• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen Status Gizi (Halaman 55-69)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah data diolah, lalu dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen (data infeksi kecacingan) dengan variabel dependen (status gizi). Data disajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan.

45 A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan yang tersebar di daerah seluas 175,77 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak lebih dari 1,4 juta jiwa. Dari 14 kecamatan tersebut terdapat delapan kecamatan dan 25 kelurahan yang terletak di pesisir pantai kota Makassar, yaitu kecamatan Biringkanaya, Tallo, Ujung Tanah, Wajo, Mariso, Tamalate, Makassar dan Ujung Pandang.

Tabel 4.1

Distribusi Sekolah Dasar Negeri/Inpres dan Swasta di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Nama Kecamatan Jumlah Sekolah

Negeri/Inpres Swasta Biringkanaya

Tallo

Ujung Tanah WajoMariso Tamalate Makassar Ujungpandang

3639 1910 3640 3016

75 25 106 148

Jumlah 226 57

Sumber : Data Sekunder, 2013

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa 226 Sekolah Dasar negeri/inpres dan 57 Sekolah Dasar swasta terletak di wilayah pesisir kota Makassar.

Sekolah Dasar Inpres Mariso 2 berlokasi di jalan Nuri Lama, kecamatan Mariso, dengan jumlah siswa 352 orang dan jumlah ruangan belajar 11, dikepalai seorang kepala sekolah, dengan tenaga pengajar 13 orang dibantu 2 tenaga administrasi/bujang.

SDN Ujung Tanah berlokasi di jalan Sabutung, kecamatan Ujung Tanah, dengan jumlah siswa 401 orang dan jumlah ruangan belajar 8, dikepalai seorang kepala sekolah dengan tenaga pengajar 14 orang dan dibantu 1 orang tenaga administrasi/bujang.

SD Tallo Tua 69 berlokasi di jalan Sultan Abdullah 2, kecamatan Tallo, dengan jumlah siswa 516 orang dan jumlah ruangan belajar 6.

Dikepalai seorang kepala sekolah dengan 14 tenaga pengajar.

SDN Barombong terletak di jalan poros Barombong-Sungguminasa, kecamatan Tamalate, dengan jumlah siswa 486 orang dan jumlah ruangan 12. Dikepalai seorang kepala sekolah dengan 14 tenaga pengajar dan dibantu 1 orang tenaga administrasi/bujang.

SD inpres Lae-Lae 2 berlokasi di jalan Salodong, kecamatan Biringkanaya, dengan jumlah siswa 213 orang dan jumlah ruangan belajar 6. Dikepalai seorang kepala sekolah dengan 11 tenaga pengajar.

2. Karakteristik Responden

a. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Tahun 2013

Jenis Kelamin

Nama Sekolah

Total SD. Inp.

Mariso II

BarombongSDN

UjungSDN Tanah I

TalloSD Tua 69

SD. Inp.

Lae-Lae

n % N % n % n % n II% n %

Laki-laki 9 47,4 11 47,8 9 40,9 15 60 8 33,3 52 46

Perempuan 10 52,6 12 52,2 13 59,1 10 40 16 66,7 61 54

Total 19 23 22 25 24 113 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa total responden adalah 113 siswa. Adapun frekuensi siswa yang berjenis kelamin laki-laki adalah 52 siswa (46%); 9 siswa dari SD. Inp. Mariso II, 11 siswa dari SDN Barombong, 9 siswa dari SDN Ujung Tanah I, 15 siswa dari SD Tallo Tua 69, dan 8 siswa dari SD. Inp. Lae-Lae II.

Sedangkan frekuensi siswa yang berjenis kelamin perempuan adalah 61 siswa (54%); dari 10 siswa dari SD. Inp. Mariso II, 12 siswa dari SDN Barombong, 13 siswa dari SDN Ujung Tanah I, 10 siswa dari SD Tallo Tua 69, dan 16 siswa dari SD. Inp. Lae-Lae II.

b. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

(tahun)Umur

Nama Sekolah

Total SD. Inp.

Mariso II SDN Barombong

UjungSDN Tanah I

TalloSD Tua 69

SD. Inp.

Lae-Lae

n % n % n % n % n II% n %

10 8 42, 1 8 34,8 11 50 0 0 11 45,8 38 33,6

11 7 36,8 7 30,4 4 18,2 8 32 5 20,8 31 27,4

12 4 21,1 8 34,8 7 31,8 17 68 8 33,3 44 38,9

Total 19 23 22 25 24 113 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa frekuensi siswa yang berumur 10 tahun yaitu 38 siswa (33,6%); terdiri 8 siswa dari SD.

Inp. Mariso II, 8 siswa dari SDN Barombong, 11 siswa dari SDN Ujung Tanah I, dan 11 siswa dari SD. Inp. Lae-Lae II.

Kemudian frekuensi siswa yang berumur 11 tahun yaitu 31 siswa (27,4%); 7 siswa dari SD. Inp. Mariso II, 7 siswa dari SDN Barombong, 4 siswa dari SDN Ujung Tanah I, 8 siswa dari SD Tallo Tua 69, dan 5 siswa dari SD. Inp. Lae-Lae II.

Sedangkan frekuensi siswa yang berumur 12 tahun yaitu 44 siswa (38,9%); 4 siswa dari SD. Inp. Mariso II, 8 siswa dari SDN Barombong, 7 siswa dari SDN Ujung Tanah I, 17 siswa dari SD Tallo Tua 69, dan 8 siswa dari SD. Inp. Lae-Lae II.

3. Kejadian Penyakit Cacingan a. Prevalensi Infeksi Kecacingan

Tabel 4.4

Prevalensi Infeksi Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

Infeksi Kecacingan

Nama Sekolah

Total SD. Inp.

Mariso II

BarombongSDN

UjungSDN Tanah I

TalloSD Tua69

SD. Inp.

Lae-Lae II

n % n % n % n % n % n %

Positif 13 68,4 20 87 13 59,1 12 48 9 37,5 67 59,3

Negatif 6 31,6 3 13 9 40,9 13 52 15 62,5 46 40,7

Total 19 23 22 25 24 113 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 67 siswa (59,3%) positif infeksi kecacingan; terdapat 13 siswa di SD. Inp. Mariso II, 20 siswa di SDN Barombong, 13 siswa di SDN Ujung Tanah I, 12 siswa di SD Tallo Tua 69, dan 9 siswa di SD. Inp. Lae-Lae II.

Adapun 46 siswa (40,7%) lainnya negatif infeksi kecacingan;

terdapat 6 siswa di SD. Inp. Mariso II, 3 siswa di SDN Barombong, 9 siswa di SDN Ujung Tanah I, 13 siswa di SD Tallo Tua 69, dan 15 siswa di SD. Inp. Lae-Lae II.

b. Distribusi Infeksi Kecacingan Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur

Tabel 4.5

Distribusi Infeksi Kecacingan Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Tahun 2013 Karakteristik

Responden

Infeksi Kecacingan

Total Positif Negatif

n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 29 43,3 23 50 52

Perempuan 38 56,7 23 50 61

Umur10 19 28,4 19 41,3 38

11 23 34,3 8 17,4 31

12 25 37,3 19 41,3 44

Total 67 46 113

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari responden laki-laki terdapat 29 siswa (43,3%) dan responden perempuan terdapat 38 siswa (56,7%) yang positif infeksi kecacingan. Sedangkan responden laki-laki berjumlah 23 siswa (50%) dan responden perempuan berjumlah 23 siswa (50%) dinyatakan negatif infeksi kecacingan.

Adapun responden yang berumur 10 tahun sebanyak 19 siswa (28,4%), berumur 11 tahun sebanyak 23 siswa (34,3%), dan berumur 12 tahun sebanyak 25 siswa (37,3%) yang positif infeksi kecacingan.

Sedangkan dari responden berumur 10 tahun berjumlah 19 siswa (41,3%), berumur 11 tahun berjumlah 8 siswa (17,4%), dan berumur 12 tahun berjumlah 19 siswa (41,3%) yang negatif infeksi kecacingan.

c. Distribusi Jumlah Telur Per Gram Tinja (EPG) Tiap Jenis Cacing Tabel 4.6

Distribusi Jumlah Telur Per Gram Tinja (EPG) Tiap Jenis Cacing Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Tahun 2013

Jenis Cacing Jumlah Telur Per Gram Tinja (EPG) Minimum Maksimum Median Mean SD Cacing gelang

n = 57 125 32875 4075 5595,18 6442,327

Cacing cambuk

n = 25 50 900 150 213 202,86

Cacing tambang

n = 3 25 100 50 58,33 38,188

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada jenis cacing gelang (Ascaris lumbricoides) ditemukan jumlah telur terendah sebanyak 125 EPG dan tertinggi sebanyak 32875 EPG, rata-rata ditemukan 5595,18 EPG dengan simpang baku 6442,327 dari seluruh responden yang positif infeksi kecacingan.

Sedangkan pada jenis cacing cambuk (Trichuris trichiura) ditemukan jumlah telur terendah sebanyak 50 EPG dan tertinggi sebanyak 900 EPG, rata-rata ditemukan 213 EPG dengan simpang baku 202,86 dari seluruh responden yang positif infeksi kecacingan.

Dan pada jenis cacing tambang ditemukan jumlah telur terendah sebanyak 25 dan tertinggi sebanyak 100 EPG, rata-rata ditemukan 58,33 EPG dengan simpang baku 38,188 dari seluruh responden yang positif infeksi kecacingan.

d. Prevalensi Jenis Cacing

Tabel 4.7

Prevalensi Jenis Cacing Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

Jenis Cacing

Nama Sekolah

Total SD. Inp.

Mariso II SDN Barombong

UjungSDN Tanah I

SD Tallo Tua 69

SD. Inp.

Lae-Lae

n % n % n % n % n II% n %

Gelang 10 52,6% 10 43,5% 5 22,7% 8 32% 6 25% 39 34,5%

Cambuk 0 0 2 8,7% 2 9, 1% 3 12% 1 4,2% 8 7, 1%

Tambang 0 0 1 4,3% 1 4,5% 0 0 0 0 2 1,8%

Campuran Gelang dan

cambuk 3 15,8% 6 26, 1% 5 22,7% 1 4% 2 8,3% 17 15%

Gelang dan

tambang 0 0 1 4,3% 0 0 0 0 0 0 1 0,9%

Total 13 20 13 12 9 67 59,3%

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa cacing gelang paling banyak ditemukan, yakni pada 39 siswa (34,5%). Kemudian 8 siswa (7,1%) hanya terinfeksi cacing cambuk, 2 siswa (1,8%) hanya terinfeksi cacing tambang. Adapun penemuan lebih dari satu jenis cacing (campuran), yakni 17 siswa (15%) yang terinfeksi cacing gelang dan cambuk, dan ada 1 siswa (0,9%) yang terinfeksi cacing gelang dan tambang.

Diantara 67 siswa yang positif infeksi kecacingan, paling banyak ditemukan di SDN Barombong sejumlah 20 siswa. Berikutnya di SD.

Inp. Mariso II dan SDN Ujung Tanah, masing-masing terdapat 13 siswa. Kemudian SD Tallo Tua 69 dengan 12 siswa dan SD. Inp. Lae-Lae II dengan 9 siswa.

e. Distribusi Jenis Cacing Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Tabel 4.8

Distribusi Jenis Cacing Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Tahun 2013

Karakteristik Responden

Jenis Cacing

Total Gelang Cambuk Tambang Gelang

cambukdan

Gelang tambangdan

n % n % n % n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 19 48,7 1 12,5 1 50 7 41,2 1 100 29

Perempuan 20 51,3 7 87,5 1 50 10 58,8 0 0 38

Umur10 10 25,6 4 50 0 0 5 29,4 0 0 19

11 13 33,3 1 12,5 1 50 7 41,2 1 100 23

12 16 41 3 37,5 1 50 5 29,4 0 0 25

Total 39 8 2 17 1 67

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden laki-laki berjumlah 19 siswa (48,7%) dan responden perempuan berjumlah 20 siswa (51,3%) terinfeksi cacing gelang; sedangkan responden laki-laki berjumlah 1 siswa (12,5%) dan responden perempuan berjumlah 7 siswa (87,5%) terinfeksi cacing cambuk; serta responden laki-laki berjumlah 1 siswa (50%) dan responden perempuan berjumlah 1 siswa (50%) terinfeksi cacing tambang.

Adapun yang ditemukan terinfeksi kecacingan dengan jenis cacing lebih dari satu yakni responden laki-laki berjumlah 7 siswa (41,2%) dan responden perempuan berjumlah 10 siswa (58,8%) terinfeksi cacing gelang dan cambuk; kemudian hanya ada dari

responden laki-laki berjumlah 1 siswa yang terinfeksi cacing gelang dan tambang.

Adapun responden berumur 10 tahun sebanyak 10 siswa (25,6%), berumur 11 tahun sebanyak 13 siswa (33,3%), dan berumur 12 tahun sebanyak 16 siswa (41%) terinfeksi cacing gelang; sedangkan berumur 10 tahun sebanyak 4 siswa (50%), berumur 11 tahun sebanyak 1 siswa (12,5%), berumur 12 tahun sebanyak 3 siswa (37,5%) terinfeksi cacing cambuk; dan responden berumur 11 tahun sebanyak 1 siswa (50%) dan berumur 12 tahun juga sebanyak 1 siswa (50%) terinfeksi cacing tambang.

Adapun responden berumur 10 tahun sebanyak 5 siswa (29,4%), berumur 11 tahun sebanyak 7 siswa (41,2%), berumur 12 tahun sebanyak 5 siswa (29,4%) terinfeksi cacing gelang dan cambuk;

kemudian hanya ada 1 siswa berumur 11 tahun terinfeksi cacing gelang dan tambang.

f. Distribusi Intensitas Cacing Gelang Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur

Tabel 4.9

Distribusi Intensitas Cacing Gelang

Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

Karakteristik Responden

Intensitas Cacing Gelang

Total

Ringan Sedang

n % N %

Jenis Kelamin

Laki-laki 17 51,5 10 41,7 27

Perempuan 16 48,5 14 58,3 30

Umur10 7 21,2 8 33,3 15

11 12 36,4 9 37,5 21

12 14 42,4 7 29,2 21

Total 33 24 57

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 17 siswa laki-laki (51,5%) dan 16 siswa perempuan (48,5%) memiliki intensitas cacing gelang dalam kategori ringan, sedangkan 10 siswa laki-laki (41,7%) dan 14 siswa perempuan (58,3%) dalam kategori sedang.

Adapun 7 siswa (21,2%) berumur 10 tahun, 12 siswa (36,4%) berumur 11 tahun, 14 siswa (42,4%) berumur 12 tahun yang masuk dalam kategori ringan, sedangkan 8 siswa (33,3%) berumur 10 tahun, 9 siswa (37,5%) berumur 11 tahun, 7 siswa (29,2%) berumur 12 tahun dalam kategori sedang.

4. Status Gizi (IMT/U) a. Prevalensi Status Gizi

Tabel 4.10

Prevalensi Status Gizi (IMT/U) Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

Status Gizi

Nama Sekolah

Total SD. Inp.

Mariso II

BarombongSDN

UjungSDN Tanah I

TalloSD Tua 69

SD. Inp.

Lae-Lae II

n % n % n % n % n % n %

Sangat

kurus 1 5,3 0 0 0 0 1 4 2 8,3 4 3,5

Kurus 8 42,1 3 13 3 13,6 2 8 4 16,7 20 17,7

Normal 10 52,6 18 78,3 18 81,8 21 84 18 75 85 75,2

Gemuk 0 0 1 4,3 0 0 1 4 0 0 2 1,8

Sangat

gemuk 0 0 1 4,3 1 4,5 0 0 0 0 2 1,8

Total 19 23 22 25 24 113 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang berstatus sangat kurus sebanyak 4 siswa (3,5%), berstatus kurus sebanyak 20 siswa (17,7%), berstatus normal sebanyak 85 siswa (75,2%), berstatus gemuk sebanyak 2 siswa (1,8%), dan berstatus sangat gemuk juga sebanyak 2 siswa (1,8%).

Sekolah dengan siswa berstatus sangat kurus adalah SD. Inp.

Lae-Lae II (2 siswa), kemudian SD. Inp. Mariso II (1 siswa) dan SD Tallo Tua 69 (1 siswa).

Kemudian SD. Inp. Mariso II memiliki jumlah siswa berstatus kurus paling banyak, yakni 8 siswa. Berikutnya SD. Inp. Lae-Lae II (4

siswa), SDN Barombong (3 siswa), SDN Ujung Tanah I (3 siswa), dan SD Tallo Tua 69 (2 siswa).

Untuk sekolah dengan siswa berstatus normal, paling banyak terdapat di SD Tallo Tua 69 sejumlah 21 siswa. Adapun SDN Barombong, SDN Ujung Tanah I, SD. Inp. Lae-Lae II, masing-masing terdapat 18 siswa. Kemudian SD. Inp. Mariso II dengan 10 siswa.

SDN Barombong dan SD Tallo Tua 69, masing-masing hanya terdapat 1 siswa berstatus gemuk. Sekolah dengan siswa berstatus sangat gemuk hanya terdapat di SDN Barombong dan SDN Ujung Tanah I, masing-masing hanya 1 siswa.

b. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Tabel 4.11

Distribusi Status Gizi (IMT/U) Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Pada Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar

Tahun 2013

Karakteristik Responden

Status Gizi

Total Sangat

Kurus Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk

n % n % N % n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 4 100 8 40 37 43,5 1 50 2 100 52

Perempuan 0 0 12 60 48 56,5 1 50 0 0 61

Umur10 0 0 6 30 31 36,5 0 0 1 50 38

11 2 50 8 40 19 22,4 1 50 1 50 31

12 2 50 6 30 35 41,2 1 50 0 0 44

Total 4 20 85 2 2 113

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari responden laki-laki terdapat 4 siswa berstatus sangat kurus; 8 siswa laki-laki (40%) dan 12 siswa perempuan (60%) berstatus kurus; 37 siswa

laki-laki (43,5%) dan 48 (56,5%) siswa perempuan memiliki gizi normal; 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan berstatus gemuk; kemudian hanya ada 2 siswa laki-laki berstatus sangat gemuk.

Diantaranya berumur 11 tahun sebanyak 2 siswa dan begitupun berumur 12 tahun juga sebanyak 2 siswa yang berstatus sangat kurus;

adapun berumur 10 tahun sebanyak 6 siswa (30%), berumur 11 tahun sebanyak 8 siswa (40%), berumur 12 tahun sebanyak 6 siswa (30%) yang berstatus kurus; sedangkan 31 siswa (36,5%) berumur 10 tahun, 19 siswa (22,4%) berumur 11 tahun, 35 siswa (41,2%) berumur 12 tahun berstatus normal; 1 siswa berumur 11 tahun dan 1 siswa berumur 12 tahun berstatus gemuk; kemudian 1 siswa berumur 10 tahun dan 1 siswa berumur 11 tahun berstatus sangat gemuk.

Dalam dokumen Status Gizi (Halaman 55-69)

Dokumen terkait