• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Dekomposisi Dampak Kenaikan Ekspor di Sektor

Dampak perubahan pendapatan dalam sektor pertanian terhadap peningkatan pendapatan faktor produksi, institusi, dan sektor produksi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dalam sistem neraca sosial ekonomi. Peningkatan tersebut dapat terjadi dalam satu blok, maupun melalui blok-blok neraca yang lainnya dalam keseluruhan sistem perekonomian. Tahapan dampak peningkatan pendapatan dari sektor pertanian terhadap komponen-komponen lain dalam SNSE dapat dilihat melalui dekomposisi pengganda, yaitu pengganda transfer, pengganda open loop, dan pengganda close loop. Pembahasan berikut akan membahas kenaikan pendapatan pada masing-masing dekomposisi pengganda tersebut

5.2.1 Kenaikan Pendapatan Pada Pengganda Transfer

Dampak injeksi pada sektor pertanian secara langsung terhadap pendapatan sektor produksi yang lain dalam blok sektor produksi dapat diketahui melalui analisis pengganda transfer. Pada Tabel 5.1 terlihat bahwa dampak pengganda transfer kenaikan ekspor di sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen (Rp 343,07 milyar) yang terbesar terjadi pada sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan sebesar Rp 61,89 milyar. Sektor produksi lain yang memiliki dampak pengganda transfer dari kenaikan ekspor di sub sektor tanaman pangan yang cukup besar adalah sektor tanaman pangan itu sendiri sebesar Rp 19,15 milyar dan sektor industri kimia, pupuk, industri dari tanah liat, semen sebesar Rp 16,93 milyar. Sementara itu, dampak

pengganda transfer kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan yang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian lainnya sebesar Rp 0,09 milyar.

Dampak pengganda transfer kenaikan ekspor di sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen (Rp 1.236,89 milyar) yang terbesar terjadi pada sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen sebesar Rp 157,90 milyar. Sektor produksi lain yang memiliki dampak pengganda transfer dari kenaikan ekspor di sub sektor tanaman lainnya yang cukup besar adalah sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan sebesar Rp 121,69 milyar dan sektor pertanian tanaman lainnya sebesar Rp 88,74 milyar. Sementara itu, dampak pengganda transfer kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya yang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian lainnya sebesar Rp 0,80 milyar.

Dampak pengganda transfer kenaikan ekspor di sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen (Rp 307,40 milyar) yang terbesar terjadi pada sektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar Rp 85,69 milyar. Sektor produksi lain yang memiliki dampak pengganda transfer dari kenaikan ekspor di sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang cukup besar adalah sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan sebesar Rp 75,82 milyar dan sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar Rp 67,61 milyar. Sementara itu, dampak pengganda transfer kenaikan ekspor sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang terkecil adalah sektor kehutanan dan perburuan sebesar Rp 0,11 milyar.

Dampak pengganda transfer kenaikan ekspor di sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen (Rp 65,05 milyar) yang terbesar adalah untuk sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan sebesar Rp 9,67 milyar. Sektor produksi lain yang memiliki dampak pengganda transfer dari kenaikan ekspor di sub sektor kehutanan dan perburuan yang cukup besar lainnya adalah sektor jasa perseorangan, rumah tangga, dan jasa lain sebesar Rp 5,40 milyar dan sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen sebesar Rp 3,72 milyar. Sementara itu, dampak pengganda kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan yang terkecil adalah sektor perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian lainnya sebesar Rp 0,04 milyar.

Dampak pengganda transfer kenaikan ekspor di sub sektor perikanan sebesar 20 persen (Rp 2.865,58 milyar) yang terbesar terjadi pada sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan. Hal ini berarti bahwa injeksi terhadap sub sektor perikanan sebesar 20 persen (Rp 2.865,58 milyar), akan meningkatkan pendapatan sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan sebesar Rp 747,46 milyar. Sektor produksi lain yang memiliki dampak pengganda transfer dari kenaikan ekspor di sub sektor perikanan yang cukup besar adalah sektor angkutan dan komunikasi sebesar Rp 228,39 milyar dan sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, dan semen sebesar Rp 189,61 milyar. Sementara itu, dampak pengganda transfer kenaikan ekspor sub sektor perikanan yang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian lainnya sebesar Rp 1,20 milyar. Dampak terhadap pengganda transfer dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 2.

5.2.2 Kenaikan Pendapatan pada Pengganda Open Loop

Nilai nominal injeksi sektor pertanian secara silang terhadap komponen- komponen pada blok lain dapat diketahui melalui dekomposisi pengganda open loop. Pada Tabel 5.2 dapat dilihat nilai nominal pengganda open loop dari kenaikan ekspor pada sektor pertanian terhadap pendapatan faktor-faktor produksi. Kenaikan pendapatan yang terbesar dengan adanya injeksi di sub sektor tanaman pangan terjadi pada faktor produksi tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa, yaitu sebesar Rp 163,77 milyar. Pada sub sektor tanaman lainnya kenaikan pendapatan terbesar dengan adanya injeksi di sub sektor ini terjadi pada faktor produksi tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu sebesar Rp 337,74 milyar. Hal ini berarti injeksi sebesar 20 persen akan mengakibatkan kenaikan pendapatan terbesar pada faktor produksi tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu sebesar Rp 337,74 milyar.

Pada sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, kenaikan pendapatan yang terbesar dengan adanya injeksi di sub sektor ini terjadi pada faktor produksi bukan tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 89,25 milyar. Pada sub sektor kehutanan dan perburuan faktor produksi kenaikan pendapatan terbesar dengan adanya injeksi di sub sektor ini terjadi pada faktor produksi bukan tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 30,56 milyar. Sementara itu pada sub sektor perikanan kenaikan pendapatan yang terbesar dengan adanya injeksi di sub sektor ini terjadi pada faktor produksi bukan tenaga, yaitu sebesar Rp 1.175,38 milyar. Pengganda open loop selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dekomposisi pengganda open loop juga dapat digunakan untuk mengetahui besarnya nilai nominal open loop kenaikan ekspor sektor pertanian terhadap pendapatan institusi. Pada Tabel 5.3, kenaikan pendapatan open loop pada sub sektor tanaman pangan yang terbesar terjadi pada institusi rumah tangga pengusaha pertanian yaitu sebesar Rp 161,66 milyar. Dampak kenaikan pendapatan open loop antara buruh tani dengan pengusaha menunjukkan ketimpangan yang besar, dimana kenaikan pendapatan open loop pada buruh tani sebesar Rp 23,79 milyar dan pengusaha sebesar Rp 161,66 milyar.

Kenaikan pendapatan open loop pada sub sektor tanaman lainnya yang terbesar terjadi pada institusi rumah tangga pengusaha pertanian sebesar Rp 434,12 milyar. Untuk golongan rumah tangga bukan pertanian nilai nominal kenaikan pendapatan open loop terbesar terjadi pada pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas di pedesaan yaitu sebesar Rp 99,04 milyar. Pada sub sektor ini pendapatan open loop juga menunjukkan ketimpangan pendapatan antar pengusaha pertanian dengan buruh tani, dimana peningkatan pendapat buruh tani hanya sebesar seperlima dari peningkatan pendapatan pengusaha pertanian.

Kenaikan pendapatan dengan adanya pengganda open loop pada sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang terbesar terjadi pada institusi rumah tangga pengusaha pertanian sebesar Rp 79,77 milyar. Kenaikan pendapatan open loop paling besar pada institusi rumah tangga bukan pertanian terjadi pada golongan pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer,

militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas diperkotaan, yaitu sebesar Rp 38,40 milyar. Pada sub sektor ini juga terlihat ketimpangan pendapatan antar pengusaha pertanian dengan buruh tani, dimana peningkatan pendapat buruh tani hanya seperempat dari peningkatan pendapatan pengusaha pertanian.

Kenaikan pendapatan open loop di sub sektor kehutanan dan perburuan yang terbesar terjadi pada institusi perusahaan yaitu sebesar Rp 16,36 milyar. Kenaikan pendapatan open loop terbesar pada institusi rumah tangga terjadi pada golongan pengusaha pertanian, yaitu sebesar Rp 13,25 milyar. Kenaikan pendapatan terbesar pada institusi rumah tangga bukan pertanian terjadi pada pengusaha golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, perkerja TU dan penjualan golongan atas di perkotaan sebesar Rp 8,44 milyar.

Kenaikan pendapatan open loop pada sub sektor perikanan yang terbesar terjadi pada institusi perusahaan yaitu sebesar Rp 629,44 milyar. Untuk golongan institusi rumah tangga pertanian dampak kenaikan pendapatan open loop terbesar terjadi pada rumah tangga pengusaha pertanian sebesar Rp 548,60 milyar. Untuk rumah tangga bukan pertanian peningkatan pendapatan terbesar akibat pengganda open loop terjadi pada pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golonganatas di perkotaan, yaitu sebesar Rp 394,59 milyar. Pada golongan rumah tangga pertanian dampak kenaikan pendapatan open loop antara buruh tani dengan pengusaha juga menunjukkan ketimpangan.

5.2.3 Pengganda Close Loop Sektor Pertanian

Injeksi pada sektor pertanian akan meningkatkan pendapatan pada blok sektor produksi, pendapatan blok neraca faktor produksi, dan blok institusi, dan akhirnya kembali meningkatkan pendapatan blok sektor produksi setelah melalui semua sistem perekonomian. Peningkatan pendapatan melalui beberapa blok neraca yang akhirnya kembali ke blok sektor produksi itu sendiri dapat dianalisis melalui dekomposisi pengganda close loop. Pengganda close loop selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada Tabel 5.4 terlihat bahwa kenaikan ekspor di setiap sub sektor pertanian sebesar 20 persen memiliki dampak tidak langsung terbesar terhadap sektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Pada simulasi pertama, kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 211,27 milyar, pada simulasi kedua adalah sebesar Rp 664,04 milyar, pada simulasi ketiga adalah sebesar Rp 166,98 milyar, pada simulasi keempat adalah sebesar Rp 33,40 milyar, dan pada simulasi kelima adalah sebesar Rp 1.408,35 milyar.

Selain itu, golongan sektor produksi yang berdampak tidak langsung cukup besar akibat adanya kenaikan ekspor sektor produki adalah industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen. Pada simulasi pertama, kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 146,30 milyar. Pada simulasi kedua kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 459,56 milyar. Pada simulasi ketiga kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 114,42 milyar. Pada simulasi keempat kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 22,91 milyar. Sedangkan pada simulasi kelima kenaikan pendapatan yang terjadi adalah sebesar Rp 963,45 milyar.

5.3Dampak Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian terhadap Pendapatan

Dokumen terkait