• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Dalam dokumen Status Gizi (Halaman 33-42)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (15). Sedangkan pengertian status gizi menurut Abas Basuni (16) adalah keadaan keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi. Menurut Gibson dalam Almatsier dkk (17), penilaian status gizi adalah upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik. Informasi ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan perorangan atau kelompok penduduk yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi zat-zat gizi.

Penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu:

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi (15).

Dalam skripsi ini yang akan diuraikan adalah penilaian antropometri, penilaian status gizi secara langsung.

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh (15).

Penilaian status gizi yang dilakukan secara langsung yaitu dengan menggunakan ukuran – ukuran tubuh manusia atau dikenal istilah antropometri. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi dan kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.

Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada , lingkar pinggul, dan tebal lemak bawah kulit (15).

Seorang ahli gizi harus mampu melakukan pengukuran antropometri dengan baik dan benar. Baik artinya dengan teliti, apakah pembacaan pada skala yang dipakai telah dibaca dan ditulis dengan baik. Benar artinya dilakukan dengan alat yang tepat dan dengan kaidah pengukuran yang dianjurkan. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar yang berlaku untuk kemudian diambil kesimpulan, apakah status gizi seseorang berada pada kategori gizi-buruk, gizi-kurang, gizi-normal atau gizi-lebih.

Banyak standar digunakan berdasarkan umur dan gender, namun standar yang digunakan hendaknya sesuai dengan tujuannya. Pada tahun 2005, WHO telah memperkenalkan standar antropometri baru, yang dikenal sebagai sstandar WHO 2005. Standar ini didasarkan pada kombinasi antara penilitian longitudinal dan cross sectional pada anak-anak balita di seluruh dunia (17).

Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut yaitu (15):

a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.

c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti “Skin Fold Caliper” untuk mengukur tebal lemak bawah kulit.

d. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.

e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.

f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Sedangkan kelemahan dari metode penentuan status gizi secara antropometri, yaitu (15):

a. Tidak sensitif

Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat.

Disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validasi pengukuran antropometri gizi.

d. Kesalahan ini terjadi karena:

1) Pengukuran

2) Pengurangan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3) Analisis dan asumsi yang keliru

e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

1) Latihan petugas yang tidak cukup 2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera 3) Kesulitan pengukuran

Berikut ini indeks antropometri : a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Kelebihan (15):

1) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2) Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis

3) Berat badan dapat berfluktuasi

4) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil 5) Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)

Kekurangan (15):

1) Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat odema maupun asites

2) Di daerah pedesan yang masih terpencil dan tradisional, umur sulit ditaksiir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik

3) Memerlukan data umur akurat terutama untuk kelompok anak usia di bawah 5 tahun (balita)

4) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan

5) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Kelebihan (15):

1) Baik untuk penilaian status gizi masa lampau

2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri , murah, dan mudah dibawa Kekurangan (15):

1) Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun

2) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya

3) Ketepatan umur sulit didapat

c. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U) Kelebihan (15):

1) Indikator yang baik untuk menilai KEP berat

2) Alat ukur murah, sangat ringan, dan dapat dibuat sendiri

3) Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan menulis

Kekurangan (15):

1) Hanya dapat mengidentifikasi anak yang KEP berat 2) Sulit menentukan ambang batas

3) Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama anak usia 2 sampai 5 tahun yang perubahannya tidak nampak nyata

d. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Kelebihan (15):

1) Tidak memerlukan data umur

2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus) Kekurangan (15):

1) Tidak dapat memberi gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan, karena faktor umur tidak dipertimbangkan

2) Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang atau tinggi badan anak pada kelompok balita 3) Membutuhkan dua macam alat ukur

4) Pengukuran relatif lebih lama

5) Membutuhkan dua orang untuk melakukannya

6) Sering terjadi kesalahan dalam membaca angka hasil pengukuran terutama bila dilakukan oleh kelompok non professional

e. Body Mass Index (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT)

BMI merupakan indikator yang baik untuk kadar lemak tubuh, dan diketahui bahwa memiliki BMI yang terlalu rendah atau terlalu tinggi

dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan yang buruk selama masa kanak-kanak serta di kemudian hari. BMI relatif cepat dan mudah untuk menghitung dan sebagai hasilnya, digunakan untuk survei populasi dan oleh para profesional kesehatan ketika menilai pasien. Oleh karena itu, BMI adalah ukuran yang paling sering digunakan untuk menilai apakah orang dewasa atau anak-anak mengalami obesitas, kelebihan berat badan, kekurangan berat badan, atau normal (18).

Rumus perhitungan IMT adalah : IMT = ( ) ( )

( )

Berdasarkan baku antropometri WHO 2007 untuk anak umur 5-18 tahun, status gizi ditentukan berdasarkan nilai Zscore TB/U dan IMT/U.

Selanjutnya berdasarkan nilai Zscore ini status gizi anak dikategorikan sebagai berikut (4):

Klasifikasi indikator TB/U:

Sangat pendek : Zscore < -3,0,

Pendek : Zscore ≥ -3,0 s/d < -2,0 Normal : Zscore ≥ -2,0

Klasifikasi indikator IMT/U:

Sangat kurus : Zscore < -3,0

Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d < -2,0 Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d ≤ 1,0 Gemuk : Zscore > 1,0 s/d ≤ 2,0 Obesitas : Zscore > 2,0

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi:

1. Faktor Langsung a. Konsumsi Makanan

Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap keadaan gizi seseorang karena konsumsi makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, baik kualitas maupun kuantitas dapat menimbulkan masalah gizi (19).

b. Infeksi

Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga karena penyakit. Anak mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuh dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi, kurang nafsu makan, dan akhirnya mudah terserang KEP (20).

2. Faktor tidak langsung a. Tingkat Pendapatan

Pendapatan keluarga merupakan penghasilan dalam jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk makanan.

Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah diukur dan berpengaruh besar terhadap konsumen pangan. Golongan miskin

menggunakan bagian terbesar dari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makanan, dimana untuk keluarga di negara berkembang sekitar dua pertiganya (20).

b. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Pengetahuan ibu yang ada kaitannya dengan kesehatan dan gizi erat hubungannya dengan pendidikan ibu.

Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula pengetahuan akan kesehatan dan gizi keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi oleh anggota keluarga (20).

c. Sanitasi Lingkungan

Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit, dan pertumbuhan akan terganggu (15).

Dalam dokumen Status Gizi (Halaman 33-42)

Dokumen terkait