• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2019: 206) analisis deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui besarnya persepsi iklan, minat beli dan celebrity endorser. Pada setiap kuesioner akan terdapat lima jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan persepsi responden.

Dari jawaban yang didapat kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan persentase. Berikut langkah-langkah penyajian persentasenya tersebut : a. Nilai kumulatif merupakan jumlah nilai dari setiap pernyataan yang merupakan jawaban

dari 100 responden

b. Persentase merupakan nilai kumulatif item dibagi dengan frekuensi yang dikalikan 100%.

Jumlah responden adalah 100 orang

c. Sehingga diperoleh jumlah kumulatif sebesar 100 x 5 = 500, dan jumlah kumulatif terkecil sebesar 100 x 1 = 100. Adapun nilai persentase terkecil adalah (100 : 500 x 100% = 20%).

Dengan nilai rentang sebesar 100% - 20% = 80%, jika dibagi 5 skala pengukuran maka didapat nilai interval persentase sebesar 16%

47 d. Untuk melihat dari skor setiap dari variabel, berikut persentase yang dapat dilihat pada

Tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Skor Persentase Kategori Persentase

20% - 36% Sangat Rendah

>36% - 52% Rendah

>52% - 68% Cukup

>68% - 84% Tinggi

>84% - 100% Sangat Tinggi Sumber: Olah Data Penulis (2022)

e. Kriteria untuk melihat nilai jenjang pada setiap item pernyataan dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

Perhitungan skor total untuk masing-masing indikator variabel adalah sebagai berikut:

a) Skor total = (Jumlah Responden Sangat Setuju x 5) + (Jumlah Responden Setuju x 4) + (Jumlah responden cukup setuju x 3) + (Jumlah Responden Tidak Setuju x 2) + (Jumlah Responden Sangat Tidak Setuju x 1)

b) Skor ideal = Diumpamakan seluruh responden menjawab Sangat Setuju x Jumlah Responden atau Skor Total

Untuk melihat hasil dari skor total setiap variabel, dapat dilihat pada persentase dalam garis kontinum sebagai berikut :

Gambar 3.3 Persentase Dalam Garis Kontinum Sumber : Olah Data Penulis (2022)

48 3.7 Structural Equation Modeling (SEM)

Structural equation modeling (SEM) bagi peneliti ilmu sosial membantu dalam melakukan analisis jalur dengan variabel laten. Structual equation modeling (SEM) mempunyai fleksibilitas yang tinggi untuk menghubungkan teori dengan data yang diperoleh (Ghozal, 2014:3). Menurut Chin dalam Widodo dan Yusiana (2021:153) menyatakan bahwa structural equation modeling (SEM) memungkinkan bagi peneliti untuk memasukan variabel yang tidak dapat diobservasi yang diukur secara tidak langsung menggunakan variabel indicator. Menurut Hamid dan Anwar (2019:1) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik analisis untuk melakukan pengujian serta melakukan estimasi pada hubungan kausal dengan cara mengintregasikan analisis jalur dan faktor lain.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu partial least square (PLS) dengan menggunakan aplikasi smartPLS. Menurut Widodo dan Yusiana (2021:159) PLS memiliki dua mode jalur yang pertama model structural atau disebut juga dengan model dalam yang mewakili konstruksi, serta yang kedua yaitu model pengukuran atau disebut juga dengan model luar yang menampilkan hubungan antara konstruk dengan variabel indicator. Menurut Thiele et al dalam Widodo dan Yusiana (2021:163) partial least square (PLS) dapa menangani model pengukuran reflektif, formatif, dan konstruksi item dengan mudah.

Menurut Ghozali (2014:30) PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa ordinal, rasio, nominal, interval, dan kategori. Menurut Fornell dan Bookstein dalam Ghozali (2014:30) PLS adalah metode analisis yang power full karena tidak mengasumsikan data harus menggunakan skala pengukuran tertentu, selain itu juga PLS dapat digunakan untuk mengkofirmasi teori. Menurut Ghozali (2014:31-32) tujuan dari PLS yaitu membantu para peneliti untuk memperoleh nilai varibael laten untuk tujuan prediksi. Terdaoat tiga katerogi estimasi parameter yang diperoleh dengan PLS, yang pertama adalah weight estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel laten, kedua yaitu path estimate yang digunakan sebagai penghubung antara variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya. Dan yang terakhir adalah nilai konstanta regresi untuk indicator dan variabel laten.

49 3.8.1 Pengukuran Model (Outer Model)

Menurut Ghozali (2014:37-38) outer model mendefinisikan bagaimana hubungan setiap blok indicator dengan variabel latennya. Blok dengan indicator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = ʌ xξ + ε x

y = ʌyη + ε y

Keterangan:

x dan y : indikator variabel laten exogen dan endogen ξ dan η.

Λx dan Λy : matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan varuabek laten dengan indikatornya.

εx dan εy : tingkat kesalahan.

Adapun uji yang dilakukan pada outer model adalah sebagai berikut:

a. Covergent Validity

Menurut Chin dalam Ghozali (2014:39) convergent validity dinilai berdasarkan kolerasi anatara item skor dengan konstruk skor. Ukuran refleksi individual dikatakan tinggi apabila berkolerasi > 0,70. Namun pada penelitian tahap awal pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 – 0,60 diangap cukup.

b. Discriminant validity

Menurut Fornell dan Larcker dalam Ghozali (2014:40) discriminant validity yaitu membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan kolerasi antara konstruk lainnya. Adapun rumus menghitung AVE adalah sebagai berikut:

AVE = ∑ λ𝑖

2

∑ λ𝑖2 + ∑ 𝑖𝑣𝑎𝑟(ε𝑖)

Dimana λi adalah component loading ke indicator dan var(εi ) = 1 − λi2 . Direkomendasikan nilai AVE harus lebih dari 0,50.

c. Composite reliability

Menurut Ghozali (2014:401-41) terdapat du acara untuk mengukur reliabilitas yaitu dengan melihat cronbach’s alpha dan composite reliability. Untuk nilai cronbanch’s alpha harus > 0,60 dan untuk nilai composite reliability harus > 0,70. Untuk menghitung composite reliability dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

50 ρc = ∑λ ∑ λ𝑖2 𝜌𝑐

𝑖2 + ∑ 𝑖𝑣𝑎𝑟(ε𝑖)

Dimana λi adalah component loading ke indicator dan var(εi ) = 1 − λi2 . Apabila dibandingkan dengan Cronbach alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan equivalnence dengan asumsi indokator berbobot sama.

3.8.2 Pengukuran Struktural (Inner Model)

Inner model menggambarkan antara variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali, 2014:41). Adapun uji yang dilakukan pada inner model adalah sebagai berikut:

a. R-square

Perubaha R-Square digunakan untuk menilai pengaruh dari variabel laten indepenten terhadap variabel laten dependen apakah memiliki pengaruh yang substantive. Untuk menghitung pengaruh besarnya f2 dapat menggunakan rumus berikut:

𝑓2 = 𝑅2include – 𝑅2exclude

1 − 𝑅2include

Dimana R2included dan R2excluded adalah R-square dati variabel laten dependen digunakan dalamm persaman structural. Variabel laten dikatakan memiliki pengaruh kecil apabila nilai f2 sama dengan 0,02. Variabel laten dikatakan memiliki pengaruh menengah apabila nilai f2 sama dengan 0,15. Dan variabel laten dikatakan memilii pengaruh besar apabila nilai f2 sama dengan 0,35.

b. Q-square

Menurut Ghozali (2014:41-42) Q-square mengukur nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, apabila nilai Q-square < 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki nilai predictive relevance.

c. Estimate for path coefficients

Estimate for path coefficients adalah nilai koefisien yang terlihat estimate for path coefficients dilakukan dengan prosedur bootstrapping. Bootstapping adalah seberapa sering model direkalkuasi dengan data sampel yang diciptakan secara random (Ghozali, 2014:59)

51 3.9 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu rumusan masalah yang ada pada penelitian. Hal tersebut dikatakan sementara karena jawaban baru berdasarkan teori yang relevan bukan dari fakta yang didapatkan (Sugiyono, 2018:99). Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Iklan produk conditioner Pentene berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

H0 : Iklan produk conditioner Pentene tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

H2 : Iklan produk conditioner Pentene berpengaruh terhadap minat beli konsumen dengan celebrity endorser sebagai variabel moderator.

H0 : Iklan produk conditioner Pentene tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen dengan celebrity endorser sebagai variabel moderator.

52 DAFTAR PUSTAKA

Bhara, A. M. (2019). Pengaruh Iklan “Shopee Blackpink Sebagai Brand Ambassador” Terhadap Minat Belanja Online Mahasiswa. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(4), 288- 296.

Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS), Dilengkapi Software Smartpls 3.0, Xlstat 2014, dan WarpPLS 4.0 Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gomez, J. D. (2021). Strategic Advertising Mechanisms. Chicago: Intellect.

Hafisa, D. Y. (2018). Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Halal “Wardah “(Studi Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia).

Herdaningtyas, G., & Iriani, F. (2017, June). Pengaruh Iklan dan Penggunaan Selebritas dalam Iklan terhadap Minat Beli Produk Melalui Kesadaran Merek sebagai Variabel

Intervening. In Seminar Ekonomi dan Bisnis (SNEBIS) (Vol. 1, No. 1).

Husein, A., Zulkarnain, Z., & Taufiqurrahman, T. (2017). Analisis Pengaruh Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap Citra Merek Dalam Meningkatkan Minat Beli Shampoo Pentene Pada Masyarakat Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).

Kotler, P., Kartawijaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0 Bergerak dari Tradisional ke Digital. PT Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, P., & Kevin, K. L. (2014). Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Pernerbit Erlangga.

Muhfyani, E. Z. (2021). Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser Dan Promosi Diskon Terhadap Minat Beli Konsumen Di E-Commerce Shopee (Studi Pada Remaja di Kel.

Kayumanis Jakarta Timur) (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta).

Nursyecha, N., Sapari, Y., & Risnawati, R. (2021). Pengaruh iklan Shopee di televisi dalam pembentukan brand awareness platform aplikasi Shopee terhadap minat beli

konsumen. Jurnal Signal, 9(1), 01-13.

53 Prasetio, A., & Situmeang, R. R. (2021). Influence Advertisement, Consumer Trust, Consumer

Motivation Against Consumer Buying Interest at PT Darul Umroh Haramain Medan. Jurnal Mantik, 5(1), 383-386.

Qonita, A., & UST, A. F. E. (2018). Analisis Pengaruh Iklan, Celebrity Endorser, Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Wardah Kosmetik (Survei Pada Calon Konsumen Wardah Kosmetik Complek Pondok Pesantren Mulungan Wetan, Mlati, Sleman, DIY). Jurnal Ekobis Dewantara, 1(8).

Santoso, D. H. (2020). Pengaruh Celebrity Endorser Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo Dengan Kepercayaan Konsumen Sebagai Variabel Intervening (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Savitri, N. W. (2017). Pengaruh celebrity endorser dan iklan melalui media televisi terhadap minat beli pada Tokopedia di Denpasar (Doctoral dissertation, Udayana University).

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanti, R., & Wardiningsih, S. S. (2014). Peran Celebrity Endorser Dalam Memperkuat Pengaruh Perceived Value Terhadap Purchase Intention. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 14(1).

Usman, O., & Dyanti, N. S. (2019). Effect of Advertising, Word of Mouth, Website Quality, and Risk Perception on Buying Interest. Word of Mouth, Website Quality, and Risk

Perception on Buying Interest (December 28, 2019).

Utama, A. (2020). The Influence of Advertising and Personal Selling on Buying Interest. Almana: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 4(2), 266-271.

Widodo, A., Yusiana, R. (2021): Metodologo Penelitian – Penentuan Metode Dengan Pendekatan Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM).

Bandung:Refika.

Yuliyzar, I. (2019). The Increasing Consumer Interest in Buying Through Electronic and Endorsement Advertising Media in Tangerang City Sport Mall Shop.

54 Yuniyanto, H. R., & Sirine, H. (2018). Pengaruh Iklan terhadap Minat Beli Pengguna Youtube

dengan Brand Recognition sebagai Variabel Intervening. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8(1), 21-28.

55 LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

KUESIONER

PENGARUH IKLAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN CELEBRITY ENDORSER SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

(Studi Kasus Iklan di Youtube Produk Conditioner Pantene di Jakarta)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Perkenalkan Saya Mahasiswa Program Studi S1 Adminsitrasi Bisnis Universitas Telkom, Bandung. Saya mengharapkan kesediaan waktu Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan baik untuk keperluan penelitian Saya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Bandung. Pengumpulan data ini bersifat alamiah dan diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pengembang ilmu pengetahuan serta praktik di dalam organisasi.

Semua jawaban akan dijamin kerahasiannya, oleh karena itu, peneliti memohon penilaian yang diberikan merupakan yang benar-benar dirasakan oleh responden. Atas kerjasama Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini Saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Peneliti

56 PETUNJUK PENGISIAN:

1. Mohon kuesioner diisi oleh Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab seluruh pernyataan yang telah disediakan.

2. Pada tipe pilihan, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dipersilahkan untuk memberi tanda (√) pada kolom jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), CS (Cukup Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) yang dianggap paling sesuai dan tepat.

2. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada yang salah, oleh karena itu diharapkan tidak ada jawaban yang dikosongkan.

3. Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari atas partisipasi untuk kelancaran penelitian ini.

Keterangan:

Jawaban Simbol

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

SCREENING QUESTION

1. Apakah Anda bertempat tinggal di Jakarta?

a. Ya, Lanjutkan pengisian kuesioner ini b. Tidak, hentikan pengisian kuesioner ini

2. Apakah Anda pernah melihat iklan conditioner pantene melalui youtube?

a. Ya, Lanjutkan pengisian kuesioner ini b. Tidak, hentikan pengisian kuesioner ini

57 IDENTITAS RESPONDEN

Usia :

a. < 17 tahun b. 17 – 27 tahun c. 28 – 37 tahun d. > 37 tahun

Jenis Kelamin :

a. Perempuan b. Laki-Laki

Pekerjaan :

a. Pelajar/Mahasiswa b. PNS/BUMN c. Karyawan Swasta d. Wirausaha

e. Lain-lain Penghasilan Perbulan :

a. < Rp1.000.000

b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000 c. >Rp2.000.000 – Rp3.000.000 d. > Rp3.000.000

58 IKLAN (X)

NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1 Iklan yang ditayangkan Pantene menarik

2 Adanya Keanu dalam iklan Pantene menarik perhatian 3 Aksi marah-marah Keanu dalam iklan sangat kreatif 4 Hadirnya Keanu dalam iklan Pantene merubah ciri

khas merek

5 Iklan conditioner Pantene yang menghadirkan Keanu beda dari yang lain

6 Iklan conditioner Pantene yang menghadirkan Keanu tidak pernah saya lewati

7 Pesan yang disampaikan dalam iklan terlihat jelas 8 Saya mengetahui manfaat dari conditioner Pantene 9 Kondisi rambut Panjang Keanu sesuai dengan citra

merek Pantene

10 Warna pakaian Keanu sesuai dengan kemasan conditioner Pantene

11 Pesan dalam iklan Pantene tersampaikan dengan baik 12 Saya mengetahui produk yang ditampilkan dalam

iklan adalah conditioner Pantene

13 Kebiasaan marah marah Keanu mengingatkan saya terhadap iklan Pantene

14 Ketika rambut rusak saya jadi teringat Keanu dalam

59 iklan Pantene

15 Karna iklan Pantene suasana hati saya menjadi baik apabila kondisi rambut saya baik.

16 Nama produk conditioner Pantene sesuai dengan kegunaannya

17 Iklan Pantene menunujukkan bagaimana menjaga rambut agar tetap sehat

18 Iklan Conditioner Pantene menampilan visualiasi yang dapat dimengerti

19 Tagline "Rambut ke charge, aku ke charge" sesuai dengan saya

20 Aksi marah-marah Keanu menghibur saya

CELEBRITY ENDORSER (Z)

NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1 Keanu adalah selebgram yang dapat dipercaya dalam mereview produk yang ditawarkan

2 Keanu dapat menyakinkan bahwa Pantene adalah produk yang baik untuk saya coba

3 Keanu terlihat memiliki daya tarik secara fisik

4 Dalam mempromosikan Conditioner Pantene, Keanu terlihat sebagai pribadi yang baik.

5 Keanu membuat saya tertarik dengan produk

60 conditioner Pantene

6 Keanu dapat meyakinkan saya untuk mencoba conditioner Pantene

MINAT BELI (Y)

NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1 Saya berminat untuk membeli Conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

2 Saya memilih produk Conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

3 Saya berminat memilih conditioner Pantene sebagai preferensi utama produk

4 Saya lebih aktif merekomendasikan conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

5 Saya ingin tahu lebih banyak mengenai conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

6 Saya berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

Dokumen terkait