Perbedaan Pengaruh Antara Saham Syariah dan Non Syariah
Gabungan 50 1.645 0.009 tidak Normal 40 1.913 001 tidak Normal sumber: data sekunder diolah,
Tabel
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel N Mean Min. Max.
Persentase (%) Std. Deviation Di bawah mean Di atas mean Perusahaan yang Masuk Indeks jII
Return (y) 40 0.57 -0.88 5.67 45,0 55,0 1.20 dPS (X1) * 40 -0.21 -5.20 0.90 22,5 77,5 1.18 dPR (X2)* 40 0.41 0.01 1.24 57,5 42,5 0.28 EPS (X3) * 40 -0.36 -11.55 1.05 15,0 85,0 2.37 PER (X4) * 40 2.61 -7.88 124.04 97,5 2,5 19.76 PBV (X5) * 40 -0.45 -6.81 0.68 25,0 75,0 1.73
Perusahaan yang Tidak Masuk Indeks jII (Perusahaan Pembanding)
Return (y) 40 0.26 -0.62 4.07 70,0 30,0 0.88 dPS (X1) * 40 -1.91 -52.40 0.99 12,5 87,5 8.52 dPR (X2)* 40 0.55 0.01 4.44 70,0 30,0 0.71 EPS (X3) * 40 -1.30 -51.21 1.26 15,0 85,0 8.18 PER (X4) * 40 -2.11 -76.66 5.60 10,0 90,0 12.18 PBV (X5)* 40 -0.11 -1.58 0.76 40,0 60,0 0.52
sumber: data sekunder diolah, 2011
Tabel Hasil Uji Normalitas Model
Regresi
Data Data Setelah Transformasi N K-S Test Sig. Kesimpulan N K-S Test Sig. Kesimpulan
jII 50 1.184 0.121 Normal 40 1.322 .061 Normal
Non jII 50 1.433 0.033 tidak Normal 40 1.597 .012 tidak Normal
Gabungan 50 1.645 0.009 tidak Normal 40 1.913 .001 tidak Normal sumber: data sekunder diolah, 2011
hasil pengujian normalitas pada tabel
3 menunjukkan bahwa baik sebelum dan sesudah ditransformasi diketahui bahwa data
pada sampel perusahaan Jii memiliki distribusi normal, sementara untuk data sampel perusahaan non Jii dan gabungan memang tidak memiliki distribusi normal, sehingga untuk kedua sampel dalam penelitian ini menggunakan Central Limit Theory.
Penelitian ini mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dari nilai Tolerance dan
Variance Inlation Factor (VIF) di mana hasilnya disajikan dalam Tabel 4.
dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa untuk
data sebelum ditransformasi model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas pada variabel independen untuk masing-masing sampel
penelitian kecuali pada sampel perusahaan yang masuk di JII. data variabel pada perusahaan yang masuk di JII memperlihatkan adanya
gejala multikolinearitas, hal ini ditunjukkan
oleh variabel dPS dari data perusahaan JII yang
memiliki nilai tolerance di bawah 0,1 dan nilai
VIF di atas 10. Sedangkan untuk data sesudah ditransformasi, diketahui bahwa model regresi
pada semua sampel penelitian tidak terjadi gejala multikolinearitas karena memiliki nilai Tolerance
di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah angka 10.
uji heterokedastisitas dilihat melalui uji
Gletser. hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.
dari Tabel 5 diketahui bahwa pada model
regresi pertama, data pada sampel perusahaan
yang tidak masuk JII menunjukkan adanya gejala heterokedastisitas yang diperlihatkan oleh variabel EPS dengan nilai signiikansi sebesar 0,000 atau probabilitas di bawah 0,05. Sedangkan pada model regresi kedua, yaitu model yang telah
ditransformasi untuk semua sampel penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak signiikan terhadap variabel residualnya
atau memiliki nilai probabilitas di atas 0,05,
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi
untuk data setelah transformasi tidak terjadi
gejala heterokedastisitas.
hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai d-W
hitung untuk sampel perusahaan Jii pada data
awal adalah sebesar 2.638 yang menunjukkan
model regresi tidak terbebas gejala autokorelasi, sementara pada data setelah transformasi
diketahui bahwa seluruh kelompok sampel tidak terkena gejala autokorelasi.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, khususnya
dari uji multikolinearitas, heterokedastisitas,
dan autokolerasi maka model yang bebas
dari masalah ketiga asumsi klasik tersebut
adalah model data setelah transformasi. hal
tersebut maka pembahasan analisis regresi akan
menggunakan model regresi dengan data yang ditransformasikan.
Berdasarkan output SPSS 16, maka hasil
analisis regresi untuk kedua jenis data analisis
dapat dilihat dalam Tabel 7.
dari tabel 7 dibuat rangkuman dari hasil pengujian hipotesis pertama dan kedua penelitian
dapat dilihat pada Tabel 8.
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan
Chow test gunanya untuk melihat sejauhmana perbedaan pengaruh dari rasio analisis fundamental terhadap return saham perusahaan
JII dengan sampel data perusahaan non JII. data
untuk pengujian chow test dapat dilihat pada
Tabel 9
data dari tabel 10 dihitung dengan
mengunakan persamaan untuk pengujian chow test. Persamaan dan perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel,
Tabel
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Data Data Sesudah Transformasi Tolerance VIF Kesimpulan Tolerance VIF Kesimpulan
Perusahaan yang Masuk jIi
dPS .091 11.005 terkena .579 1.728 Bebas
dPR .618 1.617 Bebas .878 1.139 Bebas
EPS .101 9.877 Bebas .548 1.825 Bebas
PER .438 2.286 Bebas .923 1.084 Bebas
PBV .453 2.206 Bebas .997 1.003 Bebas
Perusahaan yang Tidak Masuk jII (Perusahaan Pembanding)
dPS .434 2.304 Bebas .895 1.117 Bebas
dPR .230 4.344 Bebas .137 7.291 Bebas
EPS .717 1.395 Bebas .134 7.481 Bebas
PER .235 4.256 Bebas .929 1.076 Bebas
PBV .589 1.699 Bebas .806 1.240 Bebas
Gabungan Perusahaan yang Masuk jII dan Perusahaan yang Tidak Masuk jII
dPS .360 2.780 Bebas .537 1.862 Bebas
dPR .405 2.472 Bebas .366 2.734 Bebas
EPS .413 2.418 Bebas .954 1.048 Bebas
PER .352 2.841 Bebas .536 1.867 Bebas
PBV .686 1.457 Bebas .984 1.017 Bebas
sumber: data sekunder diolah, 2011
Tabel
Hasil Uji Heterosekedastisitas
Variabel Data Data Sesudah Transformasi Sig. Kesimpulan Sig. Kesimpulan
Perusahaan yang Masuk Indeks jII
dPS .701 Bebas .324 Bebas
dPR .628 Bebas .891 Bebas
EPS .619 Bebas .962 Bebas
PER .783 Bebas .742 Bebas
PBV .889 Bebas .669 Bebas
Perusahaan yang Tidak Masuk Indeks jII (Perusahaan Pembanding)
dPS .151 Bebas .670 Bebas
dPR .915 Bebas .789 Bebas
EPS .000 terkena .990 Bebas
PER .897 Bebas .706 Bebas
PBV .671 Bebas .350 Bebas
Gabungan Perusahaan yang Masuk Indeks jII dan Perusahaan yang Tidak Masuk
dPS .080 Bebas .927 Bebas
dPR .495 Bebas .559 Bebas
EPS .006 Bebas .564 Bebas
PER .906 Bebas .574 Bebas
PBV .408 Bebas .929 Bebas
Tabel Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Regresi
(Model)
Data Data Sesudah Transformasi Durbin-watson Kesimpulan Durbin-watson Kesimpulan Perusahaan yang Masuk
indeks Jii 2.638
terkena
autokorelasi 1.944 Bebas autokorelasi
Perusahaan yang Tidak
masuk indeks Jii 2.185 Bebas autokorelasi 1.925 Bebas autokorelasi
Kriteria & Nilai durbin Watson table
n = 50 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.291 du = 1.822 4-dl = 2.709 4-du = 2.178 n = 40 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.175 du = 1.854 4-dl = 2.852 4-du = 2.146
Gabungan Perusahaan 2.409 meragukan 1.873 Bebas autokorelasi
Kriteria & Nilai durbin Watson table
n = 100 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.550 du = 1.803 4-dl = 2.450 4-du = 2.197 n = 80 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.480 du = 1.801 4-dl = 2.520 4-du = 2.199
sumber: data sekunder diolah, 2011
Tabel
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sampel Perusahaan jII
Variabel Sebelum Transformasi Sesudah Transformasi jII Non jII Gabungan jII Non jII Gabungan
Konstanta dPS dPR EPS PER PBV 0.606 1.697 (0.097) -0.003 -1.190 (0240) -0.483 -0.704 (0.485) 0.001 1.343 (0.186) -0.005 -0.562 (0.775) 0.039 1.179 (0.245) -0.004 -0.021 (0.984) -0.001 -1.413 (0.165) -0.152 -0.503 (0.617) 0.001 3.149 (0.003) 0.001 0.208 (0.836) 0.095 1.258 (0.215) 0.260 1.533 (0.129) -0.001 -1.793 (0.076) -0.219 -0.798 (0.427) 0.001 2.796 (0.006) 0.000 0.035 (0.972) 0.034 1.774 (0.079) 0.772 4.291 (0.000) 0.311 1.173 (0.249) -0.031 -0.680 (0.501) -0.016 -0.134 (0.894) 0.004 0.183 (0.856) 0.341 3.467 (0.001)** 0.405 3.760 (0.001) 0.031 0.594 (0.556) -0.008 -0.445 (0.659) -0.022 -1.555 (0.129) 0.020 0.380 (0.706) 1.315 5.818 (0.000)*** 0.557 5.040 (0.000) 0.016 0.689 (0.493) 0.000 -0.051 (0.960) 0.014 0.765 (0.447) -0.006 -0.644 (0.522) 0.391 4.736 (0.000)*** Adjusted R squares 0.00 0. 0.0 0. 0. 0. F-hitung .0 . .0 . .0 . Sum of Squares Residual . . .0 .0 .0 . Sig. 0.a 0.0a 0.0a 0.00a 0.000a 0.000a N 0 0 00 0 0 0
*** Probabilitas 99% dan Asymp. Sig. 1% ** Probabilitas 95% dan Asymp. Sig. 5% * Probabilitas 90% dan Asymp. Sig. 10% Sumber: data Sekunder yang diolah (2012)
Tabel
Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Variabel Yang Berpengaruh
Terhadap Return Syariah Hipotesis Arah Hasil Penelitian Kesimpulan Pengujian atas hipotesis dalam Permasalahan Pertama
dPS Berpengaruh + Tidak signiikan ditolak
dPR Berpengaruh + Tidak signiikan ditolak
EPS Berpengaruh + Tidak signiikan ditolak
PER Berpengaruh + Tidak signiikan ditolak
PBV Berpengaruh + Signiikan diterima
Pengujian hipotesis
untukPermasalahan Kedua Berpengaruh Signiikan diterima
Tabel Data Analisis uji Chow test
Observasi N Residual sum of
square Df
Perusahaan JII Perusahaan Non JII
gabungan keseluruhan perusahaan
40 40 80 36.390 13.602 64.645 34 34 68 Sumber: data Sekunder yang diolah (2012)
– Pengaruh Dividen Per Share (DPS) terhadap
Return Saham. Dividen Per Share (dPS)
menggambarkan besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham biasa. Semakin tinggi dPS menunjukkan semakin tinggi jumlah rupiah per lembar saham yang diterima
oleh para pemegang saham biasa, sehingga hal ini menggambarkan suatu kondisi operasi
yang baik dari perusahaan.
hasil penelitian menunjukkan dividen per share (dPS) memiliki pengaruh yang tidak
signiikan terhadap return saham syariah. hal
ini berarti bahwa informasi dPS perusahaan syariah yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh manajemen
dalam menentukan tingkat pengembalian atau return terhadap pemegang saham.
Kemungkinan alasan dPS tidak berpengaruh karena tidak selamanya memperoleh laba bersih yang dialokasikan sebagai dividen. Perusahaan dapat mengalokasikan laba bersih untuk membiayai perluasan/ekspansi usaha
atau melakukan investasi seperti investasi
aktiva tetap dan investasi yang bersifat jangka panjang lainnya. hal ini diperkuat dengan
statisitik deskriptif dari peningkatan rata-
rata (mean) dPS negatif yang menunjukkkan
kecenderungan menurun sepanjang periode
tahun penelitian.
– Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR)
terhadap Return Saham. sebagaimana
pada hasil penelitian dPS sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa dPR juga
tidak berpengaruh signiikan terhadap return
saham syariah. hal ini dikarenakan investor tidak memandang besar kecilnya dividen yang dibayarkan dalam memprediksi tingkat return yang diharapkan. hasil penelitian sejalan dengan penelitian hamzah dan Auliah (2006), namun bertentangan dengan penelitian Winarno (2007) dan Nugroho (2009). Tidak ada pengaruh dPR signiikan
terhadap return penelitian ini, sejalan dengan
statistik deskriptifnya yang menunjukkan
kecenderungan menurun dari tahun ke tahun
sepanjang periode pengamatan.
– Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham.
hasil penelitian menunjukkan bahwa earning
per share (EPS) berpengaruh negatif tetapi
tidak signiikan terhadap return saham
syariah, sehingga hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa earning per share (EPS)
berpengaruh positif terhadap return saham
syariah ditolak. hal ini berarti kenaikan atau penurunan nilai EPS tidak berdampak
pada kenaikan atau penurunan return saham
syariah.Nilai EPS yang semakin tinggi tidak
berarti akan memberikan kontribusi terhadap return saham syariahyang semakin tinggi atau
sebaliknya nilai EPS yang semakin rendah
tidak akan selalu memberikan kontribusi terhadap return saham syariahyang semakin
rendah. hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistio (2004).
hasil analisis ini mengindikasikan bahwa investor tidak menggunakan EPS sebagai
parameter untuk mengukur kinerja perusahaan guna memprediksi return saham syariah di
Bursa Efek Indonesia (BEI). hal ini tidak sesuai dengan teori yang mendasari bahwa EPS yang semakin besar akan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih setelah pajak semakin meningkat.
Namun bila dilihat dari statistik deskriptif
peningkatan EPS yang memiliki rata-rata negatif yang mengindikasikan adanya kecen- derungan penurunan EPS perusahaan sampel
dalam periode penelitian, hal ini dapat saja
menyebabkan EPS tidak mempengaruhi return.
– Pengaruh Price Earning Ratio (PER)
terhadap Return Saham. hasil penelitian
menunjukkan bahwa price earning ratio (PER)
berpengaruh positif tetapi tidak signiikan
terhadap return saham syariah. hal ini berarti
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
price earning ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham syariah ditolak. hal
ini berarti semakin tinggi nilai PER maka
semakin tinggi return saham. PER tidak
memiliki pengaruh yang signiikan terhadap
lebih banyak berhubungan dengan faktor lain
diluar return saham, ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik serta sentimen dari pasar
bursa itu sendiri. Karena PER merupakan
harapan atau ekspektasi investor terhadap
kinerja suatu perusahaan yang dinyatakan dalam rasio. Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung kepada prospek perusahaan. hasil ini sejalan dengan penelitian Winarto (2007).
Price Earning Ratio (PER) menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan (Tandelilin,
2001). Price Earning Ratio (PER) merupakan
perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share (EPS) dari saham
yang bersangkutan (Ang, 1997). Price
earning ratio (PER) memberikan indikasi
tentang jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan suatu perusahaan
pada periode tertentu (husnan, 2001).
oleh karena itu, rasio ini menggambarkan
ketersediaan investasi membayar suatu
jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba
perusahaan. Price earning ratio (PER) yang
tinggi akan menyebabkan harga saham yang rendah, begitu pula PER yang rendah akan menyebabkan harga saham tinggi. Terkait dengan ini, hasil positif dan tidak signiikan
sejalan dengan statistik deskriptif rata-rata
peningkatan PER yang positif yaitu 2.61.
– Pengaruh Price Book Value(PBV) terhadap
Return Saham
hasil penelitian menunjukkan bahwa price
book value (PBV) berpengaruh positif dan
signiikan terhadap return saham syariah.
hal ini berarti kenaikan atau penurunan
nilai PBV akan berdampak pada kenaikan
atau penurunan return saham syariah. Nilai
PBV yang semakin tinggi akan memberikan
kontribusi terhadap return saham syariah
yang semakin tinggi atau sebaliknya nilai PBV yang semakin rendah akan memberikan
kontribusi terhadap return saham syariah
yang semakin rendah. hasil penelitian
ini tidak berhasil mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Elisa Wahyu
Ratnasari (2003) yang menemukan bahwa PBV berpengaruh signiikan negatif terhadap
return saham syariah.
hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
investor lebih menekankan pada pergerakan harga saham perusahaan berdasarkan total
investasinya dalam memprediksi tingkat
return yang diharapkan. Jika perusahaan mampu meningkatkan harga saham dengan
jumlah modal yang lebih kecil, maka return
saham yang diterima akan lebih besar. hal ini dikarenakan keuntungan yang ditahan
sebagai modal internal untuk meningkatkan
pertumbuhan perusahaan lebih kecil. Sesuai
dengan signaling theory dimana informasi
keuangan yang mencerminkan pencapaian target laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan memberikan sinyal
positif bagi para investor, sehingga investor
memiliki penilai bahwa perusahaan benar- benar memiliki kinerja yang baik.
hasil penelitian ini menunjukkan hanya PBV yang mempunyai arah yang signiikan. dPS, dPR, dan EPS berpengaruh positif namun tidak signiikan bila dilihat dari statistik deskriptif peningkatannya yang negatif yang mengindikasikan adanya penurunan, berdasarkan pandangan teori sinyal dimana penurunan laba
dan dividen dianggap berita buruk bagi para
investor yang akan berimplikasi pada harga saham Mardiyanto (2009). PER walaupun
memiliki rata-rata (mean) peningkatan yang
positif namun tidak signiikan, hal ini didukung
dengan nilai rata-rata (mean) peningkatan PER
perusahaan sampel positif atau meningkat dan
sedikit (2.5%) perusahaan sampel yang diatas rata-rata. Analisis untuk PER menyebutkan bahwa semakin kecil PER suatu saham akan
semakin baik dalam artian tingkat pengembalian
saham semakin cepat (Tryino, 2009) dan sejalan
dengan husnan (2001) Price earning ratio (PER)
yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang rendah dan sebaliknya.
secara bersama-sama pengaruh rasio analisis
fundamental yaitu Dividen Per Share (dPS),
Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) terhadap berpengaruh
signiikan terhadap return syariah. hasil ini
mendukung penelitian Trisnaeni (2007), Winarto (2007), Ananto (2007) dan Nugroho (2009) yang mengamati pengaruh beberapa rasio yang sama.
Walaupun secara parsial variabel hanya PBV yang menunjukkan hasil yang positif signiikan
dan tidak ada masalah asumsi klasik untuk model perusahaan Jii, hasil ini mengindikasikan
kemungkinan adanya saling keterkaitan variabel pada model yang diamati sehingga pengaruh variabel selain PBV akan terlihat jika diamati secara bersama-sama, namun pengaruhnya kecil. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa F
hitung pada pengujian chow test memiliki nilai
yang lebih besar dari nilai F tabel. hal ini berarti terdapat perbedaan yang signiikan pengaruh
rasio analisis fundamental yaitu Dividen Per
Share (dPS), Dividen Payout Ratio (dPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Price Book Value (PBV) secara
bersama-sama terhadap return saham syariah dengan return saham non syariah.
KESIMPULAN
hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Rasio analisis fundamental yaitu Dividen Per
Share (dPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap return syariah, namun hanya Price Book Value (PBV) yang berpengaruh positif
signiikan. Adapun variabel Dividen Payout
Ratio (dPR) dan Earning Per Share (EPS)
berpengaruh negatif tidak signiikan terhadap
return saham syariah.
2. Dividen Per Share (dPS), Dividen Payout Ratio (dPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) terhadap return saham syariah
secara bersama-sama berpengaruh signiikan
terhadap return saham syariah.
3. Terdapat perbedaan pengaruh secara bersama- sama rasio analisis fundamental, yaitu
Dividen Per Share (dPS), Dividen Payout Ratio (dPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value
(PBV) terhadap return perusahaan Jii dengan
perusahaan non JII.
KETERBATASAN
dalam penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, diantaranya:
1. Terkait dengan sampel penelitian untuk perusahaan pembanding tidak semuanya
perusahaan sejenis, namun menggunakan total
aset yang sebanding, dan untuk perusahaan pembanding yang sejenispun mempunyai kelemahan yaitu ukuran perusahaan yang berbeda.
2. data yang diolah untuk digunakan
dalam analisis terkena permasalahan uji
asumsi klasik, yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Sehingga
analisis dan pembahasan menggunakan data
yang ditransformasi dengan menentukan
peningkatan pada setiap variabel independen
dengan rumus, Xit-Xit-(t-1)/Xit. Penggunaan
data peningkatan ini memiliki distorsi
bilamana data-data yang dikalkulasikan ada yang negatif, dan penelitian ini tidak memperhatikan hal ini.
SARAN
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantara
adalah sebagai berikut:
1. Memperbanyak sampel penelitian dengan
memperpanjang tahun pengamatan, sehingga
dapat melihat pengaruh sesungguhnya dari
masing-masing variabel, bukan peningkatan
(pertumbuhan) dari masing-masing variabel. 2. Apabila penelitian berikutnya menggunakan
peningkatan dari variabel analisis fundamental,
sebaiknya memasukan data negatif sebagai kreteria sampel yang harus dihindari.
REFERENSI
Ang, Robbert. 1997. PasarModal Indonesia.
Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Ananto, Sarono Wicaksono. 2007. Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Semarang: Universitas Negeri semarang
Auliyah, Robiatul dan Ardi hamzah. 2006.
Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta saham Syariah di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX. Brigham, Eugene F dan Joel F. houston. 2001.
Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Claude et al. (1996). Political Risk, Economic
Risk, and Financial Risk. Financial Analysis
Journal, November – december, pp. 29-45.
darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan. yogyakarta. Andi
dhita, Ayudia Wulandari. 2009. Analisis Faktor
Fundamental Terhadap Harga Saham Industri Pertambangan Dan Pertanian Di
BEI. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober
2009
Edwin J. Elton, Martin J. Gruber, Christopher R. Blake. 1995. Fundamental Economic
Variables, expected Return s, and Bond Fund
Performance. The Journal of Finance, Vol. 50, No. 4
Fabozzi, J. 2003. Manajemen Investasi Buku
Satu. Jakarta: Salemba Empat
Fama, E.F., dan K.R. French. 1992. The Cross
section of expected Return . Journal of Finance. 47 pp 427-465.
Gujarati, damodar. 2004. Basic Econometric,
Fourth Edition. The McGraw−hill Companies
harahap, Sofyan S. 2001. Menuju Perumusan
Teori Akuntansi Islam. Pustaka Quantum
husnan, Suad. 1998. Dasar - Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
ketiga. yogyakarta: UPP AMP yKPN.
Junaidi. 2009. Sekilas Mengenai saham Syariah
dan Jakarta Islamic Index. FE – UNJA.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi 2. yogyakarta: BPFE
yogyakarta.
Mardianto, handono. (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Grasindo. Jakarta.
Munawir.2001.Analisis Laporan Keuangan.
yogyakarta:Liberty
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh
Variabel Makroekonomi Terhadap Return Saham Syariah Di Indonesia. Jurnal
Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.1
Ninna daniati dan Suhairi. 2006. Pengaruh
Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Industri Textile Dan Automotive Yang Terdaftar Di BEJ). Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi IX.
Nugroho, Inung Adi. 2009. Analisis Pengaruh
Informasi Fundamental Terhadap Return Saham Studi Komparatif Pada Sub Sektor Industri Otomotif Terhadap Sub Sektor Industri Textil Sepanjang Periode Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2007 Di Bursa Efek Indonesia. Universitas diponegoro semarang
Rosyadi, Imron. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan harga Saham (Studi Pada
25 Emiten 4 Ratio Keuangan di BEJ). Jurnal
Akuntansi & Keuangan, Vol, 1, No. 1, April,
24–48
S. P. Kothari, Jay Shanken, And Richard G. Sloan. 1995. Another Look At The Cross-Section
of expected stock Return s. The Journal Of
Finance Vol. L No. 1
Saptahadi, Anung. 2007. Pengaruh Return On
Investment, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar di BEJ. semarang: universitas Negeri semarang
Setiawan, dodi. 2004. Analisis Faktor-Faktor
Fundamental yang Mempengaruhi Risiko Sistematis Sebelum dan Selama Krisis Moneter. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol.19, No.3, hal 224-237
Simamora, h. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan
Keputusan Bisnis.Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. CV.
Susetyo, Arief. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bej Periode 2000-2003. yogyakarta: Fakultas ekonomi universitas islam indonesia
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi
dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama.
yogyakarta: BPFE yogyakarta
Tika Maya Pribawanti. 2007. Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Total Return Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Dividen Di Bursa Efek Jakarta. semarang: universitas Negeri semarang
Tryino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. TransMedia Pustaka. Jakarta.
Ulupui. 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Leverage, Aktivitas, Dan Proitabilitas
Terhadap Return Saham (Studi Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ).
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Utama, Siddharta dan Anton yulianto Budi
Santosa. 1998. Kaitan antara Rasio Price/
Book Value dan Imbal Hasil Saham pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol.1, No.1 (Januari 1998), halaman.127-140.
Utami, Wiwik.1999. Pengaruh Faktor
Fundamental Perusahaan Terhadap Risiko Beta Saham: Periode Krisis Th 1997-1999 Studi Di Bursa Efek Jakarta.
Utomo, Welly. 2007. Analisis Pengaruh Beta
Dan Varian Return Saham Terhadap Return Saham, Studi Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta Periode Bulan Januari Tahun 2005 Sampai Dengan Bulan Desember Tahun 2005. Semarang: Unversitas