BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
2. Analisis Deskriptif Data Penelitian
a. Tingkat Depresi dan Post Abortion Syndrome
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh gambaran
mengenai skor subjek pada skala Beck Depression Inventory dan skala
Post Abortion Syndrome yang dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 7
Hasil Analisis Deskriptif Post Abortion Syndrome
Statistik Post Abortion Syndrome
Teoritik Empirik
N 10 10
Skor Minimum 90 107
Skor Maksimum 360 322
Dalam penelitian ini, untuk skala post abortion syndrom
diperoleh skor terendah 107 dan skor tertinggi 322 dan diperoleh mean
sebesar 218,2.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai mean
teoritik dan mean empirik. Mean teoritik adalah rata-rata skor skala
penelitian. Mean empirik adalah rata-rata skor data yang diperoleh dari
angka yang merupakan rata-rata skor hasil penelitian. Dalam penelitian
ini, mean empirik yang diperoleh pada skala post abortion syndrom
sebesar 218,2.
Skor post abortion syndrom memiliki mean teoritik sebesar 225
sedangkan mean empiriknya sebesar 218,2 (mean empirik < mean
teoritik). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa subjek pada
penelitian mengalami post abortion syndrom yang cenderung rendah
hal ini berarti subjek penelitian ini cenderung tidak mengalami post
abortion syndrome.
b. Kategorisasi Subjek
Berikut hasil analisis subjek depresi Beck :
Tabel 8
Total Skor Beck Depression Inventory
Skor Klasifikasi
1-10 These ups and downs are considered normal
11-16 Mild mood disturbance
17-20 Borderline clinical depression
21-30 Moderate Depresion
31-40 Severe depression
Tabel 9
Hasil Analisis Beck Depression Inventory
Kategori Subjek Jumlah Subjek
Extreme depression 10 1
Severe depression 7, 9 2
Moderate depression 1, 4, 8 3
Mild mood disturbance 2, 6 2
These ups and downs are considered normal 3, 5 2
Berdasarkan hasil penelitian Beck Depression Inventory pada 10
subjek remaja putri yang melakukan aborsi ada 2 subjek yang termasuk
dalam kategori these ups and downs are considered normal, 2 subjek
yang termasuk kategori mild mood disturbance, 3 subjek yang termasuk
dalam kategori moderate depression, 2 subjek yang termasuk dalam
kategori severe depression, dan 1 subjek yang termasuk dalam kategori
extreme depression.
Analisis yang digunakan untuk melihat tingkat tinggi rendahnya
post abortion syndrome, dilihat berdasarkan skor total yang diperoleh
kemudian dikategorisasikan berdasarkan norma yang telah dibuat. Pada
analisis deskriptif untuk melihat tinggi rendahnya Post Abortion
Syndrome yang dimiliki subjek dikategorikan menjadi tiga, yaitu
rendah, sedang dan tinggi. Kategori tersebut berdasarkan norma yang
telah dibuat oleh peneliti. Kategori subjek tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Norma Kategori:
X < (µ-1,0 Kategori Rendah
(µ+1,0 ≤ X Kategori Tinggi Keterangan: µ : Mean teoritis = 225 : Standar deviasi = 41 Kategori Rendah = X < 219,6 Kategori Sedang = 219,6 ≤ X < 230,4 Ketegori Tinggi = 230,4 ≤ X Tabel 10
Hasil Analisis Deskriptif Post Abortion Syndrome Berdasarkan Kategori
Kategori Subjek Jumlah Subjek
Tinggi 1, 2, 3, 4 4
Sedang 5, 6 2
Rendah 7, 8, 9, 10 4
Berdasarkan hasil penelitian Post Abortion Syndrome pada
remaja putri dari 10 subjek yang melakukan aborsi ada 4 subjek yang
memiliki kategori rendah, 2 subjek yang termasuk dalam kategori
sedang, dan 4 subjek yang termasuk dalam kategori tinggi.
c. Deskripsi Aspek-Aspek Depresi dan PAS Tabel 11
Hasil Aitem Beck Depression Inventory
Aitem Sub Aitem Jumlah Subjek
Kesedihan Saya sering merasa sedih 6
Pesimis Saya merasa lebih berkecil hati tentang masa depan saya dibandingkan saya waktu dulu
7
Kegagalan di masa lalu
Apabila saya melihat kebelakang, saya melihat banyak kegagalan
6
Hilangnya kesenangan
Saya tidak bisa menikmati berbagai hal, seperti yang pernah saya rasakan dulu
4
Saya mendapatkan sedikit kesenangan dari hal-hal yang saya lakukan
4
Perasaan bersalah Saya merasa sangat bersalah terhadap banyak hal yang saya sudah lakukan atau akan saya lakukan
5
Perasaan dihukum Saya merasa mungkin saya sedang dihukum 4
Saya pikir saya sedang dihukum 4
Self-dislike Saya kecewa dengan diri saya sendiri 5
Self-Criticalness Saya lebih kritis terhadap diri saya daripada dulu 5
Suicidal thought or wishes
Saya punya pemikiran untuk bunuh diri, tetapi saya tidak melakukannya
5
Crying Saya lebih sering menangis dari pada dulu 4
Agitation Saya tidak lebih gelisah dari biasanya 3
Saya sangat gelisah sehingga saya harus tetap untuk bergerak atau melakukan sesuatu
3
Loss of Interest Saya tidak kehilangan ketertarikan terhadap orang lain 4
Indecisiveness Saya membuat keputusan sebaik biasanya 4
Worthlesness Saya merasa tidak berharga bila dibandingkan orang lain 4
Loss of Energy Saya memiliki sedikit energi daripada yang dulu saya
miliki
5
Changes in Sleeping Pattern
Saya tidur agak lebih dari biasanya / Saya tidur agak kurang dari biasanya
4
Saya tidur hampir sepanjang hari / Saya bangun 1-2 jam lebih awal dan saya tidak bisa kembali tidur
4
Irritability Saya jauh lebih mudah marah dari biasanya 5
Changes in Appetite Saya tidak mengalami perubahan dalam nafsu makan saya 5
Kesulitan berkonsentrasi
Saya bisa berkonsentrasi sebaik biasanya 4
Tiredness or fatigue Saya lebih mudah lelah daripada biasanya 5
Kehilangan
ketertarikan pada seks
Berdasarkan hasil aitem depresi Beck untuk aitem kesedihan
bahwa paling banyak subjek sering mengalami perasaan sedih, aitem
pesimis terlihat bahwa paling banyak subjek merasa lebih berkecil hati
tentang masa depan mereka dibandingkan saat dahulu, aitem kegagalan
di masa lalu terlihat bahwa ketika subjek melihal ke masa lalu mereka
melihat banyak kegagalan, aitem hilangnya kesenangan terlihat bahwa
adanya hasil yang seimbang antara subjek merasa tidak bisa menikmati
berbagai hal yang pernah mereka rasakan dulu dengan subjek merasa
mendapatkan sedikit kesenangan dari hal-hal yang mereka lakukan.
Aitem perasaan bersalah terlihat bahwa subjek merasa sangat
bersalah terhadap banyak hal yang sudah mereka lakukan dan akan
mereka lakukan, aitem perasaan dihukum terlihat bahwa memiliki hasil
yang seimbang antara subjek merasa mungkin sedang dihukum dengan
mereka memiliki pemikiran bahwa sedang dihukum. Aitem self-dislike
terlihat bahwa subjek merasa kecewa dengan dirinya sendiri, aitem
self-criticalness terlihat bahwa subjek merasa sekarang lebih kritis terhadap
dirinya sendiri daripada saat dulu.
Aitem suicidal thought and wishes terlihat bahwa sebagian besar
subjek memiliki pemikiran untuk bunuh diri tetapi mereka tidak sampai
melakukan upaya bunuh diri tersebut, aitem crying terlihat bahwa
subjek merasa mereka lebih sering menangis daripada dahulu. Aitem
agitation memiliki hasil yang seimbang antara subjek tidak merasa
gelisah sehingga harus tetap melakukan sesuatu. Aitem loss of interest
memiliki hasil bahwa subjek tidak merasa kehilangan ketertarikan
terhadap orang lain.
Aitem indecisiveness menunjukan bahwa subjek membuat
keputusan sebaik biasanya, aitem worthlesnes menunjukan bahwa
subjek merasa tidak berharga bila mereka dibandingkan dengan orang
lain. Aitem loss of energy subjek merasa memiliki sedikit energi
dibandingkan saat mereka dahulu, aitem changes in sleeping pattern
memiliki hasil yang seimbang antara subjek merasa pola tidurnya agak
lebih/agak kurang dari biasanya dan subjek merasa hampir sepanjang
hari mereka tidur/merasa bangun 1-2 jam lebih awal dan mereka tidak
bisa tidur lagi.
Aitem irritability subjek merasa bahwa mereka jauh lebih mudah
marah daripada biasanya, aitem changes in appetite sebagian besar
merasa tidak mengalami perubahan dalam nafsu makan mereka. Aitem
kesulitan berkonsentrasi sebagian besar subjek merasa bahwa mereka
masih bisa berkonsentrasi sebaik biasanya. Aitem tiredness and fatigue
memiliki hasil yang menunjukkan bahwa subjek merasa lebih mudah
lelah dari biasanya, untuk aitem kehilangan ketertarikan pada seks
menunjukkan hasil bahwa subjek merasa dirinya belum melihat
Tabel 12
Hasil Analisis Deskriptif Tiap Aspek Post Abortion Syndrome
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
1 Perasaan bersalah 7 24.00 35.00 30.00 4.16333
2 Kecemasan 9 21.00 31.00 24.33 2.91548
3 Mati rasa secara psikologis 7 16.00 23.00 20.71 2.28869
4 Depresi dan Pikiran bunuh diri 9 16.00 26.00 22.67 3.16228
5 Sindroma saat melakukan aborsi 5 22.00 27.00 25.00 1.87083
6 Kilas balik saat melakukan aborsi 8 21.00 26.00 23.25 1.90863
7 Kegelisahan atas kesuburan dan melahirkan anak
8 22.00 32.00 24.87 3.39905
8 Gangguan ikatan dengan anak-anak 9 15.00 30.00 24.22 4.94413
9 Kelangsungan hidup rasa bersalah 6 27.00 33.00 29.33 2.58199
10 Pengembangan gangguan makan 6 22.00 26.00 24.00 1.41421
11 Alkohol dan penyalahgunaan narkoba 2 15.00 18.00 16.50 2.12132
12 Perilaku menghukum diri dan merendahkan
8 21.00 26.00 22.50 2.00000
13 Reaktif psikosis meningkat 4 20.00 26.00 22.75 3.20156
Valid N (listwise) 2
Berdasarkan hasil penelitian setiap aspek dalam Post Abortion
Syndrome pada 10 remaja putri. Secara keseluruhan, semua aspek
cenderung memiliki nilai mean empirik yang cukup tinggi ketika
dialami oleh remaja putri yang melakukan aborsi. Untuk aspek perasaan
bersalah memiliki nilai mean empirik tertinggi dan aspek alkohol dan
penyalahgunaan narkoba memiliki nilai empirik yang terendah