• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Deskriptif

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 276 sampel. Data diperoleh dari laporan keuangan 69 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa:

a. VACA

Nilai rata-rata variabel X1 (VACA) pada perusahaan sampel adalah 0.2711. Nilai terendah VACA adalah sebesar 0.0173, dan nilai tertinggi 2.2732. Nilai standar deviasi sebesar 0.2017 lebiih kecil dari nilai rata-rata 0.2711. Hal ini menjunjukkan bahwa penyebaran data pada variabel X1 (VACA) tidak merata.

Artinya terdapat perbedaan data yang tinggi antara data yang satu dengan data yang lainnya.

b. VAHU

Nilai rata-rata variabel X2 (VAHU) pada perusahaan sampel adalah 2.6684. Nilai terendah VAHU adalah sebesar

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VACA 276 .0173 2.2732 .271169 .2017669

VAHU 276 1.0048 32.5074 2.668425 3.3382682

STVA 276 .0048 .9692 .448735 .2384392

ROE 276 .0004 1.4509 .148662 .2068932

Valid N (listwise) 276

1.0048. dan nilai tertinggi 32.5074. Nilai standar deviasi sebesar 3.3382 lebiih besar dari nilai rata-rata 2.6684. Hal ini menjunjukkan bahwa penyebaran data pada variabel X2 (VAHU) tidak merata. Artinya terdapat perbedaan data yang tinggi antara data yang satu dengan data yang lainnya.

c. STVA

Nilai rata-rata variabel X3 (STVA) pada perusahaan sampel adalah 0.4487. Nilai terendah STVA adalah sebesar 0.0048, dan nilai tertinggi 0.9692. Nilai standar deviasi sebesar 0.2384 lebiih kecil dari nilai rata-rata 0.4487. Hal ini menjunjukkan bahwa penyebaran data pada variabel X3 (STVA) merata. Artinya tidak terdapat perbedaan data yang tinggi antara data yang satu dengan data yang lainnya.

d. ROE

Nilai rata-rata variabel Y (ROE) pada perusahaan sampel adalah 0.1487. Nilai terendah ROE adalah sebesar 0.0004, dan nilai tertinggi 1.4509. Nilai standar deviasi sebesar 0.2069 lebiih besar dari nilai rata-rata 0.1487. Hal ini menjunjukkan bahwa penyebaran data pada variabel Y (ROE) tidak merata. Artinya terdapat perbedaan data yang tinggi antara data yang satu dengan data yang lainnya.

D. Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah dalam metode regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Jika terbukti data yang

diuji bersubsidi normal atau mendekati distribusi normal maka selanjutnya data-data tersebut dapat memberikan keputusan dengan metode statistic perametik. Namun jika data tersebut tidak berdistribusi normal maka metode perametik tidak dapat dilakukan.

Untuk melihat normalitas data maka dilakukan uji kolmogov smirnov.

Pengujian ini dikatakan normal apabila:

1) Jika sig/probabilitas > 0.05 distribusi adalah normal.

2) Jika sig/probabilitas < 0.05 distribusi adalah tidak normal.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 276

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .13711413 Most Extreme Differences Absolute .237

Positive .237

Negative -.206

Test Statistic .237

Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang dihasilkan pada pengijian ini adalah 0.000 lebih kecil dari 0.05.

Berdasarkan asumsi teori central limit theorem yang menyatakan bahwa jika sampel lebih dari 30 (n > 30) maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. (Dielman,1961) pada penelitian ini sampel (n) yang digunakan adalah 276 lebih besar dari 30, maka dapat dikatakan normal.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikollinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflatin Factor (VIF) dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Data tidak terjadi masalah multikolinearitas, jika nilai VIF <

10.00

2) Data terjadi masalah multikolinearitas, jika nilai VIF > 10.00

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran ce VIF 1 (Consta

nt)

-.042 .021 -1.991 .047

VACA .160 .044 .156 3.657 .000 .890 1.124

VAHU .038 .003 .608 11.586 .000 .586 1.706

Hasil pengujian pada tabel diatas menunjukan bahwa pada regresi ini tidak terjadi gejal multikolinearitas, karena nilai yang dihasilkan pada variable VACA sebesar 1.124, VAHU sebesar 1.706 dan STVA sebesar 1.555 < 10 sehingga data tersebuh terbebas dari gejala multikoleniaritas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2012), “tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi maka dikatakan terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulan,tahun, dan setersunya. Karena ciri khusus pada pengujian ini adalah waktu (Santoso, 2012). Untuk mendeteksi data autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Wasten (D-W). dengan ketentuan (Santoso, 2012):

1) Bila nilai D-W dibawah -2 terjadi autokorelasi.

2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi.

3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.

STVA .104 .043 .119 2.384 .018 .643 1.555

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .768 .765 .0358222 1.531

a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Berdasarkan nilai diatas Durbin-Waston yang diperoleh adalah 1.531, Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW adalah 1,531, berada diantara -2 sampai +2.

d. Uji Heteroskedastitas

Menurut (Ghozali, 2016) pengujian heteroskedastitas bertujuan untuk mengetahu apakah pada sebuah model regresi terjadi ketidak nyamanan varian dari residual dalam satu pengamatan kepengamatan lainnya. Untuk mengetahui apakah ada tidaknya heteroskedastitas pada suatu model regresi linear berganda adalah dengan menggunakan metode Uji Glejser.

Kriteria untuk pengujian heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikansi adalah:

3) Data tidak terjadi masaIah heteroskedastisitas, jika niIai sig, > 0.05 atau

4) Data mengaIami masaIah heteroskedastisitas, jika niIai sig, < 0.05.

Tabel 4. 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.214 .629 1.929 .055

VACA -.209 .207 -.073 -1.009 .314

VAHU .326 .563 .070 .580 .563

STVA -.157 .235 -.082 -.668 .505

a. Dependent Variable: abs_res

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Nilai sig VACA (X1) sebesar 0.314, VAHU (X2) 0.563 dan STVA (X3) 0.505 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas.

E. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.042 .021 -1.991 .047

VACA .160 .044 .156 3.657 .000

VAHU .038 .003 .608 11.586 .000

STVA .104 .043 .119 2.384 .018

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka persamaan regresi linear berganda yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

Y = -0.042 + 0.160 + 0.038 + 0.104

Persamaan regresi linear berganda diatas dapat disimpulkan bahwa:

a. Konstanta sebesar -0.042 artinya jika variabel indevende Value Added CapitalEmployed (VACA) (X1), Value Added Human Capital (VAHU) (X2) dan Structural Capital Value Added (STVA) (X3) tidak mengalami perubahan maka variabel Return On Equity (ROE) adalah sebesar -0.042.

b. Value Added Capital Employed (VACA) (X1) sebesar 0.160.

hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu persen Value Added Capital Employed (VACA) maka menyebabkan kenaikan terhadap Return On Equity (ROE) sebesar 0.160.

c. Value Added Human Capital (VAHU) (X2) sebesar 0.038. hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu persen Value Added Human Capital (VAHU) maka akan menyebabkan kenaikan terhadap Return On Equity (ROE) sebesar 0.038.

d. Structural Capital Value Added (STVA) (X3) sebesar 0.104.

hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu persen Structural Capital Value Added (STVA) maka akan menyebabkan kenaikan terhadap Return On Equity (ROE) sebesar 0.104.

F. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determin (R2) digunakan untuk mencari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 < R2<1.

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .768 .765 .0358222 1.531

a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan alat bantu program SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi (R2 / Adjusted R Square) sebesar 0.765. Artinya bahwa sumbangan relative yang diberiakn oleh kombinasi variabel Value Added Capital Employed (VACA) (X1), Value Added Human Capital (VAHU) (X2) dan Structural Capital Value Added (STVA) (X3) terhadap Return On Equity (Y) adalah sebesar 76.5% sedangkan sisanya sebesar 23.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

G. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian hipotesis pertama (Uji t)

Uji persial digunakan untuk mempengaruhi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji-t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011).

Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% atau 0.5. hipotesis diterima jika tingkat signifikasnis <0.05 dan hipotesis ditolak jika tingkat signifikansi >0,05.

Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant

)

-.042 .021 -1.991 .047

VACA .160 .044 .156 3.657 .000

VAHU .038 .003 .608 11.586 .000

STVA .104 .043 .119 2.384 .018

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Bunyi hipotesis pertama yang diajukan adalah “ VACA (X1) berpengaruh signifikan terhadap ROE (Y)”. berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa value added capital employed (VACA) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000 < 0.05. Maka hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa value added capital employed (VACA) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) . Maka H1 diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan Budi Riharjo (2016), Febriyan, Y. dan Novita (2019), dan Kuspinta, T.D dan Husain, Achmad (2018) yang berjudul Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang menyatakan bahwa nilai VACA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Pengujian Hipotesis kedua (Uji t)

Bunyi hipotesis kedua yaitu “value added human capital (VAHU) (X2) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) (Y)”.

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa value added human capital (VAHU) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000<0.05, maka hipotesis kedua H2 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Siti Sendari (2018), Zahra Nabila dan Gustyna, T.R (2020), dan Gunawan et. al (2018) menyatakan bahwa value added human capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

3. Pengujian Hipotesis ketiga (Uji t)

Bunyi hipotesis ketiga yaitu “structural capital value added (STVA) (X3) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) (Y)”. Berdasarkan hasil pengolahan data data menunjukkan bahwa

structural capital value added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.018 < 0.05, maka hipotesis ketiga (H3) diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, et al. (2019) yang menunjukkan bahwa structural capital value added berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Serta penelitian yang dilakukan oleh Kuspinta, T.D dan Husain, Achmad (2018), Riharjo, I.B (2016), Febriany Novita (2019) yang juga menyatakan bahwa structural capital value added berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

H. Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 4.10 Hasil Pengujian

Variabel Nilai Sigifikansi Signifikansi

VACA 0.000 Signifikan

VAHU 0.000 Signifikan

STVA 0.018 Signifikan

Signifikansi 0.047 Signifikan

Sumber : Data diolah dengan IMB SPSS 24, 2021

Hasil pengujian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa Value Added Capital Employed (VACA) (X1), Value Added Human Capital (VAHU) (X2), dan Structural Capital Value Added (STVA) (X3) berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE). Hasil penelitian ini sejalan denga penelitian yang dilakukan oleh Leny Fitri dan Hendra Gunawan (2019), Ridwan (2018), Dicky Riza Hidayat (2017) yang hasilnya Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

1. Pengaruh Valeu Added Capital Employed (VACA) terhadap Return On Equity (ROE)

Berdasarkan data diatas nilai Sig 0.000 < 0.05 maka VACA memiliki pengaruh terhadap ROE Hipotesis yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap ROE diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan Budi Riharjo (2016), Febriyan, Y. dan Novita (2019), dan Kuspinta, T.D dan Husain, Achmad (2018) yang berjudul Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang menyatakan bahwa nilai VACA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti bahwa VACA memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROE. Dapat dikatakan bahwa hubungan VACA dan ROE berarah positif yaitu semakin tinggi nilai value added capital employed (VACA) maka kinerja keuangan yang diukur dengan return on equity (ROE) akan mengalami kenaikan.

Melihat dari data penelitian, data VACA perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia mengalami naik turun.

Perusahaan harus mengelola intellectual capitalnya karena pengelolaan intellectual capital yang baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan pada perusahaan dapat diukur dengan menggunakan return on ekuity (ROE)

Hasil tersebut sesuai dengan resource based teory (RBT) dimana sumber daya yang dikelola dengan baik dapat menciptakan nilai tabah (value added) bagi perusahan begitupun sebaliknya

pengelolaan sumber daya yang buruk akan berpengaruh buruk terhadap perusahaa.

Nilai VACA yang tinggi mencerminkan sumber daya dalam perusahaan telah dikelolah dengan baik sehingga dapat berpengaruh meningkatkan profitabilitas (ROE) pada perusahaan. Semakin tinggi nilai VACA maka memberikan indikasi bahwa perusahaan menggunakan asset intellectual capitalnya dengan lebih efisien sehingga perusahaan akan mendapatkan nilai tambah.

Value Added Capital Employed (VACA) merupakan alat ukur intellectual capital yang digunakan untuk menguku pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sesuai dengan resource based teory (RBT), perusahaan yang mampu mengelola intellectual capital secara optimal dalam hal ini human capital dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai VACA maka kinerja keuangan juga akan tinggi yang tentu akan membuat perusahaan semakin baik dan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (ROE).

Value Added Capital Employed (VACA) merupakan bentuk kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset. Pengelolaan capital asset yang baik diyakini perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

VACA diperoleh dari perbandingan antara nilai tambah (value added) dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. VACA menunjukkan kontribusi yang dihasilkan oleh setiap unit dari ekuitas terhadap value added suatu perusahaan. Semakin baik pengelolaan

VACA dalam perusahaan, menunjukkan semakin baik perusahaan mengelola ekuitasnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil analisis uji t pada penelitian ini. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaru yang signifikan antara variabel X1 (VACA) terhadap variabel Y (ROE) yang berarti bahwa setiap peningkatan variabel VACA maka ROE juga akan mengalami peningkatan. Pengaruh tersebut juga didasari dengan kesamaan faktor pengaruh dari kedua variabel tersebut yaitu ekuitas perusahaan.

2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Return on Equity (ROE).

Berdasarkan data diatas nilai Sig 0.000 < dari 0.05 maka VAHU memiliki pengaruh terhadap ROE Hipotesis yang menyatakan bahwa VAHU berpengaruh terhadap ROE diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Siti Sendari (2018), Zahra Nabila dan Gustyna, T.R (2020), dan Gunawan et. al (2018) menyatakan bahwa value added human capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti bahwa VAHU memiliki pengaruh positif dan signifikansi terhadap Return On Equity (ROE). Dapat dikatan bahwa hubungan VAHU dan ROE berarah positif yaitu semakin tinggi Value added Human Capital maka profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE juga tinggi.

Dari data penelitian nilai VAHU perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia mengalami naik turun. Perusahaan harus mengelola intellectual capitalnya karena pengelolaan intellectual capital yang baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan pada perusahaan dapat diukur dengan menggunakan return on ekuity (ROE).

Hasil penelitian ini sesuai dengan resource based teory (RBT) dimana sumber daya yang dikelola dengan baik dapat menciptakan nilai tabah (value added) bagi perusahan begitupun sebaliknya pengelolaan sumber daya yang buruk akan berpengaruh buruk terhadap perusahaa.

Value added human capital digunakan untuk menghitung berapa besar kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan value added bagi perusahaan dari modal yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut..

Nilai VAHU yang tinggi mencerminkan sumber daya dalam perusahaan telah dikelolah dengan baik sehingga dapat berpengaruh meningkatkan profitabilitas (ROE) pada perusahaan. Semakin tinggi nilai VAHU maka memberikan indikasi bahwa perusahaan telah mampu menghasilkan solusi yang baik dan tepat dari pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil analisis uji t pada penelitian ini.

Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaru yang signifikan antara variabel X2 (VAHU) terhadap variabel Y (ROE) yang berarti bahwa setiap peningkatan variabel VAHU maka ROE juga akan mengalami peningkatan.

3. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Return on Equity (ROE).

Berdasarkan data diatas nilai Sig 0.018 < 0.05 maka STVA pengaruh terhadap ROE Hipotesis yang menyatakan bahwa STVA berpengaruh terhadap ROE diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, et al. (2019) yang menunjukkan bahwa structural capital value added berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Serta penelitian yang dilakukan oleh Kuspinta, T.D dan Husain, Achmad (2018), Riharjo, I.B (2016), dan Febriany Novita (2019) yang juga menyatakan bahwa structural capital value added berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini berarti bahwa STVA memiliki pengaruh positif dan signifikansi terhadap Return On Equity (ROE). Dapat dikatan bahwa hubungan STVA dan ROE berarah positif yaitu semakin tinggi Structural Capital Value Added maka profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE juga tinggi. Dari data penelitian nilai STVA perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia mengalami naik turun. Perusahaan harus mengelola intellectual capitalnya karena pengelolaan intellectual capital yang baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan pada perusahaan dapat diukur dengan menggunakan return on ekuity (ROE).

Hasil penelitian ini sesuai dengan resource based teory (RBT) dimana sumber daya yang dikelola dengan baik dapat menciptakan nilai tabah (value added) bagi perusahan begitupun sebaliknya

pengelolaan sumber daya yang buruk akan berpengaruh buruk terhadap perusahan.

Structural capital value added adalah gambaran kontribusi structural capital didalam penciptaan sebuah nilai. STVA digunakan untuk menghitung berapa banyak structural capital yang diperlukan untuk menciptakan satu rupiah dalam value added yang menggambarkan keberhasilan structural capital didalam menciptakan nilai tambah.

Tingkat structural capital dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas untung menghasilkan kinerja yang optimal secara menyeluruh sehingga dapat menghasilkan profitabilitas (ROE) yang tinggi.

Nilai STVA yang tinggi mencerminkan sumber daya dalam perusahaan telah dikelolah dengan baik sehingga dapat berpengaruh meningkatkan profitabilitas (ROE) pada perusahaan. Semakin tinggi nilai STVA maka memberikan indikasi bahwa perusahaan telah memenuhi proses rutinitas untuk menghasilkan kinerja yang optimal secara menyeluruh.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil analisis uji t pada penelitian ini. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaru yang signifikan antara variabel X3 (STVA) terhadap variabel Y (ROE) yang berarti bahwa setiap peningkatan variabel STVA maka variabel ROE juga akan mengalami peningkatan.

80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil olah data statistic SPSS 24 terhadap data yang dikumpulkan oleh penulis mengenai pengaru intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2017-2020, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Value Added Capital Employed (VACA) memiliki pengaruh terhadap Retrun On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Ini berarti jika value added capital employed mengalami peningkatan maka retrun on ekuity juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga sumber daya (costumer capital) yang ada dalam perusahaan.

2. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Value Added Human Capital (VAHU) meiliki pengaruh terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Ini berarti jika value added human capital mengalami kenaikan maka return on ekuity juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga sumber daya (human capital) yang ada dalam perusahaan.

3. hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE) pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Ini berarti jika structural capital value adde mengalami kenaikan maka return on ekuity juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga sumber daya (structural capital) yang ada dalam perusahaan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian,pembahasan dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian,maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan,antara lain sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan lebih memperhatikan nilai tambah (value added) dari human capital,capital employed dan structural capital dalam pelaksanaan Intellectual Capital agar dapat mencapai profitabilitas yang di inginkan.

2. Bagi investor yang akan melakukan investasi dananya ke perusahaan gopublic sebaiknya lebih memperhatikan Intellectual Capital perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode serta pengamatan penelitian dan mengukur Profitabilitas perusahaan dengan menggunakan indikator Profitabilitas lainnya

82

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Lia & Rokhyadi Asep (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Subsektor Advertising Printing, dan edia.

Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Vo. 5 No, 1.

Arifulsyah Hamdani & Nurulita Suci. (2020). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan. Vol. 13. No. 1.

Assauri, S. (2013). Startegic Management: Sustainable Competitive Advantage, 2nd edition. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Azahra Nabila & Gustyna,T.T. (2020). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. JRAK. Vol. 11, No.1

Brigham, E.F., & Houston, J.F. (2014) Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Essentional of Financial Management)( Kesebelas). Jakarta:

Salembampat.

Brigham, Eugne F. dan J. F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edsi 11. Jakarta: Salemba Empat

Brigham, Eugne F. dan J. F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edsi 10. Jakarta: Salemba Empat

Dielman, T. E. (1961). Applied Regresion Analysis For Bisnis and Ekonomics.

PWS-KENT Publishing Company.

Fajrin, Putri Hidayatul., Nuer Laeli. 2016. Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Journal Ilmu dan Riset Manajemen VOl.5. No.6. ISSN: 2461-0593.

Febriany Novita. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Katolik Musi Charitas. Jurnal Ilmu Akuntansi, Volume XVII, No 1, 24-32.

Gozali, A & Hatane, S.E. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya di Industri Keuangan dan Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-20012. Business Accounting review, Vol. 2, No. 2, hlm. 208-217.

Gozali. (2016). Aplikasi Analisis Multipariete dengan program IBM SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Dokumen terkait