• Tidak ada hasil yang ditemukan

POPULASI DAN SAMPEL

Dalam dokumen Vol.2 No.1 Februari 2012 (Halaman 59-63)

RUMAH SAKIT DI KOTA BENGKULU

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengelola yang ada di Rumah Sakit Kota Bengkulu. Rumah Sakit yang dimaksud adalah Rumah Sakit Umum M.yunus Provinsi Bengkulu, Rumah Sakit Tiara Sella Bengkulu, Rumah Sakit Umum Raflesia Bengkulu, Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.01 Zainul Ariin Bengkulu, dan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Polda Bengkulu. Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Untuk itu sampel diambil

dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili).

dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam penentuan sampelnya adalah sampel random berstrata (Stratiied Random Sampling) dimana populasi dibagi strata-strata (sub populasi),

kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,

maupun secara systematic random sampling (Sugiyono, 2010). Sub populasi ini dinamakan lapisan (strata). Untuk jumlah sampel yang sama, stratiied random sampling lebih eisien dibanding simple random sampling. Selain meningkatkan eisiensi, Stratiied Random Sampling juga

digunakan untuk memastikan kategori-kategori

yang proporsinya kecil dalam populasi cukup terwakili (Sugiarto, 2001). Kriteria yang dibuat

untuk menentukan sampel dalam penelitian

ini adalah pengelola Rumah sakit yang terlibat dibagian keuangan dan pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Strata dari sampel penelitian ini adalah kepala bagian, staf dan perawat pelaksana. Setelah itu cara pengambilan sampelnya adalah secara random.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuesioner yang merupakan

suatu teknik pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Peneliti akan mendatangi langsung Rumah Sakit yang ada di Bengkulu dan

kuesioner yang tersedia dan mengambil hasil kuesioner secepatnya.

dalam penelitian ini menggunakan Path Analysis atau yang biasa disebut analisis jalur yaitu suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Sekaran, 2006).

untuk menguji kualitas data dalam penelitian

ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut penjelasan mengenai uji validitas dan reliabilitas.

dalam menguji item-item kuesioner dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi

Pearson. Metode uji validitas ini dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor item

dengan skor total item. Skor total item adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau nilai korelasi negatif maka item tidak valid.

Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Untuk menentukan apakah

instrument reliable atau tidak, bisa digunakan

batasan tertentu yaitu 0,6. Menurut Sekaran (2006), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas

0,8 adalah sangat baik.

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

model penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Berikut penjelasan mengenai uji asumsi klasik analisis jalur dalam penelitian ini.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Sekaran, 2006). Untuk menguji data yang berdistribusi normal akan digunakan alat uji normalitas, yaitu one sample Kolmogorov-Smirnov. data dikatakan berdistribusi normal jika signiikansi variabel dependen memiliki nilai signiikansi lebih dari 5%. data penelitian yang baik adalah yang berdistribusi secara normal.

uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Sekaran, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

di dalam model, peneliti akan melihat tolerence

dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

tolerence mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0.5 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata

dalam model terdapat multikolinearitas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan transformasi

variabel. Transformasi variabel merupakan

salah satu cara mengurangi hubungan linier

di antara variabel independen. Transformasi

dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural

dan bentuk irst difference atau delta (Sekaran, 2006).

uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. dalam penelitian ini uji heterkedastisitas yang digunakan adalah uji park yang mengemukakan metode bahwa varian (σ2) merupakan fungsi variabel-variabel bebas yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Sekaran, 2006):

σ i = α Xiβ.

setelah nilai varian dikuadratkan, langkah

selanjunya adalah mentransformasikan nilai varian yang sudah dikuadratkan menjadi bentuk natural logaritma (Ln). Nilai varian yang sudah ditansformasikan ke dalam bentuk natural logaritma (Ln) akan dilanjutkan dengan

melakukan regresi linear dengan mengganti

variabel dependen persamaan awal menjadi nilai

dari varian residual setelah ditransformasikan

suatu penelitian dikatakan tidak terjadi masalah heterokedastisitas apabila dari hasil

pengujian nilai unstandardized residual memiliki nilai signiikan lebih dari 0,05. Namun jika nilai unstandardized residual memiliki nilai signiikan kurang dari 0,05 maka terjadi masalah heterokedastisitas (Sekaran, 2006).

Penelitian ini menggunakan analisis jalur sebagai alat analisis datanya yang akan dihitung dengan menggunakan alat bantu SPSS 16 dalam perhitungannya. Model jalur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model regresi

berganda parsial dan simultan. Analisis regresi berganda (Multivariate Regression) merupakan

suatu model dimana variabel terikat tergantung

pada dua atau lebih variabel bebas. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas/ independen terhadap variabel terikat.

untuk menunjukkan hubungan diantara variabel exogenous terhadap variabel endogenus dalam penelitian ini dengan analisis jalur digunakan persamaan jalur sebagai berikut:

y2 =

ρ

y1x1X1 +

ρ

y1x2X2 +

ρ

y2x1X1 +

ρ

y2x2X2 +

ρ

y2y1y1 +

ρ

y22 …….. (3.1)

dimana:

y1 : Kepuasan Pasien

y2 : Proitabilitas (Pemulihan Pembiayaan)

rumah sakit

β : Slope ε : Standar Eror

x1 : Kualitas Klinis

x2 : Kualitas Proses

Adapun langkah-langkah yang dilakukan

untuk melihat hasil pengujian dari hipotesis- hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meregresikan variabel kualitas klinis (X1) dan variabel kualitas proses (X2) dengan variabel kepuasan pasien (y1) yang menggunakan alat bantu SPSS16 dalam pengolahan datanya. Persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

y1 =

ρ

y1x1X1 +

ρ

y1x2X2 +

ρ

y1ε1 … (3.2)

2. Meregresikan variabel kualitas klinis (X1) dan variabel kualitas proses (X2) dan variabel kepuasan pasien (y1) terhadap variabel

proitabilitas (pemulihan pembiayaan

rumah sakit (y2) yang menggunakan alat bantu SPSS16 dalam pengolahan datanya. Persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

y2 =

ρ

y2x1X1 +

ρ

y2x2X2 +

ρ

y2y1y1 +

ρ

y2ε2… (3.3)

3. Setelah hasil koeisien β didapatkan hal selanjutnya yang dilakukan adalah memasukan nilai koeisien β ke persamaan untuk mencari nilai R2. Nilai R2 tersebut akan

digunakan untuk menghitung nilai Fhitung

yang kemudian nilainya akan dibandingkan dengan Ftabel.

dalam penelitian ini peneliti menggunakan

2 uji hipotesis yaitu uji t dan uji f. dalam melakukan pengujian tingkat signiikansi masing-masing koeisien regresi yang diperoleh dari perhitungan, maka prosedurnya dimulai dengan dirumuskannya hipotesis nol (ho) dan hipotesis alternative (ha) bagi setiap koeisien regresi (Priyatno, 2010). Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut:

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koeisien regresi secara individual.

• hipotesa Nol = ho

ho adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. ho merupakan hipotesis statistik yang akan diuji hipotesis nihil. • hipotesa alternatif = ha

ha adalah satu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah.

Langkah-langkah/ urutan menguji hipotesa

dengan distribusi t:

1. Merumuskan hipotesa

ho : βi ≤ 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signiikan terhadap

variabel terikat.

ha : βi > 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signiikan terhadap variabel terikat.

2. Menentukan taraf nyata (level of signiicance) = α

Taraf nyata/derajad keyakinan yang digunakan sebesar α = 5%, dengan: df = n – k

dimana:

df = degree of freedom/ derajad kebebasan n = Jumlah sampel

k = banyaknya koeisien regresi + konstanta 3. Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah

dimana hipotesa nol diterima atau tidak.

dalam penelitian ini menggunakan uji 1 sisi

(arah) karena hipotesis penelitian ini sudah ditentukan arahnya yaitu positif. Untuk uji 1 sisi (arah), taraf kesalahannya adalah α (Sugiyono, 2010).

4. Menentukan uji statistik (Rule of the test) 5. Mengambil keputusan

Keputusan bisa menolak ho dan menerima

ha atau menerima ho dan menolak ha. Nilai signiikan yang didapat dari hasil olahan menggunakan alat bantu SPSS dibandingkan dengan taraf yang telah ditetapkan. Apabila Sig t < α (α = 0,05) dan nilainya bertanda positif artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila Sig t > α (α = 0,05) dan nilainya bertanda negatif artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

uji F ini dilakukan untuk menguji model kompleks dari kualitas klinis, kualitas proses, dan kepuasan pasien berpengaruh positif terhadap

(proitabilitas) pemulihan pembiayaan Rumah Sakit di Kota Bengkulu secara simultan.

Langkah-langkah/ urutan menguji hipotesa

dengan distribusi F:

1. Menentukan taraf nyata (level of signiicance) = α

Taraf nyata/derajad keyakinan yang digunakan sebesar α = 5 %.

derajat bebas (df) dalam distribusi F ada dua, yaitu :

df numerator = dfn = df1 = k – 1 df denumerator = dfd = df2 = n – k

dimana:

df = degree of freedom/derajad kebebasan n = Jumlah sampel

k = banyaknya koeisien regresi

2. Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah

dimana hipotesa nol diterima atau tidak

ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya

semua variabel bebas secara bersama-sama

bukan merupakan variabel penjelas yang signiikan terhadap variabel terikat.

ho ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya

semua variabel bebas secara bersama-sama

merupakan penjelas yang signiikan terhadap variabel terikat.

3. Menentukan uji statistik nilai F

Bentuk distribusi F selalu bernilai positif

4. Mengambil keputusan

Keputusan bisa menolak ho atau menolak ho

menerima ha. Nilai F tabel yang diperoleh

dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka ho

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signiikan antara variabel

tersebut

untuk mendapatkan nilai r2 dan F model secara keseluruhan dihitung dengan cara pada

tabel disamping.

maka dari itu nilai F bisa dihitung dengan rumus :

F = R2/k-1 .

(1 - R2)/n-k-1

dimana :

R2 : Koeisien determinasi k : banyaknya variabel bebas n : banyaknya sampel

Pengaruh Variabel X1 ke Variabel y1

Pengaruh X1 ke y1 langsung ρy1x1 * ρy1x1 xxx Pengaruh X1 ke y1 Melalui X2 ρy1x1 * τx1x2 * ρy1x2 xxx +

Pengaruh Total X1 ke y1 Xxx Pengaruh Variabel X2 ke Variabel y1

Pengaruh X2 ke y1 langsung ρy1x2 * ρy1x2 xxx Pengaruh X2 ke y1 Melalui X1 ρy1x2 * τx1x2 * ρy1x1 xxx +

Pengaruh Total X2 ke y1 Xxx Pengaruh Variabel X1 ke Variabel y2

Pengaruh X1 ke y2 langsung ρy2x1 * ρy2x1 xxx

Pengaruh X1 ke y2 melalui y1 ρy2x1 * ρy1x1 * ρy2y1 xxx Pengaruh X1 ke y2 Melalui X2 ρy2x1 * τx1x2 * ρy2x2 xxx Pengaruh X1 ke y2 Melalui X2 dan y1 ρy2x1 * τx1x2 * ρy1x2 * ρy2y1 xxx +

Pengaruh Total X1 ke y2 Xxx Pengaruh Variabel X2 ke Variabel y2

Pengaruh X2 ke y2 langsung ρy2x2 * ρy2x2 xxx Pengaruh X2 ke y2 melalui y1 ρy2x2 * ρy1x2 * ρy2y1 xxx Pengaruh X2 ke y2 Melalui X1 ρy2x2 * τx1x2 * ρy2x1 xxx

Pengaruh X2 ke y2 Melalui X1 dan y1 ρy2x2 * τx1x2 * ρy1x1 * ρy2y1 xxx +

Pengaruh Total X2 ke y2 Xxx +

Pengaruh Total Variabel Penelitian (R2)

Xxx

Dalam dokumen Vol.2 No.1 Februari 2012 (Halaman 59-63)

Dokumen terkait