• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.7 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup penelitian, akan dijabarkan batasan dan cakupan penelitian yang dilakukan untuk menjaga tujuan penelitian.

Variabel Penelitian:

Variabel bebas (Independent) : Iklan Variabel terikat (Dependent) : Minat Beli

Variabel Moderator : Celebrity Endorser

Objek penelitian ini menjadikan masyarakat yang pernah melihat iklan conditioner pantene melalui youtube di Jakarta sebagai objek studi kasus.

35 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis pendeketan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:16) pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian inipun bertujuan untuk menggambarkan setiap variabel iklan, minat beli, dan celebrity endorser, sehingga penelitian ini termasuk kedalam penelitian deksriptif. Menurut Sugiyono (2019:6) penelitian deskriptif berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan atau memotret apa yang terjadi pada objek yang diteliti.

3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran 3.2.1 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2018:38) berpendapat bahwa variabel operasional merupkana proses menurunkan variabel yang terkandung dalam masalah penelitian menjadi bagian-bagian kecil sehingga mempermudah mengetahui pengelompokan masalah. Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel sebagai berikut.

1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2019:69) variabel independen disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antecedent. Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya yaitu Iklan.

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2019:69) variabel dependen atau variabel terikat disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya yaitu Minat Beli.

3. Variabel Moderator (Z)

Menurut Sugiyono (2019:69) variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.

Variabel itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam model statistik namun memengaruhi

36 mutu hubungan antar variable-variabel tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel modeartingnya yaitu Celebrity Endorser.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Skala No

Item

37

Pesan dalam iklan Pantene

38

Show not tell Visualisasi

Iklan Pantene

Iklan Conditioner Ordinal IK18

39

40

41 utama Pantene sebagai

preferensi utama produk

Saya lebih aktif merekomendasika n conditioner Pantene setelah melihat iklan Keanu

Ordinal

MB4

Minat eksploratif

Mencari tahu infromasi produk

Saya ingin tahu lebih banyak mengenai

conditioner

Pantene setelah melihat iklan Keanu

Ordinal

MB5

Saya berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai

conditioner

Pantene setelah melihat iklan Keanu

Ordinal MB6

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2022)

42 3.2.2 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2019:145) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya dari interval yang ada dalam alat ukur, sebagai alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert. Menurut (Sugiyono, 2019:146) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert digunakan untuk menjabarkan variabel dengan bentuk indikator yang menjadi item pertanyaan atau pernyataan. Setiap variabel penelitian diukur dengan menggunakan instrumen pengukur dalam bentuk kuisioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan – pernyataan tipe skala Likert.

Tabel 3.2 Skala Likert

Jawaban Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiyono(2019:147) a. Tahapan Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:30) tahapan penelitian merupakan suatu tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Tahapan penelitian ini menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga pembuatan kesimpulan dan saran penelitian.

43 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Sumber: Sugiyono (2019:58)

Berikut ini adalah proses tahapan - tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis:

a. Tahapan pertama adalah merumuskan masalah yaitu untuk mempertanyakan dan menjawab pertanyaan tersebut serta mengetahui pengaruh dari variabel tersebut

b. Tahap kedua adalah pengumpulan landasan teori untuk menjawab setiap rumusan masalah yang telah dirancang.

c. Tahap ketiga adalah merumuskan jawaban sementara dari penelitian yang memuat adanya pengaruh terhadap variabel tersebut.

d. Tahap keempat adalah pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui kuisioner, sedangkan data sekunder didapat melalui buku, jurnal, dan internet. Kemudian seluruh instrumen tersebut dikembangkan dan di uji hasilnya.

e. Tahap kelima adalah analisis data melalui aplikasi SmartPLS agar lebih akurat, detail, serta cepat.

f. Tahap keenam adalah menjelaskan secara jelas, padat, ringkas mengenai hasil penelitian tersebut kemudian memberikan saran agar membantu perkembangan dari objek penelitian yang telah dipilih.

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

44 untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh masyarakat yang pernah melihat iklan conditioner pantene melalui youtube di Jakarta.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2019:127) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.dalam penelitian ini, karena tidak diketahuinya jumlah populasinya maka penentuan jumlah besarnya sampel menggunakan rumus Bernoulli, sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel Minimum z = Nilai Tabel Distribusi Normal

p = Perkiraan jumlah kuesioner yang valid q = Perkiraan jumlah kuesioner yang tidak valid e = Tingkat Kesalahan

Dalam penelitian kali ini menggunakan tingkat ketelitian sebesar 5% (0,05) dan tingkat kepercayaan sebesar 95% sehingga diperoleh nilai = 1,96. Nilai e (tingkat kesalahan) telah ditentukan sebesar 10%. Probabilitas populasi yang tidak diambil sebagai sampel dan sebagai sampel masing-masing sebesar 0,5. Apabila dilakukan perhitungan menggunakan rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel minimum sebesar

Berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungan rumus, peneliti melakukan pembulatan menjadi 96, sehingga dapat mewakili populasi guna mempermudah penelitian. Akan tetapi untuk

45 mengantisipasi kuisioner yang hilang atau tidak valid, maka penulis membuat kuesioner sebanyak 100 kuesioner.

3.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2019:128) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan sebagai berikut.

Gambar 3.2 Teknik Sampling Sumber: Sugiyono (2019:129)

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan yaitu non probability sampling.

Menurut Sugiyono (2019:131) non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik yang digunakan adalah sampling purposive.

Sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel yaitu masyarakat yang pernah melihat iklan conditioner pantene melalui youtube yang berada di Jakarta.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2019:296) teknik pengumpulan data ialah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian yaitu mendapatkan data. Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan

46 gabungan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan kuesioner.

Menurut Sugiyono (2019:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun menurut Sugiyono (2019:296) Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data meliputi observasi, interview, kuesioner, dokumentasi, dan gabungan keempatnya.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primernya yaitu masyarakat yang pernah melihat iklan conditioner pantine di Jakarta.

b. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data dapat melalui orang lain atau melalui dokumen meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, struktur organisasi, buku, literatur, artikel, serta situs di internet.

3.6 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2019: 206) analisis deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui besarnya persepsi iklan, minat beli dan celebrity endorser. Pada setiap kuesioner akan terdapat lima jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan persepsi responden.

Dari jawaban yang didapat kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan persentase. Berikut langkah-langkah penyajian persentasenya tersebut : a. Nilai kumulatif merupakan jumlah nilai dari setiap pernyataan yang merupakan jawaban

dari 100 responden

b. Persentase merupakan nilai kumulatif item dibagi dengan frekuensi yang dikalikan 100%.

Jumlah responden adalah 100 orang

c. Sehingga diperoleh jumlah kumulatif sebesar 100 x 5 = 500, dan jumlah kumulatif terkecil sebesar 100 x 1 = 100. Adapun nilai persentase terkecil adalah (100 : 500 x 100% = 20%).

Dengan nilai rentang sebesar 100% - 20% = 80%, jika dibagi 5 skala pengukuran maka didapat nilai interval persentase sebesar 16%

47 d. Untuk melihat dari skor setiap dari variabel, berikut persentase yang dapat dilihat pada

Tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Skor Persentase Kategori Persentase

20% - 36% Sangat Rendah

>36% - 52% Rendah

>52% - 68% Cukup

>68% - 84% Tinggi

>84% - 100% Sangat Tinggi Sumber: Olah Data Penulis (2022)

e. Kriteria untuk melihat nilai jenjang pada setiap item pernyataan dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

Perhitungan skor total untuk masing-masing indikator variabel adalah sebagai berikut:

a) Skor total = (Jumlah Responden Sangat Setuju x 5) + (Jumlah Responden Setuju x 4) + (Jumlah responden cukup setuju x 3) + (Jumlah Responden Tidak Setuju x 2) + (Jumlah Responden Sangat Tidak Setuju x 1)

b) Skor ideal = Diumpamakan seluruh responden menjawab Sangat Setuju x Jumlah Responden atau Skor Total

Untuk melihat hasil dari skor total setiap variabel, dapat dilihat pada persentase dalam garis kontinum sebagai berikut :

Gambar 3.3 Persentase Dalam Garis Kontinum Sumber : Olah Data Penulis (2022)

48 3.7 Structural Equation Modeling (SEM)

Structural equation modeling (SEM) bagi peneliti ilmu sosial membantu dalam melakukan analisis jalur dengan variabel laten. Structual equation modeling (SEM) mempunyai fleksibilitas yang tinggi untuk menghubungkan teori dengan data yang diperoleh (Ghozal, 2014:3). Menurut Chin dalam Widodo dan Yusiana (2021:153) menyatakan bahwa structural equation modeling (SEM) memungkinkan bagi peneliti untuk memasukan variabel yang tidak dapat diobservasi yang diukur secara tidak langsung menggunakan variabel indicator. Menurut Hamid dan Anwar (2019:1) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik analisis untuk melakukan pengujian serta melakukan estimasi pada hubungan kausal dengan cara mengintregasikan analisis jalur dan faktor lain.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu partial least square (PLS) dengan menggunakan aplikasi smartPLS. Menurut Widodo dan Yusiana (2021:159) PLS memiliki dua mode jalur yang pertama model structural atau disebut juga dengan model dalam yang mewakili konstruksi, serta yang kedua yaitu model pengukuran atau disebut juga dengan model luar yang menampilkan hubungan antara konstruk dengan variabel indicator. Menurut Thiele et al dalam Widodo dan Yusiana (2021:163) partial least square (PLS) dapa menangani model pengukuran reflektif, formatif, dan konstruksi item dengan mudah.

Menurut Ghozali (2014:30) PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa ordinal, rasio, nominal, interval, dan kategori. Menurut Fornell dan Bookstein dalam Ghozali (2014:30) PLS adalah metode analisis yang power full karena tidak mengasumsikan data harus menggunakan skala pengukuran tertentu, selain itu juga PLS dapat digunakan untuk mengkofirmasi teori. Menurut Ghozali (2014:31-32) tujuan dari PLS yaitu membantu para peneliti untuk memperoleh nilai varibael laten untuk tujuan prediksi. Terdaoat tiga katerogi estimasi parameter yang diperoleh dengan PLS, yang pertama adalah weight estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel laten, kedua yaitu path estimate yang digunakan sebagai penghubung antara variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya. Dan yang terakhir adalah nilai konstanta regresi untuk indicator dan variabel laten.

49 3.8.1 Pengukuran Model (Outer Model)

Menurut Ghozali (2014:37-38) outer model mendefinisikan bagaimana hubungan setiap blok indicator dengan variabel latennya. Blok dengan indicator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = ʌ xξ + ε x

y = ʌyη + ε y

Keterangan:

x dan y : indikator variabel laten exogen dan endogen ξ dan η.

Λx dan Λy : matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan varuabek laten dengan indikatornya.

εx dan εy : tingkat kesalahan.

Adapun uji yang dilakukan pada outer model adalah sebagai berikut:

a. Covergent Validity

Menurut Chin dalam Ghozali (2014:39) convergent validity dinilai berdasarkan kolerasi anatara item skor dengan konstruk skor. Ukuran refleksi individual dikatakan tinggi apabila berkolerasi > 0,70. Namun pada penelitian tahap awal pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 – 0,60 diangap cukup.

b. Discriminant validity

Menurut Fornell dan Larcker dalam Ghozali (2014:40) discriminant validity yaitu membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan kolerasi antara konstruk lainnya. Adapun rumus menghitung AVE adalah sebagai berikut:

AVE = ∑ λ𝑖

2

∑ λ𝑖2 + ∑ 𝑖𝑣𝑎𝑟(ε𝑖)

Dimana λi adalah component loading ke indicator dan var(εi ) = 1 − λi2 . Direkomendasikan nilai AVE harus lebih dari 0,50.

c. Composite reliability

Menurut Ghozali (2014:401-41) terdapat du acara untuk mengukur reliabilitas yaitu dengan melihat cronbach’s alpha dan composite reliability. Untuk nilai cronbanch’s alpha harus > 0,60 dan untuk nilai composite reliability harus > 0,70. Untuk menghitung composite reliability dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

50 ρc = ∑λ ∑ λ𝑖2 𝜌𝑐

𝑖2 + ∑ 𝑖𝑣𝑎𝑟(ε𝑖)

Dimana λi adalah component loading ke indicator dan var(εi ) = 1 − λi2 . Apabila dibandingkan dengan Cronbach alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan equivalnence dengan asumsi indokator berbobot sama.

3.8.2 Pengukuran Struktural (Inner Model)

Inner model menggambarkan antara variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali, 2014:41). Adapun uji yang dilakukan pada inner model adalah sebagai berikut:

a. R-square

Perubaha R-Square digunakan untuk menilai pengaruh dari variabel laten indepenten terhadap variabel laten dependen apakah memiliki pengaruh yang substantive. Untuk menghitung pengaruh besarnya f2 dapat menggunakan rumus berikut:

𝑓2 = 𝑅2include – 𝑅2exclude

1 − 𝑅2include

Dimana R2included dan R2excluded adalah R-square dati variabel laten dependen digunakan dalamm persaman structural. Variabel laten dikatakan memiliki pengaruh kecil apabila nilai f2 sama dengan 0,02. Variabel laten dikatakan memiliki pengaruh menengah apabila nilai f2 sama dengan 0,15. Dan variabel laten dikatakan memilii pengaruh besar apabila nilai f2 sama dengan 0,35.

b. Q-square

Menurut Ghozali (2014:41-42) Q-square mengukur nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, apabila nilai Q-square < 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki nilai predictive relevance.

c. Estimate for path coefficients

Estimate for path coefficients adalah nilai koefisien yang terlihat estimate for path coefficients dilakukan dengan prosedur bootstrapping. Bootstapping adalah seberapa sering model direkalkuasi dengan data sampel yang diciptakan secara random (Ghozali, 2014:59)

51 3.9 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu rumusan masalah yang ada pada penelitian. Hal tersebut dikatakan sementara karena jawaban baru berdasarkan teori yang relevan bukan dari fakta yang didapatkan (Sugiyono, 2018:99). Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Iklan produk conditioner Pentene berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

H0 : Iklan produk conditioner Pentene tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

H2 : Iklan produk conditioner Pentene berpengaruh terhadap minat beli konsumen dengan celebrity endorser sebagai variabel moderator.

H0 : Iklan produk conditioner Pentene tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen dengan celebrity endorser sebagai variabel moderator.

52 DAFTAR PUSTAKA

Bhara, A. M. (2019). Pengaruh Iklan “Shopee Blackpink Sebagai Brand Ambassador” Terhadap Minat Belanja Online Mahasiswa. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(4), 288- 296.

Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS), Dilengkapi Software Smartpls 3.0, Xlstat 2014, dan WarpPLS 4.0 Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gomez, J. D. (2021). Strategic Advertising Mechanisms. Chicago: Intellect.

Hafisa, D. Y. (2018). Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Halal “Wardah “(Studi Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia).

Herdaningtyas, G., & Iriani, F. (2017, June). Pengaruh Iklan dan Penggunaan Selebritas dalam Iklan terhadap Minat Beli Produk Melalui Kesadaran Merek sebagai Variabel

Intervening. In Seminar Ekonomi dan Bisnis (SNEBIS) (Vol. 1, No. 1).

Husein, A., Zulkarnain, Z., & Taufiqurrahman, T. (2017). Analisis Pengaruh Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap Citra Merek Dalam Meningkatkan Minat Beli Shampoo Pentene Pada Masyarakat Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).

Kotler, P., Kartawijaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0 Bergerak dari Tradisional ke Digital. PT Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, P., & Kevin, K. L. (2014). Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Pernerbit Erlangga.

Muhfyani, E. Z. (2021). Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser Dan Promosi Diskon Terhadap Minat Beli Konsumen Di E-Commerce Shopee (Studi Pada Remaja di Kel.

Kayumanis Jakarta Timur) (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta).

Nursyecha, N., Sapari, Y., & Risnawati, R. (2021). Pengaruh iklan Shopee di televisi dalam pembentukan brand awareness platform aplikasi Shopee terhadap minat beli

konsumen. Jurnal Signal, 9(1), 01-13.

53 Prasetio, A., & Situmeang, R. R. (2021). Influence Advertisement, Consumer Trust, Consumer

Motivation Against Consumer Buying Interest at PT Darul Umroh Haramain Medan. Jurnal Mantik, 5(1), 383-386.

Qonita, A., & UST, A. F. E. (2018). Analisis Pengaruh Iklan, Celebrity Endorser, Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Wardah Kosmetik (Survei Pada Calon Konsumen Wardah Kosmetik Complek Pondok Pesantren Mulungan Wetan, Mlati, Sleman, DIY). Jurnal Ekobis Dewantara, 1(8).

Santoso, D. H. (2020). Pengaruh Celebrity Endorser Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo Dengan Kepercayaan Konsumen Sebagai Variabel Intervening (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Savitri, N. W. (2017). Pengaruh celebrity endorser dan iklan melalui media televisi terhadap minat beli pada Tokopedia di Denpasar (Doctoral dissertation, Udayana University).

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanti, R., & Wardiningsih, S. S. (2014). Peran Celebrity Endorser Dalam Memperkuat Pengaruh Perceived Value Terhadap Purchase Intention. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 14(1).

Usman, O., & Dyanti, N. S. (2019). Effect of Advertising, Word of Mouth, Website Quality, and Risk Perception on Buying Interest. Word of Mouth, Website Quality, and Risk

Perception on Buying Interest (December 28, 2019).

Utama, A. (2020). The Influence of Advertising and Personal Selling on Buying Interest. Almana: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 4(2), 266-271.

Widodo, A., Yusiana, R. (2021): Metodologo Penelitian – Penentuan Metode Dengan Pendekatan Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM).

Bandung:Refika.

Yuliyzar, I. (2019). The Increasing Consumer Interest in Buying Through Electronic and Endorsement Advertising Media in Tangerang City Sport Mall Shop.

54 Yuniyanto, H. R., & Sirine, H. (2018). Pengaruh Iklan terhadap Minat Beli Pengguna Youtube

dengan Brand Recognition sebagai Variabel Intervening. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8(1), 21-28.

55 LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

KUESIONER

PENGARUH IKLAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN CELEBRITY ENDORSER SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

(Studi Kasus Iklan di Youtube Produk Conditioner Pantene di Jakarta)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Perkenalkan Saya Mahasiswa Program Studi S1 Adminsitrasi Bisnis Universitas Telkom, Bandung. Saya mengharapkan kesediaan waktu Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan baik untuk keperluan penelitian Saya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Bandung. Pengumpulan data ini bersifat alamiah dan diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pengembang ilmu pengetahuan serta praktik di dalam organisasi.

Semua jawaban akan dijamin kerahasiannya, oleh karena itu, peneliti memohon penilaian yang diberikan merupakan yang benar-benar dirasakan oleh responden. Atas kerjasama Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini Saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Peneliti

56 PETUNJUK PENGISIAN:

1. Mohon kuesioner diisi oleh Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab seluruh pernyataan yang telah disediakan.

2. Pada tipe pilihan, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dipersilahkan untuk memberi tanda (√) pada kolom jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), CS (Cukup Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) yang dianggap paling sesuai dan tepat.

2. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada yang salah, oleh karena itu diharapkan tidak ada jawaban yang dikosongkan.

3. Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari atas partisipasi untuk kelancaran penelitian ini.

Keterangan:

Jawaban Simbol

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

SCREENING QUESTION

1. Apakah Anda bertempat tinggal di Jakarta?

a. Ya, Lanjutkan pengisian kuesioner ini b. Tidak, hentikan pengisian kuesioner ini

2. Apakah Anda pernah melihat iklan conditioner pantene melalui youtube?

a. Ya, Lanjutkan pengisian kuesioner ini b. Tidak, hentikan pengisian kuesioner ini

57 IDENTITAS RESPONDEN

Usia :

a. < 17 tahun b. 17 – 27 tahun c. 28 – 37 tahun d. > 37 tahun

Jenis Kelamin :

a. Perempuan b. Laki-Laki

Pekerjaan :

a. Pelajar/Mahasiswa b. PNS/BUMN c. Karyawan Swasta d. Wirausaha

e. Lain-lain Penghasilan Perbulan :

a. < Rp1.000.000

b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000 c. >Rp2.000.000 – Rp3.000.000 d. > Rp3.000.000

58 IKLAN (X)

NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1 Iklan yang ditayangkan Pantene menarik

2 Adanya Keanu dalam iklan Pantene menarik perhatian 3 Aksi marah-marah Keanu dalam iklan sangat kreatif 4 Hadirnya Keanu dalam iklan Pantene merubah ciri

khas merek

5 Iklan conditioner Pantene yang menghadirkan Keanu beda dari yang lain

6 Iklan conditioner Pantene yang menghadirkan Keanu tidak pernah saya lewati

7 Pesan yang disampaikan dalam iklan terlihat jelas 8 Saya mengetahui manfaat dari conditioner Pantene 9 Kondisi rambut Panjang Keanu sesuai dengan citra

merek Pantene

10 Warna pakaian Keanu sesuai dengan kemasan conditioner Pantene

11 Pesan dalam iklan Pantene tersampaikan dengan baik 12 Saya mengetahui produk yang ditampilkan dalam

iklan adalah conditioner Pantene

13 Kebiasaan marah marah Keanu mengingatkan saya terhadap iklan Pantene

14 Ketika rambut rusak saya jadi teringat Keanu dalam

59 iklan Pantene

15 Karna iklan Pantene suasana hati saya menjadi baik apabila kondisi rambut saya baik.

16 Nama produk conditioner Pantene sesuai dengan kegunaannya

17 Iklan Pantene menunujukkan bagaimana menjaga rambut agar tetap sehat

18 Iklan Conditioner Pantene menampilan visualiasi yang dapat dimengerti

19 Tagline "Rambut ke charge, aku ke charge" sesuai dengan saya

20 Aksi marah-marah Keanu menghibur saya

CELEBRITY ENDORSER (Z)

NO PERNYATAAN SS S CS TS STS

1 Keanu adalah selebgram yang dapat dipercaya dalam mereview produk yang ditawarkan

2 Keanu dapat menyakinkan bahwa Pantene adalah produk yang baik untuk saya coba

3 Keanu terlihat memiliki daya tarik secara fisik

4 Dalam mempromosikan Conditioner Pantene, Keanu

4 Dalam mempromosikan Conditioner Pantene, Keanu

Dokumen terkait