• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan mengenai metode pengukuran intellectual capital dalam menilai kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan studi awal tentang intellectual capital dan komponennya pada perusahaan manufaktur serta pengaruhnya terhadap kinerja keuangan.

b. Bagi Perusahaan Manufaktur

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam menggunakan intellectual capital sehingga dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian yang relevan selanjutnya.

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori keagenan ( Agency Theory)

Teori keagenan merupakan penggabungan antara hubungan principal (pemilik) dan agent (manajer) dalam meangani perusahaan, dimana principal adalah entitas yang menunjuk posisi untuk menangani perusahaan kepada pihak agen (manajemen). Perbedaan pekerjaan diantara keduanya menyebabkan suatu ketimpangan informasi (Jensen dan Meckling 1976). Eisenhart (1989) menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu:

a. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).

b. Manusia mempunyai daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality).

c. Manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Untuk membatasi perselisihan, maka pemilik dan manajemen membuat kesepakatan kontrak bisnis dengan mengatur propersi hak dan kewajiban masing-masing guna mencapai utilitas yang diharapkan.

Dalam kesepakatan kerja tersebut, diharpkan dapat memaksimalkan utilitas pemilik, dan dapat memuaskan serta menjamin manajemen untuk menerima rewar atas hasil pengelolaan perusahaan. Dalam memprekecil penyimpangan data, maka pengelola perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan

penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs.

Menurut Agency costs harus dikelurkan sedemikian rupah sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidak patuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya. Agency costs ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham, biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang independen dan pengendalian internal, serta biaya yang disebabkan karena menurunnya nilai kepemilikan saham sebagai bentuk β€œbonding expenditure” yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.

2. Resource Based Theory

Menurut Wernerfelt (1984) dalam Ramadhan (2017) Resource Based Teory (RBT) merupakan suatu teori yang dikembangkan untuk menggambarkan sebuah kemajuan atau keunggulan perusahaan yang menyatakan bahwa jika suatu perusahaan memiliki sumber daya profesional yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain atau perusahaan pesaing maka akan menciptakan keunggulan dalam bersaing. Salah satu asset tidak berwujid adalah intellectual capital.

Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan yang mampu mengelola intellectual capital yang ada dalam perusahaan secara optimal dalam hal ini sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik structural capital, capital employed maupun karyawan (human capital), dapat menciptakan value

added untuk perusahaan. Kesimpulanya adalah teori ini menjelaskan bagaimana perusahaan menciptakan nilai tambah (value added) dengan cara mengelola intellectual capital yang dimiliki perusahaan.

3. Intellectual Capital

Menurut (Wijayani, 2017) intellectual capital adalah asset tidak berwujud yang dihasilkan oleh tiga elemen perusahaan yang berasal dari, faktor manusia, proses dan pelanggan yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Secara umum intellectual capital terdiri dari tiga bagian yaitu human capital, structural capital, dan costumer capital.

Menurut Ahmad (2015) Intellectual capital merupakan jumlah nilai asset tidak berwujud yang terdiri dari:

a. Human Capital

Menurut (Ross, Dragonetti, dan Edvinsson. 2018) Human Capital menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan solusi yang baik dan tepat berdasrkan pengetahuan yang dimiliki oleh oranng-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.

Perusahaan akan meningkat jika Human Capital dikelola dengan baik. Beberapa ahli berpendapat bahwa peran Human Capital dalam intellectual capital sangat penting, karena penciptaan modal pelanggan (costumer capital) berada pada komponen modal manusia (human capital) dan dibantu oleh modal struktural.

b. Structural Capita

Structural capital merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas untuk menghasilkan kinerja yang optimal secara menyeluruh. Seperti sistem operasional, proses produksi, serta budaya perusahaan. Structural capital perlu disusun untuk meningkatkan hasil intellectual capital dalam hal penting yang memungkinkan intellectual capital diukur dalam tingkat perusahaannya. Yang bisa dilakukan perusahaan untuk menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan adalah dengan memberikan pembelajaran terkait tentang budaya instruktur dan insentif yang tepat.

c. Costumer Capita

Costumer capital didefinisikan sebagai sumber daya yang berkaitan dengan konsumen. Costumer capital merupakan penghubung antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan seperti pelanggan, pemasok, atau partner sehingga costumer capital merupakan peran yang paling penting dalam penciptaan perusahaan didepan mata publik terutama para investor. Costumer capital menggambarkan hubungan yang terjadi antara perusahaan dan pihak eksternal seperti mitra, pelanggan, pemerintah, dan sesama perusahaan dalam ruang lingkup perusahaan yang sama.

Dapat disimpulkan bahwa costumer capital merupakan sekumpulan asset tidak berwujud yang dapat digunakan sebagai alat pencipta nilai bagi perusahaan yang dimilikinya.

4. Pengukuran Intellectual Capital

Pulic (1998) mengembangkan metode VACA sebagai metode untuk menguji informasi tentang Value Creation Effienciency dari asset berwujud dan asset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (Value Added). Value added dihitung sebagai selisih antara nilai output dan input.

Output (OUT) mengambarkan revenue dan meliputi seluruh produk atau jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) berupa seluruh beban yang digunakan untung menghasilkan Output. Hal paling utama dalam hal ini adalah beban karyawan. Beban karyawan tidak dimasukkan sebagai biaya dan tidak dimasukkan dalam kelompok IN. Dalam metode Pulic tenaga kerja diperlakukan sebagai entitas penciptaan nilai (value creation entity).

VAIC adalah metode yang digunakan untuk mengukur intellectual capital dalam perusahaan, karena metode ini memiliki keunggulan yaitu data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber, dan jenis perusahaan. Data yang diperlukan untuk menghitung rasio tersebut adalah angka-angka keungan yang standar dan umum tersedia dari laporan keuangan perusahaan (Ulum,2007).

Value added (VA) dipengaruhi oleh efisensi tiga jenis input yang ada dalam perusahaan, yaitu: Human Capital (HC), Capital Employed (CE), serta Structural Capital (SC).

a. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Cappital mengidentifikasikan berapa besar kemampuan tenaga kerja guna menghasilkan nilai bagi perusahaan dari modal yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut.

Hubungan antara VA dan HC menggambarkan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak value added yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya. Publik berpendapat bahwa total salary and wage cost adalah indicator dari HC perusahaan. (Ulum, 2017).

b. Value Added Capital Employed (VACA)

Value Added Capital Employed mendefinisikan seberapa besar value added yang dihasilkan dari satu unit model fisik yang digunakan. Perusahaan terlihat baik apabila memanfaatkan CE (Capital Employed)-nya jika 1 unit CE menghasilkan retrn lebih besar dari perusahaan pesaing. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik adalah bagian dari intellectual capital perusahaan.

(Sahril S, 2019)

c. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added menggambarkan konstribusi structural capital (SC) dalam menciptakan nilai. STVA digunakan

untuk mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah VA dan merupakan indikasi bagimana keberhasilan SC dalam menciptakan nilai. Pendapat publik yang dikutip oleh Ulum, SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, SC, dependen terhadap value creation. Yang kemudian menjelaskan semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Publik mengatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC. (Sahril S, 2019).

5. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan yang digambarkan dengan laporan laba rugi. Penghasilan bersih sering digunakan sebagai ukuran kinerja dan sebagai dasar bagi pengukuran lain. (Putri Hidayatul Fajrin,2016)

Menurut Isna dan Ayu (2015) kinerja keuangan adalah suatu permasalahan yang sangat penting untuk dikaji dalam perusahaan, dengan tujuan mampu menghasilkan kinerja keuangan perusahaan secara baik agar dapat mencapai efektivitas, efesiensi dan ekonomis.

Sedangkan menurut Fahmi (2018) kinerja keuangan merupakan suatu kajian yang dilaukan untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan menerapkan atau menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan yang baik adalah penerapan aturan-aturan dalam pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi kinerja adalah hasil kerja atau perbandingan secara kualitas dan kuantitas baik yang bersifat fisik atau mental, menjelaskan kondisi keuangan perusahaan baik menyangkut pemasukan dan pengeluaran dana, serta laba atau rugu perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas,dalam mencapai tujuan, sasaran, dan visi misi dalam meningkatkan perusahaan.

6. Intellectual Capital dan kinerja perusahaan

Intellectual capital memiliki peran yang penting dalam perusahaan yaitu sebagai sumber daya untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam perusahaan. Sehingga sejak tahun 1990-an perhatian terhadap pengelolaan asset tidak berwujud (jntangible asset) meningkat pesat.

Metode yang digunakan dalam penelitian pengukuran asset tidak berwujud adalah intellectual capital yang menjadi fokus penelitian dalam bidang akuntansi, manajemen, serta teknologi informasi sosial.

Kegunaan intellectual capital sebagai salah satu instrument untuk memenuhi kinerja keuangan perusahaan menjadi salah satu hal yang menarik perhatian akademik dan praktisi untuk diteliti. Usaha-usaha telah dilakukan untuk mengestimasi nilai pengetahuan dalam rangka untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Peningkatan dan penggunaan pengetahuan dengan lebih baik akan memberikan pengaruh yang bermanfaat bagi kinerja perusahaan.

Pengetahuan dalam kineraja perusahaan dibedakan menjadi tiga yaitu human capital (berhubungan dengan karyawan) relation capital (berhubungan dengan pelanggan), serta pengetahun yang berhubungan hanya dengan perusahaan yang disebut structural atau organization

capital. Ketiga pengetahuan tersebut membentuk intellectual capital bagi perusahaan.

Intangible value creatin atau penciptaan nilai terhadap asset tidak berwujud merupakan suatu hal yang harus mendapatkan perhatian yang cukup karena hal ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kinerja keseluruhan perusahaan. Nilai diciptakan melalu hubungan yang kompleks antara penawaran dan permintaan yang selanjutnya akan dikomunikasikan dan dipaparkan.

Stekholder memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas perusahaan. Salah satu informasi yang harus diketahui oleh stekholder adalah informasi mengenai intellectual capital. Apabila pengelolaan intellectual capital dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan value added bagi perusahaan.

7. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. rasio ini juga memberikan gambaran seberapa besar keefektifan sebuah perusahaan sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam mencari keuntungan. (Kasmir , 2016). Profitabilitas adalah hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan, sehingga profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari kegiatan perusahaan berikutnya selama periode akuntansi. (Brigham &

Houston, 2010). Dalam memperoleh laba yang maksimal maka perusahaan mengolah dana yang tersedia secara efektif dan efisien.

Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian dari rasio profitabilitas yaitu Return on Equity.

Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan equity. Semakin tinggi rasio ini maka nilai perusahaan semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat dan sebaliknya. Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas, yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. (Brigham dan Houston 2011).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahu sangat penting bagi peneliti karena dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan penelitian ini. Karena untuk mengetahui hasil dari penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh intellectual capital terhada kinerja keuangan yaitu:

Tabel 2.1

GAN β€’ Structur

kinerja

Brawijay

y (CEE)

KEUAN

AHAAN

KINERJ

Sedangkan VAHU berpengaru h terhadap nilai pasar sedangkan VACA dan STVA tidak berpengaru h.

Sumber : Data diolah 2021

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan intellectual capiat sebagai variabel independen dan kinerja keuangan sebagai variabel dependen, namun penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu pada objek penelitian. Pada penelitian ini objek penelitian yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sedangkan penelitian terdahulu meneliti pada perusahaan media dan proferti.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, penelitian ini menggunakan intellectual capital sebagai variabel independen dan kinerja keuangan sebagai variabel dependen. variabel independen pada penelitian ini diuji dengan menggunakan VAIC yang dikemangkan oleh pulic (1998) yang memiliki tiga komponen yaitu VACA, VAHU, dan STVA.

Kinerja keuangan sebagai variabel dependen (variabel terkait). Untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan harus mampu mengola dana yang tersedia secara efektif dan efisien. Profitabilitas pada perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan Return on Equity (ROE).

Value Added Capital Employed (VACA) merupakan kemapuan perusahaan dalam mengelolah sumber daya berupa capital asset yang

apabilah dikelola dengna baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Value Added Human Capital (VAHU) merupakan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan value added dari dana yang dikeluarkan untuk tenagakerja tersebut, apabila VAHU dikelola dengan baik maka akan meningkatkan kinerja keuangan bagi perusahaan. Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas untuk menghasilkan kinerja yang optimal secarah menyeluruh untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka piker di atas, maka hipotesis pada peneltian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA)terhadap Return on Equity (ROE).

Perusahaan yang menjalankan operasinya secara efisien akan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan dan para

Value Added Capital Employed

Structural Capital Value Added

Value Added Human Capital

Return on Equity

pelanggan. Bagi perusahaan, menjalankan operasi secara efisien dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam bentuk produk dengan harga murah. Dan bagi pelanggan, dapat memperoleh produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang sama. Pada akhirnya kontribusi sumber daya manusia pada modal fisik perusahaan akan mempengaruhi realisasi laba perusahaan.

Berdasrkan penelitian terdaulu, Azahra, Nabila dan Gustyna, Trikartika (2020) membuktikan bahwa CE memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan namun tidak signifikan. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017) mengungkapkan bahwa VACA tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

H1: VACA berpengaruh signifiakan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

b. Pengaruh Value added Human Capital (VAHU) terhadap Return on Equity (ROE).

Menurut Schermerhon (2005 dalam Heru Susilo et al 2018) human capital adalah nilai ekonomis yang berasal dari sumber daya manusia yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, dan komitmenya. Maksud dari teori Schemerhon adalah human capital merupakan hal yang menjadikan manusia atau karyawan sebagai modal atau asset sebuah perusahaan. Maksunya adalah apabila dalam perusahaan sumber daya manusia atau karyawan dijadikan sebagai modal keuntungan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan

yang lebih besar daripada sebuah perusahaan yang hanya menganggap karyawan sebagai sumber daya.

Berdasarkan penelitian terdahulu Azahra, Nabila dan Gustyana, Trikartika, (2020). Membuktikan bahwa variabel Human Capitel menunjukkan pengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H2 : VAHU berpengaruh signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2020.

c. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Return on Equity (ROE).

Menurut Jayati (2016), Structural capital kinerja karyawan yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dalam perusahaan.

Sturctural capital dalam perusahaan sangat dibutuhkan karena menjadi penghubung antara human capital untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu, Azahra, Nabila dan Gustiyana, Trikartika membuktikan bahwa strucrutal capital memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan urauan dan hasil penelitian terdahulu maka hipotesis pada penelitan ini adalah:

H3 :STVA berpengaruh signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2020.

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan menggumpulkan dan menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono 2017). Dengan menggunakan VAIC dalam mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaptar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar. Jalan Sultan Alauddin No. 259 Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kode Pos 90221. Dalam memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti maka dapat diakses di situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini selama tiga bulan yaitu sejak Juni-Agustus 2021.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mengakibatkan terjadinya pengaruh terhadap variabel dependen baik secara positif maupun

negative. Setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen akan menimbulkan pengaruh terhadap variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diukur dengan menggunakan VAIC.

Value Added Intellectual Coefficien (VAIC) merupakan alat ukuryang digunakan untuk mengukur Intellectual Capital. Rumus yang digunakan adalah:

a. Value Added (VA)

𝐕𝐀 = 𝑢𝑼𝑻 βˆ’ 𝑰𝑡 Keterangan:

OUTPUT (OUT) : mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar.

INPUT (IN) : beban usaha atau beban operasional dan non operasional kecuali beban kepegawaian.

b. Value Added Capital Employed (VACA)

VACA digunakan untuk menghitung kontribusi dana yang tersedia terhadap value perusahaan.

𝐕𝐀𝐂𝐀 = 𝑽𝑨

π’„π’‚π’‘π’Šπ’•π’‚π’ π’†π’Žπ’‘π’π’π’šπ’†π’… Keterangan:

VA : Value Added

Capital Employed : Ekuitas + Laba Bersih c. Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU digunakan untuk menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap VA perusahaan.

𝑽𝑨𝑯𝑼 = 𝑽𝑨 𝑯π‘ͺ Keterangan:

VA : Value Added

HC : jumlah gaji karyawan

d. Structural Capital Value Added (STVA)

STVA digunakan untuk mengukur SC dalam penciptaan valu added perusahaan.

𝐒𝐓𝐕𝐀 = 𝑺π‘ͺ 𝑽𝑨 Keterangan:

SC : Structural Capital (VA-HC) VA : Value Added

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable independen atau variabel bebas. (Sugiyono 2018). variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang digambarkan dengan ROE (Return On Equity). ROE pada perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Menurut Kasmir (2017), semakin tinggi ROE maka posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:

𝑹𝑢𝑬 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 π‘·π’‚π’‹π’‚π’Œ

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘¬π’’π’–π’Šπ’•π’š 𝑿 𝟏𝟎𝟎%

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah heneralisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti unutuk dipelajari dan disimpulkan. (Sugiyono, 2016).

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017-2020 dengan jumlah populasi 197 perusahaan disemua sektor.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2020jenis

No Kode

Saham

Nama Perusahaan Sub Sektor Industri 1 INTP Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk

Semen 2 SMBR Semen Baturaja (Persero)

Tbk

Semen

3 SMCB Holcim Indonesia Tbk Semen

4 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

Semen 5 WSBP Waskita Beton Precast Tbk Semen

6 WTON Wijaya Karya Beton tbk Semen

7 IFII Indonesia Fibreboard Industry tbk

Kayu & Pengolahannya 8 SINI Singaraja putra Tbk Kayu & Pengolahannya 9 SULI SLJ Global Tbk Kayu & Pengolahannya 10 TIRT Tirta Mahakam Resources

Tbk

Kayu & Pengolahannya 11 AMFG Asahimas Flat Glass tbk Keramik, Porselen, dan

kaca

1 ARNA Arwana Citramulia Tbk Keramik, Perselen, dan Kaca

13 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk

Keramik, Porselen, dan Kaca

14 IKAI Intikeramik Alamasri industry Tbk

Keramik, Porselen, dan Kaca

15 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Keramik, Porselen, dan

Tbk Kaca 16 MARK Mark Dynamics Indonesia

Tbk

Keramik, porselen, dan Kaca

17 MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, Porselen, dan Kaca

18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Keramik, porselen, dan kaca

19 AKPI Argha Karya prima Industry Tbk

Plastik & Kemasan 20 APLI Asiaplast Industries Tbk Plastik & Kemasan

21 BRNA Berlina Tbk Plastik & Kemasan

22 ESIP Sinergi inti Plastindo Tbk Plastik & Kemasan 23 EPAC Megalestari Epack

Sentosaraya Tbk

Plastik & Kemasan 24 FPNI Lotte Chemical titan Tbk Plastik & Kemasan 25 IGAR Champion Pacific Indonesia

Tbk

Plastik & Kemasan 26 IMPC Impack Pratama Industri tbk Plastik & Kemasan 27 IPOL Indopoly Swakarsa Industry

Tbk

Plastik & Kemasan 28 PBID Panca Budi Idaman Tbk Plastik & Kemasan 29 SMKL Satyamitra Kemas Lestari

Tbk

Plastik & Kemasan 30 TALF Tunas Alfin Tbk Plastik & Kemasan 31 TRST Terias Sentosa Tbk Plastik & Kemasan 32 YPAS Yanaprima Hastapersada

Tbk

Plastik & Kemasan 33 ALDO Alkindo Naratama Tbk Bubu Kertas & Kertas 34 FASW Fajar Surya Wisesa Bubur Kertas & Kertas 35 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Bubur kertas & Kertas

Plastik & Kemasan 33 ALDO Alkindo Naratama Tbk Bubu Kertas & Kertas 34 FASW Fajar Surya Wisesa Bubur Kertas & Kertas 35 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Bubur kertas & Kertas

Dokumen terkait