• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif

Dalam dokumen Analisis Faktor Faktor yang Dipentingkan (Halaman 46-52)

III. METODE PENELITIAN

3.6. Analisis Deskriptif

Setelah data diperoleh, data digolongkan ke dalam kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk ke dalam kategori yang sama. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif statistik untuk menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif dengan tidak meyertakan pengambilan keputusan melalui hipotesis untuk mencari nilai rataannya (median) dan modus (mode) sehingga akan diketahui ukuran pemusatan dan ukuran keragamannya dari tanggapan responden (Sarwono, 2009).

Median merupakan nilai tengah dari data. Median dari kumpulan angka-angka ialah angka-angka pertengahan bila angka-angka-angka-angka tersebut disusun secara berurutan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Median digunakan untuk mengambil keputusan atas sikap atau kecenderungan nasabah terhadap variabel faktor-faktor. Modus merupakan data atau angka yang sering muncul. Jika angka muncul satu kali pada suatu angka, maka tidak ada modus. Modus digunakan untuk mengambil keputusan tentang mayoritas dari kecenderungan data.

3.7. Analisis Faktor

Analisis Faktor dapat dilakukan dengan jumlah sampel minimal adalah empat sampai lima kali jumlah variabel, namun dapat dilakukan juga ketika jumlah sampel yang diambil telah mewakili suatu populasi (Suliyanto, 2005). Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor adalah sebagai: 1) Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, karena

analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat di antara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat analisis seperti Kaiser-Meyer-Oklin Measure of

Sampling Adequacy (KMO-MSA) atau Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini. Syarat data dapat dilakukan faktor analisis adalah jika: a. Sebagian besar nilai matrik korelasi mempunyai nilai > 0,5

b. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin > 0,5

c. Nilai partial korelasi untuk setiap variabel > 0,5

d. Nilai Barlett test of sphericity besar pada tingkat signifikan yang kecil kurang dari 0.05.

2) Setelah sejumlah variabel dipilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut hingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabel-variabel yang layak dengan SPSS versi 16, maka nilai hasil statistik yang dijadikan indikator adalah tabel communalities, total variance explained, dan component matrix serta rolated component matrix.

Tabel communalities merupakan tabel yang menunjukkan presentase dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai yang dilihat adalah nilai extraction, makin kecil nilainya maka semakin lemah hubungan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Tabel total variance explained menunjukkan persentase varians yang dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Indikatornya adalah nilai eigen values yang telah mengalami proses ekstraksi dengan nilai lebih besar dari satu. Pada tabel ini tercantum nilai extraction sum of square loadings. Hal ini disebabkan nilai eigen values merupakan jumlah kuadrat dari factor loadings dari setiap variabel yang termasuk dalam faktor.

Factor loadings merupakan nilai yang menghubungkan faktor-faktor dengan variabel-variabel. Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang nilai absolut factor loadings-nya cukup besar.

Tabel component matrix adalah matrik yang berisi nilai korelasi antara variabel dengan faktor yang diekstrak. Nilai korelasi tersebut adalah

factor loading, dimana nilai yang lebih besar menunjukkan korelasi yang lebih kuat antara variabel dengan komponen faktor atau dapat dikatakan juga tabel ini menunjukkan distribusi variabel-variabel pada faktor-faktor yang terbentuk.

3) Faktor yang terbentuk dari analisisnya berisi koefisien bobot kontribusi suatu variabel terhadap faktor atau yang sering disebut dengan factor loading (Suliyanto, 2005). Pada banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada, oleh karena itu jika isi faktor masih diragukan atau output yang dihasilkan sulit untuk diinterprestasikan karena satu faktor dapat berkorelasi dengan beberapa variabel. Untuk mempermudah interprestasi dapat dilakukan proses rotasi faktor terhadap nilai component matrix untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lainnya atau tidak.

Metode rotasi faktor yang digunakan, yaitu Orthogonal Rotation

merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan sampai 900. Metode ini menggunakan asumsi bahwa hubungan antar variabel tidak ada atau korelasi faktor adalah nol, sehingga metode ini lebih stabil. Metode ini dapat dibagi lagi menjadi metode quartimax, varimax, dan

equimax.

Pada penelitian ini digunakan metode varimax yang merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga diperoleh hasil di suatu kolom nilai mendekati mendekati nol. Metode ini digunakan berdasarkan perkembangannya sebagai metode yang paling banyak digunakan dan hasil yang lebih stabil (Suliyanto, 2005). Nilai total dari tiap variabel tidak berubah, yang berubah adalah komposisi dari nilai factor loading dari tiap variabel.

4) Setelah proses ekstrasi selesai dilakukan, maka faktor-faktor yang ada benar-benar sudah terbentuk. Selanjutnya adalah menamakan faktor tersebut. Penamaan ini sifatnya subjektif, yaitu sesuai dengan kecenderungan penelititi akan tetapi biasanya penamaan ini didasarkan pada kecenderungan dari nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Lokasi BPRS Amanah Ummah

Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah, berkantor pusat di Kabupaten Bogor, tepatnya berlokasi di Jalan Raya Leuwiliang No. 1 Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Di sebelah Barat, Utara dan Timur, BPRS Amanah Ummah ini berbatasan dengan Pasar Leuwiliang, di sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Leuwiliang. Lokasi BPRS Amanah Ummah ini, sangat strategis menjangkau masyarakat sekitar Leuwiliang karena berada ditengah pasar tradisional dan berada di dekat jalan raya Leuwiliang, dengan demikian BPRS Amanah Ummah, mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah memiliki satu kantor cabang yang berlokasi di Jalan RE Martadinata No. 2-4 Bogor dan dua kantor kas yang berlokasi di Jalan Raya Dramaga Pasar, Dramaga Bogor dan Jalan KH. Sholeh Iskandar Kampus UIKA - Bogor. Pada jarak 1 sampai 2 kilometer didapati bank pesaing yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Pembiayaan Rakyat Rama Ganda dengan jenis kedua bank tersebut tergolong ke dalam jenis bank konvensional. Gambar gedung kantor pusat PT. BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 7.

4.1.2 Sejarah BPRS Amanah Ummah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah Leuwiliang Bogor beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam, yang pada tahun 1991 dikumpulkannya para ulama, cendikiawan dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariat Islam sekaligus pembentukan tim untuk menyusun proposal yang kemudian diajukan ke Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Pada tahun 1992 dibulan mei tanggal 18 yang pada kalender Islam yaitu pada tanggal 2 Muharram 1413 Hijriah, terbitnya izin operasional usaha bank. Soft opening dilaksanakan pada 11 Juli 1992 bersamaan dimulainya operasional BPRS Amanah Ummah, yang kemudian diresmikan oleh Bupati Bogor pada tanggal 8 Agustus 1992.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dan Misi beserta moto dan budaya perusahaan yang ingin dicapai oleh BPRS Amanah ummah yaitu:

a) Visi, Menjadi bank syariah pilihan ummat.

b) Misi, Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah.

c) Budaya Perusahaan, Pelayanan cepat, amanah dan ramah.

d) Motto, Meraih laba, Menepis riba, Mengundang berkah. 4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Perseroan terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah, memiliki struktur organisasi dengan pemegang kekuasaan tertinggi terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membawahi dewan komisaris dan direksi. Direksi memiliki tanggung jawab terhadap tiga bagian dibawahnya, diantaranya bagian operasional, bagian umum dan personalia, dan marketing. Kepala bagian bertanggung jawab kepada pengurus terhadap unit usaha yang dijalankannya, kemudian laporan dari berbagai bagian tersebut dipertanggungjawabkan oleh direktur dan direksi pada saat RUPS. Struktur organisasi PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.5 Produk BPRS Amanah Ummah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah dalam memberikan pilihan produknya dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) Produk Penghimpunan Dana:

a) Tabungan Ummah, tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, berbentuk tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp. 10.000,- dan untuk setoran selanjutnya minimal Rp. 5000.,-. Sedangkan untuk tabungan perusahaan atau badan usaha, setoran awal minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 50.000,-. Tabungan ini dapat diambil kapan saja pada setiap jam kerja.

b) Tabungan Pelajar, tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan santri dengan setoran awal minimal Rp. 10.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5000,-. Pengambilan dan penyetoran tabungan dapat dilakukan kapan saja pada setiap jam kerja.

c) Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH), tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Setoran awal tabungan haji dan umroh minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal sebesar Rp. 50.000,- tabungan ini dapat diambil pada saat nasabah hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan bank. d) Deposito Mudharabah, simpanan berupa investasi tidak terikat pihak

ketiga pada bank yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan bank (mudharib), jangka waktu tersebut adalah satu, tiga, enam dan dua belas bulan dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

2) Produk Penyaluran Dana:

a) Murabahah~Salam~Istihna (Jual Beli), murabahah merupakan akad jual beli barang antara bank sebagai pemilik barang dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati. Istihna merupakan akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dan bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank akan meminta produsen atau kontraktor untuk membuatkan barang pesanan sesuai permintaan nasabah dan setelah selesai nasabah akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga yang telah disepakati bersama. b) Mudharabah (Bagi Hasil), Akad kerjasama antara bank sebagai pemilik

dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana atau modal.

c) Musyarakah (Bagi Hasil), akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.

d) Qardhul Hasan (Dana Kebajikan) dan Qardh (Talangan) akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah, sedangkan Qard bersumber dari modal atau laba bank.

e) Rahn (Gadai Emas Syariah) akad penyerahan barang (emas) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang.

4.2. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner

Dalam dokumen Analisis Faktor Faktor yang Dipentingkan (Halaman 46-52)

Dokumen terkait