• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

Dalam dokumen Vol.2 No.1 Februari 2012 (Halaman 63-73)

RUMAH SAKIT DI KOTA BENGKULU

ANALISIS DATA

sampel dalam penelitian ini adalah pengelola

Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu yang terlibat dibagian pelayanan dan bagian keuangan.

instrumen penelitian berupa kuesioner diedarkan

secara langsung pada setiap Rumah Sakit yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini.

rumah sakit tersebut adalah rumah sakit umum

Raflesia Bengkulu, Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.01 Zainul Ariin Bengkulu, dan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Polda Bengkulu.

Kuesioner diedarkan dari tanggal 2 Februari

– 9 Februari 2012. Pengembalian kuesioner oleh responden rata-rata (7) hari setelah diedarkan, hal ini untuk memperkecil kemungkinan kebanyakan kuesioner yang tidak kembali dari para responden yang diteliti.

Kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 120

kuesioner. dari 120 kuesioner yang disebarkan hanya 100 (83,33%) kuesioner yang diterima kembali oleh peneliti. dari 100 kuesioner yang diterima, hanya 87 (87%) kuesioner yang dapat diolah, 13 kuesioner (13%) tidak dapat diolah

karena 5 kuesioner responden salah dalam

menjawab pertanyaan dan 8 kuesioner tidak sesuai dengan kriteria responden. dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 orang.

responden dalam penelitian ini adalah

pengelolah Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu yang terlibat dibagian pelayanan dan bagian keuangan. dari data yang terkumpul tersebut diperoleh deskripsi responden yang

dibagi berdasarkan jenis kelamin, tingkat

gambaran karakteristik responden dilihat

dari jenis kelamin bahwa responden lebih

dominan adalah perempuan, hal ini ditunjukan dari persentase perempuan lebih tinggi dari

persentase laki-laki. Jika dilihat dari tingkat pendidikannya yang lebih dominan adalah d3,

karena sebagian dari mereka adalah lulusan dari

akademi keperawatan, kebidanan dan kesehatan.

dilihat dari jabatan responden lebih dominan

adalah dibagian staf. Staf yang dimaksud disini

adalah lebih dominan dari staf bagian keuangan

dan sebagian dari bagian pelayanan. Untuk masa

kerja, responden lebih dominan dalam rentang

waktu 3-5 tahun masa kerja. Melihat gambaran

responden di atas, diharapkan responden adalah

benar-benar orang yang kapabel dan mampu menjawab pertanyaan kuesioner dengan benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga hasil penelitian nantinya akan menjadi lebih akurat.

untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian digunakan tabel

statistik deskriptif sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa bahwa kecenderungan responden menjawab pada skala 4 untuk variabel kualitas klinis yang artinya baik. Berdasarkan nilai mean juga bisa dilihat bahwa rata-rata terletak pada skala likert 4. hal ini mengindikasikan bahwa kecenderungan responden menjawab baik untuk kualitas klinis dari rumah sakit tersebut. Untuk

variabel kualitas proses kecenderungan responden

menjawab pada skala 5 yang artinya selalu. Berdasarkan nilai mean juga bisa dilihat bahwa

rata-rata terletak pada skala likert di antara 4 dan

5 .hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan responden menjawab selalu untuk kualitas proses dari rumah sakit tersebut.

Berdasarkan Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa kecenderungan responden menjawab pada skala 4 untuk variabel kepuasan pasien yang artinya tinggi. Berdasarkan nilai mean juga bisa dilihat bahwa rata-rata terletak pada skala likert 4. hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan responden menjawab tinggi untuk kepuasan pasien terhadap rumah sakit tersebut. Untuk variabel proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit.kecenderungan responden menjawab pada skala 4 yang artinya tinggi. Berdasarkan nilai mean juga bisa dilihat bahwa rata-rata terletak pada skala likert 4. hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan responden menjawab tinggi untuk proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit.

uji kualitas data dilakukan dengan menguji

validitas data dan reliabilitas. Teknik yang

dipakai dalam penelitian ini yaitu product momen

pearson dan cronbach alpha. Berikut hasil uji

validitas uji reliabitas.

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki nilai r hitung (koeisien korelasi) lebih besar daripada r tabel (nilai kritis) sebesar 0.211 (Lampiran tabel r). hal ini mengindikasikan bahwa semua data yang diuji

Tabel Deskriptif Statistik

Variabel N rentang teoritis Rentang Nyata

min max mean min max mean

Kualitas Klinis 87 6 30 18 12 28 22,60

Kualitas Proses 87 6 30 18 13 30 24,66

Kepuasan Pasien 87 9 45 27 20 45 33,60

Proitabilitas (Pemulihan Pembiayaan)

rumah sakit

9 45 27 17 39 30,87

Tabel Koeisien Korelasi

Variabel Correlations Keterangan

X1 0.679** - 0.806** Valid

X2 0.815** - 0.880** Valid

y1 0.662** - 0.800** Valid

y2 0.506** - 0.730** Valid

adalah valid. hasil uji output dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa

nilai Cronbach Alpha menunjukkan nilai di atas

0,6. hal ini menunjukkan bahwa semua variabel reliabel. hasil uji output dapat dilihat pada lampiran.

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

model penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Berikut hasil uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

uji normalitas penelitian ini menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov. data

dikatakan berdistribusi normal jika signiikansi variabel memiliki nilai signiikansi lebih dari 5% (0,05). hasil uji normalitas dapat dilihat dari Tabel 4.4 halaman 24. Berdasarkan Tabel 4.3

diketahui bahwa nilai Kolmogorov Smirnov (K-

S) memiliki nilai signiikansi yang lebih besar

dari 5% (p-value > 0,05). Pada data analisis,

besar nilai Kolmogorov Smirnov (K-S) adalah

0,703 dan 0,756 dengan Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,706 dan 0,617 atau probabilitas di atas 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

uji multikolineritas dilakukan dengan menggunakan nilai Variance Inlation Factor (VIF) dan tolerance. Suatu model dikatakan bebas dari masalah multikolineritas apabila

memiliki nilai VIF yang kurang dari 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,1 (Sekaran, 2006). hasil dari pengujian multikolinearitas dapat terlihat

pada Tabel 5. dari hasil di atas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai

toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai ViF kurang

dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala multikolinearitas dalam model

penelitian ini.

hasil pengujian heteroskedastisitas dapat

dilihat pada Tabel 6. dari Tabel 6 terlihat bahwa nilai signiikansi semua variabel bebas menunjukkan nilai diatas 5% yang mengindikasikan bahwa tidak terjadinya gejala

Tabel Koeisien Realibilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

X1 0.823 reliabel

X2 0.927 reliabel

y1 0.898 reliabel

y2 0.798 reliabel

Tabel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual Kolmogrov-Smirnov Z Sig Keterangan

y1 = ρy1x1X1 + ρy1x2X2 + ρy1 ε1 0,703 0,706 Normal y2 = ρy2x1X1 + ρy2x2X2 + ρy2y1y1 + ρy2 ε2 0,756 0,617 Normal

Tabel

Hasil Pengolahan Multikolinearitas

Persamaan Regresi Variabel Toleransi VIF Keterangan

i X1 0,552 1,813 tidak ada multikolinearitas

X2 0,552 1,813 tidak ada multikolinearitas

ii

X1 0,516 1,939 tidak ada multikolinearitas

X2 0,334 2,990 tidak ada multikolinearitas

y1 0,355 2,818 tidak ada multikolinearitas

Tabel

Hasil Uji Heterokedastisitas

Persamaan Regresi Variabel Signiikansi Keterangan

i X1 0.56 tidak terkena heteroskedastisitas

X2 0.479 tidak terkena heteroskedastisitas ii

X1 0,284 tidak terkena heteroskedastisitas

X2 0,057 tidak terkena heteroskedastisitas

Tabel

Hasil Regresi Persamaan . dan .

Variabel Koeisien B Nilai Koeisien Nilai t Nilai p (sig)

y1 = ρy1x1X1 + ρy1x2X2 + ρy1 ε1

X1 ρy1x1 0,211 2,416 0,018

X2 ρy1x2 0,646 7,835 0,000

R Square = 0,645; Adjusted R Square = 0,637; F= 76,376; Sig= 0.000

y2 = ρy2x1X1 + ρy2x2X2 + ρy2y1y1 + ρy2 ε2

X1 ρy2x1 0,244 1,938 0,056

X2 ρy2x2 0,041 0,261 0,795

y1 ρy2y1 0,344 2,269 0,026

R Square = 0,323; Adjusted R Square = 0,298; F= 13,191; Sig= 0.000 Sumber: Data Primer diolah

X 0,(0,0) H 0,(0,0) H 0,(0,0) H 0,(0,000) Y Y τxx 0,(0,000) H X 0,0(0,) H

Gambar . Hasil Analisis jalur – Struktur Lengkap

Keterangan:

X1 : Kualitas Klinis X2 : Kualitas Proses y1 : Kepuasan Pasien y2 : Proitabilitas (Pemulihan

Pembiayaan) Rumah Sakit

Tabel Hasil Perhitungan R

Pengaruh Variabel X ke Variabel Y

Pengaruh X1 ke y1 Langsung 0.211 * 0.211 * = 0.044521

Pengaruh X1 ke y1 Melalui X2 0.211 * 0.67 * 0.646 = 0.09132502 +

0.13584602 Pengaruh Variabel X ke Variabel Y

Pengaruh X2 ke y1 Langsung 0.646 * 0.646 * = 0.417316

Pengaruh X2 ke y1 Melalui X1 0.646 * 0.67 * 0.211 = 0.09132502 +

0.50864102 Pengaruh Variabel X ke Variabel Y

Pengaruh X1 ke y2 Langsung 0.244 * 0.244 * = 0.059536

Pengaruh X1 ke y2 Melalui y1 0.244 * 0.211 * 0.344 = 0.017710496

Pengaruh X1 ke y2 Melalui X2 0.244 * 0.67 * 0.041 = 0.00670268

Pengaruh X1 ke y2 Melalui X2 dan y1 0.244 * 0.67 * 0.646 * 0.344 = 0.03632918 +

0.120278356 Pengaruh Variabel X ke Variabel Y

Pengaruh X2 ke y2 Langsung 0.041 * 0.041 * = 0.001681

Pengaruh X2 ke y2 Melalui y1 0.041 * 0.646 * 0.344 = 0.009111184

Pengaruh X2 ke y2 Melalui X2 0.041 * 0.67 * 0.244 = 0.00670268

Pengaruh X2 ke y2 Melalui X1 dan y1 0.041 * 0.67 * 0.211 * 0.344 = 0.001993882 +

0.019488746 +

r2 0.784254142 Sumber: Data Primer diolah

heteroskedastisitas.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh kualitas klinis, kualitas proses

dan kepuasan pasien terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu secara parsial dan simultan. Untuk menguji pengaruh tersebut, terdapat beberapa hipotesis yang dikembangkan.

hipotesis pertama sampai kelima diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, sedangkan untuk hipotesis keenam menggunakan model analisis jalur (path analysis).

Pengujian hipotesis 6 dilakukan dengan

menghitung nilai r2 terlebih dahulu untuk

menentukan nilai Fhitung. Perhitungan nilai R2

dapat dilihat pada Tabel 4.10 Setelah didapatkan

nilai r2 selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut: F = R/k- . ( - R)/n-k-

Tabel

Rincian Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Keterangan hipotesis Pertama diterima

hipotesis Kedua diterima

hipotesis Ketiga ditolak

hipotesis Keempat ditolak

hipotesis Kelima diterima

hipotesis Keenam diterima

Sumber: Data Primer diolah

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas klinis memiliki pengaruh positif yang signiikan terhadap kepuasan pasien. hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit dengan kualitas klinis yang baik akan meningkatkan kepuasan pasien/ pelanggan dalam menggunakan layanan tersebut. Semakin baik kualitas klinis yang diberikan oleh

0, / - (-0,) / (--)

=

0, 0,00 ,

=

=

rumah sakit maka akan semakin tinggi tingkat

kepuasan yang dirasakan oleh pasien/pelanggan. Sebaliknya semakin buruk kualitas klinis yang

diberikan oleh rumah sakit maka akan semakin

rendah tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pasien/pelanggan.

untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh

pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga

karena apabila pasien puas mereka akan terus

melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya,

tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada

orang lain tentang pengalaman buruknya.

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Stimson dan Webb (1975), Marley dkk. (2004) serta penelitian yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006). Stimson dan Webb (1975) menunjukkan bahwa kualitas klinis berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Marley dkk. (2004), dalam studi komunitas rumah sakit, menemukan bahwa kualitas klinis secara signiikan berdampak pada kepuasan pasien. demikian pula penelitian Maiga dan Jacob (2006) menunjukkan bahwa kualitas klinis

secara positif berhubungan dengan kepuasan

pasien.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas proses memiliki pengaruh positif yang signiikan terhadap kepuasan pasien. hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit dengan kualitas proses yang baik akan meningkatkan kepuasan pasien/ pelanggan dalam menggunakan layanan tersebut. Semakin baik kualitas proses yang diberikan oleh

rumah sakit maka akan semakin tinggi tingkat

kepuasan yang dirasakan oleh pasien/pelanggan. Sebaliknya semakin buruk kualitas proses yang

diberikan oleh rumah sakit maka akan semakin

rendah tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pasien/pelanggan. Rumah sakit dengan fasilitas yang baik, memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan yang lebih baik maka

akan meningkatkan kepuasan pasien akan rumah

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan Vuori (1987), (hall dan dornan 1990), serta penelitian yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vuori (1987) menunjukkan bahwa masalah kepuasan pasien terkait dengan kurangnya komunikasi, kurangnya

minat dalam menjaga informasi pasien, dan

kurangnya pertimbangan dan ketidaksopanan oleh staf medis, yang semuanya berhubungan dengan proses pelayanan dari rumah sakit.

hasil penelitian ini juga sejalan dengan laporan

sebelumnya yang menunjukkan bahwa kepuasan pasien ditentukan terutama oleh sikap penyedia dan kepedulian (hall dan dornan 1990). Serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006) yang menunjukkan bahwa kualitas proses berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa variabel

kualitas klinis berpengaruh positif tetapi tidak

signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu. hal ini mengindikasikan bahwa variabel ini bisa

digunakan ketika akan menganalisis mengenai

proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit di Kota Bengkulu ini namun pengaruh yang ditimbulkannya tidak signiikan. Ketika di awal peneliti sudah menentukan bahwa hipotesis ini berpengaruh positif yang signiikan, namun setelah dilakukan penelitian ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang sudah dihipotesiskan, hal ini bukan karena teori yang digunakan itu

salah tetapi dikarenakan untuk melihat pengaruh

yang signiikan harus melalui variabel lain yang dalam hal ini adalah kepuasan pasien.

hipotesis ini ditolak kemungkinan

dikarenakan adanya kesalahan persepsi dalam menjawab item/pertanyaan kuesioner yang diberikan terhadap responden. hal inilah yang

merupakan keterbatasan dalam penelitian ini,

walaupun item pertanyaan yang diajukan sudah diuji kualitasnya dan hasilnya valid serta reliabel

namun kesalahan persepsi kemungkinan bisa

terjadi. hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh oleh Maiga dan Jacob (2006). Maiga dan Jacob

(2006) menemukan pengaruh positif antara kualitas klinis terhadap proitabilitas di rumah sakit. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006) menganalisis pengaruh

kualitas klinis secara tidak langsung dengan

proitabilitas yaitu melalui kepuasan pasien dan biaya perbaikan, sedangkan dalam penelitian ini melihat pengaruh langsung yang ditimbulkan dari kualitas klinis dan proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit di Kota Bengkulu. hal ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa variabel

kualitas proses berpengaruh positif tetapi tidak

signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu. hal ini mengindikasikan bahwa variabel ini tidak signiikan ketika akan menganalisis mengenai proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit di Kota Bengkulu. Kualitas proses tidak memiliki pengaruh yang signiikan jika dilihat pengaruhnya langsung dengan proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit.

Rumah sakit yang memiliki prosedur pelayanan serta fasilitas yang baik tidak akan berpengaruh langsung yang signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit, namun akan berpengaruh signiikan ketika melewati variabel lain. hal ini bukan dikarenakan hipotesis yang dibangun dengan teori-teori yang

memperkuat hiotesis itu salah melainkan ketikan penelitian di lapangan kemungkinan terjadi

kesalahan persepsi responden dalam menjawab item/pertanyaan yang disebarkan. hal inilah yang merupakan keterbatasan dalam penelitian ini, walaupun item pertanyaan yang diajukan sudah diuji kualitasnya dan hasilnya valid serta

reliabel namun kesalahan persepsi kemungkinan

bisa terjadi. Selain itu, faktanya Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu lebih dari satu, hal ini menyebabkan konsumen/pasien banyak pilihan

atau lebih selektif dalam memilih rumah sakit

mana yang akan mereka kunjungi.

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh oleh Maiga dan Jacob (2006). Maiga dan Jacob (2006) menemukan pengaruh positif antara

kualitas proses terhadap proitabilitas di rumah sakit. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006) menganalisis pengaruh

kualitas proses secara tidak langsung dengan

proitabilitas yaitu melalui kepuasan pasien dan biaya perbaikan, sedangkan dalam penelitian ini melihat pengaruh langsung yang ditimbulkan dari kualitas proses dan proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit di Kota Bengkulu. hal ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan pasien berpengaruh positif yang signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu. hal ini mengindikasikan bahwa rumah sakit dengan

pasien lebih puas mampu untuk menghasilkan

pendapatan yang lebih tinggi, dengan demikian seluruh aktiitas biaya operasioanal rumah sakit dapat ditutupi dengan meningkatnya pendapatan. hal ini berarti bahwa semakin puas pasien/ pelanggan maka akan semakin tinggi proitabilitas (pemulihaan pembiayaan) rumah sakit yang ada di Kota Bengkulu.

Jika pasien puas juga memungkinkan akan

merujuk orang lain untuk menggunakan pelayanan dari rumah sakit tersebut di masa yang akan

datang, meningkatkan volume dan pangsa pasar

penyedia layanan. Oleh karena itu, mengabaikan

kepuasan pasien akan kemungkinan negatif dampak bottom line rumah sakit (Peterson,

1988). dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa

rumah sakit dengan pasien lebih puas mampu

untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, dengan demikian pembiayaan rumah sakit dapat ditutupi dengan meningkatnya pendapatan tersebut.

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2006). Penelitian tersebut menemukan pengaruh positif yang signiikan antara kepuasan pasien dan proitabilitas di rumah sakit. hasil penelitian ini juga menguatkan pendapat Spicer (2002) yang

mengatakan jika pasien puas juga memungkinkan akan merujuk orang lain untuk menggunakan

pelayanan dari rumah sakit tersebut di masa yang

akan datang, meningkatkan volume dan pangsa

pasar penyedia layanan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas klinis

dan kualitas proses melalui kepuasan pasien secara

simultan berpengaruh terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu. hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan dalam hal ini adalah Rumah Sakit yang ada di Kota Bengkulu maka pasien/ pelanggan akan semakin puas dengan pelayanan tersebut,dengan tercapainya pemenuhan harapan

pasien maka pasien akan kembali ke rumah

Sakit itu lagi untuk meminta pelayanan jasa dari Rumah Sakit tersebut. hal ini akan meningkatkan kesuksesan inansial dari Rumah Sakit tersebut. Pendapatan yang dihasilkan rumah sakit tersebut akan dapat menutupi seluruh aktiitas biaya operasional yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit tersebut.

Sebaliknya jika kualitas klinis dan kualitas proses yang diberikan oleh rumah sakit buruk

maka akan menimbulkan ketidakpuasan pasien

terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.

Jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada

orang lain tentang pengalaman buruknya. hal ini akan menyebabkan berkurangnya pangsa pasar dari rumah sakit tersebut. Jika pangsa pasar berkurang maka pendapatan yang diterima oleh rumah sakit juga berkurang. Pendapatan yang berkurang yang dihasilkan rumah sakit tersebut

berkemungkinan tidak bisa menutupi seluruh

aktiitas biaya operasional yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit tersebut.

oleh karena itu untuk meningkatkan

proitabilitas (pemulihan pembiayaan), pihak

rumah sakit terlebih dahulu harus meningkatkan

kualitas pelayanannya sehingga menimbulkan rasa puas orang yang menggunakan pelayanan tersebut. dengan begitu akan menambah pangsa

pasar untuk rumah sakit dan hal ini berarti

menambah pendapatan dari rumah sakit tersebut.

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Noy ​​dan lachman

(1993), dan Maiga dan Jacob (2006). Semua penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pasien akan berpengaruh

terhadap kesuksesan inansial Rumah Sakit.

hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat deshpande et al. 1993 yang berpendapat bahwa

proitabilitas berkaitan dengan upaya perbaikan kualitas pelayanan terutama dengan melayani

kebutuhan pasien sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan memotivasi pasien kembali

untuk perawatan masa depan yang membutuhkan jasa rumah sakit.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas klinis memiliki pengaruh positif yang signiikan terhadap kepuasan pasien. 2. Kualitas proses memiliki pengaruh positif

yang signiikan terhadap kepuasan pasien. 3. Kualitas klinis berpengaruh positif tetapi

tidak signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu.

4. Kualitas proses berpengaruh positif tetapi tidak signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu.

5. Kepuasan pasien memiliki pengaruh positif yang signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu.

6. Kualitas klinis dan kualitas proses melalui

kepuasan pasien secara simultan berpengaruh

terhadap proitabilitas (pemulihan

pembiayaan) Rumah Sakit di Kota Bengkulu.

REKOMENDASI

Penelitian ini akan sangat berguna jika hasil analisisnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan. Implikasi

dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit untuk meningkatkan kinerja dari rumah sakit

tersebut. dari penelitian ini didapatkan bahwa

kualitas klinis dan kualitas proses berpengaruh

positif yang signiikan terhadap kepuasan pasien. Kualitas klinis dan kualitas proses juga berpengaruh positif tetapi tidak signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit. Kepuasan pasien berpengaruh positif yang signiikan terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit. hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan proitabilitas (pemulihan pembiayaan) di rumah sakit, rumah sakit tersebut harus memenuhi harapan pasien/ pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai harapan

itu rumah sakit harus memperhatikan kualitas

pelayanan yang diberikan. Jika kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit baik maka pasien

akan merasa puas dan hal ini akan berpengaruh

terhadap proitabilitas (pemulihan pembiayaan) rumah sakit.

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. hal ini disebabkan karena masih terdapatnya keterbatasan penelitian

seperti:

1. Penelitian ini tidak mencapai keseluruhan Rumah Sakit yang direncanakan di awal dikarenakan tidak mendapat izin dari Rumah

sakit tersebut, sehingga kemungkinan hasil

penelitian yang diharapkan tidak maksimal. 2. Untuk variabel proitabilitas (pemulihan

pembiayaan) rumah sakit hanya diukur berdasarkan persepsi responden, walaupun

setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas,

item pertanyaan yang diajukan sudah valid dan reliabel namun adanya kesalahan persepsi bisa saja terjadi.

REFERENSI

Bansal, M. K. 2004. Optimizing value and quality in general practice within the primary health

care sector through relationship marketing: A

conceptual framework. International Journal

of Health Care Quality Assurance 4: 180–

188.

Burroughs, T. E., A. R. davies, J. Cira, and W. C. dunagan. 1999. Understanding patient willingness to recommend and return: A strategy for prioritizing improvement

opportunities. The Joint Commission Journal

on Quality Improvement 25 (6): 271–287.

Butler, T. W., and G. K. Leong. 2000. The impact

of operations competitive priorities on hospital

performance. Health Care Management

Science 3 (3): 227–235.

Committee on Quality of health Care in America,

Institute of Medicine. 2001. Crossing the

Quality Chasm: A New Health System for the 21st Century. Washington, d.C., National

Academy Press.

deshpande´ , R., J. U. Farley, and F. E. Webster, Jr. 1993. Corporate culture, customer orientation, and innovativeness in Japanese irms: A

quadrad analysis. Journal of Marketing 57:

23–37.

dieter, B., and d. Gentile. 1993. Improving clinical practices can boost the bottom line.

Healthcare Financial Management 47 (9):

38–41.

Gilbert, T. 1995. Nursing: Empowerment and

The Problem of Power. Journal of Advanced

Nursing 21: 865–871.

Gitlow, h. S., and S. J. Gitlow. 1987. The Deming

Guide to Quality and Competitive Position.

Englewood Cliffs, NJ: Prentice hall.

\

hall, J. A., d. Roter, and N. Katz. 1988. Meta- analysis of correlates of provider behavior

Dalam dokumen Vol.2 No.1 Februari 2012 (Halaman 63-73)

Dokumen terkait