• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor

5.2.3. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran

5.2.3.1 Gross Domestic Product (GDP) Perkapita Negara Tujuan

Berdasarkan teori ekonomi, GDP perkapita merepresentasikan ukuran daya beli masyarakat di suatu negara terhadap barang dan jasa. Hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel GDP perkapita negara tujuan berpengaruh signifikan terhadap taraf nyata 5 persen dengan nilai koefisien sebesar 0,002 yang bernilai positif sehingga sesuai dengan teori. Hal tersebut

berarti apabila terjadi kenaikan satu persen pendapatan per kapita di negara tujuan, maka akan meningkatkan aliran ekspor nenas sebesar 0,002 persen.

Peningkatan GDP perkapita di suatu negara secara otomatis akan meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut. Hal ini berlaku pula untuk konsumen nenas di negara importir, apabila daya beli mereka meningkat maka permintaan terhadap ekspor nenas pun akan meningkat, ceteris paribus.

Sumber : UNDATA 2011

Gambar 5.2 Perkembangan Peningkatan GDP Perkapita Negara Tujuan Ekspor Nenas Indonesia Periode 2002 –2008

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa GDP perkapita Jepang, Singapura, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Malaysia dan Macao memiliki trend cenderung meningkat selama periode 2002 hingga 2008. Amerika Serikat merupakan negara tujuan dengan GDP perkapita tertinggi, dan volume ekspornya termasuk lebih tinggi dari negara lain. Selain itu, peningkatan GDP perkapita Uni Emirat Arab pada tahun 2008 juga meningkatkan volume ekspornya menjadi 18.000 Kg dari

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 GDP Pe rkap ita (US $) Jepang Singapura Uni Emirat Arab Amerika Serikat Malaysia Macao

1.201 Kg pada tahun 2007. Hal tersebut menunjukkan GDP perkapita dan Volume Ekspor memiliki hubungan positif.

5.2.3.2 Jarak

Berdasarkan teori Gravity, jarak berpengaruh negatif terhadap hubungan perdagangan antarwilayah. Hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel jarak berpengaruh signifikan terhadap taraf nyata 5 persen dengan nilai koefisien sebesar 52,06 yang bernilai negatif sehingga sesuai dengan teori. Hal tersebut berarti apabila jarak dengan negara tujuan lebih jauh satu persen, maka akan terjadi penurunan permintaan ekspor nenas sebesar 52,06 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan teori gravitasi, jarak memengaruhi interaksi antara dua objek, dalam hal ini aliran ekspor nenas antara Indonesia dengan negara tujuan. Semakin jauh jarak negara tujuan dengan Indonesia maka semakin besar biaya transportasi untuk melakukan perdagangan nenas dari Indonesia sehingga akan menyebabkan semakin berkurangnya volume nenas Indonesia yang diperdagangkan. Hal ini terbukti oleh rata-rata volume ekspor nenas Indonesia ke Malaysia pada periode 2002 – 2008 yang berjarak dekat lebih besar dibanding rata-rata volume ekspor nenas Indonesia ke AS yang berjarak lebih jauh.

5.2.3.3 GDP Perkapita Indonesia

Berdasarkan teori ekonomi, GDP perkapita merepresentasikan ukuran daya beli masyarakat di suatu negara terhadap barang dan jasa. Hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel GDP perkapita Indonesia sebagai

negara eksportir berpengaruh signifikan terhadap taraf nyata 5 persen dengan nilai koefisien sebesar 0,05 yang bernilai negatif. Hal tersebut berarti apabila terjadi kenaikan satu persen pendapatan per kapita di Indonesia, maka akan menurunkan aliran ekspor nenas sebesar 0,05 persen.

Sumber : UNDATA 2011

Gambar 5.3 Perkembangan GDP Perkapita Indonesia Periode 2002 – 2008

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pendapatan perkapita Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun sehingga diduga hal tersebut menjadi salah satu penyebab berkurangnya ekspor nenas dari Indonesia. Meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia akan meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap berbagai barang dan jasa, termasuk buah-buahan dan khususnya nenas. Permintaan masyarakat akan nenas di dalam negeri yang tinggi menyebabkan komoditi yang tersedia untuk ekspor berkurang.

0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 GDP Pe rkap ita (US $)

5.2.3.4 Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Berdasarkan teori ekonomi, tingkat populasi penduduk berkorelasi positif terhadap jumlah komoditi yang diminta. Hal tersebut berlaku pula dalam perdagangan antar negara. Apabila jumlah populasi di negara tujuan meningkat, maka permintaan ekspor terhadap suatu komoditi di negara tersebut akan lebih banyak, ceteris paribus. Hasil estimasi pada model menunjukkan bahwa variabel populasi di negara tujuan memiliki koefisien sebesar 18,52 yang bernilai positif sehingga sesuai dengan teori. Hal tersebut berarti apabila terjadi kenaikan satu persen jumlah penduduk di negara tujuan, maka akan meningkatkan aliran ekspor nenas sebesar 18,52 persen. Meskipun koefisien nilai tukar bernilai positif sesuai teori namun probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata yang digunakan sehingga variabel tersebut tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap aliran ekspor nenas Indonesia.

Sumber : UNDATA 2011

Gambar 5.4 Perkembangan Peningkatan Jumlah Penduduk Negara Tujuan Ekspor Nenas Indonesia Periode 2002 –2008

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Ju m lah Pen d u d u k (ji wa) Jepang Singapura Uni Emirat Arab Amerika Serikat Malaysia Macao

Berdasarkan gambar 5.4 terlihat bahwa populasi di negara tujuan cenderung stabil, kecuali di Amerika Serikat yang mengalami peningkatan walaupun sangat kecil. Selain itu rata-rata volume ekspor Indonesia ke Malaysia yang berpenduduk sedikit lebih besar dibandingkan rata-rata volume ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, sehingga dapat disimpulkan populasi tidak berpengaruh terhadap volume ekspor nenas Indonesia

5.2.3.5 Nilai Tukar Domestik Terhadap Dollar AS

Hasil estimasi model menunjukkan koefisien variabel nilai tukar (ER) bernilai positif sebesar 0,06 yang berarti jika nilai tukar negara tujuan menguat terhadap dollar sebesar satu persen maka akan meningkatkan permintaan ekspor nenas Indonesia sebesar 0,06 persen. Meskipun koefisien nilai tukar bernilai positif sesuai teori namun probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata yang digunakan sehingga variabel tersebut tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap aliran ekspor nenas Indonesia.

Nilai tukar domestik terhadap dollar yang tidak signifikan dapat disebabkan kelima negara tujuan yaitu Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Macao dan Singapura merupakan negara yang tergolong kelompok negara high income menurut Bank Dunia, dimana pendapatan perkapita negara-negara tersebut lebih tinggi dari US$ 9.361, sedangkan Malaysia termasuk kelompok negara

upper middle income karena pendapatan perkapitanya lebih tinggi dari US$ 3.031. Pendapatan perkapita yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat negara tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.

Dokumen terkait