• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.4. Definisi Operasional

1. Volume ekspor merupakan total volume ekspor nenas di pasar internasional setiap tahunnya dan dinyatakan dalam satuan Kilogram. 2. GDP riil perkapita negara tujuan ekspor merupakan total pendapatan riil

negara tujuan setiap tahunnya dibagi populasi negara tujuan dan dinyatakan dalam US$.

3. Populasi negara tujuan adalah total penduduk yang tinggal dan menjadi warga negara di negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam Jiwa.

4. Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor nenas dihitung berdasarkan jarak antaribukota Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam Kilometer. Jarak ekonomi diperoleh dari pembagian jarak geografis dengan share GDP Indonesia terhadap GDP masing- masing negara tujuan setiap tahun.

5. Nilai tukar riil mata uang negara tujuan terhadap Dollar adalah nilai tukar nominal mata uang domestik negara tujuan terhadap US$ dikali IHK Amerika Serikat dibagi IHK domestik.

6. GDP riil perkapita Indonesia merupakan total pendapatan riil Indonesia setiap tahunnya dibagi populasi Indonesia dan dinyatakan dalam US$.

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Kondisi Pasar Ekspor Nenas Internasional

Permintaan pasar internasional terhadap komoditi nenas semakin meningkat dari waktu ke waktu, tercermin dari nilai ekspor nenas dunia yang semakin meningkat. Perkembangan nilai ekspor nenas dunia hingga tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

Sumber : UN Comtrade 2011

Gambar 4.1 Nilai Ekspor Nenas Dunia Periode 2002–2008

Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa trend nilai perdagangan nenas dunia terus meningkat. Aliran perdagangan nenas dunia terjadi akibat adanya interaksi antara permintaan dan penawaran dari berbagai negara yang bertindak sebagai eksportir atau importir. Pada tahun 2008, negara dengan nilai ekspor terbesar di pasar internasional adalah Kostarika, dengan nilai ekspor mencapai 574,92 juta US$ dengan pangsa terhadap total nilai ekspor nenas dunia

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 N il ai E ksp o r ( ju ta US $)

sebesar 37,81 persen diikuti Belgia dan Belanda dengan pangsa terhadap total nilai ekspor nenas dunia masing-masing sebesar 15,99 persen dan 13,72 persen. Beberapa negara dengan nilai ekspor nenas terbesar tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Sepuluh Negara dengan Nilai Ekspor Nenas Terbesar Tahun 2008 No. Negara Nilai Ekspor

(US$) Volume Ekspor (Kg) Share (%) 1 Kostarika 574.921.111 1.458.975.193 37.81 2 Belgia 243.102.034 237.268.010 15.99 3 Belanda 208.592.613 198.752.573 13.72 4 Amerika Serikat 93.405.410 101.279.240 6.14 5 Filipina 61.652.975 291.865.062 4.05 6 Uni Eropa 57.173.333 45.876.636 3.76 7 Jerman 37.686.000 30.647.600 2.48 8 Ekuador 36.589.729 90.022.178 2.41 9 Panama 36.503.496 55.737.403 2.40 10 Pantai Gading 28.882.194 69.200.511 1.90 55 Indonesia 104.482 215.053 0.007

Sumber : UN Comtrade 2011 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dari sepuluh negara dengan nilai ekspor paling besar tahun 2008, empat diantaranya merupakan negara di benua Amerika dan empat lainnya dari benua Eropa. Filipina menjadi negara pengekspor nenas terbesar dari Asia Tenggara saat ini dengan pangsa pasar 4,05 persen, sementara Indonesia berada pada posisi ke 55 sebagai negara pengekspor nenas berdasarkan nilai ekspor dengan pangsa pasar hanya 0,007 persen.

Ekspor nenas dunia tentu dipengaruhi oleh permintaan ekspor terhadap nenas tersebut. Selain negara-negara yang bertindak sebagai eksportir nenas, terdapat negara-negara yang bertindak sebagai importir nenas yaitu negara yang mengimpor nenas dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan nenas dalam negeri.

Beberapa negara dengan nilai impor nenas terbesar pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Sepuluh Negara dengan Nilai Impor Nenas Terbesar Tahun 2008 No. Negara Nilai Impor

(US$) Volume Impor (Kg) Share (%) 1 Uni Eropa 876.630.947 921.249.730 37.77 2 Amerika Serikat 531.854.092 484.154.893 22.91 3 Belgia 296.772.875 312.212.748 12.79 4 Belanda 204.235.578 209.139.433 8.80 5 Jerman 187.256.000 173.059.700 8.07 6 Italia 144.958.789 149.558.860 6.25 7 Inggris 136.809.926 122.422.250 5.89 8 Spanyol 123.061.297 126.972.532 5.30 9 Jepang 99.455.116 144.475.252 4.28 10 Kanada 96.419.808 105.782.597 4.15

Sumber : UN Comtrade 2011 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.2, Uni Eropa merupakan negara dengan nilai impor yang paling tinggi dengan persentase terhadap total nilai impor nenas dunia sebesar 37,77 persen. Jepang menjadi salah satu negara di Asia dengan nilai impor nenas terbesar dengan persentase terhadap total nilai impor dunia sebesar 4,28 persen. Hingga saat ini Jepang merupakan mitra perdagangan yang sangat penting bagi Indonesia untuk komoditi nenas dan komoditi lainnya.

Berdasarkan tabel 4.2, tujuh negara pengimpor nenas terbesar adalah negara di benua Eropa, yaitu Uni Eropa, Belgia, Jerman, Belanda, Italia, Inggris dan Spanyol. Pasar Eropa yang sangat besar tersebut seharusnya menjadi peluang emas bagi nenas asal Indonesia, namun saat ini volume perdagangan nenas antara Indonesia dan Eropa belum optimal, salah satu penyebabnya adalah adanya persyaratan dan standar mutu yang sangat ketat untuk memasuki pasar Eropa.

Hambatan yang dimiliki Indonesia saat ini untuk memasuki pasar Eropa berupa hambatan Non-Tarif (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Deptan 2010)2 yang antara lain :

 Standar pemasaran untuk kualitas dan pelabelan buah-buahan dan sayur- sayuran ditetapkan dalam peraturan dasar European Countries (EC) 2200/96 (tanggal 28 Oktober 1996), dalam kerangka Common Agricultural Policy

(CAP). Berbagai produk yang tidak sesuai dengan standar tersebut dilarang masuk pasar.

 Berdasarkan peraturan EC 1148/2001 bahwa seluruh pengiriman impor buah dan sayuran segar dari berbagai negara di luar Uni Eropa dan yang terkait dengan standar pemasaran negara- negara Uni Eropa harus meminta Sertifikat Pemenuhan yang resmi sebelum pengiriman tersebut diizinkan untuk memasuki pasar Uni Eropa.

 Impor buah dan sayuran segar ke Uni Eropa harus sesuai dengan perundang- undangan untuk Maximum Residue Limits (MRLs) akan sejumlah besar pestisida. Batas maksimal untuk residu pestisida di dalam dan pada berbagai produk yang berasal dari perkebunan, termasuk buah dan sayuran. Ditetapkan dalam instruksi 90/642/EEC.

 Peraturan phytosanitary dan perlindungan perkebunan yang ditetapkan dalam peraturan EC 2002/89. Sertifikat phytosanitary merupakan sebuah dokumen resmi yang menjamin bahwa produk yang diuraikan di dalamnya telah diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditentukan, dianggap bebas dari hama

2

Strategi Bagaimana Memasuki Pasar Eropa dengan Standar yang Ditentukan [http:// agribisnis.deptan.go.id/]

karantina dan memenuhi peraturan terkini dari negara pengimpor. Jika impor buah dan sayuran segar tidak memenuhi persyaratan, pengiriman tersebut tidak dapat memasuki pasar Uni Eropa.

Perdagangan nenas dunia tentu tidak terlepas dari harga. Perbedaan harga komoditi di setiap negara menjadi salah satu penyebab dilakukannya ekspor atau impor. Perbandingan harga nenas Indonesia dan beberapa negara pesaing dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Harga Produsen Beberapa Negara Penghasil Nenas Tahun 2008

No. Negara Harga (US$/Ton)

1. Kostarika 630,6 2. Malaysia 284,2 3. Indonesia 221,7 4. Brazil 213,9 5. Thailand 125,2 6. Filipina 117,4 Sumber : FAOSTAT 2011

Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa pada tahun 2008 harga produsen untuk nenas Indonesia masih tergolong mahal, yaitu senilai US$ 221,7 perton. Harga nenas Indonesia ini lebih tinggi dari harga negara pesaing dari Asia Tenggara yaitu Thailand dan Filipina. Harga nenas Filipina yang murah yaitu hanya US$ 117,4 perton menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Filipina menjadi salah satu negara pengekspor nenas terbesar di pasar internasional saat ini. Harga nenas Kostarika paling tinggi dibandingkan harga nenas dari negara lain yaitu US$ 630,6 perton, namun hal itu justru menyebabkan Kostarika memperoleh pendapatan yang tinggi dari ekspor nenas dan menjadi negara dengan nilai ekspor nenas terbesar di dunia saat ini.

4.1.1 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Singapura

Singapura selain menjadi negara pengimpor nenas juga menjadi negara pengekspor nenas walaupun jumlahnya lebih sedikit dari ekspornya. Pada tahun 2008 total volume impor nenas Singapura sebanyak 16.595,42 ton dengan nilai mencapai US$ 4.767.035. Impor nenas tersebut terutama berasal dari negara Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia. Nilai impor nenas dari Indonesia tahun 2008 adalah sebesar US$ 15.272. Buah-buahan lain yang diimpor dari Indonesia antara lain alpukat, jambu, mangga, manggis, anggur, dan melon. Singapura memiliki regulasi yang ketat mengenai produk impor. Menurut Agry Food and Veterinary Authority of Singapore (AVA) untuk setiap produk pertanian impor di Singapura antara lain harus memiliki izin dan lisensi dalam bentuk dokumen dari pihak yang terkait, harus lolos uji residu pestisida dan bahan kimia sesuai standar FAO/WHO, memenuhi standar kebersihan yaitu tidak mengandung organisme apapun, dan kemasan harus mencantumkan nama produsen, alamat lengkap produsen, deskripsi produk yang ada di dalam kemasan, dan informasi lain yang diperlukan. Biaya yang dikenakan pada sayur dan buah impor adalah S$3 perconsignment3.

4.1.2 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Jepang

Jepang adalah salah satu negara pengimpor nenas terbesar di dunia. Pada tahun 2009 total volume impor nenas Jepang sebanyak 144.475,3 ton dengan nilai mencapai US$ 99.455.116. Impor nenas tersebut terutama berasal dari negara

3

Filipina, Taiwan, Thailand dan Sri Lanka. Selain nenas, buah-buahan yang diimpor antara lain anggur, jambu, mangga, manggis, melon dan alpukat.

Menurut Departemen Perdagangan (2011), Indonesia mendapat fasilitas Bea Masuk nol persen untuk nanas segar dengan kuota 100 ton pada 2008 dan naik 50 ton setiap tahun hingga tahun 2012 berdasarkan hasil kesepakatan

Indonesia Japan-Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang mulai berlaku 1 Juli 2008. Namun hingga saat ini belum ada perusahaan yang meminta kuota ekspor tersebut, salah satu penyebabnya adalah adanya persyaratan teknis yang dianggap sulit dipenuhi. Jepang memiliki regulasi yang sangat ketat mengenai produk impor. Peraturan produk impor di Jepang dikeluarkan oleh Japan External Trade Organization (JETRO) yang antara lain menyebutkan bahwa untuk setiap produk pertanian impor diberlakukan karantina untuk mencegah adanya penyebaran hama dan serangga dan dilakukan uji terhadap adanya residu bahan kimia pada produk.

4.1.3 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara di Timur Tengah yang memiliki kekuatan ekonomi kedua terbesar setelah Arab Saudi. Dalam kerjasama ekonomi, nilai perdagangan RI dan Uni Emirat Arab saat ini mencapai US$ 1,5 milyar sedangkan investasi UEA di Indonesia mencapai lebih dari US$ 6 milyar. Penduduk UEA memiliki daya beli yang tinggi sedangkan produksi dalam negeri tidak mencukupi, bahkan sekitar 85 persen produk makanan UEA diimpor dari negara lain dengan tarif bea masuk secara umum 0-5 persen. Nenas menjadi salah

satu buah yang diimpor dari Indonesia selain anggur dan melon. Pada tahun 2008 total volume impor nenas Uni Emirat Arab sebanyak 10.683.241 ton dengan nilai mencapai US$ 3.791.288. Impor nenas tersebut terutama berasal dari Filipina, Malaysia, Afrika Selatan, Sri Lanka dan Ghana. Uni Emirat Arab memiliki regulasi yang cukup ketat mengenai produk impor. Beberapa syarat umum dan standar impor produk makanan dan pertanian ke Uni Emirat Arab menurut Public Health Department of Dubai Municipality antara lain harus memenuhi standar ISO atau GCC, harus memiliki sertifikat kesehatan, sertifikat halal, sertifikat

phytosanitary, labelling yang memuat informasi yang lengkap mengenai produk, dan sebagainya.

4.1.4 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) adalah mitra perdagangan yang penting bagi Indonesia, salah satu sebabnya dikarenakan AS merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak yang menjadi pasar potensial bagi ekspor komoditi dari Indonesia. Pada tahun 2009, total nilai impor AS dari Indonesia adalah sebesar US$ 13,65 milyar atau sekitar 0.85 persen dari total impor AS. Amerika Serikat menjadi salah satu negara pengekspor nenas terbesar di dunia sekaligus salah satu pengimpor nenas terbesar di dunia. Pada tahun 2008, volume impor nenas AS sebanyak 484.154,9 ton dengan nilai mencapai US$ 531.854.092. Impor nenas tersebut terutama berasal dari negara benua Amerika lainnya seperti Kostarika, Ekuador, Meksiko, Honduras, dan Guatemala. Buah-buahan lain yang juga diimpor oleh AS selain nenas adalah melon, anggur, jambu, mangga, manggis,

dan alpukat. Peraturan dan standar impor di Amerika Serikat antara lain mensyaratkan bahwa produk pertanian impor termasuk buah-buahan segar harus memenuhi standar berupa kualitas, ukuran, kematangan, dan grade yang disertifikasi oleh The Agricultural Marketing Services (AMS).

4.1.5 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Malaysia

Malaysia adalah negara yang secara geografis dekat dengan Indonesia sehingga perdagangan antarkedua negara terus berkembang, baik dalam ekspor/impor migas dan non migas. Neraca perdagangan kedua negara dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Neraca Perdagangan Indonesia-Malaysia Periode 2004 – 2008 (dalam Ribu US$)

URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 TREND (%) 2004-2008 TOTAL PERDAGANGAN 4.697.993,5 5.579.825,7 7.304.091,1 11.507.990,8 15.354.841,1 36,24 MIGAS 666.870,1 885.719,9 1.909.749,5 4.764.982,7 5.439.125,8 80,04 NON MIGAS 4.031.123,4 4.694.105,9 5.394.341,6 6.743.008,1 9.915.715,3 24,14 EKSPOR 3.016.048,0 3.431.299,7 4.110.757,5 5.096.063,5 6.432.551,9 21,05 MIGAS 145.908,0 122.250,5 321.162,8 502.946,0 448.061,5 44,17 NON MIGAS 2.870.139,9 3.309.049,2 3.789.594,7 4.593.117,5 5.984.490,4 19,69 IMPOR 1.681.945,6 2.148.526,0 3.193.333,6 6.411.927,3 8.922.289,2 55,75 MIGAS 520.962,1 763.469,4 1.588.586,7 4.262.036,7 4.991.064,3 86,62 NON MIGAS 1.160.983,5 1.385.056,7 1.604.746,9 2.149.890,6 3.931.224,9 33,36 NERACA PERDAGANGAN 1.334.102,4 1.282.773,7 917.423,9 -1.315.863,8 -2.489.737,3 0,00 MIGAS -375.054,1 -641.218,8 -1.267.423,9 -3.759.090,7 -4.543.002,8 96,54 NON MIGAS 1.709.156,5 1.923.992,5 2.184.847,8 2.443.226,9 2.053.265,6 6,25

Sumber : Badan Pusat Statistik 2011(diolah Pusdata Departemen Perdagangan)

Malaysia mengimpor buah-buahan lain dari Indonesia selain nenas, seperti alpukat, jambu, manggis, anggur, melon dan apel. Untuk impor nenas sendiri,

pada tahun 2008 nilai impor nenas Malaysia mencapai US$ 403.638 dengan volume 207.113,6 ton. Impor tersebut terutama berasal dari Thailand dengan nilai US$ 349.398 atau 86,56 % dari total impor nenas Malaysia. Peraturan dan standar impor Malaysia antara lain mensyaratkan adanya sertifikasi phytosanitary

terutama bagi produk pertanian untuk mencegah adanya residu pestisida dan penyakit dari negara asal produk impor. Izin untuk impor harus dibuat di Director of Crop Protection Branch, Department of Agriculture, Malaysia.

4.1.6 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Macao

Macao adalah salah satu wilayah administratif Republik Rakyat China yang diberikan otonomi dalam segala bidang kecuali dalam hubungan luar negeri dan pertahanan. Macao merupakan pasar yang potensial untuk produk pertanian akibat keterbatasan kegiatan pertanian di negara tersebut. Macao merupakan negara yang menerapkan pasar bebas sehingga tidak ada restriksi atau tarif yang diberlakukan pada produk impor. Buah-buahan yang diimpor Macao dari Indonesia selain nenas antara lain jambu, mangga, manggis, dan anggur. Total impor nenas Macao pada tahun 2008 adalah sebesar US$ 229.356 yang terutama berasal dari Filipina dengan nilai US$ 161.615 atau mencapai 70,46 % dari total impor nenas Macao. Nilai impor nenas Macao dari Indonesia tahun 2008 berada pada posisi ke delapan yaitu hanya sebesar US$ 177.

4.2 Kondisi Budidaya Nenas Dalam Negeri

Dokumen terkait