• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif

1. Perilaku Keagamaan Orang Tua

Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 81 orang responden kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Setelah dikelompokkan, penulis menyusun skor dari angket yang telah terisi oleh responden dan memberikan penilaian berdasarkan aturan:

1. Jawaban responden a diberi skor 5 2. Jawaban responden b diberi skor 4 3. Jawaban responden c diberi skor 3 4. Jawaban responden d diberi skor 2 5. Jawaban responden e diberi skor 1

Adapun hasil dari kusioner variabel perilaku keagamaan orang tua dapat dilihat di tabel 3.3.

Setelah data tentang variabel perilaku keagamaan orang tua terkelompokkan, penulis menyusun tabel distribusi frekuensi untuk variabel tersebut. Pada tabel ini penulis menyajikan nilai-nilai dari variabel perilaku keagamaan orang tua yang penulis peroleh dari angket. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Keagamaan Orang Tua No Interval Nilai Fabs Fre,(%)

1 23-26 4 4,9 2 27-30 5 6,2 3 31-34 9 11,1 4 35-38 18 22,2 5 39-42 19 23,5 6 43-46 12 14,8 7 47-50 14 17,3 Jumlah 81 100,0

Hasil olah data deskriptif menggunakan Microsoft Exel memperlihatkan bahwa dari kuesioner diperoleh nilai minimum sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 50 dengan distribusi data seperti pada tabel 4.1. Nilai rata-rata 39,32 dan standar deviasi 6,67. Adapun simpangan baku sebesar 0,74, dengan median 40 dan modus 36.

Berdasarkan tabel 4.1. terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval kelas pertama yaitu 4 (4,9%), sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval kelas kelima (39-42) dengan frekuensi sebanyak 19 (23,5%). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh modus (Mo) = 36 dan median (Me) = 40, sedangkan nilai rata-rata (mean) = 39,32 dan simpangan baku (s) = 0,74. Dari variasi data dapat diketahui sebanyak 36 responden atau 44,4% memiliki nilai di bawah rata-rata,

sebanyak 19 responden atau 23,5% berada pada nilai rata-rata, dan sisanya sebanyak 26 responden atau 22,1% memiliki nilai di atas rata-rata.

Sedangkan berdasarkan angket, diperoleh nilai perilaku keagamaan orang tua di MI Darussalam Bancak dengan nilai tertinggi adalah 50 dan nilai terendah adalah 23. Dengan menggolongkan data tersebut kedalam tiga kelas, maka diketahui interval kelasnya, yakni:

_ (nilai tertinggi - nilai terendah) + 1

jumlah kelas (5 0 -2 3 ) + ! 3 . 28 l ~ 3 i = 9,3

Dengan kelas interval 9,3 dan dibulatkan menjadi 10 untuk memudahkan, diperoleh penggolongan perilaku keagamaan orang tua sebagai berikut:

41-50 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A

31-40 termasuk kategori sedang, diberi lambang B

21-30 termasuk kategori rendah, diberi lambang C

Penulis menyimpulkan bahwa perilaku keagamaan orang tua di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 cukup tinggi yaitu 46,9%, diambil dari

jumlah responden yang berada di atas nilai kategori sedang. Selain itu, responden yang menjawab pada rentang nilai rendah (21-30) hanya 9 responden (11,1%), responden yang menjawab pada rentang nilai sedang (31-40) berjumlah 34 responden (42,0%) dan yang menjawab pada rentang nilai tinggi (41-50) berjumlah paling banyak, yaitu 38 responden (46,9%) (hasil terlampir). Kesimpulan ini menjawab permasalahan pertama yaitu “Bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2009?”

2. Akhlak Siswa

Peroleh data mengenai akhlak siswa ini penulis peroleh dengan cara menyebarkan angket kepada 81 orang siswa yang menjadi responden. Adapun kriteria skor tiap butir sama dengan kriteria skor pada butir pertanyaan untuk perilaku keagamaan orang tua, yaitu sebagai berikut:

1. Jawaban responden a diberi skor 5 2. Jawaban responden b diberi skor 4 3. Jawaban responden c diberi skor 3 4. Jawaban responden d diberi skor 2 5. Jawaban responden e diberi skor 1

Setelah data tentang variabel akhlak siswa terkelompokkan, penulis menyusun tabel distribusi frekuensi untuk variabel tersebut. Pada tabel ini penulis menyajikan nilai-nilai dari variabel perilaku akhlak siswa

yang penulis peroleh dari angket. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Akhlak Siswa

No Interval Nilai fabs Fre,(%)

1 23-26 7 8,6 2 27-30 8 9,9 3 31-34 12 14,8 4 35-38 12 14,8 5 39-42 13 16,0 6 43-46 13 16,0 7 47-50 16 19,8 Jumlah 81 100,0

Hasil olah data deskriptif menggunakan Microsoft Exel (terlampir) memperlihatkan bahwa dari kuesioner diperoleh nilai minimum sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 50 dengan distribusi data seperti pada tabel 4.2. Nilai rata-rata 38,28 dan standar deviasi 7,84. Adapun simpangan baku sebesar 0,87, dengan median 39 dan modus 50.

Berdasarkan tabel 4.2. terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval kelas pertama yaitu 7 (8,6%), sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval kelas ketujuh (47-50) dengan frekuensi sebanyak 16 (19,8%). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh modus (Mo) = 50 dan median (Me) = 39, sedangkan nilai rata-rata (mean) = 38,28 dan simpangan baku (s) = 0,87.

Sedangkan berdasarkan angket, diperoleh nilai akhlak siswa di MI Darussalam Bancak dengan nilai tertinggi adalah 50 dan nilai terendah

adalah 23. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam tiga kelas, maka diketahui interval kelasnya, yakni:

(nilai tertinggi - nilai terendah) + 1

jumlah kelas (5 0 -2 3 ) + ! 3 / 28 3 i = 9,3

Dengan kelas interval 9,3 dan dibulatkan menjadi 10 untuk memudahkan, diperoleh penggolongan akhlak siswa sebagai berikut:

41-50 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A

31-40 termasuk kategori sedang, diberi lambang B

21-30 termasuk kategori rendah, diberi lambang C

Penulis menyimpulkan bahwa akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 cukup tinggi yaitu 40,7%, diambil dari jumlah responden yang berada di nilai kategori tinggi. Namun demikian, ternyata hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masuk kategori berakhlak sedang dan baik jumlahnya seimbang yaitu sama-sama 40,7% atau masing-masing 33 responden. Sedangkan siswa yang berada dalam kategori berakhlak rendah hanya 15 siswa (18,5%) (hasil terlampir).

Kesimpulan ini menjawab permasalahan penelitian yang kedua, yaitu “Bagaimanakah akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2009?”

B. Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis bangun sebelumnya, yaitu “ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa di MI Darussalam Bancak, Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2009”. Ho atau hipotesis nol dari penelitian ini adalah “tidak ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa di MI Darussalam Bancak, Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2009”.

Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya hubungan antar variabel ((correlation) x dan y dengan menggunakan rumus korelasi pearson product- moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yagn menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Umumnya, jika nilai koefisien korelasi mendekati nol, maka hubungan antar variabel tersebut semakin lemah.

Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 81 dan taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut berada pada angka 0,220, dan 0,286. Jika r hitung > r tabel berarti ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y. Jika r hitung

= 0, maka dikatakan bahwa antara variabel x dengan variabel y tidak ada hubungan sama sekali. Jika r hitung < r tabel, terdapat hubungan negatif antara variabel x dengan variabel y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel dengan rumus korelasi sebagai berikut:

Keterangan:

% : korelasi antara variabel x dan variabel y xy : product dari x dan y

N : jumlah sampel yang diteliti

X : nilai perilaku keagamaan orang tua Y : nilai akhlak siswa

Sebelum melakukan penghitungan koefisien korelasi, penulis terlebih dahulu menyusun tabel keija koefisien korelasi antara x dan y. Setelah tabel kerja tersusun, barulah penghitungan koefesien korelasi dapat dilakukan.

1. Membuat tabel kerja koefisien korelasi antara x dan y

Pada tahap ini, penulis menyusun sebuah tabel bantu atau tabel keija untuk variabel x yaitu perilaku keagamaan orang tua dan variabel y yaitu akhlak siswa. Tabel ini berisi pula mengenai kuadrat variabel x dan variabel y serta perkalian variabel x dengan variabel y serta jumlah masing-masing.

Tabel 4.3 Tabel Kerja Koefisien Korelasi antara Variabel X Dan Y No_Resp X Y 1 50 50 2 43 46 3 34 36 4 44 44 5 42 37 6 36 32 7 46 42 8 38 33 9 33 38 10 25 26 11 40 34 12 44 49 13 25 28 14 48 45 15 35 40 16 40 45 17 41 44 18 43 39 19 30 24 20 26 31 21 41 45 22 36 31 23 41 48 24 42 48 25 36 39 26 40 40 27 41 40 28 46 38 29 46 30 30 44 41 31 40 33 32 36 31 33 23 28 34 27 28 35 44 43 36 38 38 37 37 26 38 42 45 39 47 49 40 34 27 41 50 23 42 50 32 43 49 43 44 31 29 45 42 28 46 34 32 47 39 25 48 42 40 49 29 43 50 40 50 51 42 50 52 47 47 X2 Y2 X.Y 2500 2500 2500 1849 2116 1978 1156 1296 1224 1936 1936 1936 1764 1369 1554 1296 1024 1152 2116 1764 1932 1444 1089 1254 1089 1444 1254 625 676 650 1600 1156 1360 1936 2401 2156 625 784 700 2304 2025 2160 1225 1600 1400 1600 2025 1800 1681 1936 1804 1849 1521 1677 900 576 720 676 961 806 1681 2025 1845 1296 961 1116 1681 2304 1968 1764 2304 2016 1296 1521 1404 1600 1600 1600 1681 1600 1640 2116 1444 1748 2116 900 1380 1936 1681 1804 1600 1089 1320 1296 961 1116 529 784 644 729 784 756 1936 1849 1892 1444 1444 1444 1369 676 962 1764 2025 1890 2209 2401 2303 1156 729 918 2500 529 1150 2500 1024 1600 2401 1849 2107 961 841 899 1764 784 1176 1156 1024 1088 1521 625 975 1764 1600 1680 841 1849 1247 1600 2500 2000 1764 2500 2100 2209 2209 2209

NoR esp X Y X2 Y2 X.Y 53 48 50 2304 2500 2400 54 37 29 1369 841 1073 55 50 48 2500 2304 2400 56 36 41 1296 1681 1476 57 36 35 1296 1225 1260 58 46 47 2116 2209 2162 59 36 26 1296 676 936 60 38 37 1444 1369 1406 61 48 44 2304 1936 2112 62 46 50 2116 2500 2300 63 31 47 961 2209 1457 64 37 47 1369 2209 1739 65 36 42 1296 1764 1512 66 47 36 2209 1296 1692 67 48 39 2304 1521 1872 68 44 39 1936 1521 1716 69 48 49 2304 2401 2352 70 37 35 1369 1225 1295 71 29 32 841 1024 928 72 41 44 1681 1936 1804 73 31 35 961 1225 1085 74 37 37 1369 1369 1369 75 33 31 1089 961 1023 76 29 23 841 529 667 77 32 33 1024 1089 1056 78 38 36 1444 1296 1368 79 39 40 1521 1600 1560 80 41 46 1681 2116 1886 81 47 50 2209 2500 2350 Jumlah 3185 3101 128801 123647 124270

2. Mencari Nilai Koefisien Korelasi (r^) Rum us ^

y)

&Z*,-(Z*TkZ?-(Lyy)

81 x 124270 - ( 3185 x 3101 ) 128801 - ( 3185 )2) ( 81 x 123647 - ( 3101 )2 ) *

7

10065870 - ( 9876685 ) ( 10432881 - 10144225 )( 10015407 - 9616201 ) r x y ~ mmmp

V

189185 ( 288656 )( 399206 ) 189185 ( 115233207136 ) = 189185 339460,1702 r = 0,557

Nilai koefisien korelasi 0,557 ini kemudian dimasukkan ke dalam perhitungan selanjutnya untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel.

C. Pembahasan

1. Perilaku Keagamaan Orang Tua di MI Darussalam Bancak Tahun Pelajaran 2009/2010

Untuk menjawab masalah penelitian yang pertama, yaitu “bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2009”, penulis akan menjelaskan hasil analisis deskriptif dari data penelitian mengenai perilaku keagamaan orang tua.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai modus, yaitu nilai yang banyak keluar dalam angket adalah 36, dan nilai rata-rata jawaban angket berada pada kisaran angka 39,32. Dari angket diketahui pula bahwa walaupun ditetapkan bahwa nilai minimum jawaban adalah 10 dan maksimum adalah 50, namun di lapangan diperoleh nilai minimum 23 dan maksimum mencapai 50. Berdasarkan nilai minimum dan maksimum ini, kemudian disusun penggolongan nilai ke dalam 3 golongan, yaitu; rendah (21-30), sedang (31-40) dan tinggi (41-50) seperti dalam lampiran.

Hasil analisis diperoleh bahwa responden paling banyak menjawab pada kisaran nilai tinggi (41-50) yaitu sebanyak 38 responden (46,9%). Dari hasil analisis deskriptif ini, disimpulkan bahwa perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009/2010 tergolong tinggi. Dengan demikian permasalah pertama penelitian ini terjawab.

Hasil ini menjawab permasalahan yang ditemukan di lapangan. Berdasarkan temuan penulis bahwa sebagian besar orang tua siswa di MI Darussalam Bancak melakukan praktek kegiatan keagamaan dengan baik. Tercermin dari sebanyak 38 responden yang menjawab pada kisaran tinggi. Sedangkan responden yang menjawab pada kisaran rendah hanya sejumlah 11,1% atau 9 responden. Hal ini sekilas tampak tidak sesuai dengan temuan di lapangan melalui observasi dan wawancara terhadap beberapa responden yang menunjukkan rendahnya perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak. Namun apabila ditelaah lebih mendalam, maka gejala yang muncul mengenai rendahnya perilaku keagamaan orang tua ini dapat saja disebabkan oleh kultur masyarakat desa yang masih kuat tertanam, yaitu cepatnya berita tersebar dari mulut ke mulut, terutama hal-hal yang negatif. Oleh sebab itu, walaupun hanya ada 9 orang saja yang kurang dalam perilaku keagamaannya, seakan-akan hal ini menjadi pandangan global, bahwa seluruh penduduk desa Bancak juga seperti itu.

Penggunaan angket dapat menjadi keterbatasan perolehan data. Hal ini disebabkan karena adanya rasa malu orang tua jika memilih jawaban dengan tingkatan yang rendah. Akibatnya, mereka cenderung memilih jawaban yang tidak sebenarnya.

2. Akhlak Siswa di Ml Darussalam Bancak Tahun Pelajaran 2009/2010 Data akhlak siswa diperoleh melalui hasil kuesioner yang disebarkan kepada 81 orang responden. Berdasarkan hasil kuesioner dengan rentangan nilai antara 10 sampai 50, penulis menentukan bahwa rentang nilai 21-30 berarti rendah, rentang 31-40 berarti sedang dan 41-50 berarti tinggi. Penggolongan ini berdasarkan nilai minimum dan maksimum hasil kuesioner sebesar 21 dan 62.

Hasil analisis diperoleh bahwa responden banyak menjawab pada kisaran nilai tinggi (41-50) dan kisaran nilai sedang (31-40) dengan jumlah yang seimbang yaitu sebanyak 33 responden (40,7%). Dari hasil analisis deskriptif ini, disimpulkan bahwa akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009/2010 tergolong tinggi. Dengan demikian permasalah kedua penelitian ini teijawab, yaitu “ahlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009/2010 adalah tinggi”.

Hasil analisis ini juga sekilas tampak bertolak belakang dengan latar belakang permasalahan yang penulis temukan di lapangan yang memperlihatkan adanya gejala rendahnya akhlak siswa. Namun jika dilihat dari penggolongan akhlak siswa, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tergolong berakhlak rendah hanya sejumlah 15 siswa. Namun jumlah ini adalah jumlah yang banyak di sebuah sekolah. Jika di sebuah kelas saja ada seorang anak yang berakhlak rendah, maka anak tersebut akan mempengaruhi anak yang lain jika tidak diberikan pengawasan lebih dan pengarahan. Guru-guru akan menganggap hampir semua siswa berperilaku

buruk jika ada 15 orang siswa saja yang rendah akhlaknya, karena jumlah itu adalah jumlah yang tidak sedikit. Seperti halnya di lingkungan desa, maka pada sebuah sekolah pun, perilaku buruk seseorang akan cepat sekali tersebar ke seluruh masyarakat di dalamnya. Hal inilah yang menurut penulis menjadi penyebab adanya gejala bahwa sebagian guru menganggap bahwa akhlak anak didik mereka di MI Darussalam rendah, padahal sesungguhnya secara statistik, hanya 15 orang saja dari 81 siswa yang memiliki kriteria akhlak rendah. Untuk mengetahui lebih tepat lagi, dapat dilakukan penelitian kualitatif mengenai hal ini, secara khusus terhadap siapa saja responden yang menjawab pada kisaran rendah. Dalam bidang pendidikan hal ini perlu dilakukan sebagai upaya menindaklanjuti permasalahan mengenai akhlak yang rendah di kalangan anak didik.

3. Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlak Siswa di Darussalam Bancak Tahun Pelajaran 2009/2010

Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (%) hasil perhitungan selanjutnya akan dikonsultasikan dengan r tabel. Jika % > rt berarti hasil perhitungan korelasi antara variabel x dengan variabel y bernilai positif, yaitu ada pengaruh yang positif antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Tetapi bila % < rt berarti terdapat hubungan yang negatif antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa.

Dari analisis korelasi diketahui sebagai berikut:

a. rxy = 0,557

b. Nilai pada tabel r Product Moment dengan n = 81 dan taraf signifikansi 5% adalah 0,220 (rt = 0,220)

c. Nilai pada tabel r Product Moment dengan n = 81 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,286 (rt = 0,286)

Penulis mengkonsultasikan nilai dengan nilai pada rt. Hasilnya adalah % > rt. Hal ini berarti untuk taraf signifikansi 5%, terdapat hubungan yang positif antara variabel x dengan variabel y secara statistik. Kemudian karena nilai % berupa nilai positif, maka hubungan antara variabel x dan y adalah hubungan yang searah dan positif.

Penulis mengkonsultasikan nilai % dengan nilai pada rt. Hasilnya adalah > rt. Hal ini berarti untuk taraf signifikansi 1%, hubungan antara variabel x dengan variabel y adalah positif secara statistik.

Dari hasil tersebut di atas, maka hipotesis yang penulis kemukakan diterima, yaitu “ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua terhadap akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2009”. Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa ada pengaruh positif antara perilaku keagamaan orang tua terhadap akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009.

Hasil analisis data mengunjukkan bahwa hipotesis penulis tentang adanya hubungan antara variabel x (perilaku keagamaan orang tua) dengan

variabel y (akhlak siswa) di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 diterima. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr.Zakiah Daradjat, “meski pendidikan agama telah dilakukan sejak dini, bahkan saat bayi masih dalam kandungan sering diperdengarkan ayat Al-Quran, namun alangkah baiknya bila dilakukan lebih dini lagi (Daradjat, 2005:97).” Bahkan menurut beliau, sebelum seorang perempuan hamil dan seorang laki-laki menikah dan menjadi ayah, mereka harus mendapatkan bimbingan agama yang benar. Hal ini menunjukkan pentingnya keteladanan orang tua bagi anak. Lebih lanjut lagi, keteladanan dalam perilaku keagamaan orang tua sangat menentukan perkembangan akhlak anak.

Berpijak dari teori di atas, maka benarlah jika ditemukan adanya hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa. Jika perilaku keagamaan orang tua baik, akhlak siswa juga baik. Demikian pula jika perilaku keagamaan orang tua buruk, maka akhlak siswa juga buruk.

BABY PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 tergolong tinggi

Peneliti menyimpulkan bahwa perilaku keagamaan orang tua siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 tergolong tinggi. Hal ini didukung oleh data penelitian bahwa responden paling banyak menjawab pada kisaran nilai tinggi (41-50) yaitu sebanyak 38 responden (46,9%). Sedangkan sisanya, 9 responden (11,1%) dan 34 responden (42,0%) menjawab pada kisaran rendah dan sedang. Kesimpulan ini menjawab permasalahan di lapangan, bahwa gejala yang timbul mengenai buruknya perilaku keagamaan orang tua bukan ditimbulkan oleh semua orang tua siswa, namun hanya sebagian kecil saja.

2. Akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 tergolong tinggi Dari hasil olah data dihasilkan kesimpulan bahwa akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun 2009 tergolong tinggi. Kesimpulan ini didukung oleh data-data penelitian berupa responden banyak menjawab pada kisaran nilai tinggi (41-50) dan kisaran nilai sedang (31-40) dengan jumlah yang seimbang yaitu sebanyak 33 responden (40,7%). Adapun responden yang menjawab pada kisaran rendah hanya sejumlah 15 responden (18,5%).

3. Ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa di Darussalam Bancak Tahun Pelajaran 2009

Kesimpulan ketiga membuktikan bahwa hipotesis penulis yaitu "ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa di MI Darussalam Bancak Tahun Pelajaran 2009” diterima. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi (r^iung) sebesar 0.557. Nilai tersebut lebih besar dari rtabci pada taraf signifikansi 5% (0,220) dan taraf signifikansi 1% (0,286), sehingga baik pada taraf signifikansi 5% maupun

1% koefisien korelasi hasil perhitungan sama-sama lebih besar. Selain itu. hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa termasuk kuat. Hal ini tercermin dari nilainya yang lebih besar dari r tabC|. Hubungan yang terbentuk adalah positif dan kuat. Artinya jika perilaku keagamaan orang tua baik, maka akhlak siswa juga baik.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Orang tua siswa perlu terus memperbaiki perilaku keagamaan agar akhlak anak menjadi lebih baik dengan cara menambah pengetahun mereka mengenai ilmu-ilmu agama pada kegiatan-kegiatan seperti pengajian umum dan lain sebagainya.

2. Masih ditemukannya orang tua yang perilaku keagamaannya rendah memerlukan pembinaan lebih lanjut oleh para pemuka agama setempat.

Pembinaan ini dapat berupa penyuluhan umum ataupun pembinaan khusus dari pintu ke pintu dari pemuka agama.

3. MI Darussalam Bancak perlu mengadakan evaluasi lanjut mengenai siswa yang akhlaknya masih rendah dengan cara melakukan pendekatan secara personal kepada siswa-siswi tersebut untuk mengetahui akar permasalahannya.

DAFTAR PUSTAKA

AbuAhmadi. 1982. "Sosiologi Pendidikan ", Surabaya: Bina Ilmu. Khursid Ahmad. 1987. "Keluarga Muslim ”, Bandung: Risalah.

M. Rathomy, 1974, “Bimbingan Menuju Akhlaq Yang Luhur'', Semarang: Toha Putra.

Nasution, Harun. 1974. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. US Pres Jalaluddin. 2000. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafmdo Persada

Davidoff, Linda L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar, Edisi ke II. Jakarta: Erlangga

Amin, Muhammad. 1991. Dasar- Dasar Pendidikan Agama Islam. Ikip Press Zainudun, dkk. 1991. Seluk- Beluk Pendidikan Dari Al- Ghozali. Jakarta: Bumi

Aksara

Ath-Thahir, Hamid Ahmad. 2006. Nasehat Rasulullah Untuk Anak Berakhlaq Mulia, teijemahan oleh Ahmad Khotib. 2006. Bandung: Irsyad Baitus Salam

Al Falih, Abdullah ibnu Sa’ad. Tanpa tahun. Langkah Praktis Mendidik Anak Sesuai Tahapan Usia, terjemahan oleh Kamran As’at Irsyady. 2007. Bandung: Irsyad Baitus Salam

Al Ghalayaini, Syekh Mushthafa. Tanpa tahun. Bimbingan Menuju Ke Akhlak Yang Luhur, terjemahan oleh Muh Abdai Rathony. Semarang: Toha Putra Hamman, Hasan bin Ahmad Hasan. 20Q7. Perilaku Nabi Terhadap Anak-Anak

(penuh kasih sayang, sarat teladan, dan bersifat mendidik), teijemahan oleh Faturrahman Abdul Hamid. 2007. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Sarwono, Jonathan. 2006 “Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13"

Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Hadi,Sutrisno. 1981 “Metodologi Reserach”, Yogyakarta: Yasbit Fak, Psikologi UGM.

Departemen Pendidikan Nasional, 2005 “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,

Lampiran 1

ANGKET UNTUK ORANG TUA

A. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cermat dan teliti

2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban a, b, c atau d yang cocok dan sesuai menurut Anda

3. Kejujuran sangat bermanfaat bagi penelitian kami.

4. Atas jawaban yang Anda berikan, kami ucapkan banyak terima kasih

B. Identitas Pribadi

Nama : ...

1. Apakah Anda selalu menjalankan ibadah shalat tepat waktu? a Ya, selalu

b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, jarang sekali e Tidak

2. Apakah Anda aktif mengikuti shalat beijamaah? a Ya, selalu

b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, jarang sekali e Tidak

3. Apakah selain mengerjakan shalat wajib, anda juga menjalankan shalat sunat rawatib?

a Ya, selalu b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, jarang sekali

e Tidak

4. Apakah Anda selalu melaksanakan puasa bulan ramadhan sebulan penuh? a Ya, selalu

b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, tapi jarang sekali

e Tidak, saya lebih suka memerintah saja

5. Apakah Anda mengganti sesegera mungkin puasa ramadhan yang ditinggalkan karena adanya halangan?

a Ya, saya selalu senang b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, tapi jarang sekali e Tidak

6. Apakah Anda rajin mengeluarkan zakat fitrah setelah selesai melaksanakan puasa bulan ramadhan?

a Ya, selalu b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, tapi jarang sekali e Tidak

7. Kapankan anda membaca al Qur’an? a Setiap hari

b Seminggu sekali c Sebulan sekali d Jarang sekali e Tidak pernah

8. Apakah anda suka berkunjung ke rumah teman atau kerabat untuk menjalin silaturrahmi?

a Ya, selalu b Ya, saya sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, tetapi jarang sekali e Tidak

9. Apakah Anda mengikuti kegiatan Keagamaan seperti Yasinan dan pengajian di masyarakat?

a Ya, selalu dan tepat waktu

b Ya, sering, saya jarang meninggalkannya c Ya, kadang-kadang

d Ya, tetapi jarang sekali e Tidak

10. Apakah sejak sekarang Anda berusaha sekuat tenaga agar mampu menunaikan ibadah haji?

a Ya, selalu b Ya, sering

c Ya, kadang-kadang d Ya, tetapi jarang sekali e belum

Lampiran 2

ANGKET UNTUK SISWA

A. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cermat dan teliti

2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban a, b, c atau d yang cocok dan sesuai menurut Anda

3. Kejujuran sangat bermanfaat bagi penelitian kami.

4. Atas jawaban yang Anda berikan, kami ucapkan banyak terima kasih

B. Identitas Pribadi

Nama : ... Kelas : ...

1. Apakah kamu bicara dengan sopan, lemah lembut dan tidak membentak kepada orang tua.

a. Ya, selalu b. Ya, sering

c. Ya, kadang-kadang d. Ya, tetapi jarang sekali e. Tidak

2. Apakah Anda mengucapkan salam ketika masuk rumah? a. Ya, selalu

b. Ya, sering

c. Ya, kadang-kadang d. Ya, jarang sekali e. Tidak

3. Apakah Anda meminta ij in kepada orang tua j ika meninggalkan rumah? a. Ya, selalu

b. Ya, sering

d. Ya, tetapi j arang sekali e. Tidak pernah

4. Apakah anda mencium tangan orang tua jika pergi dari rumah? a. Ya, selalu

b. Ya, sering

c. Ya, kadang-kadang d. Ya, tetapi j arang sekali e. Tidak

5. Apakah jika bersalah Anda berani mengakui kesalahan dan minta maaf pada orang tua?

a. Ya, selalu b. Ya, sering

c. Ya, kadang-kadang d. Ya, tapi j arang sekali e. Tidak

6. Apakah anda menjaga kesompanan saat bicara kepada tetangga?

Dokumen terkait