• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PENGARUH KREDIT TERHADAP PENDAPATAN USAHA

Karakteristik Responden

Karakteristik responden menggambarkan karakter yang dimiliki peminjamyang mampu mempengaruhi peminjam tersebut dalam pembayaran kreditnya. Karakteristik responden diidentifikasi berdasarkan karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik personal terdiri atas usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Karakteristik usaha mencakup omzet usaha dan lama usaha. Karakteristik kredit meliputi pengalaman melakukan pinjaman, jumlah pinjaman (plafond kredit), frekuensi pinjaman, dan jangka waktu pengembalian pinjaman yang disepakati. Responden nasabah BRI Unit Ciampea yang diteliti berjumlah 45 orang. Responden tersebut terdiri dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak pada sektor agribisnis (pertanian, perdagangan, dan industri rumah tangga).

Karakteristik Personal Responden

Karakteristik personal nasabah yang dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa faktor/variabel, yakni usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan dalam keluarga.

Persyaratan Awal Pelunasan Kredit Penambahan Kredit Pendaftaran Pembinaan Pengawasan Pemeriksaan Usaha Pencairan Kredit

1. Usia

Tingkatan usia diduga mempengaruhi kematangan berpikir dan kebijakan dalam mengambil keputusan atau bertindak karena dengan bertambahnya usia biasanya pengalaman hidup dalam menghadapi dan memecahkan suatu permasalahan semakin banyak. Sejalan dengan peningkatan usia juga meningkatkan pengalaman mengelola usaha sehingga keberhasilan usaha kemungkinan lebih terjamin. Apabila usia nasabah terlalu muda dikhawatirkan belum memiliki pekerjaan yang tepat, atau belum mempunyai pengalaman yang cukup dalam menjalankan usaha sehingga usaha yang dijalankan akan mengalami kegagalan, sedangkan bila usia nasabah terlalu tua dikhawatirkan tidak dapat berproduktif lagi.

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan karakteristik usia nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Selang Usia (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

25-35 8 17.78

36-45 22 48.89

46-55 11 24.44

56-65 4 8.89

TOTAL 45 100.00

Berdasarkan tabel 8, responden memiliki usia yang termasuk dalam golongan usia produktif yakni selang 25- 65 tahun. Artinya, responden diharapkan dapat bekerja secara maksimal dalam mengembangkan usahanya. Sebagian besar responden memiliki rentang usia 36 tahun hingga 45 tahun yaitu sebanyak 22 orang atau 48.89% dari total responden, sedangkan responden yang memiliki rentang usia 56-65 memiliki persentase paling kecil yakni 8.89% dari total responden. Responden pada rentang usia tersebut merupakan nasabah yang sudah sering meminjam di BRI Unit Ciampea.

2. Jenis Kelamin

Perbedaan gender diduga melatarbelakangi perilaku dan tindakan seseorang dalam memutuskan melakukan pinjaman kredit. Berdasarkan jenis kelamin (Tabel 9), responden kredit UMKM sektor agribisnis sebagian besar adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 73.33% (33 orang), sedangkan sisa responden berjenis kelamin perempuan sebesar 26.67% (12 orang).

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan karakteristik jenis kelaminnasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Pria 33 73.33

Wanita 12 26.67

TOTAL 45 100.00

Responden lebih didominasi oleh laki-laki, karena peran laki-laki dalam dalam memenuhi kebutuhan keluarga sangat besar dimana usaha yang dijalankan sebagian besar merupakan sumber pendapatan utama karena laki-laki berperan sebagai kepala rumah tangga di keluarganya. Hal ini juga dapat mendatangkan keuntungan bagi pihak bank karena kemungkinan nasabah terus melakukan pinjaman cukup besar.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mencerminkan nasabah dalam mengerti dan memahami tentang tata cara pengajuan dan penerimaan pinjaman, serta mengetahui hak dan kewajiban sebagai peminjam kredit sehingga peluang keterlambatan pembayaran pinjaman akan semakin kecil. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat mencerminkan kemampuan dalam mengaktualkan potensi dirinya, termasuk kemampuan dalam berbisnis atau pengelolaan usaha.

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SD 23 51.11

SMP 8 17.78

SMA 12 26.67

Diploma-Sarjana 2 4.44

TOTAL 45 100.00

Gambaran umum mengenai tingkat pendidikan terakhir respondendapat dilihat pada tabel 10.Penelitian tingkat pendidikan dibagi menjadi beberapa kategori dari SD sampai dengan Diploma-Sarjana. Data menunjukkan bahwa karakteristik semua responden pernah merasakan pendidikan. Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 51.11%. Responden lainnya melesaikan pendidikannnya hingga Sekolah Menengah Pertama (SD) sebesar 17.78%, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 26.67%, dan Diploma-Sarjana sebesar 7.50%. Pihak BRI Unit Ciampeasebaiknya menyesuaikan kebijakan pelayanan yang sesuai dengan segmen responden.

4. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga

Jumlah anggota dalam keluarga yang harus ditanggung kebutuhan hidupnya oleh seorang kepala keluarga diduga mempengaruhi besarnya pengeluaran dalam keluarga tersebut. Asumsinya, semakin banyak tanggungan dalam keluarga secara langsung akan membuat kebutuhan hidup keluarga tersebut semakin besar sehingga biaya yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar. Semakin besar jumlah tanggungan dalam keluarga maka akan semakin besar pula proporsi dari pendapatan yang harus dibelanjakan.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan karakteristik jumlah tanggungan dalam keluarga nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

JumlahTanggungan Dalam Keluarga (Orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

2 7 15.56 3 9 20.00 4 17 37.77 5 7 15.56 > 5 5 11.11 TOTAL 45 100.00

Berdasarkan tabel 11, responden memiliki jumlah tanggungan dalam keluarga yang beragam. Sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak empat orang. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang paling besar yakni 37.77% dari total responden. Sementara itu, persentase paling kecil

ditunjukkan oleh rseponden yang memiliki jumlah tanggungan dalam keluarga lebih dari lima orang yaitu 11.11% dari total responden.

Karakteristik Usaha Responden

Karakteristik usaha nasabah yangdianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa faktor/variabel, yakni omzet usahadan lama usaha.

1. Omzet Usaha

Omzet/pendapatan usaha merupakan suatu sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku usaha dan keluarganya. Pendugaan terhadap omzet usaha adalah semakin tinggi pendapatan usaha seseorang maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain, pendapatan seseorang berkorelasi positif dengan tingkat kemakmurannya.

Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan karakteristik omzet usaha per tahun nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Omzet Usaha (Rp Juta per tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

100-200 7 15.56 201-300 10 22.22 301-400 10 22.22 401-500 6 13.33 501-600 7 15.56 > 600 5 11.11 TOTAL 45 100.00

Tabel 12 menyimpulkan bahwa sebaran responden berdasarkan omzet usaha cukup beragam. Jumlah responden terbanyak terdapat pada nasabah yang memiliki omzet usaha 201-300 juta rupiah dan 301-400 juta rupiah per tahun yaitu masing-masing 22.22% dari total responden. Persentase terkecil diperoleh responden yang memiliki omzet di atas 600 juta rupiah per tahun yaitu 11.11% dari total responden.

2. Lama Usaha

Lama usaha diduga dapat menunjukkan keandalan dan kemapanan seseorang dalam menjalankan usahanya. Semakin lama pengalaman seseorang dalam berusaha maka kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Usaha yang dibiayai oleh pihak bank melalui kredit minimal telah berumur enam bulan.

Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan karakteristik lama usaha nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Lama Usaha (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1-5 18 40.00 6-10 11 24.45 11-15 5 11.11 16-20 5 11.11 > 20 6 13.33 TOTAL 45 100.00

Tabel 13 menunjukkan bahwa lama usaha yang dilakukan responden tersebar hingga lebih dari 20 tahun. Sebagian besar responden telah menjalankan usaha dalam rentang waktu satu hingga lima tahun yaitu sebesar 40% dari total responden. Artinya, karakteristik lama usaha menggambarkan bahwa sebagian responden memiliki pengalaman usaha yang relatif masih baru.

Karakteristik Kredit Responden

Karakteristik usaha nasabah yangdianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa faktor/variabel yaitu pengalaman melakukan pinjaman, jumlah pinjaman (plafond kredit), frekuensi pinjaman, dan jangka waktu pengembalian pinjaman yang disepakati.

1. Pengalaman Melakukan Pinjaman

Pengalaman dalam meminjam kredit diduga mencerminkan keandalan seseorang dalam mengajukan kredit bukan hanya kepada satu pihak seperti BRI, namun juga kepada pihak lainnya. Apabila nasabah terus berlanjut mengajukan pinjaman, maka BRI akan memberikannya, dan juga akan meningkatkan jumlah pinjaman karena pihak BRI sudah mengenal karakteristik nasabah, dan sudah menilai kelayakan usaha yang dijalankan, sehingga BRI memberikan kepercayaannya terhadap nasabah tersebut.

Tabel 14 Sebaran responden berdasarkan karakteristik pengalaman meminjam nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Pengalaman Melakukan Pinjaman

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pernah 11 24.44

Tidak Pernah 34 75.56

TOTAL 45 100.00

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang terlibat peminjaman kredit UMKM sektor agribisnis pada BRI Unit Ciampea tidak sedang terlibat dalam pinjaman pada pihak lain. Namun, beberapa responden pernah melakukan pinjaman kepada pihak lain. Mereka pernah melakukan pinjaman kepada pihak lain karena hal tertentu seperti mencoba melakukan pinjaman dengan harapan memperoleh keputusan terbaik dalam menentukan lembaga peminjaman modal yang melakukan pinjaman dengan tujuan berbeda, menutupi kekurangan modal pada usaha, dan lokasi yang lebih dekat dari lingkungan nasabah.

2. Jumlah Pinjaman (Plafond Kredit)

Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank diduga berdasarkan jumlah permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Usaha yang cukup berhasil dan memberikan pendapatan yang besar berpeluang untuk memperoleh plafond dengan jumlah yang besar pula. Jumlah plafond Kupedes yang dapat diberikan pihak BRI Unit Ciampea adalah maksimal seratus juta rupiah, sedangkan jumlah plafond KUR sebesar dua puluh juta rupiah.

Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan karakteristik jumlah pinjaman nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Pinjaman (Rp Juta) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1-20 28 62.22 21-40 7 15.56 41-60 6 13.33 61-80 1 2.22 81-100 3 6.67 TOTAL 45 100.00

Berdasarkan tabel 15, sebagian besar responden memperoleh pinjaman dari selang satu juta rupiah hingga dua puluh juta rupiah yaitu sebanyak 28 orang atau 62.22%. Sementara itu, responden lainnya yang memperoleh pinjaman lebih dari 20 juta memiliki persentase jumlah yang lebih sedikit dibanding sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pemikiran realistis dalam peminjaman kredit kepada bank. Mereka mengajukan pinjaman yang sesuai agar terhindar dari tunggakan dan mengejar insentif berupa bonus apabila berhasil membayar angsuran sebelum jatuh tempo.

3. Frekuensi Pinjaman

Frekuensi pinjaman diduga dapat diketahui seberapa besar loyalitas nasabah BRI dan diduga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan BRI sehingga dapat dengan mudah diberikannya kembali pinjaman setelah pinjaman terakhir dilunasi. Semakin sering atau semakin besar frekuensi pinjamanyang dilakukan nasabah berarti nasabah tersebut telah mempercayakanpeminjaman modal kepada pihak bank sehingga terus melakukan pinjaman.

Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan karakteristik frekuensi pinjaman nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Frekuensi Peminjaman (Kali)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 5 11.11 2 19 42.22 3 9 20.00 4 3 6.67 5 2 4.44 > 5 7 15.56 TOTAL 45 100.00

Berdasarkan tabel 16, sebagian responden telah melakukan pinjaman sebanyak dua kali yaitu sebanyak 42.22% dari total responden.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merupakan nasabah yang baru dalam hal peminjaman kredit kepada bank.

4. Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman

Jangka waktu pengembalian kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang nasabah dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk pembayaran bunganya. Semakin panjang jangka waktu tersebut maka beban nasabah dalam membayar angsuran akan semakin longgar/ringan. BRI Unit

Ciampea memberikan jangka waktu jatuh tempo pelunasan kredit dalam 12 bulan hingga 36 bulan.

Tabel 17 Sebaran responden berdasarkan karakteristik jangka waktu pengembalian nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2013

Jangka Waktu Pengembalian (Bulan)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

12 9 20.00

18 15 33.33

24 15 33.33

36 6 13.34

TOTAL 45 100.00

Tabel 17 menyatakan bahwa jangka waktu pengembalian kredit melalui angsuran tiap bulan responden cukup beragam.Responden yang memilih mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 12 bulan sebanyak 9 orang atau 20% dari total responden. Sementara itu, responden yang memilih mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 18 dan 24 bulan masing-masing sebanyak 15 orang atau masing-masing 33.33% dari toatal responden. Responden yang memilih mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 36 bulan sebanyak 6 orang atau 13.34% dari total responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden tidak terburu-buru untuk mengembalikan keseluruhan kredit melalui angsuran tiap bulan sehingga memilih jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, mereka memilih untuk mengembalikan kredit dalam jangka waktu lebih lama karena menghindari terlampau besarnya angsuran tiap bulan yang hendak dibayarkan kepada bank.

Efektivitas Penyaluran Kredit UMKM menurut Penilaian Bank

Penilaian efektivitas penyaluran kredit UMKM menurut pihak bank terbagi menjadi beberapa faktor/variabel yaitu sektor realisasi dana kredit, persentase tunggakan, dan jangkauan sektor kredit. Penentuan efektif atau tidaknya penyaluran kredit UMKM menurut penilaian bank diperoleh dari data dalam bentuk tabel yang disajikan dalam beberapa kelompok dengan berdasarkan aspek-aspek berikut :

1. Realisasi Dana Kredit

BRI Unit Ciampea mulai menjalankan usahanya sudah sejak tahun 1973. Sejak itu BRI Unit Ciampea telah melayani dan membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya melalui kredit UMKM. BRI Unit Ciampea telah merealisasikan kredit UMKM sektor agribisnis lebih dari 50% atau sebagian dari total kredit UMKM yang diberikan. Jumlah kredit yang disalurkan BRI pada tahun 2012 adalah sebesar Rp9.4 Miliar. Data menunjukkan BRI Unit Ciampea dalam penyaluran kredit UMKM selalu meningkat selama tiga tahun terakhir. Pada selang tahun 2010-2012, penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis meningkat sebesar Rp2.04 miliar atau dengan laju peningkatan sebesar 12.99% per tahun. Peningkatan dana kredit pada sektor agribisnis disebabkan oleh semakin meningkatnya rata-rata pinjaman yang diberikan oleh pihak BRI Unit Ciampea tiap nasabah dan persentase jumlah nasabah BRI terhadap total nasabah UMKM. Rata-rata pinjaman yang diberikan oleh pihak BRI Unit Ciampea tiap

nasabah mengalami peningkatan yang signifikan sebesar Rp7.89 juta atau dengan laju peningkatan sebesar 23.17% per tahun. Sedangkan, persentase jumlah nasabah BRI terhadap total nasabah UMKM mengalami peningkatan sebesar 56.64% pada tahun 2010 menjadi 57.26% pada tahun 2012 dengan laju peningkatan 0.31%. Tabel 18 menyajikan perkembangan realisasi kredit UMKMsektor agribisnis pada waktu tiga tahun terakhir (Tahun 2010- Tahun 2012).

Tabel 18 Realisasi dana kredit UMKM sektor agribisnis BRI Unit Ciampea tahun 2010-2012

Jenis Data Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Laju Perubahan Per Tahun

(%) Dana Kredit Sektor

Agribisnis (Rp Juta)

7 375.90 8 356.80 9 416.50 12.99 Total Dana Kredit

(Rp Juta) 13 362.40 14 981.20 16 708.70 11.82 Persentase Dana Kredit Sektor Agribisnis (%) 55.19 55.78 56.36 0.59 Jumlah Nasabah (Orang) 482 454 406 -8.19 Nasabah Kredit UMKM (Orang) 851 799 709 -8.69 Persentase Nasabah (%) 56.64 56.82 57.26 0.31 Rata-Rata Pinjaman Per Orang (Rp Juta)

15.3 18.4 23.2 23.17

Kenaikan dana kredit sektor agribisnis tidak disertai dengan jumlah nasabah BRI Unit Ciampea yang dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 76 orang atau dengan laju penurunan 8.19%. Pihak BRI Unit Ciampea menyatakan alasan penurunan jumlah nasabah yakni karena meningkatnya jumlah lembaga keuangan (perkreditan) sekitar daerah Ciampea dan nasabah yang tidak meminjam lagi telah memiliki kemampuan secara mandiri dalam melakukan kegiatan UMKM. Berbagai penjelasan di atas menyimpulkan bahwa penyaluran kredit UMKM BRI Unit Ciampea dilihat dari sudut pandang realisasi dana kredit menunjukkan kinerja sudah efektif.

2. Persentase Tunggakan

Tunggakan terjadi apabila debitur belum membayar angsuran pinjamannya pada tanggal jatuh tempo atau telah melewati tanggal tersebut. Persentase tunggakan yang terjadi dapat mempengaruhi nilai NPL (Non Performing Loan) yang berpengaruh pada kinerja penyaluran kredit. Kriteria tunggakan dibedakan menjadi lima tingkatan sebagai berikut :

a. Kredit UMKM dengan kolektibitas Dalam Perhatian Khusus (DPK)

DPK adalah keadaan debitur belum mengangsur pinjamannya kurang dari 90 hari setelah jatuh tempo. Petugas bank harus segera mengunjungi nasabah

untuk mengetahui sebab-sebab menunggak serta mengingatkan nasabah agar segera membayar angsuran pinjamannya.

b. Kredit UMKM dengan kolektibitas Kurang Lancar (KL)

KL yaitu keadaan tunggakan yang lebih dari 90 hari dan kurang dari 180 hari. Pembinaan dilakukan setiap bulan dengan mengunjungi nasabah yang bersangkutan untuk menagih tunggakannya.

c. Kredit UMKM dengan kolektibitas Diragukan

Keadaan ini merupakan tunggakan yang terjadi lebih dari 180 hari dan kurang dari 270 hari. Pembinanan paling sedikit satu bulan sekali dengan mengunjungi nasabah yang bersangkutan untuk menagih tunggakannya. Dalam hal ini diharapkan adanya pemasukan tunggakan walaupun nilainya berada dibawah nilai angsurannya.

d. Kredit UMKM dengan kolektibitas Macet

Kolektibitas macet merupakan keadaan tunggakan yang lebih dari 270 hari dan kurang dari 360 hari. Pembinaan paling sedikit satu bulan sekali dengan mengunjungi nasabah yang bersangkutan untuk menagih tunggakannya. Dalam hal ini diharapkan adanya pemasukan tunggakan.

e. Kredit UMKM yang telah dihapusbukukan (Daftar Hitam)

Daftar Hitam merupakan keadaan tunggakan yang lebih dari 360 hari. Pembinaan harus dilakukan minimal satu kali dalam setahun untuk keadaan tersebut.

Penilaian kriteria penyaluran kredit UMKM dapat diukur dari lancar atau tidaknya pengembalian pokok dan bunga kredit UMKM oleh nasabah. Semakin besar tunggakan berarti pengelolaannya dapat dinilai buruk, sedangkan apabila jumlah tunggakannya semakin kecil maka pengelolaannya dianggap sudah baik.

Tabel 19 Laporan persentase tunggakan dan Non Performing Loan BRI Unit Ciampea tahun 2010-2012

Jenis Data Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Laju Perubahan Per Tahun (%) Jumlah Pinjaman (Rp Juta) 7 375.90 8 356.80 9 416.50 12.99 Saldo Pinjaman (Rp Juta) 4 704.46 5 156.38 5 589.70 9.00 Total Tunggakan (Rp Juta) 179.24 193.88 203.85 6.63 %Tunggakan [(TT/JP*100%)] 2.43 2.32 2.16 -0.14 %NPL [(TT/SP)X100%] 3.81 3.76 3.65 -0.08 Tabel 19 menunjukkan besarnya jumlah pinjaman, saldo pinjaman ,dan total tunggakan nasabah mengalami tren peningkatan. Namun, peningkatan yang terjadi dengan laju perubahan yang berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi nilai persentase tunggakan dan NPL. Persentase tunggakan menilai perbandingan total tunggakan terhadap jumlah pinjaman dan NPL menilai perbandingan total

tunggakan terhadap saldo pinjaman. Data menunjukkan persentase tunggakan dan NPL dalam keadaan yang baik. BRI Unit Ciampea menyatakan bahwa kondisi keuangan yang ideal dalam peminjaman adalah nilai persentase tunggakan dan NPL masing-masing adalah 2.5%dan 5%. Pada periode tahun 2010-2012, nilai dari persentase tunggakan dan NPL dibawah nilai persentase tunggakan dan NPL dimana jika nilai persentase keduanya di bawah nilai persentase ideal maka kondisi keuangan termasuk dalam kriteria baik. Selain itu, persentase tunggakan dan NPL mengalami tren penurunan pada periode tahun 2010-2012. Persentase tunggakan mengalami penurunan dari 2.43% pada tahun 2010 menjadi 2.16% pada tahun 2012 dengan laju penurunan 0.14% per tahun. Sedangkan, NPL juga mengalami penurunan dari 3.81% pada tahun 2010 menjadi 3.65% pada tahun 2012 dengan laju penurunan 0.08% per tahun. Berdasarkan berbagai penilaian di atas, penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis pada BRI Unit Ciampea termasuk dalam kriteria efektif.

3. Jangkauan Sektor Kredit

Sektor agribisnis yang dibiayai oleh BRI Unit Ciampea melalui kredit UMKM meliputi pertanian, perindustrian, dan perdagangan. Tabel 20 menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah nasabah baik berdasarkan tiap sektor maupun berdasarkan total jumlah nasabah UMKM. Selain itu, penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis tidak merata. Penyaluran kredit kepada nasabah sebagai pelaku UMKM sektor perdagangan merupakan jangkauan sektor kredit yang paling dominan dibanding sektor lainnya (pertanian dan industri). Namun begitu, penilaian tersebut tidak dapat menjadi tolak ukur penilaian efektivitas secara keseluruhan dalam jangkauan sektor kredit. Keefektivitas penyaluran kredit dapat dilihat dari persentase jumlah nasabah sektor agribisnis lebih dari 50% atau lebih dari sebagian terhadap total nasabah UMKM pada BRI Unit Ciampea. Selain itu, peningkatan persentase jumlah nasabah sektor agribisnis selama tiga tahun terakhir (periode 2010-2012) yaitu sebesar 0.62%. Kenaikan proporsi nasabah sektor agribisnis disebabkan oleh perubahan penurunan jumlah nasabah sektor agribisnis tidak sebesar penurunan jumlah nasabah secara keseluruhan.

Tabel 20 Jangkauan penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis nasabah BRI Unit Ciampea tahun 2010-2012

Tahun Nasabah Sektor Pertanian (Orang) Nasabah Sektor Industri (Orang) Nasabah Sektor Perdagangan (Orang) Jumlah Nasabah (Orang) Nasabah Kredit UMKM (Orang) Persentase Nasabah (%) 2010 64 24 394 482 851 56.64 2011 58 21 375 454 799 56.82 2012 56 20 330 406 709 57.26

Berbagai penjelasan di atas memperoleh kesimpulan bahwa penyaluran kredit UMKM BRI Unit Ciampea dilihat dari sudut pandang jangkauan kredit menunjukkan kinerja sudah cukup efektif. Namun pihak bank hendaknya memberikan pehatian khusus terhadap pemerataan jumlah nasabah pada setiap subsektor agribisnis (pertanian, perindustrian, dan perdagangan) dengan menyusun kebijakan yang berbeda di setiap subsektor dalam prosedur pemberian kredit UMKM kepada masyarakat.

Penilaian Penyaluran Kredit UMKM menurut Nasabah

Penilaian penyaluran kredit UMKM menurut nasabah terbagi menjadi beberapa faktor/variabel yaitu persyaratan awal, prosedur pinjaman, realisasi kredit, biaya administrasi, tingkat bunga, agunan, pelayanan dan pemantauan petugas. Penilaian dilakukan oleh beberapa nasabah sebagai responden yang merupakan sampel pada penelitian ini sebanyak 45 orang.

1. Persyaratan Awal

Persyaratan awal adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang calon nasabah untuk mendapatkan kredit. Persyaratan awal yang diajukan pihakBRI sangat mempengaruhi keinginan nasabah untuk melakukan pinjaman, pada umumnya para calon nasabah menginginkan agar persyaratan awal memudahkan nasabah untuk memenuhinya karena persyaratan yang rumit dapat membuat masyarakat lebih memilih meminjam kepada lembaga perkreditan lainnya dibandingkan kepada pihak bank, meskipun bunga yang diberikan lebih tinggi.

Indikator dari penilaian penyaluran kredit UMKM berdasarkan persyaratan awal adalah :

- Ringan, yaitu seluruh persyaratan mudah dipenuhi oleh peminjam

- Sedang, yaitu sebagian besar persyaratan dapat dipenuhi oleh peminjam, tetapi terdapat persyaratan yang cukup sulit dipenuhi

- Berat, yaitu sulit dipenuhi oleh peminjam dan memberatkan biayanya

Tabel 21 Penilaian responden mengenai penyaluran kredit berdasarkan kriteria persyaratan awal BRI Unit Ciampea tahun 2013

Kriteria Penilaian Rating Frekuensi (Orang) Skor Persyaratan Awal Ringan 3 37 111 Sedang 2 8 16 Berat 1 0 0 TOTAL 45 127

Penilaian parameter persyaratan awal menunjukkan penilaian yang kurang sempurna. Total penilaian kriteria persyaratan awal adalah 127 dari total maksimum 135, dengan 37 orang merasa persyaratan awal mudah dipenuhi dan 8 orang lainnya merasa terdapat persyaratan awal yang cukup sulit dipenuhi. Persyaratan awal meliputi fotokopi Kartu Tanda Penduduk, fotokopi Kartu Keluarga, pas photo pelaku usaha, surat keterangan usaha dan surat keterangan tanah dan bangunan dari kecamatan atau kelurahan, agunan, dan rekening tabungan BRI yaitu Simpedes dan Britama (Lampiran 3). Sebagian besar responden mampu untuk mengumpulkan seluruh berkas yang diminta pihak bank sehingga tidak ada kesulitan dalam proses persyaratan awal. Namun, beberapa nasabah cukup sulit untuk mengumpulkan semua berkas yang diminta pihak bank. Persyaratan awal yang cukup sulit untuk dipenuhi adalah pemberian agunan. Sebagai contoh, responden yang tidak memiliki rumah pribadi atau tidak memiliki kendaraan, namun bila ingin meminjam, agunan yang harus diberikan adalah surat tanah atau surat BPKB motor, responden akan sulit untuk meminjam karena tidak dapat memenuhi persyaratan agunan tersebut. Responden merasa bahwa pihak

bank meninjau kembali kebijakan persyaratan awal berdasarkan besar pinjaman. Responden menginginkan apabila nasabah meminjam kredit dengan jumlah yang sedikit hendaknya memperoleh persyaratan yang lebih mudah dari nasabah yang meminjam kredit dalam jumlah besar.

2. Prosedur Pinjaman

Tahapan yang harus dilalui sejak proses permohonan hingga realisasi kreditkepada nasabah adalah prosedur yang harus dilalui oleh calon nasabah dalampermohonan pinjaman atau kredit. Calon nasabah dimintamengajukan

Dokumen terkait