• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis Ergonomika

Alat vibrationmeter tipe VM-61 yang digunakan memiliki keterbatasan dalam pengukuran getaran karena alat ini tidak dapat mengukur besarnya frekuensi yang ditimbulkan pada stang traktor roda dua sehingga frekuensi pada pegangan tangan operator tidak diketahui. Frekuensi yang terjadi pada enjin tentu tidak sama dengan frekuensi pada stang kemudi karena percepatan getaran pada stang kemudi mengalami perubahan yang diakibatkan pengaruh material dan pengaruh panjangnya lintasan yang dilalui getaran menuju stang kemudi. Hal ini juga diakibatkan adanya perambatan getaran dari enjin ke bagian komponen traktor roda dua.

Putaran enjin penggerak yang digunakan sebesar 1600 rpm atau 26.6 Hz yaitu aplikasi yang ditinjau untuk semua jenis dan ketebalan karet peredam. Dipilih putaran 1600 rpm mengingat untuk memudahkan menentukan suatu tinjauan pengaruh percepatan getaran pada karet peredam. Penggunaan traktor roda dua diharapkan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi operator. Setelah mengoperasikan salah satu diantara tiga unit traktor operator mengalami keluhan seperti pegal-pegal terutama pada tangan dan bahu, khususnya pada operator yang belum terbiasa menggunakan traktor roda dua. Getaran dengan nilai tertentu dalam jangka waktu yang melampaui batas yang diizinkan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Dengan demikian perlu diketahui batas waktu pemakaian traktor roda dua yang aman berdasarkan pemakaian karet peredam yang paling cocok untuk traktor tersebut.

Hasil percepatan getaran yang diperoleh dari pengukuran dan hasil aplikasi pada putaran 1600 rpm. Hasil dari aplikasi dikali dengan faktor keamanan (Standar ISO DIS 2631) menghasilkan nilai untuk roda karet dan untuk roda besi. Nilai yang dihasilkan adalah nilai percepatan getaran yang terjadi pada stang kemudi., seperti pada Tabel 17 untuk roda karet dan Tabel 18 untuk roda besi, pada masing-masing traktor.

Tabel 17 Percepatan getaran menggunakan roda karet untuk mengetahui lama waktu pemakaian yang aman

Percepatan getaran pada arah No Merek traktor Sumbu-x (m/det2) Sumbu-y (m/det2) Sumbu-z (m/det2) Jenis peredam (shore A) Tebal (mm) 1 Merek A 0.378 0.268 0.264 Ma78 H25 2 Merek B 0.668 0.626 0.560 Ma78 H25 3 Merek C 0.456 0.456 0.604 Ma78 H15

Tabel 18 Percepatan getaran menggunakan roda besi untuk mengetahui lama waktu pemakaian yang aman

Percepatan getaran pada arah No Merek traktor Sumbu-x

(m/det2) Sumbu-y (m/det2) Sumbu-z (m/det2) Jenis peredam (shore A) Tebal (mm) 1 Merek A 0.400 0.282 0.260 Ma78 H20 2 Merek B 0.592 0.532 0.544 Ma78 H25 3 Merek C 0.614 0.534 0.738 Ma78 H15

Data percepatan getaran pada Tabel 16 dan Tabel 17 diatas menunjukkan nilai getaran lebih rendah dari 3.15 m/det2. Dengan nilai ini belum diketahui lama waktu bekerja yang aman untuk kesehatan operator. Hasil dari percepatan pada Tabel 17 dan Tabel 18 diplotkan pada grafik hubungan percepatan dan frekuensi yang gunanya untuk mengetahui batas pemakaian traktor roda dua yang aman. (Lampiran 5 sampai Lampiran 10).

Putaran enjin penggerak tiga unit traktor ditinjau pada putaran 1600 rpm. Pada putaran ini menimbulkan frekuensi 26,6 Hz. Dengan demikian dalam pembahasan berikut akan ditinjau pengaruh ketebalan karet peredam Ma78 yang dapat menurunkan percepatan getaran yang aman bagi operator untuk masing- masing traktor.

4.5.1 Traktor A

Percepatan getaran yang rendah pada saat pengoperasian traktor menggunakan roda karet (Lampiran 5) dan roda besi (Lampiran 6) terjadi pada sumbu-z. Percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-x 0,378 m/det2, sumbu-y 0,268 m/det2 dan sumbu-z 0,264 m/det2. Sedangkan dengan menggunakan roda besi percepatan getaran yang terjadi yaitu sumbu-x 0,400 m/det2, sumbu-y 0,282 m/det2 dan pada sumbu-z 0,260 m/det2.

Getaran yang merambat pada traktor terjadi dalam bentuk gaya yang menyebar ke berbagai arah maupun dalam bentuk momen gaya. Kedua bentuk tersebut dipengaruhi dari bentuk struktur rangka yang saling berhubungan. Getaran yang ditransmisikan dari enjin dalam bentuk gaya juga pengaruh dari panjang stang kemudi, sehingga terjadi defleksi dinamis sepanjang tangkai stang kemudi.

Dari nilai percepatan getaran yang terjadi pada tiga titik sumbu menunjukkan pada sumbu-z dengan pengoperasian menggunakan roda besi getaran lebih rendah dibanding pengoperasian dengan menggunakan roda karet. Rendahnya percepatan getaran menggunakan roda besi karena pada traktor tidak ada getaran material yang sama. Sedangkan pada penggunaan roda karet, terjadinya resonansi dua nilai getaran redaman yang berlainan arah dan berlainan posisi. Sehingga percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-z menggunakan roda karet lebih besar.

Pada pengoperasian memakai karet peredam jenis alam dengan ketebalan H25 mm, karet ini dapat mereduksi getaran sebesar 59 % pada sumbu-z dengan menggunakan roda karet. Sedangkan saat menggunakan roda besi karet peredam jenis ini dapat direduksi percepatan getaran dengan ketebalan karet peredam H20 mm pada sumbu-z sebesar 75,1 %.

Melihat dari percepatan getaran yang terjadi pada traktor A ketika memakai karet peredam dengan jenis yang sama. Nilai percepatan getaran ini setelah diplotkan pada grafik Lampiran 5 dan Lampiran 6, percepatan getaran pada traktor A menunjukkan nilai yang aman pada tiga titik sumbu. Hal ini berdasarkan rekomendasi oleh BSI (1987a) dan ISO (1997) yaitu 3.15 m/det2. Dengan demikian traktor roda dua ini dapat dioperasikan selama 8 jam atau lebih dalam sehari dengan memakai karet peredam ketebalan H20 mm pada saat menggunakan roda besi.

4.5.2 Traktor B

Percepatan getaran pada traktor B dengan menggunakan roda karet pada sumbu-x 0,668 m/det2, sumbu-y 0,626 m/det2 dan pada sumbu-z 0,560 m/det2. Pada penggunaan roda besi percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-x 0,598 m/det2, sumbu-y 0,532 m/det2, dan pada sumbu-z 0,544 m/det2. Percepatan getaran yang terjadi dengan menggunakan roda karet adalah dengan memakai karet peredam ketebalan H25 mm, karet ini dapat mereduksi

getaran sebesar 59,7 % pada sumbu-z. Pada sumbu yang berbeda dengan ketebalan karet peredam yang sama yaitu saat menggunakan roda besi, ketebalan karet peredam yang dipakai H25 mm. Ketebalan karet ini dapat mereduksi percepatan getaran sebesar 75,9 % yaitu pada sumbu-y.

Nilai percepatan getaran yang terjadi pada tiga titik sumbu dengan masing-masing roda diplotkan pada grafik seperti pada Lampiran 7 dengan menggunakan roda karet dan Lampiran 8 dengan menggunakan roda besi. Parcepatan getaran untuk traktor B menunjukkan batas aman untuk operator mengoperasikan traktor sesuai dengan yang rekomendasi oleh BSI (1987a) dan ISO (1997) yaitu 3.15 m/det2. Dengan demikian traktor roda dua ini dapat dioperasikan selama 8 jam atau lebih dalam sehari operasional.

4.5.3 Traktor C

Pada traktor C dengan menggunakan roda karet terjadi percepatan getaran pada sumbu-x 0,456 m/det2, sumbu-y 0,456 m/det2 dan pada sumbu-z 0,604 m/det2. Pada saat menggunakan roda besi percepatan getaran yang terjadi untuk sumbu-x 0,614 m/det2, sumbu-y 0,534 m/det2 dan pada sumbu-z sebesar 0,738 m/det2. Percepatan getaran yang terjadi menggunakan roda karet dengan ketebalan karet peredam H15 mm, karet ini dapat mereduksi getaran sebesar 86,4 % pada sumbu-x. Sedangkan pada saat menggunakan roda besi dengan ketebalan karet peredam yang dipakai H15 mm. Karet ini mampu mereduksi percepatan getaran sebesar 82,4 % yaitu pada sumbu-y.

Nilai percepatan getaran yang terjadi pada tiga titik sumbu dengan masing-masing roda diplotkan pada grafik seperti pada Lampiran 9 dengan menggunakan roda karet dan Lampiran 10 dengan menggunakan roda besi. Setelah diplotkan pada grafik, percepatan getaran yang terjadi pada traktor C menunjukkan batas aman sesuai dengan yang rekomendasi oleh BSI (1987a) dan ISO (1997) dan tidak melebihi yaitu 3.15 m/det2. Dengan demikian traktor roda dua merek C dapat dioperasikan selama 8 jam atau lebih dalam sehari dengan memakai karet peredam jenis alam Ma78 yang memiliki ketebalan H15 mm.

Dokumen terkait