• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

B. Analisis dan Pembahasan 1.Analisis Deskriptif 1.Analisis Deskriptif

6. Analisis Ekonomi

Dari serangkaian proses pengolahan data yang telah dilakukan, didapati bahwa model regresi yang dihasilkan layak dan cukup baik untuk menjelaskan analisis pengaruh SBIS, NPF, kurs dan inflasi terhadap pembiayaan murabahah pada Januari 2010- Januari 2016. Hal ini dapat dilihat dari variabel bebas yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap varibel terikatnya.

a. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini dapat dilihat dari koefisien sebesar 2.252358 dengan probabilitas 0,0275. Artinya setiap kenaikan 1% SBIS akan meningkatkan pembiayaan murabahah sebesar 2.27% dan sebalikanya, penurunan SBIS akan menurunkan persentase pembiayaan murabahah sebesar 2,27%.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah(SBIS) merupakan salah satu alat untuk penyerapan kelebihan likuiditas yang dialami oleh perbankan syariah. Bank Indonesia melakukan operasi pasar untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Agar pelaksanaan operasi pasar terbuka berdasarkan prinsip syariah dapat berjalan maka diperlukan alat khusus untuk pelaksanaan tersebut. Alat yang sesuai dengan prinsip syariah itu adalah SBIS. Penitipan dana pada SBIS di Bank Indonesia diberikan bonus. Meskipun bonus SBIS yang diberikan cukup tinggi, permintaan masyarakat akan pembiayaan murabahah juga tetap meningkat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ririh Dian Pratiwi (2014) menjelaskan bahwa SWBI berpengaruh terhadap tingkat pengguliran dana Bank Umum non devisa syariah tahun 2010-2012. Siti Fatimah (2015) secara parsial melalui uji t bahwa

SWBI signifikan terhadap tingkat pengguliran dana, Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi SWBI maka semakin rendah tingkat pengguliran dana bank umum non devisa syariah. Hal ini disebabkan karena semakin besar dana yang disalurkan dalam SWBI tidak akan mengurangi jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan merupakan bagian dari FDR (Finance to Deposit Ratio) yang mencerminkan kegiatan penyaluran dana ke masyarakat yang digunakan untuk mengukur efektifitas bank syariah dalam menjalankan fungsi intermediasinya.

b. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini dapat dilihat dari koefisien sebesar -3.986205 dengan memiliki nilai probabilitas 0,0002. Artinya, setiap kenaikan 1% NPF akan menurunkan pembiayaan murabahah sebesar 3,98% begitu pun sebaliknya, penurunan 1% NPF akan menaikan pembiayaan murabahah sebesar 3,98%.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastanto (2013) dan Liftin Wardiantika & Rohmawati Kusumaningtian (2014) yang menjelaskan bahwan NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai NPF maka akan

menyebabkan nilai pembiayaan murabahah menjadi turun dan begitu juga sebaliknya.

c. Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini dapat dilihat dari koefisien sebesar 5.673912 dengan memiliki nilai probabilitas 0,0000. Artinya, setiap kenaikan 1% nilai tukar rupiah akan menurunkan pembiayaan murabahah sebesar 5,67% begitu pun sebaliknya, penurunan !% nilai tukar rupiah akan menaikan pembiayaan murabahah sebesar 5,67%.

Dalam perbankan, nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan. Nilai tukar akan menentukan imbal hasil investasi riil. Mata uang yang menurun secara jelas akan mengurangi daya beli dari pendapatan dan keuntungan modal yang didapat dari jenis investasi apapun. Penurunan investasi ini akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah. Sehingga setiap perubahan nilai tukar akan mempengaruhi pendapatan dan profit bank syariah.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh rossar maries (2008) dan Ari Cahyono (2009) yang menghasilkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Apabila kurs naik, maka suatu mata uang melemah terhadap mata uang negara lain, sehingga produsen yang

memproduksi produk dengan bahan baku yang berasal dati impor akan menjadi lebih mahal. Hal tersebut mengakibatkan biayaa produksi menjadi meningkat, sehingga produsen menetapkan harga jual produk tersebut menjadi lebih mahal. Akibatnya permintaan terhadap barang akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaaan barang subtitusi yang pada akhirnya akan menekan permintaan. Kemudian apabila kurs turun maka mata uang akan menguat terhadap mata uang negara lain produsen yang menggunakan bahan baku impor akan menyebabkan biaya produksi menurun sehingga harga jual stabil. Hal tersebut memyebabkan pembiayaan menjadi menurun.

d. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa inflasi tidak berperngaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini dapat dilihat dari koefisien sebesarr 0.242799 dengan memiliki nilai probabilitas 0.8089.

Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap pembiayaan murabahah hal ini menyebabkan pemerintah (Bank Indonesia) mengeluarkan regulasi untuk menaikan suku bunga simpanan bank-bank di Indonesia. Ini dalam rangka agar inflasi dapat terkendali. Namun akibat lainnya adalah bank-bank terpaksa menaikan suku bunga pinjamannya (kredit).

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Dahlan (2014) dimana inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah.

Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari suatu periode ke periode lainya, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai 4-6 persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantara 5-10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa ratus atau beberapa ribu persen dalam setahun.

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang teah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variabel independen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing Kurs dan Inflasi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan tingkat signifikan positif sebesar 0,0275, dan Non Performing Financing (NPF) dengan tingkat signifikan negatif sebesar 0,0002, Kurs dengan tingkat signifikan positif sebesar 0,0000 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan murabahah dalam Perbankan Syariah di Indonesia. Inflasi tidak berpengaruh signifikan sebesar 0,8099 terhadap Pembiayaan murabahah dalam Perbankan Syariah di Indonesia. 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Sertifikat Bank Indonesia

Syariah memiliki nilai koefisien sebesar 0.265233, Non Performinhg Financing (NPF) memiliki nilai koefisien sebesar -0.237404, Kurs memiliki nilai koefisien sebesar 2.553023, dan Inflasi memiliki nilai koefisien sebesar 0.006958. Hal ini menunjukan bahwa variabel kurs yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap Pembiayaan Murabahah.

2. Implikasi

1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih mengembangkan kinerja perbankan secara propesional dari sistem perbankan syariah yang telah dijalankan selama ini sehingga dapat meningkatkan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.

2. Bagi perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja keuanganya dengan baik sehingga dapat memaksimalkan tingkat pembiayaan. Sdan juga bank syariah harus lebih memperhatikan kepada pembiayaaan yang menjadi sumber laba yang besar bagi perbankan syariah, maka dari itu manajemen perbankan syariah haru memperkenalkan sistem pembiayaan yanag ada pada perbankan syariah kepada masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih luas agar menggunakan data yang lebih banyak lagi dengan penambahan variabel lain dan mencoba obyek penelitian yang lain.

Dokumen terkait