• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kupersembahkan kepada: Kedua orang ‐ tuaku,

Isteri dan anakanakku, 

Guruguruku, 

Agamaku, 

dan Bangsaku. 

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan RidhaNya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis yang berjudul Pemodelan Peredam Getaran pada Traktor Roda Dua dengan Jaringan Syaraf Tiruan.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan, arahan, dan koreksi konstruktif terutama dari komisi pembimbing. Oleh karena itu, ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulusnya penulis sampaikan kepada komisi pembimbing: Dr. Ir. Sam Herodian, MS (Ketua), Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr dan Dr. Ir. Suroso, M.Agr (masing-masing Anggota).

Penghargaan yang setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada : 1. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, yang

telah memberi bantuan biaya pendidikan Pascasarjana.

2. Kepada pemerintah daerah Nanggroe Aceh Darussalam yang telah mensubsidi bantuan dana.

3. Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe di Nanggroe Aceh Darussalam yang telah memberi izin belajar.

4. Staf pengajar jurusan Mesin dan pegawai Politeknik Negeri Lhokseumawe- Nanggroe Aceh Darussalam yang telah memberi dorongan.

5. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan dan Ketua program studi Ilmu Keteknikan Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB, yang telah menerima penulis untuk melanjutkan pendidikan di IPB.

6. Ir. Mad Yamin, MT selaku Penguji Luar Komisi yang telah memberi masukan, dan saran demi kesempurnaan penulisan tesis.

7. Mas Rudiyanto yang telah banyak membantu penulis dan teman-teman S2 dan S3 TEP. Rekan-rekan penulis lainnya: pak Kisman, Nurdin, Irwin, Samsul, Iqbal, Wardana, anggota IKAMAPA-Aceh dan teman-teman di Jl. Perwira no. 6 Dramaga yang telah membantu penulis.

8. Sembah sujud kepada ayahanda Drs. Abdullah Rayeuk, M.Si dan Ibunda Salwiyah Abdul Wahab atas dorongan dan kasih sayang serta doa yang tiada henti-hentinya untuk penulis.

9. Isteri tercinta Abidah, ananda tersayang Nasyaya Ulva dan Mohd. Maulana Alvin atas segala doa, dorongan, dan kesabaran serta kebersamaan dalam penantian.

10. Adinda Ir. Fas Nurussalami Abdullah, Ir. Mohd. Agus Nashri Abdullah, M.Si dan Dr. Mars Nashrah Abdullah, abang Drs. Edward Ibrahim serta keponakan-ponakan penulis lainnya, atas doa dan dukungan mereka selama ini.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran penulisan tesis ini yang tidak bisa disebut satu persatu.

Semoga bantuan moril dan spirituil yang telah diberikan untuk penulis, insyaallah diterima oleh Allah SWT dan menjadi amal ibadah di dunia dan di Yaumil Mahsyar kelak, aminn yaa rabball a’lamin.

Bogor, Juli 2007 Mohd. Arskadius Abdullah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kopelma Darussalam pada tanggal 22 Nopember 1965 sebagai anak pertama dari Ayahanda Drs. Abdullah Rayeuk, M.Si dan Ibunda Salwiyah Abdul Wahab.

Tahun 1985 penulis lulus SMA negeri 3 Banda Aceh dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Universitas Syiah Kuala melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis diterima pada Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Pada tahun 2003 penulis diterima di program Pascasarjana IPB pada Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian dengan beasiswa pendidikan Pascasarjana diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (BPPS) dan bantuan subsidi dari PEMDA NAD dan DAAD.

Penulis bekerja sebagai staf edukatif pada Jurusan Mesin Produksi-PS di Politeknik Negeri Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam sejak tahun 1994 sampai sekarang.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xv I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2 1.4 Hipotesa ... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traktor Roda Dua ... 4 2.2 Ergonomi ... 7 2.3 Enjin Diesel ... 8 2.4 Getaran Mekanis ... 9 2.4.1 Sumber Getaran ... 13 2.4.2 Rambatan Getaran ... 13 2.4.3 Peredam ... 15 2.4.4 Bahan peredam ... 15 2.4.5 Sifat karet dan shore ... 16 2.4.6 Metode peredam getaran... 18 2.4.7 Pertimbangan dalam pemilihan peredam getaran ... 19 2.4.8 Pegas Karet dan Neoprene ... 20 2.5 Jaringan Syaraf Tiruan ... 22 2.5.1 Pembelajaran Metode Back Propagation ... 24 2.5.2 Validasi Jaringan Syaraf Tiruan ... 28 III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30 3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 30 3.3 Metode Penelitian ... 32 3.3.1 Skema Aliran Kerja ... 33 3.3.2 Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Pendugaan Getaran 33 3.3.3 Pemilihan dan Disain Karet Peredam ... 34 3.3.4 Karet Peredam ... 38 3.3.5 Posisi Pemasangan Karet Peredam ... 39 3.3.6 Instrumen Pengukur dan Sensor ... 41 3.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran... 43 3.4 Pemodelan dengan Jaringan Syaraf Tiruan ... 44 3.4.1 Skema Aliran Kerja Jaringan Syaraf Tiruan ... 45 3.4.2 Model I Jaringan Syaraf Tiruan ... 45 3.4.3 Model II Jaringan Syaraf Tiruan ... 46 IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Pengambilan Data ... 48 4.2 Penyusunan Model ... 48

4.2.1 Batasan model ... 53 4.2.2 Model Jaringan Syaraf Tiruan ... 53

4.2.3 Struktur Jaringan Syaraf Tiruan ... 55 4.2.4 Model I Jaringan Syaraf Tiruan ... 55 4.2.5 Model II Jaringan Syaraf Tiruan ... 62 4.3 Nilai Kekerasan Karet ... 71 4.4 Aplikasi Karet Peredam Getaran ... 72 4.4.1 Pengaruh Traktor terhadap Getaran ... 72 4.4.2 Pengaruh Kondisi Traktor Terhadap Getaran ... 76 4.4.3 Pengaruh Jenis Karet Peredam Terhadap Getaran ... 81 4.4.4 Pengaruh Tebal Karet Peredam Terhadap Getaran ... 81 4.5 Analisis Ergonomika ... 87

4.5.1 Traktor A ... 100 4.5.2 Traktor B ... 101 4.5.3 Traktor C ... 102 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 103 5.2 Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN ... 107

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Variabel pengaruh tubuh terhadap kecepatan getaran ... 11 2 Skala ambang persepsi getaran ketidaknyamanan ... 12 3 Skala getaran ketidaknyaman ... 13 4 Menentukan kekerasan shore menurut penggunaan ... 17 5 Kekerasan shore berdasarkan tingkatan (degrees) ... 18 6 Perkiraan hasil perbandingan kekerasan dengan durometer ... 18 7 Spesifikasi teknik traktor roda dua ... 31 8 Data training dan data testing yang dipilih berdasarkan putaran

enjin (rpm) ... 54 9 Hasil training percepatan pada sumbu data ukur dan JST model I ... 56 10 Hasil testing percepatan pada sumbu data ukur dan JST model I ... 59 11 Ketelitian model I JST untuk tiga unit traktor ... 62 12 Hasil training percepatan pada sumbu data ukur dan JST model II ... 64 13 Hasil testing percepatan pada sumbu data ukur dan JST model II ... 67 14 Ketelitian model II JST tiga unit traktor... 70 15 Nilai kekerasan karet peredam (mounting) ... 71 16 Perbandingan kondisi traktor sebelum dan setelah pemasangan

karet karet peredam ... 81 17 Percepatan getaran menggunakan roda karet untuk mengetahui

lama waktu pemakaian traktor yang aman ... 100 18 Percepatan getaran menggunakan roda besi untuk mengetahui

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Komponen utama traktor roda dua... 6 2 Getaran sinusoidal ... 9 3 Hubungan antara angka kekerasan durometer dengan modulus

elastisitas karet... 20 4 Kerakteristik defleksi pegas karet terhadap berbagai pembebanan... 21 5 Ilustrasi sederhana jaringan syaraf tiruan ... 22 6 Ilustrasi Pembelajaran Backpropagation ... 27 7 Skema penelitian model peredam getaran pada traktor roda dua

dengan Jaringan Syaraf Tiruan ... 33 8 Disain penampang karet peredam (mounting) ... 35 9 Disain ukuran karet peredam (mounting) ... 37

10 Karet ring peredam yang di pasang pada beberapa sambungan komponen traktor roda dua ... 38 11 Posisi pemasangan karet peredam pada traktor roda dua ... 40 12 Posisi, arah dan tempat pemasangan karet peredam (mounting)

antara enjin penggerak dan rangka depan ... 40 13 Tempat dan posisi pemasangan karet ring peredam ... 41 14 Alat ukur putaran motor dan alat ukur getaran serta sensor ... 42 15 Standar sistem koordinat tangan (ISO 5349-1986 (E)) ... 43 16 Penempatan sensor laju getaran pada stang kemudi traktor roda dua ... 43 17 Penyangga pembantu ... 44 18 Aliran proses Jaringan Syaraf Tiruan (JST) ... 45 19 Model I Jaringan Syaraf Tiruan ... 46 20 Model II Jaringan Syaraf Tiruan ... 47 21 Kondisi dan posisi traktor selama pengambilan data ... 48 22 Mean Square Error (MSE) model I ... 56

23 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model I ... 57 24 Percepatan pada sumbu-y data ukur dan JST model I ... 58 25 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model I ... 59 26 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model I ... 60 27 Percepatan pada sumbu-y data ukur danJST model I ... 61 28 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model I ... 62 29 Mean Square Error (MSE) model II ... 63

30 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model II ... 65 31 Percepatan pada sumbu-y data ukur dan JST model II ... 66 32 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model II ... 67 33 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model II ... 68 34 Percepatan pada sumbu-y data ukur dan JST model II ... 69 35 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model II ... 70 36 Kondisi tiga unit traktor memasang karet peredam Ma78

menggunakaroda karet dan roda besi ... 73 37 Kondisi tiga unit traktor memasang karet peredam Mb80

menggunakan roda karet dan roda besi ... 74 38 Kondisi tiga unit traktor memasang karet peredam Ms80

menggunakan roda karet dan roda besi ... 75 39 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam menggunakan roda

karet dan roda besi pada traktor A ... 83 40 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam menggunakan roda

karet dan roda besi pada traktor B ... 86 41 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam menggunakan roda

karet dan roda besi pada traktor C ... 89 42 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda

besi traktor A ... 93 43 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda

besi traktor B ... 95 44 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Tampilan program Jaringan Syaraf Tiruan ... 96 2 Foto copy Sertifikat hasil pengujian karet Ma78 ... 109 3 Foto copy Sertifikat hasil pengujian karet Mb80 ... 110 4 Foto copy Sertifikat hasil pengujian karet Ms80 ... 111 5 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

Mengetahui batas aman pengguna traktor roda dua A, roda karet ... 118 6 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

mengetahui batas aman pengguna traktor roda dua A, roda besi ... 119 7 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

mengetahui batas aman pengguna traktor roda dua B, roda karet ... 120 8 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

mengetahui batas aman pengguna traktor roda dua B, roda besi ... 121 9 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

mengetahui batas aman pengguna traktor roda dua C, roda karet ... 122 10 Hubungan percepatan getaran dengan frekuensi 26,6 Hz untuk

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian sampai saat ini masih merupakan sektor penting bagi negara. Beberapa hal telah dilakukan dalam usaha menunjang keberhasilan pertanian, antara lain melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Semua kegiatan tersebut memerlukan tenaga manusia yang besar sehingga dibutuhkan alat bantu dalam menunjang kegiatan pertanian.

Di daerah pedesaan, banyak pekerjaan yang dilakukan petani dengan mengandalkan kekuatan tenaga fisik. Perekayasaan dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) khususnya pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura bertujuan untuk meringankan beban kerja petani sehari-hari, sehingga tercapai efisiensi dan mutu produksi yang sesuai dengan keinginan. Beberapa jenis alsintan yang sering dijumpai antara lain adalah traktor roda empat, traktor roda dua, alat tanam benih langsung, pompa air, power thresher

dan pedal tresher. Dalam penerapannya, berbagai alsintan masih belum merata, baik dari aspek liputan areal maupun intensitasnya.

Manusia sebagai sumber daya yang kurang efisien dan kurang efektif karena kemampuannya yang terbatas yaitu sekitar 0.1 HP untuk melakukan kerja secara terus-menerus. Sekitar 50 orang tenaga manusia dapat mengerjakan 1 Ha/hari lahan yang sudah sering diolah tanahnya. Sedangkan dua traktor dengan daya 20 HP memiliki kemampuan yang sama dengan 100 orang dengan alat sederhana untuk mengolah lahan (Daywin et al.1991).

Pada prinsipnya mekanisasi pertanian bertujuan untuk mengubah pola pertanian tradisional dengan produktivitas rendah, statis dan subsistem menjadi pola pertanian modern dengan produktivitas yang dapat ditingkatkan, dinamis dan komersil. Peran alat dan mesin pertanian dalam usaha tani adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja dan pendapatan petani, menekan biaya produksi dan memperbaiki mutu hasil. Peningkatan kebutuhan pangan dan produk pertanian lainnya akan terus meningkat, tidak terbatas pada kuantitas saja tetapi juga dalam hal kualitas.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, penggunaan mesin pertanian di Indonesia telah berkembang pesat, demikian juga halnya dengan penggunaan

traktor, khususnya traktor roda dua. Oleh karena itu perlu diperhatikan agar getaran yang ditimbulkan alat dan mesin mekanisasi pertanian tidak melebihi standar aman yang dapat diterima oleh manusia untuk mencapai kenyamanan dan keselamatan kerja sehingga efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal akan tercapai.

1.2 Perumusan Masalah

Penggunaan traktor roda dua di Indonesia sudah cukup luas pada bidang pertanian. Traktor roda dua terdiri dari beberapa bagian utama, salah satu adalah enjin sebagai tenaga penggerak. Akan tetapi dalam penggunaannya, enjin diesel tersebut terdapat beberapa kelemahan antara lain besarnya getaran dan tingginya tingkat kebisingan yang ditimbulkan pada saat beroperasi.

Getaran yang terjadi pada traktor roda dua bersumber dari enjin penggerak. Besarnya getaran pada traktor roda dua dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yaitu getaran enjin penggerak, konstruksi komponen, ukuran komponen, bahan komponen, keadaan traktor dan jenis tanah serta kondisi operator traktor roda dua.

Getaran yang terjadi pada traktor umumnya diakibatkan oleh kerja enjin diesel yaitu terjadinya gerak bolak-balik piston di dalam ruang silinder yang diteruskan dengan sistem penyaluran tenaganya. Selanjutnya getaran tersebut akan menjalar melalui struktur rangka traktor hingga akhirnya akan sampai pada stang kemudi yang kontak langsung dengan operator.

Getaran dapat menimbulkan efek terhadap operator, diantaranya adalah cepat lelah dan berkurangnya konsentrasi pada pekerjaan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja yang perlu diantisipasi dengan melakukan pendekatan ergonomika. Ergonomika adalah disiplin ilmu yang mengkaji interaksi antara manusia dengan sistim dan lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan kerja sehingga tercapai produktifitas yang optimal.

1.3 Tujuan Penelitian :

1. Membuat pemodelan sistem peredam getaran pada traktor roda dua dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan.

2. Menentukan spek kekerasan (shore A) yang paling optimal dari karet peredam yang diteliti.

3. Menentukan ketebalan karet peredam yang paling sesuai untuk mereduksi getaran pada traktor roda dua.

1.4 Hipotesis

Kemampuan meredam Getaran karet peredam (monting) dapat dimodelkan melalui parameter : merek traktor, berat rangka, berat enjin, putaran mesin, tipe traktor, jenis karet, tebal karet mounting, karet ring.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traktor Roda Dua

Pengolahan lahan pertanian dengan menggunakan mekanisasi yang moderen yaitu traktor, baik yang roda empat dan roda dua atau lebih dikenal dengan sebutan traktor tangan. Bila dilihat dari segi ekonomis, penggunaan traktor roda dua di Indonesia lebih unggul dan lebih efektif. Karena lahan pertanian di Indonesia pada umumnya terdapat lahan kecil dan sempit. Apabila digunakan traktor roda empat kurang efektif, hal ini mengingat bahwa traktor tersebut memerlukan lahan yang luas dan sangat sulit bila dioperasikan pada lahan yang sempit.

Traktor roda dua sudah lama dikenal oleh petani di Indonesia. Jenis traktor ini semakin banyak digunakan khususnya dalam pengelolaan tanah oleh para petani sebagai usaha untuk meningkatkan produktifitas. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah traktor di lapangan untuk mengolah lahan. Data terakhir diketahui bahwa populasi traktor tangan di Indonesia pada tahun 2002 sebanyak 101.433 unit dengan luas lahan 7.890.000 ha (BPS 2002). Dibandingkan dengan luas lahan pertanian di Indonesia, berarti saat ini idealnya Indonesia harus memiliki traktor roda dua sejumlah 526.000 unit. Hal ini mengingat kerja ideal satu unit traktor roda dua dengan daya ±7 PK dapat mengolah lahan 15 ha untuk setiap musim tanam.

Meskipun masih banyak keluhan yang disampaikan oleh petani dalam penggunaan traktor roda dua di lapangan, seperti menyangkut dengan biaya investasi yang masih sangat mahal bagi ukuran petani di Indonesia, dan segi teknis seperti dimensi yang terlalu besar apabila dibandingkan dengan ukuran tubuh para petani. Disamping masalah dimensi, beratnya beban biaya dalam mengoperasikan traktor roda dua, juga menjadi masalah bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga hewan untuk mengolah lahan pertanian.

Walaupun produktifitas traktor roda dua masih lebih kecil dari traktor roda empat, tetapi masih lebih tinggi produktifitasnya dibandingkan tenaga ternak atau manusia sehingga petani dapat menikmati kecepatan dan ketepatan kerja serta membuat kerja menjadi lebih ringan (Sakai et al. 1989). Kecilnya skala usaha tani yang dilakukan oleh sebagian besar petani di Indonesia serta sempitnya petakan lahan yang dimiliki merupakan kendala tradisional dalam penggunaan traktor tangan di lapangan. Dari hasil sensus yang telah dilakukan oleh Deptan (2003)

diketahui bahwa dalam kurun waktu 1983 - 1993 terjadi penurunan jumlah kepemilikan lahan oleh petani yaitu untuk luas kepemilikan di bawah 0.5 ha mengalami penurunan sebesar 2.53% sedangkan untuk luas kepemilikan di atas 0.5% terjadi penurunan sebesar 11.93%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama petakan lahan yang dimiliki oleh petani di Indonesia semakin sempit sehingga akan berpengaruh terhadap aplikasi mekanisasi pertanian khususnya traktor roda dua di lapangan (Akbar et al. 2005).

Traktor roda dua (two wheel drive) atau traktor tangan (hand tractor) adalah mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan pekerjaan pertanian lainnya, alat pengolahannya digandengkan atau dipasang di bagian belakangnya. Mesin ini mempunyai efisiensi yang tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu bersamaan (Hardjosentono et al. 1985).

Menurut Sembiring et al. (1991), berdasarkan cara pemanfaatan tenaga untuk alat-alat yang dipergunakan, secara umum traktor roda dua dapat dibedakan menjadi :

1. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini dapat menarik alat atau implemen yang digandengkan pada bagian belakang traktor.

2. Traktor roda dua tipe penggerak (Drive Type) atau sering dikatakan sebagai Power Tiller. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini memerlukan suatu sistem transmisi, karena implemen yang dipasangkan adalah implemen yang bergerak, misalnya bajak rotari.

3. Traktor roda dua tipe kombinasi. Pemanfaatan tenaga dari traktor roda dua ini adalah kombinasi dari traktor roda dua yang tersebut di atas.

Menurut Sakai et al. (1998) traktor roda dua terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut ; (1) enjin, (2) dudukan enjin dengan titik gandeng, (3) rumah gigi transmisi termasuk kopling master dan titik gandeng belakang (4), stir dengan beberapa tuas kontrol, dan (5) roda, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Komponen utama traktor dua-roda (Sakai et al. 1998)

Sedangkan menurut Sembiring et al. (1991), bagian-bagian utama traktor roda dua adalah:

1. Sumber tenaga enjin bakar

Traktor roda dua tipe tarik biasanya mempergunakan enjin berpendingin udara sebagai sumber tenaganya, sedangkan traktor roda dua tipe penggerak dan tipe kombinasi mempergunakan enjin bahan bakar Diesel berpendingin air.

2. Sistem transmisi

Sistem transmisi traktor roda dua terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

a. V-belt, yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari poros engkol enjin bakar ke poros utama.

b. Kopling, berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran tenaga yang disalurkan oleh V-belt.

c. Gigi transmisi, yang berfungsi untuk mengubah kecepatan dan torsi yang dihasilkan oleh sumber tenaga dan menyalurkannya ke kedua penggerak. 3. Roda

Di samping menggunakan roda ban untuk pengoperasian di lahan atau untuk transportasi pada jalan umum, ada berbagai jenis roda bukan ban yang dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pengoperasian di lahan antara lain : Pipe Wheels, Float Wheels, Cage Wheel, dan lain sebagainya. Cage Wheels

khusus dipergunakan untuk lahan padi sawah karena mempunyai daya apung yang tinggi pada lahan berlumpur.

2.2 Ergonomi

Ergomomika adalah ilmu terapan yang menggabungkan ilmu-ilmu biologi bersama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai kecocokan atau penyesuaian (to mach) terhadap suatu produk, pekerjaan dan tempat kerja dengan orang yang menggunakan, dimana manfaatnya di ukur dari efesiensi dan kesejahteraan atau kenyamanan kerja (Riyadina 2002).

Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen dan disain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusia atau ergonomi disebut juga sebagai human factor (Nurmianto 2004).

Penerapan ergonomika pada berbagai jenis pekerjaan telah terbukti menyebabkan perbaikan efisiensi dan kenaikan produktivitas yang dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas hasil kerja bisa mencapai 10% atau lebih (Kusen 1989).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan,sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.

Peruhahan-perubahan yang terjadi pada alat dan enjin yang digunakan manusia akan berpengaruh terhadap pemakaian energi, resiko kecelakaan dan efek terhadap kesehatan (Cormick 1987). Salah satu aspek penting dari ergonomika adalah getaran yang akan menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini.

Pertimbangan ergonomi terutama yang berkaitan dengan getaran enjin, kebisingan, efek gas buang, beban traktor terhadap operator dan bentuk rancangan menjadi hal penting dalam pemilihan suatu tipe traktor tangan. Sebagai contoh adanya gangguan pada persendian (pinggang dan tangan), pusing-pusing dan rasa mual serta gangguan pada telinga (mendengung). Hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi dan waktu tertentu ternyata penggunaan traktor tangan ada dampak negatifnya pada fisik operator. Dengan demikian sangat penting bila pemakaian traktor tangan berdasarkan pengalaman lebih mementingkan faktor keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.

Kastaman (1999) menuliskan bahwa pemakaian traktor roda dua di Jawa Barat yang bekerja di lahan sawah rata-rata selam 8 hingga 10 jam per hari dan

Dokumen terkait