• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil BRI Unit Ciampea

BRI Unit berdiri atas dasar gagasan dari Dr.Soedarso Hadisaputro dan disahkan berdasarkan Surat keputusan Direksi BRI No. Kep: S.34-31/9/69 tanggal 9 September 1969 tentang proyek pengembangan ekonomi wilayah Unit Desa. Berdirinya BRI Unit tersebut tidak terlepas dari gagalnya pelaksanaan program Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas) yang didirikan pemerintah pada tahun 1969. Tujuan utama program Bimas dan Inmas adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, terutama produk beras. Namun program tersebut tidak berjalan lancar karena BRI tidak mempunyai wewenang penuh dalam melakukan penilaian kredit dan menentukan pihak-pihak mana saja yang dinilai cukup layak untuk mendapatkan kredit, sehingga program tersebut dihentikan. Realisasi pembentukan BRI Unit kemudian diawali di wilayah D.I.Yogyakarta dengan 18 BRI Unit dengan 54 orang pegawai.Dalam proyek pengembangan ekonomi wilayah perdesaan ini, BRI Unit berperan sebagai penyalur kredit untuk para petani.Selanjutnya tahun 1970 proyek ini dikembangkan ke seluruh pulau Jawa, hingga sampai menjangkau wilayah Jawa Barat termasuk daerah Bogor.

Kantor BRI Unit Ciampea merupakan salah satu dari 27 BRI Unit yang berada di wilayah Kantor Cabang BRI Bogor. BRI Unit Ciampea mulai beroperasi pada tahun 1972, yaitu ketika BRI Unit Ciampea menjadi penyalur paket- paket Bimas (Bimbingan Massal). Ruang lingkup BRI Ciampea meliputi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ciampea dan Kecamatan Tenjolaya. Kecamatan Ciampea terdiri dari 13 desa, yaitu Cihideung Udik, Cihideung Ulir, Bojong Jengkol, Benteng, Ciampea, Ciampea Udik, Cibadak, Cinangka, Tegal Waru, Cicadas, Cibuntu, dan Bojong Rangkas. Sedangkan Kecamatan Tenjolaya terdiri dari enam desa, yaitu Tapos I, Tapos II, Gunung Malang, Situ Daun, Cibitung Tengah, dan Cinangneng. BRI Unit Ciampea telah berpindah lokasi sebanyak tiga kali dan saat ini berada di Jalan Letnan Sukarna, Warung Borong, Ciampea, Bogor.

Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan BRI Unit Ciampea

Visi dan misi BRI Unit Ciampea dalam melakukan kegitan perbankan merujuk pada visi dan misi BRI secara luas. Visi BRI Unit Ciampea adalah menjadi bank komersial yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI Unit Ciampea menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan:

1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk menunjang perekonomian masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerha yang tersebar luas dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang professional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

3) Memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai pihak yang berkepentingan.

Budaya perusahaan (Good Corporate Governance) memiliki nilai-nilai yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku bagi setiap insan BRI dimana pun berada, termasuk pada BRI Unit Ciampea, yaitu:

1) Integritas 2) Profesionalisme 3) Kepuasan nasabah 4) Keteladanan

5) Penghargaan kepada SDM

Kesadaran akan nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan filosofi bisnis BRI Unit Ciampea dan menjadi budaya kerja perusahaan (corporate culture) yang solid dan berkarakter. Sebagai salah satu wujud penerapan budaya kerja dan kode etik banker, BRI Unit Ciampea mematuhi seluruh ketentuan dan perundang- undangan yang terkait deng mematuhi seluruh ketentuan dan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan operasional bank. Hal ini mendorong BRI Unit Ciampea untuk selalu mengedepankan asas kehati-hatian (prudential banking) dan komoitmen terhadap kepentingan stakeholders, dengan mewujudkan bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut:

1) Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja

2) Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja

3) Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja.

Struktur Organisasi BRI Unit Ciampea

BRI Unit Ciampea adalah unit usaha BRI dibawah supervisi Kantor Cabang BRI Bogor dengan sistem operasional dan pembukuan yang terpisah, sehingga merupakan suatu profit center tersendiri yang accountable bagi Kantor Cabang BRI Bogor. Dalam pelaksanaannya, BRI Unit harus berkoordinasi dengan kantor cabang.

BRI Unit Ciampea dipimpin oleh seorang Kepala Unit (Ka Unit) yangmembawahi dua orang Mantri (Account Officer of Micro Bussiness), tiga orang Deskman atau Customer Service dan dua orang Teller. Masing– masing bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (Gambar 3).

Gambar 3 Struktur organisasi BRI Unit Ciampea

Adapun job description masing – masing bagianadalah sebagai berikut: 1. Kepala Unit (Kaunit)

Seorang Kepala Unit bertugas sebagai pimpinan organisasi, pembuat kebijakan, dan pengambil keputusan. Kaunit bertanggung jawab penuh dalam memajukan dan menjadikan BRI Unit Ciampea sebagai yang terbaik. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kaunit selalu diawasi oleh seorang Asisten Manajer Bidang Mikro yang berkantor di BRI Cabang Bogor. Kaunit mempunyai wewenang untuk memutuskan kredit sebesar 25 juta rupiah, lebih dari nilai tersebut harus diproses di kantor cabang. Plafond maksimum kredit di BRI Unit Ciampea sebesar 100 juta rupiah.

2. Mantri

Seorang Mantri atau Credit Officer bertugas untuk menganalisis dan memerikasa permintaan pinjaman, melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas aset, serta memperkenalkan dan memasarkan produk-produk BRI Unit untuk mencapai profit maksimal. Analisis kredit mencakup latar belakang debitur, prospek usaha debitur, jaminan yang diberikan, serta faktor- faktor lainnya. Untuk itu, seorang mantri dituntut untuk memiliki jiwa investigasi yang baik. Baik tidaknya nasabah dalam mengembalikan pinjamannya salah satunya tergantung pada kejelian Mantri dalam menganalisis karakter nasabah tersebut.

3. Deskman(Customer Service)

Seorang Deskman memiliki tugas ganda, yaitu sebagai front office dan

back office.Sebagai front office, Deskman bertugas untuk melayani nasabah, dan memberikan informasi produk perbankan lainnya. Pelayanan ini hanya terbatas pada pelayanan secara administratif. Seorang Deskman juga bertugas memberikan pembinaan pada nasabah pinjaman, khususnya dalam hal pembayaran pinjaman serta hak dan kewajiban seorang peminjam. Sebagai back office, seorang Deskman bertugas untuk melakukan segala bentuk register dan pembuatan laporan yang diperlukan oleh kantor cabang dan kantor wilayah.

Kepala Unit Bapak Agus Mantri I Bapak Teguh Mantri II Ibu Neneng

4. Teller

Seorang Teller bertugas untuk melayani segala bentuk transaksi tunai perbankan.Transaksi tunai meliputi setoran dan penarikan simpanan, setoran transfer dan kliring, pembayaran tagihan rekening telepon dan listrik, serta berbagai transaksi tunai lainnya.Seorang Teller dituntut untuk teliti dalam melakukan tugasnya. Ketidaktelitian teller akan menyebabkan kerugian yang harus ditanggungnya, baik berupa finansial maupun sanksi yang dapat menghambat karirnya di BRI.

Produk Utama BRI Unit Ciampea

BRI Unit Ciampea memiliki beberapa macam produk perbankan.Secara garis besar, BRI Unit Ciampea melayani tiga macam produk perbankan, yaitu pinjaman, simpanan (tabungan dan deposito), dan jasa bank lainnya.

1. Kupedes

Penyaluran kredit Kupedes berkonsentrasi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kupedes hanya dilayani di BRI Unit, dengan alasan lebih dekat dengan pengusaha UMKM.Kupedes ini ada dua jenis, yaitu Kupedes komersil dan Kupedes golongan berpenghasilan tetap (golbertap).Kupedes komersil terdiri dari sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor perindustrian, serta sektor jasa, sedangkan Kupedes golbertap melayani debitur berpenghasilan tetap dan pensiunan.Kupedes adalah salah satu produk unggulan BRI unit Ciampea yang merupakan sumber utama pendapatan on balance sheet. BRI Unit Ciampea melayani kredit Kupedes dengan plafond antara satu juta rupiah sampai seratus juta rupiah.

2. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit Usaha Rakyat merupakan produk pinjaman yang tersedia pada BRI Unit Ciampea selain Kupedes. Penyediaan KUR di BRI Unit Ciampea berdasarkan program pemerintah untuk membantu masyarakat di daerah-daerah terpencil dalam melakukan kegiatan usaha yang dijalankan. Penyaluran KUR juga berkonsentrasi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Namun perbedaan antara KUR dengan Kupedes adalah penggunaan kredit hanya dua kali peminjaman, tidak menggunakan agunan, suku bunga yang lebih kecil, dan

plafond maksimum dua puluh juta rupiah. 3. Simpedes

Simpedes merupakan salah satu produk simpanan yang dimiliki oleh BRI Unit Ciampea. Pada awalnya Simpedes hanya dilayani oleh BRI Unit, namun saat ini Simpedes sudah terdapat di semua unit kerja BRI. Pembukaan tabungan simpedes dibuat sesederhana mungkin dan dengan setoran yang terjangkau oleh masyarakat, serta beban administrasi yang tergolong ringan. Pasar sasaran dari produk Simpedes adalah masyarakat menengah ke bawah.

4.BritAma

BritAma merupakan produk yang pada awalnya hanya dilayani oleh kantor cabang, tetapi saat ini sudah dapat dilayani di BRI Unit. Britama memiliki batas setoran minimal dan biaya administratif yang lebih besar dibandingkan simpedes. Hal ini karena sasaran BritAma adalah masyarakat menengah ke atas.

5. Tabungan Haji

Tabungan haji atau yang dikenal dengan ONH (Ongkos Naik Haji) ditujukan bagi nasabah yang hendak naik haji. BRI Unit akan mendaftarkan nasabah sebagai calon jemaah haji ketika saldo tabungan telah mencukupi.

6.Deposito

Deposito merupakan simpanan berjangka yang dapat diambil pada jangka waktu tertentu. Deposito menawarkan suku bunga yang cukup tinggi dibandingkan produk simpanan yang lainnya. Hal ini karena simpanan dalam bentuk deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu. Pengambilan deposito berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati antara nasabah dengan bank. 7.Jasa Perbankan

BRI Unit Ciampea berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya guna meningkatkan kepuasan nasabah yang diikuti dengan peningkatan laba. Tindakan nyata yang dilakukan oleh BRI Unit Ciampea adalah dengan menawarkan dan melayani jasa perbankan lainnya, di antaranya pelayanan setoran rekening listrik dan telepon, pelayanan setoran pembiayaan kendaraan, Pelayanan setoran Pajak Bumi dan Bangunan, dan jasa transfer serta kliring. Seluruh jasa perbankan tersebut dapat menambah fee based income BRI Unit Ciampea yang akan meningkatkan laba.

Sistem Penyaluran Kredit UMKM BRI Unit Ciampea

BRI Unit Ciampea menyediakan dua jenis kredit UMKM bagi nasabahnya yaitu Kredit Umum Perdesaan (Kupedes) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kedua jenis kredit ini memiliki perbedaan karakteristik diantaranya frekuensi penggunaan kredit, besar agunan, suku bunga, dan jumlah plafond. BRI Unit Ciampea dalam menyalurkan kredit UMKM tidak terlepas dari syarat-syarat maupun prosedur yang harus dipenuhi oleh debitur.Kredit UMKM tidak langsung diberikan oleh pihak BRI Unit Ciampea sebelum mengenal karakteristik calon debitur dengan baik.

Prosedur penyaluran kredit UMKM melewati beberapa tahap.Tahap awal dimulai dari sosialisasi mengenai adanya kredit yang disalurkan kepada masyarakat dengan memberikan brosur dan tabel angsuran (Lampiran 1). Pelaku usaha akan memilih keputusan apakah meminjam atau tidak meminjam. Apabila pelaku usaha ingin melakukan pinjaman, maka akan melakukan tahap selanjutnya yaitu pengajuan permohonan atau pemberian kredit diawali dengan formulir yang tersedia di BRI Unit Ciampea. Setelah melakukan pengajuan permohonan atau pemberian kredit, maka akan ada penilaian kredit dilakukan oleh pihak bank. Kepala Unit (Kaunit) meneliti data kredit yang telah dikumpulkan dan mengambil keputusan.Apabila usaha tersebut dinilai layak, maka Kaunit dapat langsung memutuskan pemberian kredit.Jumlah plafond Kupedes yang dapat diberikan pihak BRI Unit Ciampea adalah maksimal seratus juta rupiah, sedangkan jumlah plafond KUR sebesar dua puluh juta rupiah. Bila permohonan kredit tersebut dinilai tidak layak, maka Kaunit dapat langsung memberikan keputusan penolakan. Semua prosedur penyaluran kredit tidak lepas dari prinsip 6C (Character, Capital Capacity, Collateral, Constraint dan Condition of Economy). Proses pencairan kredit di BRI Unit Ciampea memakan waktu kurang lebih satu minggu setelah pengajuan permohonan kredit. Sistem penyaluran kredit UMKM yang dilakukan oleh BRI Unit Ciampea(Gambar 4) adalah :

1. Persyaratan Awal

Prosedur awal dalam pengajuan kredit harus dilakukan di kantor BRI Unit Ciampea pada jam kerja dan petugas yang melayani adalah Customer service. Calon nasabah harus membawa kelengkapan identitas diri untuk permohonan pinjaman atau kredit, yaitu:

a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (suami-isteri bila sudah menikah), b. Fotokopi Kartu Keluarga (KK),

c. Pas Photo (4 x 6) sebanyak 1 lembar,

d. Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan dan Kelurahan,

e. Agunan (KUR tidak diwajibkan menggunakan agunan akan tetapi tidak menutup kemungkinan pihak bank meminta jaminan atau agunan ringan), f. Minimal usaha yang dilakukan telah berjalan selama 6 bulan, dan

g. Foto usaha yang ingin diberikan pinjaman oleh bank.

Calon nasabah dapat memilih jumlah serta jangka waktu pengembalian kredit UMKM sesuai dengan kemampuannya berdasarkan prosedur kredit yang berlaku. Jangka waktu angsuran kredit yang dapat dipilih calon debitur yaitu selama 12-36 bulan. Pada saat itu, Customer serviceturut membantu nasabah dalam memberikan alternatif pilihan pinjaman sesuai dengan kemampuan usahanya.

2. Pendaftaran

Setelah seluruh kelengkapan berkas dipenuhi, maka akan dilakukan prosespendaftaran. Apabila nasabah merupakan calon peminjam kredit, Customer service bertugas untuk melengkapi formpengajuan kredit yang dibutuhkan sebelum dilakukan proses penilaian oleh Mantri (Lampiran 2). Customer service

juga akan memeriksa apakah nasabah pinjaman tersebut memang belum atau sudah pernah menikmati pinjaman ditempat lain (baik pinjaman uang ataupun cicilan motor) dan memastikan kegiatan yang pernah dilakukan calon peminjam di tempat lain tidak mengalami kondisi yang buruk. Dalam hal ini, pihak Bank BRI Unit Ciampea bekerjasama dengan Bank Indonesia melalui BI-Checking.

Apabila nasabah sudah pernah meminjam dan ingin melakukan pinjaman lagi, Customer service bertugas untuk memeriksa apakah calon debitur termasuk dalam daftar hitam atau tidak. Customer service juga memastikan pinjaman lama dengan memeriksa berkas pinjaman yang lama dan kartu pelunasannya. Kemudian, seluruh berkas diberikan kepada Kaunit untuk diproses lebih lanjut. Kaunit akan memeriksa kelengkapan persyaratan yang diperlukan dan berkas pengajuan pinjaman dari Customer service. Sebelum memutuskan permohonan, Kaunit harus menugaskan Mantri atau Kaunit sendiri yang melakukan pemeriksaan kebenaran laporan usaha yang diberikan oleh calon debitur dengan tujuan lebih mengenal karakter nasabah dan usaha yang dijalankannya.

3. Pemeriksaan terhadap Usaha Nasabah

Pemeriksaan terhadap aspek-aspek usaha nasabah juga sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko terjadinya penunggakan pada pinjaman.Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung oleh Mantri terhadap keadaan usaha nasabah. Untuk memperoleh informasi tersebut Mantri dapat melakukan wawancara, baik langsung terhadap calon nasabah maupun para tetangga atau relasinya.

Prinsip 6C perlu diperhatikan dalam pemeriksaan ini, oleh karena itu Mantri harus giat mengamati dan mewawancarai orang-orang yang tepat guna mendapatkan data yang akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis usaha calon nasabah. Kriteria pemeriksaan tersebut meliputi :

a. Menilai apakah usaha yang dijalankan sesuai dengan surat keteranganusaha yang sudah dilengkapi,

b. Mengetahui apakah alamat nasabah sudah sesuai dengan alamat padaKTP, c. Menilai apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah memilikiprospek

yang baik,

d. Mengetahui karakteristik nasabah baik melalui wawancara langsungdengan nasabah, wawancara dengan tetangga atau relasi, dan

e. Kebenaran agunan yang dijaminkan di bank.

Pemeriksaan terhadap usaha nasabah dapat dibagi atas aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial ekonomi. Aspek pemasaran dianalisis untuk mengetahui prospek usaha dan laba yang dapat menjamin kelangsungan usaha tersebut.Aspek ini mencakup keadaan pasar, baik permintaan maupun penawaran yang sudah ada untuk jenis usaha yang direncanakan dan diproduksi.

Penilaian terhadap aspek keuangan dilakukan dengan cara melihat data keuangan calon nasabah dari kegiatan masa lalu. Dari data tersebut dapat diperkirakan sejauh mana keuntungan dari usaha yang dijalankan dimasa yang akan datang. Dengan demikian pihak BRI dapat mengukur kesehatan usaha dan dapat mempertimbangkan seberapa besar jumlah pinjaman yang dapat diberikan.

Aspek manajemen dapat mencerminkan bagaimana hubungan antara kemampuan, pengalaman, kejujuran, dan cara mengelola usaha. Hal ini berkaitan dengan bagaimana karakter calon debitur dengan kemampuannya dalam mengembalikan pinjaman kredit.

Penilaian terhadap aspek hukum dapat dilihat dari kelengkapan data yang dimiliki oleh nasabah, seperti akte pendirian usaha maupun surat ijin usaha lainnya dari instansi yang berwenang. Hal ini diperlukan untuk melihat kebenaran keberadaan usaha yang dilaporkan nasabah.

Aspek sosial ekonomi dapat dilihat dari pengaruh usaha calon nasabah terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya. Misalnya adalah kasus flu burung,dimana secara tidak langsung berpengaruh terhadap usaha peternakan ayammaupun unggas lainnya, dimana masyarakat sekitar cenderung tidak menerima apabila di sekitar lingkungannya berdiri usaha peternakan tersebut. 4. Pencairan Kredit oleh Bank

Pencairan kredit akan dilakukan oleh pihak bank setelah nasabah memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian kredit dan ditandatanganioleh kedua belah pihak yang disahkan notaris. Pencairan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu langsung dikirim ke rekening nasabah ataupun dikirim ke rekening perusahaan yang menjadi rekan nasabah.

5. Pembinaan dan Pengawasan Nasabah

Kelancaran dalam pembayaran pinjaman merupakan hal yang sangatdiinginkan oleh bank terhadap seluruh nasabah yang melakukan pinjaman kredit UMKM. Pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah diharapkan dapat

mengurangi risiko terjadinya tunggakan dalam pembayaran angsuran. Formulir pembinaan akan dibawa pada waktu melakukan pembinaan dan pengawasansehingga nantinya akan dapat diketahui apabila nasabah memiliki masalah dalam usahanya.

Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pihak bank meliputi beberapa aspek, yaitu:

a. Adanya administrasi kredit yang memadai.

b. Kewajiban debitur menyampaikan laporan-laporan usaha yang dibutuhkan. c. Kewajiban bagi pihak bank (wira kredit/account officer) untuk melakukan

kunjungan sewaktu-waktu ke perusahaan/proyek yang dibiayai oleh kredit. d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dengan debitur. e. Adanya suatu sistem peringatan.

6. Pelunasan Kredit oleh Nasabah

Tahap pelunasan kredit yang ideal adalah dimana nasabah dapat memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang terdapat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit akhirnya dinyatakan lunas. Namun kenyataannya tidak semua kredit pengembaliannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan yang berkesinambungan oleh pihak BRI menyangkut penilaian perkembangan usaha debitur, penggunaan kredit maupun perlindungan kepentingan bank yang dilakukan secara administratif di lapangan. 7. Penambahan Kredit

Seorang nasabah yang berhasil dalam menjalankan usahanya dan mampu melunasi kewajiban pengembalian kredit dengan baik sesuai dengan perjanjian maka akan memiliki peluang untuk mendapatkan kredit lagi karena pihak bank selaku kreditur sudah mempercayainya dan integritas nasabah tidak diragukan lagi. Proses analisis dalam kelayakan pemberian kredit ini akan diulang lagi sepertiseleksi permohonan kredit yang pertama. Biasanya kredit tambahan yang diberikan berupa suplesi yang dilekatkan pada perjanjian kredit yang pertama.

Pengajuan tambahan kredit ini juga menggembirakan pihak bank karena merupakan bukti bahwa perkiraan kredit yang pertama berjalan dengan baik dan sukses, sebagai kesempatan bagi pihak bank untuk memperoleh tambahan income

dari bunga kredit yang diberikan, dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi pihak bank yang dapat digunakan untuk tujuan promosi kepada masyarakat dalam memasarkan produk perbankan lainnya.

Gambar 4 Sistem penyaluran kredit UMKM nasabah BRI Unit Ciampea

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PENGARUH KREDIT TERHADAP

Dokumen terkait