuk merasakan bagaimana menyelesaikan masalah secara sistematis dan terarah. Pengajaran seperti itu mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban sendiri secara sistematis dan meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan soal cerita, yang diharapkan dari pembelajaran tersebut adalah memberikan sumbangsih yang akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu masalah matematika dengan sistematis.

Berdasarkan uraian tersebut penulis mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Tentang Operasi Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Di Sekolah Dasar”.

Prioritas permasalahan lebih lanjut dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam upaya meningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita tentang operasi bilangan pecahan; 2) Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam upaya meningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita tentang operasi bilangan pecahan; 3) Bagaimana keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita operasi bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Adapun hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah: “Penggunaan pendekatan pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 4 Panawangan dalam menyelesaikan soal cerita operasi bilangan pecahan”.